Minggu, 26 Februari 2012

Surat untuk Tulang Rusukku yang hilang

Ukhti..

Kau mungkin agak lelah dalam penantian, tapi yakinlah bahwa aku kan datang menjemputmu. Bukan bak pangeran berkuda putih yang gagah atau pun bak pujangga yang melamrmu dengan sejuta puisi. Ku akan menjemputmu dengan sebuah kesederhanaan untuk membawamu membangun cinta dalam naunganNya.

Ukhti..

Kau lah tulang rusukku yang hilang, maka bersabarlah sampai ku datang menyempurnakan dien kita. Kau lah bidadariku kelak, maka jagalah izzah mu sampai ku datang dengan gagah pada ke dua orang tuamu. Bukan untuk mengajakmu menyenangkan syetan dalam maksiat.

Ukhti..

Nantilah aku dengan penuh ketenangan. Tenangmu bukan berarti diam tanpa arti. Tenangmu bukan berarti hanya menunggu termenung. Namun tenangmu adalah doa dan tawakal kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Ukhti.. Sabarlah dalam penantianmu. Ku tahu kau setegar Fatimah, secerdas Aisyah namun kau tak seberani Khadijah yang berani melamar Rasulullah Alaihi Wasallam lebih dulu. Tapi aku yakin, di balik ketidak beranianmu tersimpan sejuta arti untuk pangeranmu kelak.

Ukhti..

Jagalah Iffahmu sebelum ku jemput. Jagalah hijjabmu tuk senantiasa terperihara. Bukan untukku, tapi untuk dirimu sendiri. Tapi hati ini tak mampu menolak, kau begitu mempesona saat kau halal untukku kau di balut jilbab yang begitu indah.

Ukhti..

Dekatkanlah dirimu kepada Allah sebelum kau mendekat padaku nanti. Dia lah yang lebih tau yang terbaik untukmu,Dia lah yang mampu mendekatkan hati kita, Dia lah yang mampu membolak-balikkan kita. Maka senantiasalah serahkan hatimu untukNya.

Ukhti..

Kau lah bidadariku. Maka percantiklah dirimu dalam penantian dengan memperbaiki dirimu, dengan memperbanyak ilmu. Karna ku yakin dan kau pun yakin, wanita yang baik untuk laki-laki yang baik.

Yakinlah yaa ukhti fillah..Sang Sutradara kehidupan sedang memberikanmu jalan untuk menggapai Jannah-Nya.

Wallahua’lam bi Shawwab
fanspage facebook...

~ DAN YANG INIPUN AKAN BERLALU ~

Bismillahirr Rahmanirr Rahim ...

Alkisah ada seorang raja yang terkenal dengan kebijaksanaannya.

Dan pada suatu hari, sang raja meminta kepada tukang emasnya yang sudah tua renta untuk menuliskan sesuatu di dalam cincinnya.

Raja berpesan, “Tuliskanlah sesuatu yg bisa kamu simpulkan dari seluruh pengalaman & perjalanan hidupmu, supaya itupun bisa menjadi pelajaran untuk hidup saya”.

Berbulan-bulan si tukang emas yang tua itu membuat cincinnya, lalu lebih sulitnya menuliskan apa yang penting di cincin emas yang kecil itu.

Akhirnya setelah berdoa & berpuasa, si tukang emas itupun menyerahkan cincinnya pada sang raja.

Dan dengan tersenyum, sang raja membaca tulisan kecil di cincin itu. Bunyinya,
“THESE TOO, WILL PASS” = (“DAN YANG INIPUN AKAN BERLALU”).

Awalnya sang raja tidak terlalu paham dengan apa yang tertulis di sana.

Tapi, suatu ketika, tatkala menghadapi persoalan kerajaan yang pelik, akhirnya ia membaca tulisan di cincin itu & ia pun menjadi lebih tenang, “Dan inipun akan berlalu.”

Dan tatkala ia sedang ber-senang-senang, ia pun tak sengaja membaca tulisan di cincin itu, “Dan inipun akan berlalu.” lantas ia menjadi rendah hati kembali.

BETUL !!!

Ketika kita lagi punya masalah besar ataupun sedang lagi kondisi terlalu gembira, ingatlah kalimat itu, “Dan inipun akan berlalu.”

Kalimat ini, kalau direnungkan dengan bijak akan mengantarkan diri kita pada keseimbangan hidup.

--- Tidak ada satupun yang langgeng.---

Jadi, ketika kita punya masalah, tidaklah perlu terlalu bersedih.
Tapi, tatkala kita lagi senang, nikmatilah selagi kita bisa senang

Ingatlah….

Apapun yang kita hadapi saat ini, semuanya akan berlalu.
“THESE TOO, WILL PASS” = (“DAN YANG INIPUN AKAN BERLALU”).

Semoga Bermanfaat..fanspage kembang anggrek

"Semua Terjadi Atas Suatu Alasan"

Dari 43.000 pelamar, terseleksi 10.000 orang,
dan kini aku menjadi bagian dari 100 orang
yang berkumpul untuk penilaian akhir.
Ada simulator, uji klaustrofobi ,
latihan ketangkasan, percobaan mabuk udara.
Siapakah di antara kami yg bisa melewati ujian akhir ini?

Tuhan, biarlah diriku yg terpilih, begitu aku berdoa....
Lalu tibalah berita yg menghancurkan itu.
NASA memilih Christa McAufliffe.
Aku kalah. Impian hidupku hancur.
Aku mengalami depresi.

Rasa percaya diriku lenyap,
dan menggantikan kebahagiaanku.
Aku mempertanyakan semuanya.
Kenapa Tuhan? Kenapa bukan aku?
Bagian diriku yg mana yg kurang?
Mengapa aku diperlakukan kejam?
Aku berpaling pada Ayahku.
Katanya, “Semua terjadi atas suatu alasan....”

Selasa, 28 Januari 1986,
Hari yg sebenarnya telah kuimpikan selama 25tahun,
aku berkumpul bersama teman2 untuk melihat peluncuran Challenger.
Saat pesawat itu melewati menara landasan pacu, aku menantang impianku
untuk terakhir kali.

TUHAN, aku bersedia melakukan apa saja
agar berada di dalam pesawat itu.
Kenapa bukan aku....!!????

73 detik kemudian...,
Tuhan menjawab semua pertanyaanku
dan menghapus semua keraguanku saat Challenger MELEDAK !!,
dan menewaskan semua penumpang....

Aku teringat kata2 ayahku,
"SEMUA TERJADI KARENA SUATU ALASAN...".

Aku tidak terpilih dalam penerbangan itu,
walaupun Aku sangat menginginkannya
karena TUHAN memiliki alasan lain
untuk kehadiranku di bumi ini.
Aku memiliki misi lain dalam hidup.
Aku tidak kalah, aku lebih dari pemenang....
Aku dijinkan Tuhan untuk hidup lebih panjang....

Aku menang karena aku telah kalah....
Aku, Frank Slazak, masih hidup untuk bersyukur
pada Tuhan karena tdk semua doaku dikabulkan.

TUHAN menjawab doa kita dg 3 cara :

TUHAN mengatakan YA; maka kita
akan MENDAPATKAN APA YG KITA MINTA.....
TUHAN mengatakan TIDAK; maka kita
akan mendptkan yg LEBIH BAIK,
TUHAN mengatakan TUNGGU; maka kita
akan mendptkan yg TERBAIK sesuai dg kehendak-NYA.

TUHAN tidak pernah terlambat,
DIA juga tidak tergesa gesa..
DIA selalu tepat waktu....
Ya, selalu tepat waktu
hanya terkadang manusia
terlalu egois untuk mendapatkan semua
padahal belum tentu apa yang di inginkannya
lebih baik dari yang tercatat disuratan taQdir illahi..

Sahabatku..
Katakanlah, " Aku percaya padamu Tuhan,
karena engkaulah sumber kekuatan dalam hidupku".
fanspage cerita renungan inspiratif

Untuk MengHILANGkan rasa CINTA yang tidak PERLU, maka Bedo'alah :

"Ya Allah, aku terima kondisiku yang sulit melupakannya dan masih menyayanginya, maka terimalah aku dan ibadah2ku ya Allah. (tarik nafas yang dalam perlahan, tahan 3 detik, lalu hembuskan sambil istighfar perlahan)

Ya Allah, aku maafkan hadirnya rasa sayang yang tidak layak ini, aku maafkan dirinya yang sulit kulupakan, aku maafkan diriku yang terjebak dalam rasa cinta yang menggelisahkan, maka maafkanlah ia dan maafkanlah aku...(tarik nafas yang dalam perlahan, tahan 3 detik, lalu hembuskan sambil istighfar perlahan)

Ya Allah, aku lepaskan rasa sayang ini dari ku, maka lepaskanlah rasa sayang yang tak layak ini dariku, aku adalah aku, dia adalah dia, aku adalah aku, rasa sayang kepadanya bukanlah aku. Aku adalah hamba yang hanya bergantung padaMu dan berharap kasih sayang Mu..(.tarik nafas yang dalam perlahan, tahan 3 detik, lalu hembuskan sambil istighfar perlahan)

Ya Allah, aku serahkan urusan hati ini sepenuhnya kepadaMu, maka serahkanlah ketetapanMu yang terbaik kepadaku...dan sayangilah aku dalam peluk kasih sayangMu...(tarik nafas yang dalam perlahan, tahan 3 detik, lalu hembuskan sambil istighfar perlahan)

Aamiin...(tarik nafas yang dalam perlahan, tahan 3 detik, lalu hembuskan sambil ucapkan hamdalah)

Wallahu alam bish-showab

Selamat Mencoba,copas dari Spiritual Sinergi Semesta (S3)

Lirik Muslimah - Nazrey Johani

Muslimah Versi Nazrey Johani


Oh muslimah
Allah cinta kepadamu
Rasulullah kasih kepadamu
Oh muslimah
Berbahagialah kau telah dilahirkannya dengan mulia

Subhanallah
Tuhan telah berkati wanita yang cukup ilmu
Rendah hati

Oh muslimah
busanamu menutup rapi
auratmu kau lindungi dengan indahnya

Oh muslimah
kau rajin memuji
Islam kau jadikan ikutan sejati

Oh muslimah
memandangmu menyejuk hati
menundukkan nafsu hati yang goyah
Keayuan wanita solehah indah peribadi
Tulus hatinya

Oh muslimah
Kecantikan yang sebenar
Pada tutur kata penuh berhikmah

Mempertahan kehormatan dirimu
dengan pakaian mentaati Allah

Oh muslimah
Kau masuk ke syurga
Solat lima waktu dan berpuasa
Menundukkan pandangan matamu
Mentaati suami yang tercinta

Oh muslimah
Kau rajin mengaji
Islam kau jadikan
Ikutan sejati

Selasa, 21 Februari 2012

::: MENDETEKSI SEHATNYA QOLBU (HATI) :::

Qalbu yang sehat memiliki beberapa tanda, sebagaimana yang disebutkan oleh al-Imam Ibnu Qayyim . Dan di antara tanda-tanda tersebut adalah mampu memilih segala sesuatu yang bermanfaat dan memberikan kesembuhan.

Dia tidak memilih hal-hal yang berbahaya serta menjadikan sakitnya qalbu. Sedangkan tanda qalbu yang sakit adalah sebaliknya. Santapan qalbu yang paling bermanfaat adalah keimanan dan obat yang paling manjur adalah al-Qur'an, berzikir dan menegakkan qiyamul lail.


Selain itu, qalbu yang sehat memiliki karakteristik sebagai berikut:


1.Mengembara ke Akhirat

Qalbu yang sehat mengembara dari dunia menuju ke akhirat dan seakan-akan telah sampai di sana. Sehingga dia merasa seperti telah menjadi penghuni akhirat dan putra-putra akhirat. Dia datang dan berada di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing, yang mengambil sekedar keperluannya, lalu akan segera kembali lagi ke negeri asalnya.

Nabi SAW bersabda, "Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau (musafir) yang melewati suatu jalan." (HR. al-Bukhari)

Ketika qalbu seseorang sehat, maka dia akan mengembara menuju akhirat dan terus mendekat ke arahnya, sehingga seakan-akan dia telah menjadi penghuninya. Sedangkan bila qalbu tersebut sakit, maka dia terlena mementingkan dunia dan menganggapnya sebagai negeri abadi, sehingga jadilah dia ahli dan hambanya.



2.Mendorong Menuju Allah Ta'ala

Di antara tanda lain sehatnya qalbu adalah selalu mendorong si empunya untuk kembali kepada Allah dan tunduk kepada-Nya. Dia bergantung hanya kepada Allah, mencintai-Nya sebagaimana seseorang mencintai kekasihnya. Tidak ada kehidupan, kebahagiaan, kenikmatan, kesenangan kecuali hanya dengan ridha Allah, kedekatan dan rasa jinak terhadap-Nya. Merasa tenang dan tentram dengan Allah, berlindung kepada-Nya, bahagia bersama-Nya, bertawakkal hanya kepada-Nya, yakin, berharap dan takut kepada Allah semata.


Maka qalbu tersebut akan selalu mengajak dan mendorong pemiliknya untuk menemukan ketenangan dan ketentraman bersama Ilah sembahan nya. Sehingga tatkala itulah ruh benar-benar merasakan kehidupan, kenikmatan dan menjadikan hidup lain daripada yang lain, bukan kehidupan yang penuh kelalaian dan berpaling dari tujuan penciptaan manusia. Untuk tujuan menghamba kepada Allah Ta'ala inilah surga dan neraka diciptakan, para rasul diutus dan kitab-kitab diturunkan.


Abul Husain al-Warraq berkata, "Hidupnya qalbu adalah dengan mengingat Dzat Yang Maha Hidup dan Tak Pernah Mati, dan kehidupan yang nikmat adalah kehidupan bersama Allah, bukan selain-Nya."

Oleh karena itu terputusnya seseorang dari Allah Ta'ala lebih dahsyat bagi orang-orang arif yang mengenal Allah daripada kematian, karena terputus dari Allah adalah terputus dari al-Haq, sedang kematian adalah terputus dari sesama manusia.



3.Tidak Bosan Berdzikir

Di antara sebagian tanda sehatnya qalbu adalah tidak pernah bosan untuk berdzikir mengingat Allah subhanahu wata¡¦ala. Tidak pernah merasa jemu untuk mengabdi kepada-Nya, tidak terlena dan asyik dengan selain-Nya, kecuali kepada orang yang menunjukkan ke jalan-Nya, orang yang mengingatkan dia kepada Allah subhanahu wata¡¦ala atau saling mengingatkan dalam kerangka berdzikir kepada-Nya.



4. Menyesal jika Luput dari Berdzikir

Qalbu yang sehat di antara tandanya adalah, jika luput dan ketinggalan dari dzikir dan wirid, maka dia sangat menyesal, merasa sedih dan sakit melebihi sedihnya seorang bakhil yang kehilangan hartanya.



5. Rindu Beribadah

Qalbu yang sehat selalu rindu untuk menghamba dan mengabdi kepada Allah subhanahu wata¡¦ala, sebagaimana rindunya seorang yang kelaparan terhadap makanan dan minuman.



6.Khusyu' dalam Shalat

Qalbu yang sehat adalah jika dia sedang melakukan shalat, maka dia tinggalkan segala keinginan dan sesuatu yang bersifat keduniaan. Sangat memperhatikan masalah shalat dan bersegera melakukannya, serta mendapati ketenangan dan kenikmatan di dalam shalat tersebut. Baginya shalat merupakan kebahagiaan dan penyejuk hati dan jiwa.



7.Kemauannya Hanya kepada Allah

Qalbu yang sehat hanya satu kemauannya, yaitu kepada segala sesuatu yang diridhai Allah subhanahu wata¡¦ala.



8. Menjaga Waktu

Di antara tanda sehatnya qalbu adalah merasa kikir (sayang) jika waktunya hilang dengan percuma, melebihi kikirnya seorang yang pelit terhadap hartanya.



9. Introspeksi dan Memperbaiki Diri

Qalbu yang sehat senantiasa menaruh perhatian yang besar untuk terus memperbaiki amal, melebihi perhatian terhadap amal itu sendiri. Dia terus bersemangat untuk meningkat kan keikhlasan dalam beramal, mengharap nasihat, mutaba'ah (mengontrol) dan ihsan (seakan-akan melihat Allah subhanahu wata¡¦ala dalam beribadah, atau selalu merasa dilihat Allah). Bersamaan dengan itu dia selalu memperhatikan pemberian dan nikmat dari Allah subhanahu wata¡¦ala serta kekurangan dirinya di dalam memenuhi hak-hak-Nya.



Demikian di antara beberapa fenomena dan karakteristik yang mengindikasikan sehatnya qalbu seseorang.


Dapat disimpulkan bahwa qalbu yang sehat dan selamat adalah qalbu yang himmah (kemauannya) kepada sesuatu yang menuju Allah subhanahu wata¡¦ala, mencintai-Nya dengan sepenuhnya, menjadikan-Nya sebagai tujuan. Jiwa raganya untuk Allah, amalan, tidur, bangun dan bicaranya hanyalah untuk-Nya. Dan ucapan tentang segala yang diridhai Allah lebih dia sukai daripada segenap pembicaran yang lain, pikirannya selalu tertuju kepada apa saja yang diridhai dan dicintai-Nya.


Berkhalwah (menyendiri) untuk mengingat Allah subhanahu wata¡¦ala lebih dia sukai daripada bergaul dengan orang, kecuali dalam pergaulan yang dicintai dan diridhai-Nya. Kebahagiaan dan ketenangannya adalah bersama Allah, dan ketika dia mendapati dirinya berpaling kepada selain Allah, maka dia segera mengingat firman-Nya,

"Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Rabbmu dengan hati yang puas lagi diridhoi-Nya." (QS. 89:27-28)



Dia selalu mengulang-ulang ayat tersebut, dengan harapan dia akan mendengarkannya nanti pada hari Kiamat dari Rabbnya. Maka akhirnya qalbu tersebut di hadapan Ilah dan Sesembahannya yang Haq akan terwarnai dengan sibghah (celupan) sifat kehambaan. Sehingga jadilah abdi sejati sebagai sifat dan karakternya, ibadah menjadi kenikmatannya bukan beban yang memberatkan. Dia melakukan ibadah dengan rasa suka, cinta dan kedekatan kepada Rabbnya.


Ketika disodorkan kepadanya perintah atau larangan dari Rabbnya, maka hatinya mengatakan, "Aku penuhi panggilan-Mu, aku penuhi dengan suka cita, sesungguhnya aku mendengarkan, taat dan akan melakukannya. Engkau berhak dan layak mendapatkan semua itu, dan segala puji kembali hanya kepada-Mu."


Apabila ada takdir menimpanya maka dia mengatakan,

" Ya Allah, aku adalah hamba-Mu, miskin dan membutuhkan-Mu, aku hamba-Mu yang fakir, lemah tak berdaya. Engkau adalah Rabbku yang Maha Mulia dan Maha Penyayang. Aku tak mampu untuk bersabar jika Engkau tidak menolongku untuk bersabar, tidak ada kekuatan bagiku jika Engkau tidak menanggungku dan memberiku kekuatan. Tidak ada tempat bersandar bagiku kecuali hanya kepada-Mu, tidak ada yang dapat memberikan pertolongan kepadaku kecuali hanya Engkau. Tidak ada tempat berpaling bagiku dari pintu-Mu, dan tidak ada tempat untuk berlari dari-Mu."


Dia mempersembahkan segalanya hanya untuk Allah subhanahu wata¡¦ala, dan dia hanya bersandar kepada-Nya. Apabila menimpanya sesuatu yang tidak dia sukai maka dia berkata, "Rahmat telah dihadiahkan untukku, obat yang sangat bermanfaat dari Dzat Pemberi Kesembuhan yang mengasihiku." Jika dia kehilangan sesuatu yang dia sukai, maka dia berkata, "Telah disingkirkan keburukan dari sisiku."


Semoga Allah Ta'ala memperbaiki qalbu kita semua, dan menjaganya dari penyakit-penyakit yang merusak dan membinasakan, Amin Ya Rabbal alamin.





Sumber: Mawaridul Aman al Muntaqa min Ighatsatil Lahfan fi Mashayid asy-Syaithan, penyusun Syaikh Ali bin Hasan bin Ali al-Halab

Terminal Pertemuan Kita Dengan Allah

Seorang hamba bertemu Allah swt di dua tempat pemberhentian. Yaitu berjumpa dengan-Nya di kala shalat. Dan kedua saat hamba menghadap Allah pada hari kiamat.

Siapa yang menunaikan hak-Nya di pertemuan pertama, maka ia telah membuka jalan kemudahan untuk pertemuan kedua.

Dan siapa yang meremehkan pertemuan pertama, maka ia telah menciptakan kesulitan bagi dirinya sendiri pada perjumpaan kedua.

Allah berfirman, “Dan pada sebagian malam, sujud dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang di malam hari. Sesungguhnya mereka (orang-orang kafir) menyukai kehidupan dunia dan mereka tidak memperdulikan kesudahan mereka, padahal itu merupakan hari yang berat.” Al Insan: 27-27.
(Al Fawaid, Ibnul Qayyim rahimahullah).

Saudaraku…
Shalat sejatinya merupakan moment special bagi seorang hamba. Karena pada saat itu ia sedang menghadap Dzat yang menjadi penguasa alam semesta ini.

Apa yang biasa dilakukan oleh seseorang ketika ia hendak menemui orang yang ia hormati, cintai dan senantiasa dirindukannya. Memiliki jabatan strategis. Punya tempat yang istimewa di hati masyarakat. Jangkauan kekuasaannya luas. Kekayaannya berlimpah. Sementara ia berharap sesuatu dari perjumpaan dengannya?.

Tentu, ia menyiapkan segala sesuatu dengan semaksimal mungkin. Membersihkan tubuh, mengenakan pakaian yang dipandang paling indah. Memilih minyak wangi yang paling semerbak dan seterusnya. Agar pertemuan dengannya berkesan dan menghasilkan apa yang diharapkannya.

Tapi mengapa, pada saat kita menghadap Allah swt lewat shalat, kesan itu seolah-olah sirna, hilang entah kemana. Tampilan luar juga diabaikan. Bukankah Dia merupakan Raja diraja? Bukankah Dia Penguasa alam semesta? Bukankah Dia adalah kekasih sejati kita? Barangkali karena kita tidak menghormati dan mensucikan-Nya serta menghargai pertemuan dengan-Nya. Sehingga saat menghadap-Nya, kita justru mengenakan pakaian yang lusuh, bau badan menyengat hidung. Tiada konsentrasi. Hati mengembara entah kemana. Dan kita pun tak tahu apa yang kita ucapkan ketika itu. Kita tak sadar bahwa kita sedang memohon sesuatu kepada-Nya. Kita tak memperhatikan kwalitas shalat kita. Tiada ruh dalam pelaksanaannya.

Shalat yang kita lakukan tak lebih dari sekadar runtinitas harian dan sebatas gerakan tubuh dari ruku’, sujud dan seterusnya. Jauh dari kata khusyu’ dan tuma’ninah. Amaliyah zahir, tanpa penghayatan batin. Beban dan persoalan hidup yang mendera jiwa kita seperti; hutang, tagihan kontrakan, kemelut keluarga, permasalahan di tempat kerja dan lain sebagainya terkadang muncul dan terbayang di benak. Padahal di luar shalat, hal yang demikian itu dapat kita lupakan.

Semestinya kita sadar bahwa shalat merupakan symbol dari amal-amal shalih kita. Baik tidaknya shalat yang kita lakukan akan sangat berpengaruh pada amal-amal kita lainnya.

Saudaraku..
Allah swt berfirman, “Hari ketika manusia menghadap Tuhan semesta alam.” Al Muthaffifin; 6.

Setiap kali ayat di atas dibaca atau didengarnya, Abdullah bin Umar ra tak mampu membendung kedua air matanya meleleh. Karena ia mampu menghadirkan gambaran sulit dan mencekam saat berdiri menghadap Allah, Rabb semesta alam.

Saat itu manusia dikumpulkan di padang Mahsyar dalam keadaan yang sangat mengerikan. Mereka berdiri menghadap Allah swt tanpa beralas kaki, telanjang bulat tanpa sehelai kainpun yang melekat di tubuh dan dalam keadaan belum dikhitan.

Imam Muslim meriwayatkan, bahwa Aisyah pernah bertanya, “Wahai Rasulullah berarti laki-laki dan perempuan dapat melihat aurat satu sama lainnya?.” Beliau bersabda, “Duhai Aisyah, urusan pada hari itu lebih dahsyat dari sekadar melihat aurat lawan jenis.”

Di dunia pun, jika musibah besar melanda, seperti; tsunami, gempa bumi, angin putting beliung, tanah longsor dan yang senada dengan itu. Manusia sibuk menyelamatkan diri dan tak menghiraukan apa yang terjadi di alam sekitarnya. Bahkan mereka lupa dengan keadaan diri mereka. Yang terpenting adalah cari jalan selamat dari bencana. Jika itu yang diperbuat oleh manusia menghadapi bencana kecil di dunia, bagaimana dengan bencana besar di akherat kelak?

Terlebih dalam riwayat Ahmad disebutkan bahwa matahari akan didekatkan sejarak satu atau dua mil.

Jarak antara bumi dan matahari berdasarkan teori ilmu Fisika yang kita pelajari dulu adalah 93.026.724 mil atau 149.680.000 km.

Itu artinya di padang Mahsyar jarak matahari dengan kepala manusia hanya sekitar 1,6 km. Subhanallah, tak terbayangkan seperti apa panasnya matahari ketika itu. Padahal mereka menunggu giliran dihisab oleh-Nya, bukan semenit atau dua menit. Tapi dalam waktu yang sangat lama.

Abu Hurairah ra pernah meriwayatkan bahwa Nabi saw pernah bersabda kepada Basyir Al Ghifari, “Apa yang akan kamu perbuat saat manusia berdiri menghadap Rabb semesta alam di sana (padang Mahsyar) selama tiga ratus tahun dari hari-hari di dunia. Tiada berita apapun yang didengar dari langit dan tiada perintah apapun yang diterima.” Basyir berkata, “Allahul Musta’an” dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya. Nabi saw bersabda, “Untuk itu (wahai Basyir), jika kamu hendak membaringkan tubuhmu di atas tempat tidur, mohonlah perlindungan kepada Allah dari kepayahan hari kiamat dan keburukan hisab.”

Bisa dibayangkan saudaraku…
Di musim panas, dengan jarak matahari yang demikian jauh, bila kita berada di sebuah padang atau alam bebas tanpa ada pepohonan yang melindungi kita dari sengatan matahari. Atau tiada atap yang memayungi kita dan seterusnya. Maka kita rasakan waktu sedetik ibarat satu tahun. Karena keringat membasahi tubuh kita. Kegerahan menyapa, ketidak nyamanan melanda. Dan emosi memenuhi relung hati. Lalu bagaimana dengan waktu 300 tahun di padang Mahsyar menunggu nasib kita yang belum jelas kesudahannya.

Dari keterangan Rasul junjungan, kita dapat menarik kesimpulan bahwa saat matahari didekatkan sejarak satu mil, maka kadar keringat mereka berbanding lurus dengan amal-amal shalih yang telah diperbuat atau dosa dan kesalahan yang mereka ukir di dunia. Di antara mereka ada yang keringatnya mencapai dua mata kakinya. Ada yang sampai kedua betisnya. sampai lutut, pinggang, pundak, telinga, mulut dan bahkan ada yang tenggelam dalam keringatnya.

Saudaraku…
Jika kita ingin dimudahkan urusan kita di akherat sana, saat kita berdiri menghadap-Nya di padang Mahsyar yang sarat dengan kesusahan, kesulitan, penderitaan dan kepiluan itu, mari kita perbagus dan perindah pertemuan kita dengan-Nya di dunia sewaktu shalat.

Sebelum jauh-jauh kita membicarakan amal-amal shalih yang lain, mari kita mulai dari shalat kita. Karena ia adalah penentu. Karena ia adalah parameter. Karena ia adalah ukuran. Tentang jatidiri kita di hadapan-Nya. Dan bagaimana masa depan kita di sana.

Orang yang tulus mencintai seseorang, tentu ia selalu ingin berdekatan dan berjumpa dengannya serta merindukannya.
Maka jika kita tulus mencintai-Nya, maka kita tidak cukup bertemu dan berdua-duan dengan-Nya lima waktu dalam sehari semalam. Tentu kita ingin lebih banyak bertemu dan berkhalwah dengan-Nya. Maka shalat-shalat sunnah, terlebih shalat malam semestinya tidak pernah terlewat dari kehidupan kita. Semoga demikian adanya.

Ya Rabb, hadirkan kekhusyuan dalam ibadah shalat yang kami lakukan dan mudahkanlah urusan kami di akherat sana. Aamiin.

Sumber:Status Ustadz Abu Ja’far
(http://www.facebook.com/profile.php?id=100000992948094)

Aku masih setia menantimu,,,Duhai CALON IMAMKU ♥ ♥

“Dimana dia ya Allah….???? Seorang laki-laki yang telah kau janjikan untukku. Seorang laki-laki sebagai penyempurna agamaku, penjaga ketaatanku sekaligus penggenap langkah dakwahku….??????”

Lelah… dan teramat letih…!!!

Jika hati ini mencoba mengeja setiap rencana Allah. Tapi satu keyakinan yang akan terus membuatku tersenyum di tengah hati yang semakin lelah. Janji Allah mungkin tidak datang dengan “SEGERA”. Tapi akan selalu datang dengan “PASTI”. Seperti apa yang telah Allah janjikan dalam surat An-Nur : 26. Sekarang, aku memang tidak tahu siapa dirimu dan dimana keberadaanmu. Tapi aku yakin, kau akan dipertemukan Allah denganku saat masing-masing kita telah baik di mata Allah.

Jika aku menginginkan kau seorang yang baik dimata Allah, maka izinkanlah aku untuk selalu memperbaiki diriku dengan kebaikan sesuai ketentuan Allah.

Jika aku menginginkan kau memberikan cintamu hanya untukku, maka izinkan mulai sekarang aku menjaga hati dan cinta ini hanya untukmu.

Jika sekarang aku menginginkanmu menjaga akhlak dan pandanganmu untukku, maka, izinkanlah mulai sekarang aku menjaga akhlak dan pandanganku hanya untukmu.

Sehingga, ketika telah tiba waktunya bagi Allah untuk mempertemukan kita, indahnya cinta yang terbingkai dengan syurga pernikahan akan menjadi penggenap separoh dari agama ini.

Jika aku boleh jujur, penantian panjang ini layaknya malam yang semakin gelap dan pekat. Hanya cahaya iman dan sabar yang akan menjadi penerang. Tapi aku yakin, malam yang semakin gelap dan pekat itu, tidak akan berlangsung selamanya. Karena semakin waktu berangkat jauh membawa gelapnya malam, semakin dekat pula waktu menuju pagi dengan sambutan mentari yang cerah.

Ya… di saat pagi itulah Allah akan mempertemukan kita sesuai janji-Nya. Pagi yang cerah dengan sapaan mentari yang ramah. Bersama kidung cinta yang akan terus terlantun membawa nyanyian syurga yang Allah turunkan untuk kita. Gerbang pernikahan yang indah dengan hiasan bunga ridha dan restu dari Allah.

Insya Allah akhi…

Waktu itu pasti akan datang bersama izin dari Allah.

Entah kapan, aku sendiri juga belum tahu. Biarkan Allah yang merenda ini dengan indah. Antara harapan dan kenyataan, ada jarak dan waktu. Jarak itu bisa satu centimeter, bisa juga satu kilometer. Atau bahkan lebih. Waktu itu bisa satu hari atau bisa juga satu tahun. Atau bahkan lebih. Dan di dalam jarak dan waktu itulah, kita isi dengan kesabaran dan doa. Sabar bukan berarti diam. Sabar bukan berarti pasiv. Sabar bukan berarti hanya duduk menunggu. Tapi sabar adalah ekspresi usaha tanpa henti. Ayunan langkah kaki untuk terus berikhtiar meraih apa yang Allah janjikan. Jodoh memang mutlak kekuasaan Allah. Jodoh memang ada di tangan Allah. Tapi, kalau kita tidak berusaha menjemputnya, akan terus di tangan Allah. Tidak akan pernah sampai di tangan kita. Biarkan aku mencoba menjemputmu dengan memperbaiki diri. Biarkan aku menantimu dengan memperbaiki iman. Biarkan aku menunggumu dengan terus melangkahkan kaki semampuku dalam usaha dan ikhtiar.

Akhi….

Di tengah lelahnya hati ini, izinkan aku tetap menunggu dengan iman yang tak pernah surut. Meski kadang godaan rasa putus asa terus menghinggap di hati. Aku hanya perlu menyandarkan cinta dan harapan pada Allah. Karena, menyandarkan harapan pada manusia hanya akan menemui kekecewaan. Biarkan penantian yang aku sendiri belum tahu kapan berakhirnya ini menjadi ladang ibadah yang disediakan Allah untukku. Dan orang-orang yang sedang menanti sepertiku.

fanspage muslimah sholehah

Minggu, 12 Februari 2012

Dari Mana Datangnya Ketabahan Itu?

Kalau ikutkan kisah cinta aku ini, hanyalah secebis kesakitan pada orang lain. Jika hendak dibandingkan dengan kisah percintaan orang lain. Ada orang lain yang lebih teruk dipermainkan, lebih teruk diperbodohkan, lebih teruk merasai kepahitan itu.

Tapi sungguh, sejauh mana aku berada, kesakitan itu tak pernah hilang. Masih terkilan rasa hati apabila mengingati peristiwa itu. Ditinggalkan ketika hati masih sayang..

Ada orang bertanya kepada aku. ‘aku tengok kau ni kejap je sedih, biasa je, kalau aku, meroyan kot, bercinta dah lama, lepas tu kena tinggal. Ke kau memang tak sayang dia?’

Pertanyaan lagi ‘ aku pelik kau boleh jadi tabah, dalam masa yang singkat. Serius singkat. Orang lain sedih berbulan-bulan, ada yang bertahun-tahun, kau pulak seminggu je dah okay. Ada udang di sebalik mee ke?’

Siapa cakap aku tak sedih? Siapa cakap aku tak rebah? Tiada sesiapa tahu betapa teruknya keadaan aku pada masa itu kecuali Allah dan mama.

Dan dari mana datangnya ketabahan dalam masa seminggu? Semua orang bertanyakan soalan yang sama.

Jawapan aku mudah. Bertaubat. Kembali padaNya.

Itu yang aku lakukan. Aku tidak pernah lupa untuk berdoa. Aku menangis mengingati dosa-dosa silamku. Aku serahkan sepenuhnya jiwa ragaku pada Maha Pencipta.

Kuasa Allah hebat. Manusia yang tidak tahu dan kurang tahu. Aku kembali mendapat ketenangan pada hari ketiga selepas peristiwa itu. Tidur malam ku kembali tenang. Fikiran ku tidak lagi melayang-layang. Sakit hati aku hilang sedikit demi sedikit.
Jangan lupa amalkan ini. Amalan yang boleh membuatkan sesiapa menjadi tabah walau dalam masa yang singkat.

1) Memaafkan seseorang.

Maaf. Perkataan yang paling sukar diungkapkan oleh sang mantan kepadaku. Semua kesalahan diletakkan di bahuku. Aku redha. Aku telah memaafkan dia. Bagi aku, tak ada sebab aku tidak mahu memaafkannya. Walaupun dia campak aku seolah-olah aku lebih busuk dari sampah, aku percaya hukum Allah. Biarlah orang kata aku ni hodoh, buruk asalkan aku nampak indah di mata Maha Pencipta. Maafkanlah orang yang menyakiti hati dan perasaanmu dan kau akan rasa ketenangan itu.

“Jadilah engkau pemaaf, dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.” Surah Al-A’raf : 199.

2) Bermuhasabah diri

Walaupun kita sendiri tahu sebenarnya memang bukan 100% salah kita, tak apa. Biarkan apa kata orang. Biarkan orang sekeliling menuding jari kepada kita. Ingatlah, tidak mati dek keji. Mari kita bersama-sama bermuhasabah diri. Fikir kembali apa sikap buruk kita. Kita perbaiki diri kita sendiri. Kita buang sedikit demi sedikit sikap buruk kita. Ingatlah, walaupun bukan untuk mendapatkan sang mantan kembali, sekurang-kurangnya persiapkan yang terbaik untuk suami kita nanti. Insyallah..

3) Berprasangka baik

Allah berfirman:

“Hai orang-orang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka. Sesungguhnya sebahagian prasangka itu adalah dosa. Dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebahagian kalian mengejek sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.” (QS. Al-Hujurat : 12).
Bila kita ditinggalkan, kita pastinya ada sedikit syak wasangka terhadap sang mantan. Mesti ada. Walaupun sedikit. Beginilah, jika benar apa kata orang, jika benar apa yang kita prasangka sebelum ni sebenarnya kenyataan, lupakan. Cuba berprasangka baik.

Tanamkan dalam hati sendiri ‘ ada hikmah di sebalik semua ini’. Jangan sesekali menyerang atau mencetuskan pergaduhan hingga melibatkan orang sekeliling. Buruk padahnya. Ingat, Allah Maha Mengetahui yang disembunyikan dan yang tersirat. Jangan risau.

4) Berserah segalanya pada yang Maha Esa.

Jangan terburu-buru mengejar cinta. Berhenti seketika. Toleh ke belakang, mungkin ada yang sedang mengejar anda, siapa tahu?

Kadang-kadang orang yang kita sayang, 9 atau 10 tahun pun, kalau sememangnya bukan jodoh kita, sekuat mana pun kita pertahankan, sedaya mana pun kita usaha, kita hanya merancang. Allah yang menentukan. Percaya pada ketentuan Allah. Percaya pada hukum Allah. Insyallah, Allah tidak akan menguji hambanya jika Dia tahu kita tidak mampu menghadapinya. Anggap la ini ujian dari Allah.

Ia benar. Aku telah mengamalkan semua ini dan masih mengamalkan. Alhamdulillah, aku tak pernah rasa tenang sebegini. Jika anda betul-betul bertaubat kepada Allah dengan seikhlas hati, anda pasti takot dan akan menangis teresak-esak mengenangkan dosa-dosa silam dan maksiat yang pernah anda lakukan.

Bangkitlah wahai wanita. Jangan sesekali tunjuk di depan semua orang kita lemah. Jika hari ini Allah tak temukan kita dengan orang yang kita damba, Insyallah, Allah akan temukan kita dengan orang yang mendambakan kita. Jika hari ini Allah tak temukan kita dengan orang yang kita sayang, Insyallah moga Allah temukan kita dengan orang yang sayangkan kita. Semuanya kuasa Allah. Percayalah..

Salam Sayang
Rahadatul Aisy

kredit: http://akuislam.com/blog/renungan/dari-mana-datangnya-ketabahan-itu/#ixzz1m9EQPAB9

TIDAK ADA YANG KEBETULAN....

TIDAK ADA YANG KEBETULAN....

Pernahkah...

Saat kau duduk santai dan menikmati harimu, tiba-tiba kamu terpikirkan ingin berbuat sesuatu kebaikan untuk seseorang?

... ... Itu adalah Allah...

Yang sedang berbicara denganmu dan mengetuk hatimu...

(QS 4:114 , 2:195 , 28:77)



Pernahkah...

Saat kau sedang sedih... kecewa... tetapi tidak ada orang di sekitarmu yang dapat kau jadikan tempat curahan hati?

Itulah saatnya di mana Allah... Sedang rindu padamu dan ingin

agar kamu berbicara padaNYA...

(QS 12:86)



Pernahkah...

Kamu tanpa sengaja memikirkan seseorang yang sudah lama tidak bertemu dan tiba-tiba orang tersebut muncul atau kamu bertemu dengannya atau menerima telepon darinya?

Itu adalah Kuasa Allah yang sedang menghiburmu. Tidak ada namanya kebetulan...

(QS 3:190-191)



Pernahkah...

Kamu mengharapkan sesuatu yang tidak terduga... yang selama ini kamu inginkan... tapi rasanya sulit untuk didapatkan?

Itu adalah Allah...

Yang mengetahui dan mendengar suara batinmu... Dan hasil dari benih kebaikan yang anda taburkan sebelumnya

(QS 65:2-3)



Pernahkah...

Kau berada dalam situasi yang buntu... semua terasa begitu sulit... begitu tidak menyenangkan... hambar... kosong... bahkan menakutkan...?

Itu adalah saat di mana Allah mengijinkan kamu diuji, supaya kamu menyadari KeberadaanNYA. Dan Allah ingin mendengar rintihan dan doamu. Karena DiA tahu kamu sudah mulai melupakanNYA dalam kesenangan...

(QS 47:31 , 32:21)



Sering Allah mendemonstrasikan KASIH dan KUASANYA di dalam area, di mana saat manusia merasa dirinya tak mampu.

Apakah kau pikir tulisan ini hanya iseng terkirim padamu...?

TIDAK! Semua TIDAK ada yang kebetulan...

Beberapa menit ini tenangkanlah dirimu...

Rasakan kehadiran-Nya...



Dengarkan suara-Nya yang berkata:

"Jangan Khawatir ,AKU ada disini bersamamu..!"

(QS 2:214 , 2:186, 50:16)

Aku bukan orang sabar

Bismillahirr Rahmanirr Rahim ...


Aku bukan orang sabar


Ketika jiwa letih dengan berbagai hal yang semakin menyibukkan kita, maka berilah jeda kepada diri untuk sejenak mengkaji berbagai kesulitan yang semakin menumpuk dan memberatkan itu. Mungkin disana ada sisi kurang sabar kita dalam menghadapi sesuatu yang justru semakin merunyamkan suasana. Mungkin disana ada kelemahan jiwa kita yang menyeruak dan mengakibatkan kita bertekuk lutut dalam hasil karya diri yang justru merendahkan. Sabar, pelajaran jiwa yang mungkin mudah di ucapkan namun sangat sulit sekali untuk di realisasikan. Namun disanalah justru letak salah satu keabadian. Cerita kebaikan yang akan abadi saat pelakunya sudah tiada, efek kebaikan yang abadi saat pelakunya masih bernafas ataupun telah berkalang tanah. Karena siapa yang dapat membunuh mati kemuliaan jiwa orang- orang yang sabar? Malah yang ada adalah, jiwa liar kita semakin lelah, dan semakin bingung disaat harus ber benturan dengan manusia yang serba sabar. selanjutnya, rasa malu dan kerendahan diri akan menjadi efek samping yang akan pasti menjadi hak milik kita. Hak milik kita, dan bukan dia. Bersabar adalah bukan tentang bangga mengakui bahwa kita bisa bersabar. Namun bersabar adalah tentang melatih jiwa yang angkuh mengakui kelebihan diri untuk bisa bersabar, dan legowo mengakui bahwa kesabaran dalam diri kita adalah hanya karena rahmat Allah. Bersabar adalah alternatif termudah dari sebuah jalan keluar bagi manusia yang tidak mampu menemukan jalan keluar. dan sabar adalah justru satu- satunya pertahanan yang paling kuat, ketika seseorang tidak mampu lagi mengatasi masalahnya. Bersabar adalah saham yang anda tanam di masa depan, atas sebuah nilai kemuliaan dan ketinggian derajat diri anda pribadi. Bersabar adalah bukan tentang mengerti orang lain, namun adalah tentang memuliakan jiwa kita sendiri yang sungguh sedang liar demi mengangkat derajat kita sendiri di hadapan AllahTa'alla. Bersabar adalah bukan hanya tentang menahan amarah, namun di dalamnya terkandung maksud untuk membengkokkan kerasnya gengsi, dan menyadari bahwa diri hanyalah seorang hamba yang harus belajar minta maaf, dan mengajarkan hati dalam luasnya memaafkan.


Maka berbahagialah ketika masih ada dari batin kita yang berteriak protes dan mengatakan bahwa kita belumlah menjadi orang yang sabar. Hal itu berarti bahwa jiwa kebaikan masih hidup dalam diri kita. Dan mungkin sebenarnya kehendak kita sendirilah, suara kebaikan itu mati. Entah karena ketidakmauan kita menindak lanjuti "pemberitahuan" mereka, atau ketidaktahuan kita atas ilmu untuk menyikapi suara " pengumuman" tersebut. Dan maka benarlah bahwa Allah adalah maha membolak- balikkan hati, maka tidak ada yang patut untuk bermohon tentang supaya meneguhkan hati untuk mudah berkarib dengan kebaikan, kecuali hanya kepada Allah. Berbahagialah ketika masih sempat kita bermohon kepadanya, karena kita menyadari akan kesempatan kita yang masih ada untuk memohon. Bayangkan jika kehendak itu baru muncul setelah nafas sudah hampir lepas dari tenggorokan. Apa jadinya pula ketika permohonan itu baru melekat di mulut kita tapi setelah kita berada di alam kubur dan bertemu dengan para malaikat? Maka jangan banyak salahkan diri anda terus menerus karena sabar, yang pertama yang harus diterapkan justru adalah kepada diri sendiri. rasa sesal dan terpuruk tanpa ada kelanjutan untuk bangkit, hanya akan membawa kita semakin terpuruk. Namun juga jangan kasihani diri dengan terlalu, karena hal itu juga akan menjadi poin tambahan yang melembekkan jiwa dan mengikis semangat.



Bersabar adalah sama sekali bukan tentang sifat, tapi adalah tentang sebuah keputusan. Maka buatlah keputuskan anda!.

Pandai bersabar adalah juga bukan bakat, tapi logika sehat yang sangat mengerti tentang akibat. karena sudah berapa banyak kasus ceroboh yang mempersulit diri, dan apakah harus kita lakukan lagi dan lagi karena kita kurang bersabar?
Sabar adalah hak milik pribadi yang beriman, salah satunya adalah tentang keyakinannya akan janji Allah yaitu, “Bersama setiap kesulitan, datang kemudahan”. Hal inilah yang membentuk jiwa ramah mereka untuk melihat kehidupan ini yang seharusnya akan pasti mudah, karena tidak akan ada niatan Allah untuk menyulitkan Kita. Ketika jiwa letih dengan berbagai hal yang semakin menyibukkan kita, maka berilah jeda kepada diri untuk sejenak mengkaji berbagai kesulitan yang semakin memberatkan itu. Mungkin disana ada sisi kurang sabar kita dalam menghadapi sesuatu yang akhirnya semakin merunyamkan suasana. Atau mungkin disana ada kelemahan jiwa kita yang menyeruak dan mengakibatkan kita bertekuk lutut dalam hasil karya diri yang justru merendahkan.


Sabar, pelajaran jiwa yang mungkin mudah di ucapkan namun sangat sulit sekali untuk di realisasikan. Namun disanalah justru letak salah satu keabadian. Cerita kebaikan yang akan abadi saat pelakunya sudah tiada, efek kebaikan yang abadi saat pelakunya masih bernafas ataupun telah berkalang tanah, dan lain sebagainya. Karena, siapakah yang dapat membunuh mati, kemuliaan jiwa orang- orang yang sabar? Malah yang ada adalah, jiwa liar kita semakin lelah, dan semakin bingung disaat harus berbenturan dengan manusia yang serba sabar. Selanjutnya, rasa malu dan kerendahan diri akan menjadi efek samping yang akan pasti menjadi hak milik kita. Menempel sebagai citra kita, dan bukan dia.




Bersabar adalah bukan tentang bangga mengakui bahwa kita bisa bersabar. Namun bersabar adalah tentang melatih jiwa yang angkuh mengakui kelebihan diri untuk bisa bersabar, dan legowo mengakui bahwa kesabaran dalam diri kita adalah hanya karena rahmat Allah. Bersabar adalah alternatif termudah dari sebuah jalan keluar bagi manusia yang tidak mampu menemukan jalan keluar. Dan sabar adalah justru satu- satunya pertahanan yang paling kuat, ketika seseorang tidak mampu lagi mengatasi masalahnya. Bersabar adalah saham yang anda tanam di masa depan, atas sebuah nilai kemuliaan dan ketinggian derajat diri anda pribadi. Bersabar adalah bukan tentang mengerti orang lain, namun adalah tentang memuliakan jiwa kita sendiri yang sungguh sedang liar demi mengangkat derajat kita sendiri di hadapan Allah. Bersabar adalah bukan hanya tentang menahan amarah, namun di dalamnya terkandung maksud untuk membengkokkan kerasnya gengsi, dan menyadari bahwa diri hanyalah seorang hamba yang harus belajar minta maaf, dan mengajarkan hati dalam luasnya memaafkan.





Maka berbahagialah ketika masih ada dari batin kita yang berteriak protes dan mengatakan bahwa kita belumlah menjadi orang yang sabar. Hal itu berarti bahwa jiwa kebaikan masih hidup dalam diri kita. Dan mungkin sebenarnya kehendak kita sendirilah, suara kebaikan itu mati. Entah karena ketidakmauan kita menindak lanjuti "pemberitahuan" mereka, atau ketidaktahuan kita atas ilmu untuk menyikapi suara " pengumuman" tersebut. Dan maka benarlah bahwa Allah adalah maha membolak- balikkan hati, maka tidak ada yang patut untuk bermohon tentang supaya meneguhkan hati untuk mudah berkarib dengan kebaikan, kecuali hanya kepada Allah.

Berbahagialah ketika masih sempat kita bermohon kepadanya, karena kita menyadari akan kesempatan kita yang masih ada untuk memohon. Bayangkan jika kehendak itu baru muncul setelah nafas sudah hampir lepas dari tenggorokan. Apa jadinya pula ketika permohonan itu baru melekat di mulut kita tapi setelah kita berada di alam kubur dan bertemu dengan para malaikat?





Maka jangan banyak salahkan diri anda terus menerus karena sabar, yang pertama yang harus diterapkan justru adalah kepada diri sendiri. rasa sesal dan terpuruk tanpa ada kelanjutan untuk bangkit, hanya akan membawa kita semakin terpuruk. Namun juga jangan kasihani diri dengan terlalu, karena hal itu juga akan menjadi poin tambahan yang melembekkan jiwa dan mengikis semangat.

Bersabar adalah sama sekali bukan tentang sifat, tapi adalah tentang sebuah keputusan. Maka buatlah keputuskan!.
Pandai bersabar adalah juga bukan bakat, tapi perenungan seorang pemilik logika sehat yang sangat mengerti tentang akibat. Karena sudah berapa banyak kasus ceroboh yang mempersulit diri, dan apakah harus kita lakukan lagi dan lagi karena kita kurang bersabar?


Sabar adalah hak milik pribadi yang beriman, salah satunya adalah tentang keyakinannya akan janji Allah yaitu, “Bersama setiap kesulitan, datang kemudahan”. Hal inilah yang kemudian membentuk jiwa ramah dalam diri kita untuk melihat kehidupan ini yang seharusnya akan pasti mudah, karena tidak akan ada niatan dari Allah untuk menyulitkan Kita. Dan sebagai hasil akhir, kedamaian pun akan selalu meliputi jiwa.

Jadi, masihkah kita tidak mau bersabar?
Sabar itu bukan sekadar duduk bersandar dan mengucap kata-kata sabar, tapi sejauh mana kita bertindak dengan ujian yang Allah Ta'alla beri.

Semoga Bermanfaat
Salam Santun Ukhuwah Karena-NYA

TAKDIRKAH????

Ada banyak hal/ peristiwa yang kita temui.. Namun kita tdk boleh menyalahkan takdir atas terjadinya.

Beralasan "SAYA MENJADI SEPERTI INI KARENA TAKDIR" atau "SAYA MEMILIH SEPERTI INI MEMANG KARENA TAKDIR"

Kesalahan yang enggan kita perbaiki...

Pilihan salah yang enggan kita ganti...

Adalah kehendak kita sendiri, Pilihan hidup kita sendiri bukan??

Segala sesuatu yang masih bisa dirubah, Janganlah pernah berkata bahwa takdir yang salah.. Takdir yang berkehendak.. Takdirlah yang menjadikan kita seperti ini atau seperti itu.

Jika kita hidup hanya menjalani apa yg takdir kehendaki,Sungguh.. Betapa tidak adilnya Tuhan andai manusia hidup, bergerak, melangkah, ataupun mengambil keputusan hanya berdasarkan takdir. Berarti kita hidup tanpa punya pilihan, karena kita tdiak bisa menuruti kehendak kita sendiri, tidak bisa memilih pilihan hidup kita sendiri, semua hanya menuruti takdir. Apakah seperti itu?? Tidak kawan.. Tidak !!

Jalan hidup adalah pilihan, memilih yang halal atau haram adalah pilihan. Menjadi jahat atau baik adalah pilihan.

Menjadi taqwa atau durhaka juga pilihan, Allah Maha adil kawan.. Kita tetap diberi kesempatan dan kebebasan memilih..

Dia Yang Maha Kuasa tidak memaksakan kehendak-Nya menjadikan semua manusia tunduk taat pada-Nya, padahal dengan Kuasa-Nya Dia mampu melakukan itu. Allah ingin melihat siapakah diantara kita yang menghamba pada-Nya dengan keikhlasan,,, Siapa yg menghamba pada-Nya karena mencintai-Nya dengan sebenar-benar mencinta, bukan sekedar kata tanpa bukti nyata. Jadi jangan pernah berkata kita menjadi manusia yang jauh dari ISLAM .. jauh dari Allah saat ini adalah TAKDIR, bagaimana mungkin kita bisa berkata seperti itu padahal jika kita mau, saat ini juga kita bisa berubah.. bertaubat dan mendekati-Nya?

Beralasan kepada takdir hanya menjadikan kita manusia pengecut yang tidak mau disalahkan ats kesalahan kita sendiri.

Kita sendiri yang memilih jalan hidup kita meski tahu jalan itu salah kita enggan untuk berubah. Kita sendiri yang enggan bersungguh-sungguh berusaha menjadi lebih baik lalu menyerah kalah, lalu kita enggan mengakui kekalahan kita dan kembali menyalahkan takdir.

Kalau semua kesalahan yang kita lakukan di dunia ini adalah kehendak takdir, tentunya kita tidak perlu mempertanggung jawabkan semua kesalahan kita di hadapan Allah bukan? karena semua keslahan yang kita lakukan adalah kehendak takdir bukan kehendak hati kita sendiri, yang tidak mampu kita tolak atau kita hindari.

Saya yakin semua manusia pasti pernah bahkan sering mendapat hidayah atau petunjuk dari Allah, namun tidak semua mendapat taufik untuk melaksanakan apa yang Allah tunjukan tersebut. Allah sudah memberi petunjuk.. dan melaksanakan atau menolak petunjuk tersebut adalah pilihan, jadi jangan bilang anda belum mendapat hidayah dari Allah untuk menutup aurat setelah tahu hukum wajibnya dan perintah-Nya tertulis dalam Al-Qur'an. Anda sudah dapat petunjuk , namun tidak melaksanankannya adalah pilihan anda bukan takdir, dan anda akan mempertanggung jawabkan pilihan hidup anda tersebut di hari perhitungan kelak,,

Saya hanya ingin berbagi prinsip hidup saya, mudah-mudahan ada hikmah yang bisa dipetik..

Karena bagi saya.. Takdir bukan untuk disalahkan,, tapi untuk di hadapi dengan kesabaran. Di perjuangkan dengan usaha dan do'a agar mendapat yang terbaik. Takdir juga bukan untuk dijadikan alasan ketika kita enggan bangkit dari kesalahan atau keterpurukan. Takdir juga tdiak bisa dijadikan pembenaran ketika kita memilih jalan yang tidak diridhai-Nya. Takdir bagiku adalah ketentuan-Nya yang tidak bisa dirubah sama sekali SETELAH aku berusaha melakukan yang terbaik.

Jalani hidup dengan melakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan saat ini, karena esok hari belum tentu kita temui.

Pilihlah jalan hidup yang Allah ridhai, agar tiada penyesalan satu hari nanti.. Aamiin

JANGAN TAKUT JADI ORANG ANEH

"Dunia memang aneh", Gumam Pak Ustadz



"Apanya yang aneh Pak?" Tanya si fulan yang fakir ini..





"Tidakkah antum (kamu/anda) perhatikan di sekeliling antum, bahwa dunia menjadi terbolak-balik, tuntunan jadi tontonan, tontonan jadi tuntunan, sesuatu yang wajar dan seharusnya dipergunjingkan, sementara perilaku menyimpang dan kurang ajar malah menjadi pemandangan biasa"

"Coba antum rasakan sendiri, nanti Maghrib, antum ke masjid, kenakan pakaian yang paling bagus yang antum miliki, pakai minyak wangi, pakai sorban, lalu antum berjalan kemari, nanti antum ceritakan apa yang antum alami" Kata Pak Ustadz.



Tanpa banyak tanya, si fulan melakukan apa yang diperintahkan Pak Ustadz, menjelang maghrib, si fulan bersiap dengan mengenakan pakaian dan wewangian dan berjalan menunju masjid yang berjarak sekitar 200 M dari rumah.

Belum setengah perjalanan, dia berpapasan dengan seorang ibu muda yang sedang jalan-jalan sore sambil menyuapi anaknya"

"Aduh, tumben nih rapi banget, kayak pak ustadz. Mau ke mana, sih?" Tanya ibu muda itu.

Sekilas pertanyaan tadi biasa saja, karena memang kami saling kenal, tapi ketika dikaitkan dengan ucapan Pak Ustadz di atas, menjadi sesuatu yang lain rasanya...

"Kenapa orang yang hendak pergi ke masjid dengan pakaian rapi dan memang semestinya seperti itu dibilang"tumben"?

Kenapa justru orang yang jalan-jalan dan memberi makan anaknya di tengah jalan, di tengah kumandang adzan maghrib menjadi biasa-biasa saja?

Kenapa orang ke masjid dianggap aneh?

Orang yang pergi ke masjid akan terasa "aneh" ketika orang-orang lain justru tengah asik nonton reality show "TAKE ME OUT" .

Orang ke masjid akan terasa "aneh" ketika melalui kerumunan orang-orang yang sedang ngobrol di pinggir jalan dengan suara lantang seolah meningkahi suara panggilan adzan.

Orang ke masjid terasa "aneh" ketika orang lebih sibuk mencuci motor dan mobilnya yang kotor karena kehujanan.

Ketika hal itu dia ceritakan ke Pak Ustadz, beliau hanya tersenyum,

"Kamu akan banyak menjumpai "keanehan-keanehan" lain di sekitarmu," kata

Pak Ustadz.

"Keanehan-keanehan" di sekitar kita?

Cobalah ketika kita datang ke kantor, kita lakukan shalat sunah dhuha, pasti akan nampak "aneh" di tengah orang-orang yang sibuk sarapan, baca koran dan mengobrol.

Cobalah kita shalat dhuhur atau Ashar tepat waktu, akan terasa "aneh", karena masjid masih kosong melompong, akan terasa aneh di tengah-tengah sebuah lingkungan dan teman yang biasa shalat di akhir waktu.

Cobalah berdzikir atau tadabur al Qur'an ba'da shalat, akan terasa aneh di tengah-tengah orang yang tidur mendengkur setelah atau sebelum shalat. Dan makin terasa aneh ketika lampu mushola/masjid harus dimatikan agar tidurnya nyaman dan tidak silau. Orang yang mau shalat malah serasa menumpang di tempat orang tidur, bukan malah sebaliknya, yang tidur itu justru menumpang di tempat shalat. Aneh, bukan?

Cobalah hari ini shalat Jum'at lebih awal, akan terasa aneh, karena masjid masih kosong, dan baru akan terisi penuh manakala khutbah ke dua menjelang selesai.

Cobalah anda kirim notes, artikel atau tulisan yang berisi nasehat, akan terasa aneh di tengah-tengah kiriman e-mail yang berisi humor, plesetan, asal nimbrung, atau sekedar gue, elu, gue, elu, dan test... test, test saja.

Cobalah baca artikel atau tulisan yang berisi nasehat atau hadits, atau ayat al Qur'an, pasti akan terasa aneh di tengah orang-orang yang membaca artikel-artikel lelucon, lawakan yang tak lucu, berita hot atau lainnya.

Dan masih banyak keanehan-keanehan lainnya, tapi sekali lagi jangan takut menjadi orang "aneh" selama keanehan kita sesuai dengan tuntunan syari'at dan tata nilai serta norma yang benar.

Jangan takut dibilang "tumben" ketika kita pergi ke masjid, dengan pakaian rapi, karena itulah yang benar yang sesuai dengan al Qur'an (Al A'raf:31)

Jangan takut dikatakan "sok alim" ketika kita lakukan shalat dhuha di kantor, wong itu yang lebih baik kok, dari sekedar ngobrol ngalor-ngidul tak karuan.

Jangan takut dikatakan "Sok Rajin" ketika kita shalat tepat pada waktunya, karena memang shalat adalah kewajiban yang telah ditentukan waktunya terhadap orang-orang beriman.



"Maka apabila kamu Telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring.. Kemudian apabila kamu Telah merasa aman, Maka Dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman." (Annisaa:103)



Jangan takut untuk shalat Jum'at/shalat berjama'ah berada di shaf terdepan, karena perintahnya pun bersegeralah. Karena di shaf terdepan itu ada kemuliaan sehingga di jaman Nabi Salallahu'alaihi wassalam para sahabat bisa bertengkar cuma gara-gara memperebutkan berada di shaf depan.



"Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli [1475]. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui". (Al Jumu'ah:9)



Jangan takut kirim artikel berupa nasehat, hadits atau ayat-ayat al Qur'an, karena itu adalah sebagian dari tanggung jawab kita untuk saling menasehati, saling menyeru dalam kebenaran, dan seruan kepada kebenaran adalah sebaik-baik perkataan;



"Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?" (Fusshilat:33)



Jangan takut artikel kita tidak dibaca, karena memang demikianlah Allah menciptakan ladang amal bagi kita. Kalau sekali kita menyerukan, sekali kita kirim artikel, lantas semua orang mengikuti apa yang kita serukan, lenyap donk ladang amal kita....

Kalau yang kirim e-mail humor saja, gue/elu saja, test-test saja bisa kirim e-mail setiap hari, kenapa kita mesti risih dan harus berpikir ratusan atau bahkan ribuan kali untuk saling memberi nasehat. Aneh nggak, sih?

Jangan takut dikatain sok pinter, sok menggurui, atau sok tahu. Lha wong itu yang disuruh kok,

"sampaikan dariku walau satu ayat"

(potongan dari hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 3461 dari hadits Abdullah Ibn Umar).

Jangan takut baca e-mail dari siapapun, selama e-mail itu berisi kebenaran dan bertujuan untuk kebaikan. Kita tidak harus baca e-mail dari orang-orang terkenal, e-mail dari manager atau dari siapapun kalau isinya sekedar dan ala kadarnya saja, atau dari e-mail yang isinya asal kirim saja.



Mutiara akan tetap jadi mutiara terlepas dari siapapun pengirimnya.

Pun sampah tidak akan pernah menjadi emas, meskipun berasal dari tempat yang mewah sekalipun.

Lakukan "keanehan-keanehan" yang dituntun manhaj dan syari'at yang benar.

Kenakan jilbab dengan teguh dan sempurna, meskipun itu akan serasa aneh ditengah orang-orang yang berbikini dan ber 'you can see'.

Jangan takut mengatakan perkataan yang benar (Al Qur'an & Hadist), meskipun akan terasa aneh ditengah hingar bingarnya bacaan vulgar dan tak bermoral.

Lagian kenapa kita harus takut disebut "orang aneh" atau "manusia langka" jika memang keanehan-keanehan menurut pandangan mereka justru yang akan menyelamatkan kita?

Selamat jadi orang aneh yang bersyari'at dan bermanhaj yang benar...

Sabtu, 11 Februari 2012

Katanya Allah itu Ada, Mana Buktinya? Kenapa Tidak Bisa Kita Lihat?

Katanya Allah itu Ada, Mana Buktinya? Kenapa Tidak Bisa Kita Lihat?



“syeikh, katanya Allah itu ada, mana buktinya? Kenapa tidak bisa kita lihat?”

“Cukup? Ya, ada pertanyaan lagi?” sambut ulama itu.

“Ada syeikh, katanya Allah telah menentukan segalanya, termasuk amal perbuatan kita sudah ditentukan dan ditakdirkan. Kalau memang demikian, kenapa musti ada hisab? Dan kenapa musti ada hukuman bagi orang yang melakukan kesalahan?” pemuda kedua bertanya.

“Ya bagus. Ada lagi yang ditanyakan?” tantang syeikh itu.

“Ya ada lagi syeikh. Katanya syetan itu diciptakan dari api. Dan kita tahu bahwa syetan nanti akan dimasukkan ke dalam neraka. Apa ada pengaruhnya, api dibakar dengan api?” Tanya pemuda ketiga.

“Cukup atau ada lagi?”

“Cukup syeikh.”

“Ya sebentar ya…”

Sang ulama tidak menjawab melainkan mengambil beberapa genggam tanah keras lalu…

Pluk… prak…duss…

Dilemparkan tanah keras itu ke muka ketiga pemuda itu, dan ketiganya meringis kesakitan. Darah pun bercucuran dari wajah mereka.

“Ya syeikh, kami bertanya baik-baik, kenapa Anda melempar kami?”

“Itu jawabannya…” jawab ulama itu.

Kedua pemuda itu pergi dan langsung membawa kasus ini ke pengadilan. Melaporkan perbuatan ulama itu agar diadili karena kezhalimannya.

Pengadilan menerima aduannya dan ulama itu pun dipanggil.

Saat sudah berada di atas kursi terdakwa hakim mulai memproses hukumnya dan menanyakan kepada ulama itu perihal dakwaan ketiga pemuda itu.

“Ya syeikh,” kata hakim. “Benarkah Anda telah menyakiti ketiga pemuda ini? Bisa Anda jelaskan?”

“Ketiga pemuda itu menanyakan tiga hal dan saya telah menjawabnya.”

“Jawaban macam syeikh? Lalu kenapa mereka terluka seperti itu?”

“Ya, itu jawabannya.”

“Saya tidak mengerti, bisa Anda jelaskan?”

“Mereka bertanya bahwa Allah itu ada, jika ada, mana buktinya? Kenapa kita tidak bisa melihatnya? Sekarang saya bertanya, bagaimana rasanya saya lempar dengan tanah keras itu? Sakit?”

“Jawab wahai pemuda?” minta hakim kepada salah satunya.

“Ya sakit.”

“Kalau memang sakit, berarti sakit itu ada, kalau memang ada, mana buktinya? Kenapa saya tidak melihat ‘sakit’ itu?”

“Ini, darah ini syeikh. Darah ini tanda bahwa sakit itu ada.”

“Begitulah pak Hakim, dia tidak bisa membuktikan adanya sakit dan tidak bisa melihat sakit itu, hanya menunjukkan tandanya, darah. Bahwa sesuatu yang ada tidak mesti bisa dilihat. Tapi ada tanda-tandanya. Sakit itu ada dan tidak bisa kita lihat, hanya ada buktinya, darah. Demikian halnya dengan Pencipta kita, Allah Azza wa Jalla. Ia ada, namun keterbatasan akal kita tidak bisa menangkap keberadaan-Nya. Dan seluruh makhluk di jagad raya ini adalah bukti bahwa Allah itu ada.”

“Bisa diterima,” sela hakim.

“Pertanyaan yang kedua pak hakim, mereka bertanya bahwa Allah telah menentukan segalanya termasuk amal perbuatan manusia dan mentakdirkannya, jika demikian, apa gunanya hisab dan kenapa mesti ada hukuman bagi orang yang berbuat salah?”

“Apa jawaban Anda syeikh?”

“Sekarang saya bertanya kepada kalian. Kalau Anda berkeyakinan seperti itu, kenapa melaporkan perbuatan saya ke pengadilan? Perbuatan saya kan sudah ditentukan?”

“Bisa diterima syeikh, ada lagi?

“Yang ketiga bertanya, syetan adalah makhluk yang diciptakan dari api, lalu di akhirat nanti akan masuk neraka dan disiksa dengan api. Dan saya telah melempar mereka dengan tanah, kita tahu bahwa mereka, kita diciptakan dari tanah, kalau memang sama-sama dari tanah kenapa mesti meringis kesakitan?”

Hakim pun menerima argumentasinya dan memutuskan bebas untuk sang ulama…

Semoga bermanfaat

Cinta dalam pernikahan

Bismillahirrahmaanirrahiim

Cinta dalam pernikahan sesungguhnya merupakan sebuah DECISION, dan bukan cuma PERASAAN...!

Pernahkah melihat sebuah pasangan, dimana sang suami berjalan di depan meninggalkan istrinya yang berjalan tertinggal di belakang.? Tanpa menengok, apalagi menggenggam tangannya.? Ingat-ingatlah jika saat-saat sekarang tangan masih saling menggenggam erat...

Cerita di bawah ini sangat bagus, bagi yang masih single maupun yang sudah menikah. Bagi mereka yang masih single bisa mengambil pelajaran dari cerita ini, dan bagi yang sudah menikah cerita ini bisa jadi guideline untuk meningkatkan ikatan pernikahan yang udah dijalani.

"Apakah saya menikah dengan orang yang tepat?"

Dalam sebuah seminar rumah tangga, seseorang audience tiba-tiba melontarkan pertanyaan yang sangat lumrah, "Bagaimana saya tahu kalo saya menikah dengan orang yang tepat?" Saya melihat ada seorang lelaki bertubuh besar duduk di sebelahnya jadi saya menjawab "Ya.. tergantung. Apakah pria disebelah anda itu suami anda?"

Dengan sangat serius dia balik bertanya "Bagaimana anda tahu?!" "Biarkan saya jawab pertanyaan yang sangat membebani ini."

Inilah jawabannya…
SETIAP ikatan memiliki siklus.Pada saat-saat awal sebuah hubungan, anda merasakan jatuh cinta dengan pasangan anda. Telpon darinya selalu ditunggu-tunggu, begitu merindukan belaian sayangnya, dan begitu menyukai perubahan sikap-sikapnya yang bersemangat begitu menyenangkan.

Jatuh cinta kepada pasangan bukanlah hal yang sulit. Jatuh cinta merupakan hal yang sangat alami dan pengalaman yang begitu spontan. Nggak perlu berbuat apapun.. Makanya dikatakan "jatuh" cinta…

Orang yang sedang kasmaran kadang mengatakan "aku mabuk cinta". Bayangkan ekspresi tersebut! Seakan-akan anda sedang berdiri tanpa melakukan apapun lalu tiba-tiba sesuatu datang dan terjadi begitu saja pada anda. Jatuh cinta itu mudah. Sesuatu yang pasif dan spontan. Tapi…setelah beberapa tahun perkawinan, gempita cinta itu pun akan pudar. Perubahan ini merupakan siklus alamiah dan terjadi pada SEMUA ikatan. Perlahan tapi pasti.. telpon darinya menjadi hal yang merepotkan, belaiannya nggak selalu diharapkan dan sikap-sikapnya yang bersemangat bukannya jadi hal yang manis tapi malah nambahin penat yang ada.

Gejala-gejala pada tahapan ini bervariasi pada masing-masing individu. Namun bila anda memikirkan tentang rumah tangga anda, anda akan mendapati perbedaaan yang dramatis antara tahap awal ikatan, pada saat anda jatuh cinta, dengan kepenatan-kepenatan bahkan kemarahan pada tahapan-tahapan selanjutnya.

Dan pada situasi inilah pertanyaan "Did I marry the right person?" mulai muncul, baik dari anda atau dari pasangan anda, atau dari keduanya.. Nah Lho!

Dan ketika anda maupun pasangan anda mencoba merefleksikan eforia cinta yang pernah terjadi, anda mungkin mulai berhasrat menyelami eforia-eforia cinta itu dengan orang lain. Dan ketika pernikahan itu akhirnya kanda. Masing-masing sibuk menyalahkan pasangannya atas ketidakbahagiaan itu dan mencari pelampiasan di luar. Berbagai macam cara, bentuk dan ukuran untuk pelampiasan ini, menginkari kesetiaan merupakan hal yang paling jelas. Sebagian orang memilih untuk menyibukan diri dengan pekerjaannya, hobinya, pertemanannya, nonton TV hingga merasa bosan, ataupun hal-hal yang menyolok lainnya.

Tapi tahu tidak?! Bahwa jawaban atas dilema ini tidak ada di luar, justru jawaban ini hanya ada di dalam pernikahan itu sendiri. Mencari pelarian?? Silahkan. Anda bisa! Bisa saja ataupun boleh saja anda mencari pelarian. Mungkin pada saat itu anda akan merasa lebih baik. Tapi itu bersifat temporer, karena setelah beberapa tahun anda akan mengalami kondisi yang sama (seperti sebelumnya pada perkawinan anda).

Karena (pahamilah dengan seksama hal ini)
KUNCI SUKSES PERNIKAHAN BUKANLAH MENEMUKAN ORANG YANG TEPAT, NAMUN KUNCINYA ADALAH BAGAIMANA BELAJAR MENCINTAI ORANG YANG ANDA TEMUKAN, DAN TERUS MENERUS..!

Cinta bukanlah hal yang PASIF ataupun pengalaman yang spontan. Cinta TIDAK AKAN PERNAH begitu saja terjadi. Kita tidak akan bisa MENEMUKAN cinta yang selamanya, tapi kita harus MENGUSAHAKANNYA dari hari ke hari.

Benar juga ungkapan "diperbudak cinta" Karena cinta itu BUTUH waktu, usaha, dan energi. Dan yang paling penting, cinta itu butuh sikap BIJAK. Kita harus tahu benar APA YANG HARUS DILAKUKAN agar rumah tangga berjalan dengan baik. Jangan membuat kesalahan untuk hal yang satu ini. Cinta bukanlah MISTERI.

Ada beberapa hal spesifik yang bisa dilakukan (dengan ataupun tanpa pasangan anda) agar rumah tangga berjalan lancar. Sama halnya dengan hukum alam pada ilmu físika (seperti gaya Gravitasi), dalam suatu ikatan rumah tangga juga ada hukumnya. Sama halnya dengan diet yang tepat dan olahraga yang benar dapat membuat tubuh kita lebih kuat. Beberapa kebiasaan dalam hubungan rumah tangga juga DAPAT membuat rumah tangga itu lebih kuat. Ini merupakan reaksi sebab akibat. Jika kita tahu dan mau menerapkan hukum-hukum tersebut, tentulah kita bisa "MEMBUAT" cinta bukan "JATUH". Karena cinta dalam pernikahan sesungguhnya merupakan sebuah DECISION, dan bukan cuma PERASAAN...!

” Kita ada di dunia bukan untuk mencari seseorang yang sempurna untuk dicintai TETAPI untuk belajar mencintai orang yang tidak sempurna dengan cara yang sempurna “.

Dari sebuah sumber ^_^

... SIFAT-SIFAT ORANG YANG MENDAPAT KEBERKAHAN AMALAN BATIN ...

Bismillahir-Rahmanir-Rahim ... Telah kita katakan bahwa kita mesti beribadah kepada Allah lahir dan batin. Ibadah lahir disebut syariat. Ibadah batin disebut hakikat. Orang yang sudah melaksanakan syariat akan terlihat oleh kita tandanya yaitu mengucap dua kalimah syahadah, shalat, puasa, zakat, haji, membaca Al Quran, selawat, dzikrullah, menutup aurat, menuntut ilmu, bersilaturrahim dan cara hidup lainnya yang diperintahkan oleh Allah SWT dengan meninggalkan (tidak melakukan) segala sesuatu yang dilarang oleh Allah.



Begitu juga orang yang melakukan ibadah batin, terlihat juga tanda-tandanya. Tanda-tanda itu tidak dapat dilihat oleh mata lahir kita, sebab tersembunyi di dalam hati.



Hal itu hanya dapat dilihat oleh orang itu sendiri dengan merasakan gerak dan arah perjalanan hati kita. Hati yang sudah melakukan ibadah berbeda dengan hati yang masih durhaka.



Untuk mengetahui perbedaan itu supaya kita dapat mengenal hati kita, apakah sudah taat atau masih durhaka, saya akan tunjukkan tanda-tanda atau sifat-sifat hati yang tinggi kedudukannya, yang dimiliki oleh orang-orang yang melakukan ibadah batin.



1. SYARIATNYA KUAT ...



Orang yang kuat beribadah batin pasti akan kuat pula ibadah lahirnya (syariat). Tetapi perlu diingat bahwa orang yang kuat syariat lahir saja belum tentu kuat ibadah batinnya.



Hal itu disebabkan pada diri kita, hati (jasad batin) adalah pemimpin sedangkan anggota-anggota lain (jasad lahir) sebagai pekerja. Kita makan karena hati kita menyuruh kita makan. Kaki dan tangan pun bekerja untuk mencari makanan. Kita hendak ke masjid adalah karena amalan hati kita. Kaki kita hanya menurut saja. Tetapi kalau hati tidak mau pergi walau masjid di sebelah rumah pun, kaki tidak akan melangkah pergi.



Begitu besarnya kuasa dan peranan hati dalam menentukan corak hidup kita. Sebab itu kalau hati sudah baik, taat menghambakan diri pada Allah, hati akan mengarahkan semua anggota lahir untuk tunduk menyembah kepada Allah SWT. Semua perintah Allah akan ditaati tanpa tanya jawab lagi. Semua larangan Allah akan ditinggalkan tanpa ragu-ragu.



Firman Allah : Terjemahannya : Dan mereka berkata, "Kami dengar dan kami taat." (Dan mereka berdoa), "Tuhan, kami mohon keampunanMu, dan kepadaMulah tempat kembali" (Al Baqarah : 285)



Shalat fardhunya baik, shalat sunat hajat dan lain-lain tidak ditinggalkan. Puasa sunat dianggap penting dan selalu dilakukan dengan senang hati. Membaca Al Quran, selawat, wirid, zikir, tahlil, tasbih dan tahmid dan lain-lain telah menjadi nyanyian rutin yang mengasyikkan. Berjuang untuk menyebarkan agama Allah terasa satu kewajiban yang mesti dilakukan sehingga tidak pernah jemu dan letih karena perjuangan.



Kuat berkorban harta, fikiran, waktu dan tenaga untuk membantu Islam dan umat Islam. Tidak bermewahan dengan rezeki pemberian Allah sekalipun halal dan hanya diambil sesuai keperluan saja. Kelebihannya diserahkan untuk jihad. Sebab itu rumahnya sederhana, pakaian, dan makan minum juga sederhana. Karena hatinya menyuruh tutup aurat maka ia akan melakukannya tanpa peduli apa yang dikatakan orang. Hatinya menyuruh berderma dan bersedekah maka ia akan melakukannya tanpa takut miskin dan bimbang pada hari depan. Hatinya menyuruh ia berjemaah sesama kaum muslimin maka ia pun ikut berjemaah tanpa ragu meninggalkan alam dan kawan di luar jemaah.



Karena hatinya menyuruh menghentikan pergaulan bebas maka ia akan berhenti tanpa takut kehilangan jodoh. Dan apa saja yang disuruh oleh hatinya, ia akan taat.



Hati yang taat dan takut pada Allah akan menyuruh kita mengikuti semua suruhan Allah. Tidak pernah terlintas dalam hati orang-orang soleh satu keinginan untuk durhaka pada Allah. Hatinya tidak pernah berencana untuk melakukan larangan Allah.



Sebab itu orang yang kuat ibadah batinnya, cukup kuat meninggalkan hal-hal yang haram, makruh dan syubhat. Tidak melakukan zina, tidak menipu, tidak minum arak, tidak berjudi, tidak mengambil pinjaman riba (bank) untuk membeli rumah atau mobil, tidak terlibat dengan suap, tidak berkhianat, tidak merokok, tidak mengumpat, tidak memfitnah, tidak bergaul bebas lelaki dan perempuan, tidak mubazir dan bermewah-mewah, tidak berfoya-foya, tidak terlibat dengan musik-musik haram, tidak bercintaan antara lelaki perempuan secara haram dan lain-lain.



Hati yang kuat dengan Allah akan melarang keras untuk terlibat dengan pekerjaan yang dikutuk oleh Allah. Hati yang sempurna ibadahnya akan menolak semua perkara yang dibenci Allah.



Tegasnya hanya hati kita yang bisa membetulkan diri kita dan hati juga yang bisa menjahanamkan kita. Kalau hati baik, tindakan kita akan baik. Dan kalau hati jahat, tindakan kita akan jahat juga.



Konsep 'hati baik' itu pun jangan disalah artikan. Jangan kita katakan, ''Tidak shalat pun tidak apa-apa, asalkan hati kita baik. Tidak menutup aurat pun tak apa, asal hati kita baik.''



Kalau kita katakan begitu, maka kita telah membuat dua kejahatan. Pertama kita telah berani membantah suruhan Allah karena shalat dan tutup aurat itu suruhan Allah. Kedua, kita menganggap hati kita baik, padahal hati kita masih durhaka pada Allah.



Hati yang tidak mau shalat atau tutup aurat itu adalah hati yang durhaka pada Allah. Hati yang baik adalah hati yang taat dan takut pada Allah. Bila hati taat maka kita akan mentaati seluruh perintah Allah. Bila hati kita baik kita akan kuat bersyariat.



2. MENDAPAT KEJERNIHAN ATAU KERINGANAN BATIN ...



Apabila seseorang hamba itu sudah mendapat kerohanian yang tinggi, hatinya (batinnya) akan menjadi suci dan ringan. Allah SWT berfirman :



Yaitu mereka yang memenuhi janji Allah dan tidak pula merusakkan perjanjian.(Ar Raad : 20)



Dan mereka menghubungi apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan (silaturrahim) dan mereka takut pada Tuhan mereka dan takut pada hisab yang buruk. (Ar Raad : 21)



Dan mereka juga bersabar dalam mencari keredhaan Tuhannya, mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan pada mereka secara sembunyi atau secara terang-terangan. Dan mereka menutupi kejahatan dengan kebaikan. Mereka itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik).(Ar Raad : 22)



(Yaitu) syurga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang soleh di kalangan bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedangkan malaikat-malaikat masuk menemui mereka di semua pintu masuk. (Ar Raad: 23)



(Sambil mengucapkan) "Salam sejahtera karena kesabaran kamu", maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu. (Ar Raad : 24)



Apabila ruh sudah suci dan ringan maka hati terasa ringan untuk mentaati Allah. Nafsu kita akan berubah dari nafsu yang rendah kepada nafsu mutmainnah. Di waktu itu kita akan senantiasa merasa kita adalah hamba Allah, ingin hidup sebagai hamba dan rela menerima apa saja qada dan qadar Allah tanpa mempertanyakan lagi atau resah gelisah.



Untuk lebih jelas akan saya paparkan sifat-sifat hati yang saya maksudkan:



1. Rasa malu kepada Allah karena senantiasa merasa diawasi oleh Allah SWT.



2. Rasa takut dan hebat pada Allah karena terasa diri selalu berada dalam kuasa Allah, sehingga Allah bisa berbuat apa saja seperti sakit, miskin, mati dan lain-lain.



3. Selalu merasa berdosa pada Allah, bukan hanya di depan manusia karena ada kesalahan tersembunyi yang tidak dapat diketahui seperti dosa-dosa hati. Sebab itu dia selalu menangis seorang diri, bukan di depan orang, karena takut dosanya tidak terampuni.



4. Tidak menunda-nunda urusan dengan Allah karena hati selalu merasa kedatangan maut itu bisa terjadi kapan saja.



5. Setiap kali membuat kesalahan yang kecil hatinya merasa takut dan terhina di depan Allah, sehingga cepat-cepat meminta ampun kepada Allah SWT.



6. Setiap kali selesai beramal, hati merasa itu adalah karunia Allah, bukan kemampuan dirinya. Dia tidak merasa bangga karena merasa amalannya tidak sempurna. Karena itu ia mengharapkan belas kasihan dari Allah agar menerima amalannya.



7. Kalau Allah menentukan satu peristiwa terjadi pada dirinya, hatinya akan redha dengan apa yang terjadi tanpa kesal dan keluh-kesah. Dia sadar dirinya yang rendah layak menerima apa pun takdir Allah.



8. Setiap kali melihat pemandangan alam yang indah, hati segera merasakan kebesaran Allah.



9. Kalau dia mendapat kejayaan atau nikmat, hatinya segera merasakan bahwa itu adalah pemberian dari Allah bukan kemampuan sendiri. Karena itu dia merasa takut pada Allah, karena menyalahgunakan atau kurang mensyukuri nikmat yang diperoleh.



10. Kalau dia menderita kemiskinan atau tidak memperoleh nikmat, hatinya terasa tentram karena dia merasa bebas dari tanggungjawab untuk menjaga amanah Allah.



11. Kalau mendapat musibah seperti sakit, hati bisa merasa tenang karena merasakan bahwa bencana (musibah) adalah kifaraf (balasan) dosanya. Dia merasa lebih baik dihukum di dunia daripada dihukum di akhirat. Penderitaan di dunia adalah pengampunan dosa di akhirat.



12. Bila mendapat pujian, hati merasa tidak senang sebab pujian itu tidak layak baginya dan bisa merusak rasa kehambaannya.



13. Kalau dikeji atau dihina orang, hatinya merasa kasihan pada orang yang menghinanya dan segera memaafkan orang itu tanpa diminta. Dia merasa bahwa dosanya telah menyebabkan dia dihukum seperti itu. Kalau tidak begitu dia tidak akan mendapat pahala dari penghinaan itu. Sebab itu dia tidak berniat sama sekali untuk membalas perbuatan orang itu.



14. Dia selalu berlapang dada berhadapan dengan aneka ragam manusia dan kesusahan yang manusia timpakan ke atasnya.



15. Dia tidak bangga dengan nikmat, tidak gelisah dengan musibah, tidak merasa tenang dengan pujian dan tidak menderita dengan cacian. Hatinya selalu merasa sebagai hamba yang serba kekurangan dan sangat memerlukan Allah SWT dalam setiap keadaan.



16. Kalau dia melihat atau mengetahui orang membuat maksiat, dia bersyukur pada Allah karena dirinya selamat dari maksiat. Sebab itu dia tidak menghina orang itu bahkan dia merasa kasihan, ingin menolong dengan memberi nasihat. Bahkan dia tidak menaruh sangka jahat pada orang itu. Dia menganggap kesalahan itu adalah karena tidak tahu, lupa ataupun tidak sengaja.



17. Ketika berhadapan dengan orang yang memarahinya, dia tidak ikut marah dan tidak melawan berdebat sekalipun dia benar.



18. Bila berhadapan dengan kepandaian orang lain, dia akan menerima ilmu atau kebenaran sekalipun dari seorang kanak-kanak. Kalau bermuzakarah dia tidak memperlihatkan bahwa dirinya pandai sehingga tidak merasa bangga diri Kalau ada yang memuji orang lain di hadapannya dia tidak sakit hati sebab dia faham bahwa kuasa hak Allah yang melebihkan dan mengurangkan nikmat pada hamba-hamba-Nya.



19. Kalau ada orang lain menyelesaikan kerjanya, dia tidak menggerutu sebab dia merasa dia dibantu.



20. Kalau dia digemari oleh banyak orang, dia tidak merasa bangga sebaliknya dia bimbang kalau hal itu membuat dirinya riya'.



21. Dia tidak makan seorang diri. Kalau memberi bantuan pada seseorang, tidak di hadapan orang lain.



22. Beramal dan betul-betul beribadah karena Allah bukan lagi karena Syurga atau Neraka.



~ o ~**~ Sumber : irdy74.multiply.com

Kamis, 09 Februari 2012

** Anda Semakin Matang dan Bijak Bila... **

Anda dapat tetap tenang dan bersabar seandainya keinginan anda tidak tercapai.

Anda mampu menyembunyikan perasaan anda yang luka dan tersinggung oleh seseorang dalam suatu perkumpulan dan berlaku sebagaimana biasa.

Anda tidak merasa iri hati bila melihat orang lain dipuji dan disanjung.

Anda dapat menghadapi kebencian orang-orang yang anda benar-benar merasa bersebrangan dengan mereka.

Anda mampu menguasai nafsu dan ambisi walaupun anda ingin mendapat perkara yang anda pikir mudah didapat.

Anda dapat menahan rasa sakit hati dan malu seandainya anda tidak dapat hidup setaraf dengan teman sejawat Anda yang lain.

Anda terus berlaku adil dan adil walaupun suasana sekeliling menghalang maksud anda.

Anda dapat menerima kritik atau salah faham orang tanpa memperbesar-besarkannya.

Anda memandang jauh kedepan, dengan sabar menangung kesusahan demi kepentingan masa depan, tanpa merasa resah, khawatir dan ragu.

Anda memberi persetujuan kepada pendapat-pendapat yang Anda tidak setujui dalam perdebatan tanpa merasa sakit hati atau tidak senang.

Anda berbahagia ketika dalam kondisi sendirian dengan mempunyai satu favorit atau hobi yang benar-benar Anda minati.

Anda mengaku dengan jujur tidak tahu bila Anda benar-benar tidak tahu, tanpa merasa malu.

Anda mampu menghadapi orang-orang tua atau orang-orang yang lebih berpengaruh tanpa berusaha untuk menimbulkan efek negatif.

Anda akan mencoba melakukan sesuatu dengan sederhana bukannya berlebih-lebihan untuk menunjukkan bahwa Anda dapat melakukannya dengan lebih sempurna.

Anda dapat mendahulukan kepentingan orang lain meskipun Anda tidak merasa senang karenanya.

Anda dapat berlaku wajar dan adil terhadap orang-orang yang tidak Anda sukai.

Anda dapat mewujudkan rasa kasih-sayang, cinta atau bisa bersahabat meski tanpa mendapat tempat yang utama dalam hidup mereka.

Jika Anda pria, Anda dapat bekerjasama atau bersahabat dengan wanita tanpa berpikir bahwa Anda adalah pria yang jadi idaman setiap wanita.

Jika Anda wanita, Anda dapat bekerjasama atau bersahabat dengan kaum lelaki secara jujur.

...dan Anda semakin bijak jika melakukan semua itu karena dan hanya untuk Allah...demi mendapat ridha-Nya...

-------------------------------
- Artikel iluvislam.com

7 Faktor Penyebab Takabur

Takabur -yang telah kita ketahui definisinya- merupakan penyakit hati tingkat tinggi yang harus diwaspadai oleh semua muslim, termasuk aktifis dakwah. Dikatakan penyakit hati tingkat tinggi karena sejarah iblis laknatullah dimulai dari penyakit satu ini. Merasa lebih tinggi dari Adam, ia lalu mendurhakai perintah Allah untuk bersujud padanya. Abaa wastakbara, kata Al-Qur’an. Demikian pula para penguasa taghut yang menjadi musuh para nabi dan rasul, semuanya dihinggapi penyakit ini.

Dengan mengetahui faktor-faktor penyebab suatu penyakit, diharapkan kita bisa menghindarinya. Demikian pula dengan takabur ini. Ada beberapa faktor penyebab yang semoga setelah kita mengetahuinya lalu berupaya keras untuk menghindarinya, sebagaimana kita menghindari api yang telah kita ketahui panasnya bisa membakar kita.

Berikut ini adalah sebagian dari faktor penyebab takabur:

1. Salah dalam Memahami Hakikat Dirinya
Iblis sebagai makhluk pertama yang dihinggapi takabur hingga membuatnya terlempar dari surga, melakukan kesalahan fatal dalam memandang hakikat dirinya. Ia lupa betapapun ia ditempatkan di surga, sebenarnya ia adalah makhluk Allah.

Demikian pula orang yang takabur, terutama ketika merendahkan orang lain. Ia salah dalam memandang hakikat dirinya yang pada mulanya tercipta dari air yang hina.

Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina. (QS. As-Sajdah : 8)

Ia tidak ingat ayat ini. Ia tidak menyadari hakikat dirinya. Yang ia tahu ia kini adalah manusia dengan organ yang sempurna, sosok yang hebat, dan wajah yang rupawan. Berbagai potensi yang telah dianugerahkan Allah kepadanya, mulai dari kecerdasan sampai kekayaan dan kekuasaan, dianggap sebagai milik dirinya sendiri. Hingga segala kelebihan dari fisik hingga akal itu dipahami sebagai hakikat dirinnya.

2. Salah dalam Memahami Hakikat Kemuliaan
Ketika iblis mengaku lebih mulia dari Adam, ia menggunakan parameter yang salah dalam mengukur kemuliaan.

Dan (ingatlah), tatkala Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu semua kepada Adam”, lalu mereka sujud kecuali iblis. Dia berkata: “Apakah aku akan sujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah?” (QS Israa’ : 61)

Allah berfirman: “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?” Iblis menjawab: “Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah”. (QS Al A’raaf :12)

Jika iblis memahami hakikat kemuliaan ditentukan dari asal penciptaan, orang seperti Fir’aun memahami hakikat kemuliaan ditentukan oleh kekuasaan. Lalu orang seperti Qarun menganggap kemuliaan ditentukan oleh kekayaan. Dan orang seperti Haman menganggap kemuliaan ditentukan oleh kekuatan dan kecerdasan.

Tiga hal yang disebutkan terakhir ini barangkali saat ini amat dominan dipakai sebagai logika kemuliaan. Maka jika kebenaran berasal dari mereka yang tidak lebih berkuasa akan ditolak. Al-haq yang dibawa oleh mereka yang tidak lebih kaya dari dirinya tidak akan diterima. Dan keadilan yang dilantangkan oleh mereka yang tidak lebih kuat dari dirinya juga akan diabaikan.

Ada hal lain yang juga menjadi standar salah dalam memandang hakikat kemuliaan. Misalnya usia, pengetahuan, pengalaman, bahkan jasa. Termasuk dalam dakwah. Maka kadang terjadi aktifis dakwah yang terjebak pada takabur dan tidak mau menerima kebenaran karena merasa usia perjuangannya lebih lama, pengalaman dakwahnya lebih banyak, atau jasanya lebih besar. Hingga ada pula yang karena memandang dirinya adalah qiyadah, maka perbedaan yang dibawa oleh jundiyahnya selalu dianggap salah. Kesalahan dalam memahami hakikat kemuliaan bisa menjerumuskan kita ke dalam ke-takabur-an sebagaimana iblis diusir dari surga dan dilaknat Allah selama-lamanya.

3. Tidak Memiliki Pemahaman yang Benar tentang Hakikat Kebenaran
Ali radhiyallaahu anhu terkenal dengan kata-katanya: ”Lihatlah apa yang diucapkan dan jangan lihat siapa yang mengucapkan.” Seringkali kita memahami maqalah ini sebagai upaya untuk obyektif menilai kebenaran. Namun di sana juga ada nilai bahwa kebenaran akan selamanya benar meskipun datangnya dari siapapun.

Jika kita memiliki standar penilaian yang benar, insya Allah kita akan lebih selamat dari bahaya menolak kebenaran, sebuah sikap yang merupakan inti takabur. Dan kebenaran itu adalah apa yang benar menurut Allah dan Rasul-Nya (Al-Qur’an dan Sunnah), siapapun yang mengatakannya.

4. Mengira bahwa Nikmat itu Kekal pada Dirinya
Orang yang takabur biasanya lupa bahwa alasan yang melatarinya untuk berbuat demikian tidaklah abadi pada dirinya. Kenikmatan yang ia rasakan, yang dengannya ia menyombongkan diri hanyalah bersifat sementara. Allah bisa mencabutnya dalam waktu yang cepat dan tak terkira.

Tidak peduli apakah kenikmatan yang kemudian disombongkan itu berupa harta, keturunan, popularitas, jabatan, kekuasaan, dan sebagainya. Perihalnya menyerupai orang yang digambarkan Allah SWT dalam salah satu firnam-Nya:

Dan dia memasuki kebun sedangkan dia zalim terhadap dirinya sendiri. Ia berkata, “Aku kira kebun itu tidak akan binasa selama-lamanya, dan aku tidak mengira hari kiamat itu akan datang. Sekiranya aku dikembalikan kepada Tuhanku pasti aku akan mendapatkan tempat yang lebih baik daripada kebun-kebunku itu.” (QS. Al-Kahfi : 35-36)

5. Sikap Tawadhu’ Orang Lain yang Berlebihan
Ini adalah faktor eksternal yang bisa menyebabkan seseorang mejadi takabur. Sebab orang-orang di sekelilingnya terlalu tawadhu secara berlebihan kepada dirinya. Sebab ini sering dijumpai pada pemimpin atau guru yang takabur disebabkan lingkungan seperti ini. Pengikut yang tawadhu’, selalu menghormatinya, dan tidak pernah menasehatinya, mengarahkan seseorang berpikiran bahwa ia adalah orang mulia dan jauh dari kesalahan. Guru yang selalu dihormati muridnya dan mendapatkan kemuliaan dari mereka juga berpotensi menganggap dirinya sempurna. Jadilah ia takabur. Tidak menutup kemungkinan hal ini juga menimpa ulama. Karenanya mencium tangan seseorang baik itu pemimpin maupun ulama dimakruhkan oleh sebagian ulama.

Begitu pula penghormatan dengan berdiri dan berbagai bentuknya. Selain itu merupakan bentuk ketawadhu’an yang memperlemah posisi orang yang melakukan, juga bisa menjadi faktor penyebab takabur bagi orang yang diberi penghormatan.

Rasulullah SAW bersabda:
Barangsiapa yang suka agar orang-orang berdiri untuk menghormatinya, maka bersiaplah untuk menempati tempat duduk dari api neraka. (HR. Abu Daud)

Dalam kesempatan yang lain beliau bersabda:
Janganlah kalian berdiri menyerupai orang-orang yang saling mengagungkan satu sama lain (HR. Abu Daud)

6. Pujian Orang Lain di Depannya Secara Berlebihan
Selain ketawadhuan, pujian orang lain didepan seseorang juga berpotensi membawa takabur pada orang yang dipuji. Karenanya Rasulullah mengingatkan, bahkan dengan tegas kepada orang yang suka memuji orang lain di depannya, apalagi secara tidak proporsional.

Rasulullah memerintahkan kami untuk menaburkan tanah ke muka orang yang suka memuji (HR. Muslim)

7. Lalai terhadap Dampak Buruk Takabur
Orang yang takabur biasanya karena ia lalai terhadap dampak takabur. Kelalaian di sini bukanlah kelalaian secara pengetahuan atau kognitif. Sebab betapa banyak orang yang secara teori hafal dampak buruk takabur tetapi ia tetap melakukannya.

Kelalaian di sini lebih dalam maknanya daripada itu. Yakni memahami dan menyadari bahwa jika ia melakukan takabur dampak buruk dunia akhirat bisa menghancurkannya. Di saat seseorang sadar akan bahaya yang menimpanya, maka ia akan menghindari perbuatan itu. Sementara pengetahuan atau hafalan yang tidak mencegah seseorang dari takabur, belumlah mengeluarkan ia dari kelalaian yang sebenarnya.

Demikian 7 faktor penyebab takabur, semoga dengan mengetahuianya Allah menjadikan kita paham akan sebab-sebab yang bisa menjerumuskan kita pada takabur. Dengan pemahaman itu kita berdoa kepada Allah agar dihindarkan dari ketujuh hal itu dan diselematkan dari takabur.

http://www.bersamadakwah.com/2010/08/faktor-faktor-penyebab-takabur.html