Senin, 28 November 2011

Lima Kiat Menghadapi Persoalan Hidup

Bismillaahirrahmanirrahiim,



Saudaraku, kali ini kita membahas kembali kiat-kiat untuk menyikapi persoalan hidup. Yang menjadi persoalan bagi kita sebetulnya bukan masalah yang kita hadapi, tetapi sikap terhadap masalah tersebut.

Karena dengan persoalan yang sama, sikap orang bisa berbeda-beda. Kalau kita tidak trampil dalam menyikapi setiap persoalan, maka hidup ini akan menjadi perpindahan dari penderitaan yang satu ke

penderitaan yang lain. Berikut ini kiat-kiat untuk menghadapi

persoalan hidup:





1. Siap



Qolbu harus siap menghadapi yang cocok dengan keinginan; juga siap menghadapi yang tidak cocok dengan keinginan kita. Karena hidup ini tidak selamanya cocok dengan keinginan. Ingin banyak uang yang

terjadi banyak hutang. Begitu banyak yang tidak kita inginkan terjadi. Tetapi ternyata yang jelek menurut kita belum tentu jelek menurut Allah. Karena siapa tahu Allah akan menggantikan yang lebih

baik. Wa `asaa an takrahuu syai-aw wa huwa khairul lakum wa `asaa an tu hibbuu syai-aw wa huwa syarrul lakum – Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia lebih baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai

sesuatu padahal ia buruk bagimu . Tugas kita hanya dua: meluruskan niat, dan menyempurnakan ikhtiar. Yang terbaik hanyalah Allah Yang Maha Tahu. Punya keinginan adalah hal yang baik, tetapi kalau kita

merasa tahu atas yang terbaik, itu bukan sikap orang yang beriman.



2. Ridha.



Kita harus ridha/rela dengan ketentuan Allah yang telah ditetapkan.Karena, walaupun kita tidak ridha, ketetapan itu toh telah terjadi.Sebagian orang menderita bukan karena kenyataan, tetapi karena tidak mau menerima kenyataan. Hati yang mendongkol karena keinginan kita tidak tercapai, tidak akan menyelesaikan masalah. Kalau sesuatu

sudah terjadi, maka yang teringat adalah bagaimana mensikapinya dengan sikap terbaik. Jadikan hal tersebut bermanfaat buat diri kita, dan hati realistis ridha menerima kenyataan. Karena setiap

kejadian terjadi atas izin Allah, dan Allah tidak akan pernah dzalim kepada hamba-hambanya. Ridha bukan berarti pasrah, tetapi keterampilan mental untuk realistis. Kita tidak dapat memaksa setiap kejadian harus sesuai dengan keinginan, tetapi kita bisa memaksa diri untuk menyikapi kejadian dengan sikap terbaik kita.



3. Jangan mempersulit diri.



Andaikata kita mau jujur, kita lebih banyak menderita karena pikiran karangan kita sendiri daripada kenyataan. Kita sering mendramatisir masalah dan menghabiskan waktu untuk melayani angan-angan sendiri.

Di negeri ini sedang banyak masalah, oleh karena itu jangan menyikapi masalah dengan sikap yang bisa menimbulkan masalah baru.Jika suatu saat ada masalah, maka mudahkan jangan dipersulit, karena Allah tidak akan membebani hamba kecuali sesuai dengan kemampuannya.





4. Evaluasi diri



Allah telah berfirman yang artinya "Allah tidak mencipkatan ini dengan sia-sia". Jadikan setiap yang terjadi menjadi bahan untuk mengevaluasi diri ke arah yang lebih baik. Jadikan sebagai cermin untuk evaluasi kekurangan kita selama ini, dan cambuk untuk selalu berusaha meningkatkan kemampuan. Sekiranya kita ditimpa suatu musibah, maka kita harus selalu bertanya mengapa hal itu terjadi, segera lakukan evaluasi diri dan carilah hikmah yang bisa dipetik.



5. Hanya Allah sebagai sandaran



Wa may yattaqillaaha yaj'al lahuu makhrajaa – Barang siapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia menjadikan jalan keluar baginya, Wa yarzuqhu min haitsu laa yahtasibu wa may yatawakkal `alallaahi fa huwa hasbuhuu – Dan Dia akan memberikan rizki kepadanya dari arah yang tidak disangka-sangka, Dan barang siapa bertawakal kepada Allah

niscaya Dia mencukupkannya.



Persoalan yang kita hadapi sebenarnya sarana untuk dapat memperbaiki diri, ilmu wawasan bertambah, pengalaman bertambah dan kematangan kita bertambah. Diberi nikmat dia bersyukur, syukur itu kebaikan.

Diberi ujian dia bersabar, sabar itu kebaikan. Tidak ada yang kita takuti dalam hidup ini kecuali takut kita tidak bisa mengevaluasi diri, takut tidak sabar dan takut tidak bisa dekat dengan Allah SWT.

Masalah terbesar dalam hidup kita, adalah ketika tidak berhasil memperbaiki diri dan tidak bisa mendekat kepada Allah Yang Maha Menolong hamba-hambanya.



Alhamdulillaahirobbil'alamin



---------------------------------------------------------------------

Rangkuman Pengajian Majelis Manajemen Qolbu, Masjid Istiqlal 11 Mei

2003.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar