Selasa, 22 Januari 2013

Lirik Nasyid Doa Seorang Pedagang - Teddy SNADA

Tak kan kubiarkan hidup tak berarti
Diatas dunia yang KAU hamparkan
Akan kupenuhi hari demi hari
Menjemput karunia yang KAU berikan

Harus kulalui jalan yang tak pasti
Hadapi cobaan yg KAU berikan
Akan kunikmati detik demi detik
Jalan kehidupan seorang Pedagang

Reff :

Ya Allah tolonglah
Pandang diriku
berkahi langkahku
Lapangkan Dadaku

Ya Allah tolonglah
Dengar Hatiku
Luaskan rezekiku
Mudahkan urusanku

Rezeki dilangit mohon turunkanlah
Rezeki yang jauh mohon dekatkanlah

Sumber : http://www.liriklagumuzika.com/2013/01/lirik-doa-seorang-pedagang-teddy-snada.html#

Senin, 21 Januari 2013

"If You're Not The One" - DANIEL BEDINGFIELD LYRICs

If you’re not the one then why does my soul feel glad today?
If you’re not the one then why does my hand fit yours this way?
If you are not mine then why does your heart return my call?
If you are not mine would I have the strength to stand at all?

I never know what the future brings
But I know you are here with me now
We will make it through
And I hope you are the one I share my life with

I don’t want to run away but I can’t take it, I don’t understand
If I am not made for you then why does my heart tell me that I am?
Is there any way that I can stay in your arms?

If I don’t need you then why am I crying on my bed?
If I don’t need you then why does your name resound in my head?
If you’re not for me then why does this distance maim my life?
If you’re not for me then why do I dream of you as my wife?

I don’t know why you’re so far away
But I know that this much is true
We will make it through
And I hope you’re the one I share my life with
And I wish that you could be the one I die with
And I pray in you’re the one I build my home with
I hope I love you all my life

I don’t want to run away but I can’t take it, I don’t understand
If I am not made for you then why does my heart tell me that I am?
Is there any way that I can stay in your arms?

Cause I miss you, body and soul so strong that it takes my breath away
And I breathe you into my heart and pray for the strength to stand today
Cause I love you, whether its wrong or right
And though I can’t be with you tonight
And know my heart is by your side

I don’t want to run away but I can’t take it, I don’t understand
If I am not made for you then why does my heart tell me that I am?
Is there any way that I can stay in your arms?


Minggu, 20 Januari 2013

Tarzan... you'll be in my heart lyrics - phil collins

Come stop your crying
It will be all right
Just take my hand Hold it tight

I will protect you
from all around you
I will be here
Don’t you cry

For one so small,
you seem so strong
My arms will hold you,
keep you safe and warm
This bond between us
Can’t be broken
I will be here
Don’t you cry

’Cause you’ll be in my heart
Yes, you’ll be in my heart
From this day on
Now and forever more

You’ll be in my heart
No matter what they say
You’ll be here in my heart, always

Why can’t they understand
the way we feel
They just don’t trust
what they can’t explain
I know we’re different but,
deep inside us
We’re not that different at all

And you’ll be in my heart
Yes, you’ll be in my heart
From this day on
Now and forever more

Don’t listen to them
’Cause what do they know
We need each other,
to have, to hold
They’ll see in time
I know

When destiny calls you
You must be strong
I may not be with you
But you’ve got to hold on
They’ll see in time
I know
We’ll show them together

’Cause you’ll be in my heart
Yes, you’ll be in my heart
From this day on,
Now and forever more

Oh, you’ll be in my heart
No matter what they say
You’ll be in my heart, always
Always


Dreams Come True Lyrics - Westlife

Dreams are there to show you the way
(Better take a look inside)
Close your eyes find out what they're trying to say
(You gotta take a look inside)

Only for a minute
Just to make a start
Imagine what you wanna see

Wake him up the wizard
Sleeping in your heart
Just imagine what you wanna be
Don't you know that...

[Chorus]
Dreams come true they do
Dreams come true
From all of us to all of you they do

Don't you know that dreams come true
Love is just a second away
(Better take a look inside)
Make that magic rule, let the miracle stay
(You gotta take a look inside)

Only for a minute
It's not a fantasy
Just imagine what you wanna be

Don't you know that...

[Chorus]
Don't you know that dreams come true
Don't you know that dreams come true
Only for a minute
You can make your dreams come true

Selasa, 15 Januari 2013

Keajaiban Istighfar dan doa, Imam Ahmad bin Hambal dan Penjual Roti

Dikisahkan bahwa, sekali waktu Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah bepergian untuk suatu keperluan sampai kemalaman di sebuah kampung. Karena tidak ingin merepotkan siapapun, beliaupun mampir ke sebuah masjid kecil untuk shalat sekaligus berniat bermalam disana. Seusai shalat dan ketika hendak merebahkan tubuh tua beliau di masjid kecil tersebut guna melepaskan sedikit kepenatan malam itu, tiba-tiba sang penjaga masjid datang dan melarang beliau tidur di dalamnya. Sang penjaga tidak mengetahui bahwa, yang dihadapainya adalah seorang ulama besar. Sementara Imam Ahmad juga tidak ingin memperkenalkan diri kepadanya. Beliau langsung keluar dan berpindah ke teras masjid dengan niat beristirahat disana. Namun sang penjaga tetap saja mengusir beliau secara kasar dan bahkan sampai menarik beliau ke jalanan.

Tapi taqdir Allah, tepat saat Imam Ahmad sedang kebingungan di jalan itu, melintaslah seseorang yang ternyata berprofesi sebagai pembuat dan penjual roti. Akhirnya dia menawari dan mengajak beliau untuk menginap di tempatnya, juga tanpa tahu bahwa, tamunya ini adalah Imam Ahmad bin Hambal.

Ketika sampai di rumahnya, sang lelaki baik hati itupun segera mempersiapkan tempat bermalam untuk Imam Ahmad dan mempersilahkan beliau agar langsung istirahat. Sedangkan dia sendiri justru mulai bekerja dengan menyiapkan bahan-bahan pembuatan roti yang akan dijualnya esok hari.

Ternyata Imam Ahmad tidak langsung tidur, melainkan malah memperhatikan segala gerak gerik sang pembuat roti yang menjamu beliau. Dan ada satu hal yang paling menarik perhatian beliau dari lelaki ini. Yakni ucapan dzikir dan doa istighfar yang terus meluncur dari mulutnya tanpa putus sejak awal ia mulai mengerjakan adonan rotinya. Imam Ahmad merasa penasaran lalu bertanya: Sejak kapan kamu selalu beristighfar tanpa henti seperti ini? Ia menjawab: Sejak lama sekali. Ini sudah menjadi kebiasaan rutin saya, hampir dalam segala kondisi. Sang Imam melanjutkan pertanyaan beliau: Lalu apakah kamu bisa merasakan adanya hasil dan manfaat tertentu dari kebiasaan istighfarmu ini? Ya, tentu saja, jawab sang tukang roti dengan cepat dan penuh keyakinan. Apa itu, kalau boleh tahu?, tanya Imam Ahmad lagi.

Iapun menjelaskan seraya bertutur: Sejak merutinkan bacaan doa istighfar ini, saya merasa tidak ada satu doapun yang saya panjatkan untuk kebutuhan saya selama ini, melainkan selalu Allah kabulkan, kecuali satu doa saja yang masih belum terijabahi sampai detik ini?

Sang Imam semakin penasaran dan bertanya: Apa gerangan doa yang satu itu? Si lelaki saleh inipun melanjutkan jawabannya dan berkata: Ya, sudah cukup lama saya selalu berdoa memohon kepada Allah untuk bisa dipertemukan dengan seorang ulama besar yang sangat saya cintai dan agungkan. Beliau adalah Imam Ahmad bin Hambal!
Mendengar jawaban dan penjelasan terakhir ini, Imam Ahmad terhenyak dan langsung bangkit serta bertakbir: Allahu Akbar! Ketahuilah wahai Saudaraku bahwa, Allah telah mengabulkan doamu!

Disini gantian Pak pembuat roti yang kaget dan penasaran: Apa kata Bapak? Doaku telah dikabulkan? Bagaimana caranya? Dimana saya bisa menemui Sang Imam panutan saya itu?

Selanjutnya Imam Ahmad menjawab dengan tenang: Ya. Benar, Allah telah mengijabahi doamu. Ternyata semua yang aku alami hari ini, mulai dari kemalaman di kampungmu ini, diusir sang penjaga masjid, bertemu dengan kamu di jalanan, sampai menginap di rumahmu sekarang ini, rupanya itu semua hanya merupakan cara Allah untuk mengabulkan doa hamba-Nya yang saleh. Ya, orang yang sangat ingin kamu temui selama ini telah ada di rumahmu, dan bahkan di depanmu sekarang. Ketahuilah wahai lelaki saleh, aku adalah Ahmad bin Hambal…!

Dan tentu setiap kita sudah bisa membayangkan, apa yang mungkin terjadi dan dilakukan oleh sang tukang roti saleh tersebut setelah itu…!

Rahimahumallahu rahmatan

Semoga Allah merahmati keduanya dengan rahmat yang seluas-luasnya…

Senin, 14 Januari 2013

Lirik ISTIGHFAR - AA GYM

Astaghfirullah robbal barooyaa
Astaghfirullah minal khotooyaa

Hidup di dunia sebentar saja
Sekedar mampir sekejap mata
Jangan terpesona jangan terpedaya
Akherat nanti tempat pulang kita
Akherat nanti hidup sebenarnya

Astaghfirullah robbal barooyaa
Astaghfirullah minal khotooyaa

Barang siapa Allah tujuannya, Niscaya dunia akan melayaninya
Namun siapa dunia tujuannya, Niscaya kan letih dan pasti sengsara
Diperbudak dunia sampai akhir masa

Astaghfirullah robbal barooyaa
Astaghfirullah minal khotooyaa

Kasih sayang alloh maha mempesona
betapapun kita menghianatinya
tiada terputus curahan nikmatnya
selama dinanti kembali padanya
selama dinanti bertobat padanya

Allah melihat Allah mendengar
Segala sikap dan kata kita
tiada yg luput satupun juaAllah takkan lupa selama - lamanya
Allah takkan lupa selama - lamanya

Ingatlah maut pasti kan menjemput
Putuskan nikmat dan cita - cita
Tak dapat ditolak tak dapat dicegah
Bila waktu hidup berakhir sudah
Bila waktu hidup berakhir sudah

Astaghfirullah robbal barooyaa
Astaghfirullah minal khotooyaa

Tubuhpun kaku terbungkus kafan
Tiada guna harta pangkat dan jabatan
Tinggallah ratapan dan penyesalan
Menanti peradilan yang menetukan
Menanti peradilan yang menetukan

Astaghfirullah robbal barooyaa
Astaghfirullah minal khotooyaa

Wahai sahabat cepatlah taubat
Karena ajal kian mendekat
Takutlah siksa yang menghancurkan
Azab jahanam sepanjang zaman
Azab jahanam sepanjang zaman

Astaghfirullah robbal barooyaa
Astaghfirullah minal khotooyaa

Alloh pengampun penerima tobat
walaupun dosa sebesar jagad
Wahai sahabat cepatlah taubat
Karena ajal kian mendekat

Sabtu, 12 Januari 2013

kata kata bijak aa gym

*Setiap kejadian tak ada yang kebetulan, semua terjadi atas izin Allah & penuh hikmah, bagi yang emosional dan kurang dzikir dan tafakur akan sulit mendapatkan hikmahnya.
*Sahabat jangan sampai ada kebaikan orang lain yang tidak kita balas, minimal berterimakasih, balaslah dengan yang lebih baik & doa kebaikan yang tulus, niscaya Alloh akan menyempurnakan karuniaNYA.
*Sahabat, berbeda pendapat adalah hal yang lumrah, namun bila penuh dengan amarah, bukan lagi membela pendapatnya,namun membela nafsunya.
*Sahabat jangan pernah ragu dengan janji dan jaminan Alloh, yang selama ini kita walaupun kita lalai dan pelit, apalagi bila kita dermawan dan taat.
*Semakin bersih hati, semakin peka dan mampu membaca hikmah dari kejadian, sehingga semakin bijak dan tepat menyikapi persoalan, sedangkan semakin kotor hati , semakin bebal dan sulit mendapatkan hikmah dari kejadian.
*Sahabat apa urusan kita dengan yang menghina, itu adalah urusan dia dengan Alloh, urusan kita adalah menjaga hati agar selalu bersih dan terus berbuat baik.
Kebajikan itu adalah budi pekerti yang baik sedangkan dosa adalah perbuatan yang menyesakan dada/menggelisahkan dan engkau tak suka jika orang lain tahu (HR Muslim).
Sahabat, hal apapun yang berlebihan pasti jadi masalah, proposional itu berkah

*Sibuknya mensyukuri nikmat yang ada akan lebih membahagiakan dan mendatangkan karunia lainnya, daripada sibuk dengan keinginan2.
Kepahitan yang membuat dekat dengan Allah jauh lebih baik daripad kenikmatan yang membuat lupa kepada Allah.
*Sahabat kita dikaruniai kekurangan dan kelebihan bukan untuk saling sombong/mendengki, namun justru untuk saling melengkapi untuk bisa dekat dengan Allah dan manfaat bagi umat.
*Sahabat semakin dapat menjaga hati akan semakin tentram dan selamat, semakin tak dapat menjaganya didunia akan jadi sumber masalah di akhirat jadi sumber azab.
Mengapa kita sangat sibuk untuk memikirkan kesalahan orang lain dan kita lalai terhadap kesalahan2 sendiri, padahal yang pasti membahayakan adalah kesalahan diri sendiri.
*Karunia Allah tak hanya berbentuk uang, bisa ilmu, hikmah, kesehatan, silahturahmi, kekuatan iman dll. Insyaallah semua jadi ibadah.
*Sesungguhnya kita tak pernah sendirian dimanapun, kapanpun, Allah senantiasa memperhatikan, menyaksikan,mencukupi, melindungi, maka cukuplah Allah sebaik2 Penolong dan Pelindung kita.
*Sikap yang tenang dan wajar adalah sikap pribadi yang matang dan dewasa. Sikap yang dibuat2, didramatisir, berlebih2an agar meraih simpati, perhatian dan empati malah akan berbuah sebaliknya, Hati hanya bisa disentuh oleh ketulusan bukan oleh akting dan pamrih.
Tak sengaja mendengar aib orang lain saja sudah sangat mengotori hati, apalagi yang kerjanya terus mencari aib/kekurangan/kesalahan orang lain.
Sahabat walau tak ada mahkluk yang melihat/menilai kita, pasti Allah tau amal2 kita.
*Kejadian apapun walau sangat pahit dan getir bila membuat kita semakin kenal,yakin dan dekat dengan Allah adalah karuniaNYA yang tak ternilai.
Sahabat, jangan tergesa2 kecewa , karena pilihan Allah pasti yang terbaik.
Sahabat walau lahir sibuk ikhtiar, hati sibuklah bersama Allah, niscaya akan tenang dan ditolong.


Sumber: SMS Tausiyah Aa Gym
http://kerjaonline-aisah.blogspot.com/2012/04/kata-bijak-aa-gym-3.html

Jumat, 11 Januari 2013

RAHASIA KHUSU' DALAM SHALAT


Rahasia Shalat RAHASIA SHALAT KHUSYU’ DAN DITERIMA OLEH ALLAH “ORANG YANG SHALAT MASIH BISA MENDENGAR ,MELIHAT, BERKATA-KATA, MERASA. BELUMLAH KHUSYU’ SHALATNYA “ Jadi orang yang benar-benar khusyu’ dalam shalatnya itu adalah : “ Tidak lagi mendengar, melihat, berkata-kata, merasa, dan lain sebagainya, dia tenggelam kepada Zat Allah. Inilah shalat yang khusyu’ dan diterima oleh Allah swt “. Kalau tidak demikian jangan harap shalatnya bisa diterima oleh Allah. Zaman sekarang serba materi , sehingga sampai pelajaran shalat memerlukan biaya yang cukup mahal dan dilakukan ditempat yang serba mewah dihotel digedung dan ditempat mewah lainnya.Kenapa mengajarkan ilmu agama seperti shalat meski harus dipungut bayaran ! wahai saudaraku muslimin dan muslimat sampaikan ajaran islam dengan penuh keikhlasan karena kita bersaudara.Mari kita sama-sama mendalami mempelajari bagaimana caranya agar shalat bisa khusyu’ dan diterima oleh Allah swt. Agar shalat khusyu’ dan diterima oleh Allah swt tentunya harus melaksanakan segala syarat dan rukunnya, dan gerakannya menuruti sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw. Sabda Nabi saw : “ SHALLU KAMA RA AITUMU-NI USHALLI “ Artianya : Shalatlah kamu sebagaimana kamu lihat aku shalat “ Lakukanlah cara shalat sebagaimana yang kita yakini berdasarkan hadits Rasulullah saw atau dengan mengikuti pendapat dari mazhab fekih yang telah ada, karena mereka adalah Imam Mazhab yang telah diakui oleh dunia islam . Kemudian pahami arti dari apa yang dibaca dalam shalat. Syarat dan rukun ( Qauliyyah maupun fi’liyyah ) serta semua gerakan dalam perbuatan shalat disebut perbuatan ZAHIR SHALAT hal ini sudah diketahui secara umum, dan bagaimanakah Bathinnya shalat itu ? Rasulullah saw bersabda : ‘ U’BUDULLA-HA KA AN NAKA TARA-HU FA IN LAM TAKUN TARA-HU FA INNAHU YARA-KA. Artinya "Sembahlah Allah seakan –akan kamu melihat-Nya, dan apabila kamu tidak bisa melihat-Nya, maka yakinkanlah bahwa Allah melihat kamu". Dan inilah yang disebut dengan IHSAN Demikianlah apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah saw . Dan ini adalah merupakan perbuatan BATHIN SHALAT. Dalam kalimat seakan-akan kamu melihat-Nya adalah mempunyai arti MUSYAHADAH, sedangkan dalam kalimat Allah melihat kamu disini mengandung pelajaran tentang MURAQABAH Ibadah Shalat yang dilakukan dengan Musyahadah jauh lebih tinggi nilainya dibandingi Muraqabah. Makanya Nabi mengatakan kalau tidak bisa dalam shalat seakan-akan melihat Allah , maka yakinkanlah bahwa Allah melihat kamu . Yakni dari awal shalat hingga akhirnya cukup merasakan bahwa segala gerak gerik kita dilihat Oleh Allah ( inilah yang disebut Muraqabah ) dan cukup mudah untuk dilakukan. Bagaimanakah caranya dalam ibadah shalat yang seakan-akan melihat Allah ? Perhatikanlah ketika kita Niat dan Takbir. Pandanglah dengan mata hati ketika kita mengangkat tangan, pada lahirnya adalah perbuatan kita tetapi pandanglah terus kedalam ( bathin ) ternyata adalah perbuatan Allah, karena kita tidak kuasa untuk mengangkat tangan kecuali dengan qudratnya Allah : “ LA HAULA WALA QUWWATA ILLA BILLAH “ Tidak ada daya dan kekuatan melainkan dengan Allah. Apabila bathin menghayati seperti ini kepada setiap gerak zahir yang kita perbuat maka ini dinamakan seakan-akan melihat Allah ( yakni Af’al Allah ). Begitu juga ketika Niat, maka pandanglah dengan mata hati bahwa niat itu adalah merupakan kehendak Allah ( Iradat Allah ) karena tidak akan bisa bergerak sesuatu apa juapun kecuali dengan iradatnya Allah :” LA TATAHARRAKA ZARRATUN ILLA BI IZNILLAH “ Artinya tidak akan bergerak sebesar zarrah pun kecuali dengan izin Allah . Selanjutnya ketika mengucapkan Takbir “ Alla-hu Akbar “ Pandanglah dengan mata hati, pada zahirnya adalah perkataan kita, tetapi pandanglah terus ke dalam (bathin) ternyata adalah perkataan Allah. Maka lakukanlah seperti ini dengan pandangan mata hati setiap gerak pebuatan maupun perkataan dari awal sampai akhir. Dan suara apapun yang muncul dalam pendengaran, kembalikan bahwa hanya Allah yang mendengar sedangkan kita tuli, atau apa yang terlihat pada mata, kembalikan bahwa hanya Allah yang melihat sedangkan kita buta, atau timbulnya ucapan yang kita baca dalam shalat, kembalikan bahwa hanya Allah yang berkata-kata, sedangkan kita bisu, atau merasa sesuatu apakah itu panas dingin dan lain sebagainya kembalikan hanya Allah yang punya rasa . Maka seperti inilah shalat yang khusyu’ dan diterima oleh Allah swt, karena hapus ( hilang ) perbuatan hamba kepada perbuatan Allah ( Fana kepada Allah ) Dengan demikian berarti ketika Shalat kita tidak mendengar,melihat,berkata- kata,merasa dan lain sebagainya.sehingga tidak ada sedikitpun syirik dalam peribadatan yang dilakukan. Sesungguhnya Allah tidak akan menerima peribadatan seseorang hamba yang didalam peribadatan itu terdapat syirik. Firman Allah : Artinya : … dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya". ( QS.Al- Kahfi : 110 ) 1. Sesungguhnya beruntunglah orang- orang yang beriman, 2. (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya, (QS.Al-Mu’minun : 1-2). Kesimpulan : Jadi dalam ibadah shalat yang kita kerjakan dari awal sampai akhir,pandanglah dengan mata hati bahwa segala gerak gerik perbuatan, perkatan, semuanya adalah af’al Allah ( perbuatan Allah ) atau miliknya Allah, karena kita bersifat “ LA HAU LA WALA QUWWATA ILLA BILLAH “ Tidak ada daya dan kekuatan melainkan dengan Allah. Inilah maqam IHSAN yang dikatakan Nabi saw : Sembahlahlah Allah seakan-akan kamu melihatnya, dan inilah cara ibadah yang paling tinggi nilainya. Oleh karena demikian Ulama TASAUF menyimpulkan pada hakikatnya dalam ibadah shalat itu : “ LA YA’BUDULLA-HA ILLALLAH “ Tidak ada yang menyembah Allah, hanya Allah. Seperti inilah bathin seseorang dalam menyembah Allah sehingga tidak ada sedikitpun perbuatan syirik di dalamnya “ INILAH SEBENAR-BENARNYA TAUHID / KE ESAAN YANG MUTLAK “

http://adyblog.heck.in/rahasia-khusu-dalam-shalat.xhtml

Jumat, 04 Januari 2013

Doa Mohon Kehidupan Yang Bahagia

Banyak orang mengira bahwa kebahagiaan berasal dari harta benda yang kita miliki. Namun ketika mereka sudah mendapatkannya, ternyata mereka tetap saja tidak bahagia. Kenapa? Karena sesungguhnya kebahagiaan itu berasal dari hati. Tidak peduli kaya atau miskin, asalkan hati kita tenang, maka kita senantiasa akan hidup bahagia.

Pada doa di bawah ini, kita memohon kepada Allah agar dikaruniai hidup yang bahagia, sebagaimana orang-orang yang dibahagian oleh Allah sebelum kita. Selain memohon kebahagiaan, kita juga memohon agar bisa bersama dengan para nabi, berkedudukan layaknya para syuhada’, kemenangan menghadapi musuh, serta keberuntungan dalam persidangan di Hari Mahsyar.

Bacaan Doa Mohon Kehidupan Yang Bahagia

“Allaahumma innii as ‘alukal fauza ‘indal qadaa’i wa manaazilasy syuhadaa’i wa ‘aisyas su’adaa’i wan nasra a’lal a’daa’i wa muraafaqatal anbiyaa’i”

Arti Doa Mohon Kehidupan Yang Bahagia

“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kemenangan pada hari persidangan di Padang Mahsyar, bersama para syuhada’ dan beroleh kehidupan sebagaimana orang-orang yang beroleh kebahagiaan, serta beroleh pertolongan mengalahkan musuh dan berteman dengan para nabi. (H.R. Thabrani)”

Hubungan Antara Menolak Kemiskinan Dengan Ayat Pertama Surah Al-Ikhlas


Dalam kehidupan di zaman modern penuh fitnah dewasa ini, kita jumpai banyak sekali manusia yang hidup dipenuhi kegelisahan berkepanjangan. Dan salah satu kegelisahan tersebut bersumber dari kekhawatirannya akan jatuh miskin. Inilah fenomena nyata yang membuktikan betapa faham materialisme telah mendominasi mayoritas penduduk planet bumi. Kebanyakan orang saat ini jauh lebih takut akan kehilangan harta daripada kehilangan iman dan keyakinannya akan Allah Sang Pencipta jagat raya. Banyak orang telah menjadikan kesuksesan dalam kehidupan dunia sebagai tujuan utamanya. Padahal Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam memperingatkan kita bahwa jika dunia telah menjadi fokus perhatian utama, maka hidup seseorang bakal berantakan dan kemiskinan bakal menghantui dirinya terus-menerus.
مَنْ كَانَتْ الدُّنْيَا هَمَّهُ فَرَّقَ اللَّهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ وَجَعَلَ
فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنْ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ
“Barangsiapa yang menjadikan dunia ambisinya, niscaya Allah cerai-beraikan urusannya dan dijadikan kefakiran (kemiskinan) menghantui kedua matanya dan Allah tidak memberinya harta dunia kecuali apa yang telah ditetapkan untuknya.” (HR Ibnu Majah 4095)

Dan sebaliknya, Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam menegaskan bahwa hanya orang yang niat utamanya ialah kehidupan akhirat, maka hidupnya bakal berada dalam penataan yang rapih dan hidupnya akan dihiasi dengan kekayaan hakiki, yakni kekayaan hati. Bahkan Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam menjamin orang tersebut bakal memperoleh dunia dengan jalan dunia yang datang kepada dirnya secara tunduk bahkan hina, bukan sebaliknya, ia yang harus mengejar dunia dengan hina sehingga merendahkan martabat diri.
وَمَنْ كَانَتْ الْآخِرَةُ نِيَّتَهُ جَمَعَ اللَّهُ لَهُ أَمْرَهُ
وَجَعَلَ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ
“Dan barangsiapa menjadikan akhirat keinginan (utamanya), niscaya Allah kumpulkan baginya urusan hidupnya dan dijadikan kekayaan di dalam hatinya dan didatangkan kepadanya dunia bagaimanapun keadaannya (dengan tunduk).” (HR Ibnu Majah 4095)

Apa yang dapat kita simpulkan dari hadits Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam di atas? Kesimpulannya ialah jika seorang hamba hidup dengan senantiasa sadar dan yakin bahwa Allah adalah Pemberi Rezeki sesungguhnya dan bahwa tugasnya sebagai orang beriman ialah terus-menerus mengokohkan keyakinan akan hidup yang sesungguhnya ialah di kampung akhirat nan kekal, bukan di negeri dunia nan fana ini, maka dengan sendirinya Allah-pun akan membalas keyakinannya yang mulia dan benar itu dengan balasan yang selayaknya sebagaimana Allah sendiri janjikan di dalam KitabNya:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ
حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
”Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS An-Nahl ayat 97)
Barangsiapa ber’amal sholeh, maka Allah jamin kehidupannya bakal baik di dunia dan Allah bakal balas dengan yang jauh lebih baik dari ’amal sholehnya di akhirat kelak. Namun, saudaraku, itu semua dengan syarat yang sangat fundamental, yaitu ”dalam keadaan beriman.” Dan iman yang paling pokok ialah ber-tauhid. Termasuk di dalamnya ialah hanya bergantung kepada Allah Yang Maha Ahad (Esa), tidak bergantung kepada apapun atau siapapun selain Allah.

Oleh karenanya, Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam memberikan kabar gembira kepada setiap muwahhid (ahli tauhid). Bahwa hidup mereka bakal dijauhkan dari kemiskinan. Dan untuk memperoleh jaminan tersebut ternyata cukup dengan setiap kali pulang ke rumah membaca ayat pertama surah Al-Ikhlas sebelum masuk ke dalam rumah. Tentunya itu semua dilakukan bukan sekedar sebagai mantera berupa komat-kamit di bibir belaka. Namun ia mestilah diiringi dengan keyakinan penuh akan makna dari ucapan kalimat tersebut: “Qul huw-Allahu Ahad” (Katakanlah: Allah itu Maha Esa). Artinya, ucapkanlah sambil meyakini sedalam mungkin di dalam hati bahwa tidak ada tempat selain Allah untuk memohon dan mengharapkan datangnya rezeki berkah yang bakal mencukupi hidup kita plus hidup anak-istri plus biaya kita untuk beribadah, ber’amal, berda’wah dan berjihad di jalan Allah Ta’aala.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
" مَنْ قَرَأَ {قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ} [الإخلاص : 1 ]
حِينَ يَدْخُلُ مَنْزِلَهُ نَفَتِ الْفَقْرَ
عَنْ أَهْلِ ذَلِكَ الْمَنْزِلِ ، وَالْجِيرانِ ".
Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Barangsiapa membaca “Qul huw-Allahu Ahad” (surah Al-Iklash ayat pertama) ketika masuk ke dalam rumahnya, maka kefakiran (kemiskinan) bakal tertolak dari penghuni rumah tersebut dan kedua tetangganya.” (HR Thabrani)
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ
وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ
وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ
وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ
”Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari sifat pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari tekanan hutang dan kesewenang-wenangan manusia (penagih hutang/debt collector).”

http://www4.eramuslim.com/suara-langit/ringan-berbobot/hubungan-antara-menolak-kemiskinan-dengan-ayat-pertama-surah-al-ikhlas.htm#.UOYMGlKOiAQ

Doa Tolak Musibah Yang Datang Secara Tiba-Tiba


Suatu ketika putera sahabat Utsman bin Affan radhiyallahu ’anhu bernama Aban bin Ustman rahimahullah meriwayatkan sebuah hadits Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam yang di dalamnya terdapat doa untuk memohon perlindungan Allah Ta’ala agar tidak tertimpa musibah yang datang secara mengejutkan. Doa tersebut berbunyi sebagai berikut:
بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ
فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
‘BISMILLAAHIL LADZII LAA YADLURRU MA’AS MIHI SYAI’UN FIL ARDLI WALA FIS SAMAA’WAHUWAS SAMII’UL ‘ALIIM’ (dengan nama Allah, dengan nama-Nya tidak akan berbahaya sesuatu yang ada di bumi maupun yang ada di langit, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui)
Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menganjurkan agar doa tersebut dibaca sebanyak tiga kali di waktu pagi dan tiga kali di waktu sore. Barangsiapa membacanya dengan rajin seperti itu, Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menjanjikan bahwa orang itu tidak akan terkena musibah yang datang secara tiba-tiba. Bacaan di waktu pagi akan melindunginya hingga sore tiba, sedangkan bacaan di waktu sore akan melindunginya hingga pagi tiba. Lengkap haditsnya berbunyi sebagai berikut:
عَنْ أَبَانَ بْنِ عُثْمَانَ عَنْ عُثْمَانَ أَنَّ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
مَنْ قَالَ بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ
فِي الْأَرْضِوَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
ثَلَاثَ مَرَّاتٍ لَمْ تَفْجَأْهُفَاجِئَةُ بَلَاءٍ حَتَّى اللَّيْلِ وَمَنْ قَالَهَا
حِينَ يُمْسِيلَمْ تَفْجَأْهُ فَاجِئَةُ بَلَاءٍ حَتَّى يُصْبِحَ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
(AHMAD – 497) : Dari Aban Bin Utsman dari Utsman bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa membaca ‘BISMILLAAHIL LADZII LAA YADLURRU MA’AS MIHI SYAI’UN FIL ARDLI WALA FIS SAMAA’WAHUWAS SAMII’UL ‘ALIIM’ (dengan nama Allah, dengan nama-Nya tidak akan berbahaya sesuatu yang ada di bumi maupun yang ada di langit, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui) sebanyak tiga kali, maka tidak akan ditimpa musibah mengejutkan hingga malam hari, dan barangsiapa membacanya di waktu sore maka tidak akan ditimpa musibah mengejutkan hingga pagi hari jika Allah menghendaki."

Tentunya tidak seorangpun ingin dirinya tertimpa musibah. Dan umumnya musibah datang secara tiba-tiba. Oleh karenanya doa ini menjadi sangat relevan dan penting bagi kehidupan kita. Maka sudah sepatutnya kita menjalankan nasihat mulia Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam ini. Karena ia tidak saja kita butuhkan, tetapi dengan mengamalkannya berarti kita turut menegakkan salah satu sunnah Nabi shollallahu ’alaih wa sallam yang banyak ditinggalkan kaum muslimin dewasa ini.
Uniknya hadits ini dikuatkan oleh hadits lainnya yang menjelaskan bahwa suatu ketika Aban bin Ustman sendiri pernah terkena suatu musibah mendadak dalam perjalanan hidupnya. Sehingga ketika ia dikunjungi oleh muslim lainnya mereka terheran—heran mengapa ia sampai bisa mengalami musibah mendadak padahal ia pula yang meriwayatkan hadits tentang doa menolak musibah mendadak. Maka Aban bin Ustman dengan jujur mengakui bahwa pada hari itu ia terlupa membaca doa tersebut. Subhanallah.
أَبَانَ بْنَ عُثْمَانَ يَقُولُ سَمِعْتُ عُثْمَانَ يَعْنِي ابْنَ عَفَّانَ يَقُولُ
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ قَالَ
بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ
وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ لَمْ تُصِبْهُ
فَجْأَةُ بَلَاءٍ حَتَّى يُصْبِحَ وَمَنْ قَالَهَا حِينَ يُصْبِحُ ثَلَاثُ مَرَّاتٍ
لَمْ تُصِبْهُ فَجْأَةُ بَلَاءٍ حَتَّى يُمْسِيَ و قَالَ فَأَصَابَ أَبَانَ بْنَ عُثْمَانَ
الْفَالِجُ فَجَعَلَ الرَّجُلُ الَّذِي سَمِعَ مِنْهُ الْحَدِيثَ يَنْظُرُ إِلَيْهِ
فَقَالَ لَهُ مَا لَكَ تَنْظُرُ إِلَيَّ فَوَاللَّهِ مَا كَذَبْتُ عَلَى عُثْمَانَ
وَلَا كَذَبَ عُثْمَانُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَكِنَّ
الْيَوْمَ الَّذِي أَصَابَنِي فِيهِ مَا أَصَابَنِي غَضِبْتُ فَنَسِيتُ أَنْ أَقُولَهَا
(ABUDAUD – 4425) : Aban bin Utsman berkata: Aku mendengar Utsman -maksudnya Utsman bin Affan- berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa mengucapkan: BISMILLAHILLADZI LAA YADLURRU MA’ASMIHI SYAI`UN FIL ARDLI WA LAA FIS SAMAA`I WA HUWAS SAMII’UL ‘ALIIMU (dengan nama Allah yang tidak ada sesuatu pun di bumi dan di langit yang bisa memberikan bahaya. Dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui) sebanyak tiga kali, maka ia tidak akan tertimpa musibah yang datang dengan tiba-tiba hingga pagi hari. Dan barangsiapa membacanya pada pagi hari sebanyak tiga kali, maka ia tidak akan tertimpa musibah yang datang dengan tiba-tiba hingga sore hari." Perawi berkata, "Lalu Aban tertimpa penyakit lumpuh, hingga orang yang mendengar hadits darinya melihat kepadanya (Aban), maka Aban pun berkata, "Kenapa kamu melihat aku? Demi Allah, aku tidak berbohong atas nama Utsman, dan Utsman tidak berbohong atas nama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Tetapi pada hari ketika aku tertimpa penyakit ini, aku sedang marah hingga aku lupa membacanya."

http://www4.eramuslim.com/suara-langit/ringan-berbobot/doa-tolak-musibah-yang-datang-secara-tiba-tiba.htm#.UOYKMlKOiAQ

Doa Yang Sangat Kita Perlukan


Oleh: Ihsan Tandjung

Ada sebuah doa yang biasa dibaca oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Isi doa ini jika kita renungkan dalam-dalam ternyata sangat mencakup berbagai permintaan yang sangat kita perlukan. Sebab semuanya sering mewarnai kehidupan sehari-hari manusia. Coba perhatikan:

رَبِّ اغْفِرْ لِي خَطِيئَتِي وَجَهْلِي وَإِسْرَافِي فِي أَمْرِي كُلِّهِ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي خَطَايَايَ وَعَمْدِي وَجَهْلِي وَهَزْلِي وَكُلُّ ذَلِكَ عِنْدِي اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau biasa berdo’a dengan do’a sebagai berikut; “Ya Allah, ampunilah kesalahanku, kebodohanku, dan perbuatanku yang berlebihan dalam urusanku, serta ampunilah kesalahanku yang Engkau lebih mengetahui daripadaku. Ya Allah, ampunilah kesalahanku, kemalasanku, kesengajaanku, kebodohanku, gelak tawaku yang semua itu ada pada diriku. Ya Allah, ampunilah aku atas dosa yang telah berlalu, dosa yang mendatang, dosa yang aku samarkan dan dosa yang aku perbuat dengan terang-terangan, Engkaulah yang mengajukan dan Engkaulah yang mengakhirkan, serta Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (HR Bukhari – Shahih)

Tema sentral di dalam doa ini adalah seorang hamba Allah subhaanahu wa ta’aala memohon ampunan-Nya. Setidaknya ada tigabelas poin yang diajukan hamba tersebut kepada Rabb-nya. Semuanya ia harapkan diampuni oleh Allah subhaanahu wa ta’aala:

Pertama, “Ya Allah, ampunilah kesalahanku”. Kesalahan dapat mencakup perintah Allah yang dilalaikannya atau larangan Allah yang dilanggarnya.

Kedua, “Ya Allah, ampunilah kebodohanku”. Manusia tidak luput dari kebodohan. Tidak ada manusia yang memiliki pengetahuan sempurna. Dan kebodohan seseorang seringkali menyebabkan tingkahlaku yang tidak terpuji. Sehingga ia perlu memohon ampunan Allah subhaanahu wa ta’aala atas kebodohan dirinya.

Ketiga, “Ya Allah, ampunilah perbuatanku yang berlebihan dalam urusanku”. Terkadang kita mengerjakan suatu perbuatan secara tidak adil atau tidak proporsional. Perbuatan berlebihan tersebut sangat mungkin menyakiti hati bahkan menzalimi orang lain. Maka kita berharap ampunan Allah atas perbuatan berlebihan di dalam berbagai urusan.

Keempat, “Ya Allah, ampunilah kesalahanku yang Engkau lebih mengetahui daripadaku”. Manusia sering mengerjakan kesalahan tanpa ia menyadarinya. Orang lain boleh jadi dengan mudah melihat kesalahannya, tetapi ia sendiri tidak menyadarinya. Maka untuk urusan seperti ini seorang mukmin memohon ampunan Allah Yang Maha Tahu segala sesuatunya. Seorang mukmin mengakui jika Allah subhaanahu wa ta’aala merupakan Dzat Yang Maha Tahu perkara yang ghaib maupun nyata, maka iapun mengembalikan segenap dosa yang ia sendiri tidak ketahui kepada Allah subhaanahu wa ta’aala. Ia serahkan dosa jenis ini kepada Ke-Maha-Tahu-an Allah subhaanahu wa ta’aala. Sebab ia yakin bahwa Allah pasti jauh lebih mengetahui dosa yang dilakukan hamba-Nya daripada si hamba itu sendiri.

Kelima, “Ya Allah, ampunilah kesalahanku”. Manusia bisa terlibat di dalam banyak kesalahan. Maka ia memohon kembali ampunan Allah atas kesalahannya padahal sebelumnya ia telah mengajukannya kepada Allah subhaanahu wa ta’aala.

Keenam, “Ya Allah, ampunilah kemalasanku”. Kemalasan dapat menjadi musuh utama yang menyebabkan seseorang menunda bahkan melalaikan suatu kewajiban yang mestinya ia kerjakan. Pengakuannya di hadapan Allah bahwa dirinya terkadang dilanda kemalasan jelas mesti disertai dengan permohonan ampunan Allah atasnya.

Ketujuh, “Ya Allah, ampunilah kesengajaanku”. Harus diakui bahwa terkadang kita secara sengaja melakukan suatu kesalahan. Entah karena emosi, atau terpengaruh lingkungan atau berbagai alasan lainnya. Yang jelas, semua kesengajaan itu mesti kita istighfari, mesti kita mintakan ampunan Allah atasnya.

Kedelapan, “Ya Allah, ampunilah kebodohanku”. Subhaanallah, ternyata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sangat mengerti akan kelemahan kita yang satu ini. Manusia memang selalu kekurangan ilmu sehingga ia mustahil luput dari kebodohan. Sehingga permohonan ampunan Allah atas kebodohan diri perlu diajukan berulang-kali.

Kesembilan, “Ya Allah, ampunilah gelak tawaku yang semua itu ada pada diriku.” Apakah tertawa itu berdosa? Tentunya tidak. Tetapi bila dilakukan secara tidak proporsional ia akan mendatangkan masalah. Allah subhaanahu wa ta’aala berfirman:

فَلْيَضْحَكُوا قَلِيلا وَلْيَبْكُوا كَثِيرًا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

“Maka hendaklah mereka tertawa sedikit dan menangis banyak, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan.” (QS At-Taubah 82)

Sementara itu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

وَاللهِ لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا

“Demi Allah, andai kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian jarang tertawa dan sering menangis.” (HR Tirmidzi – Shahih)

Kesepuluh, “Ya Allah, ampunilah aku atas dosa yang telah berlalu”. Kita perlu berhati-hati terhadap dosa yang pernah kita lakukan di masa lalu. Sebab boleh jadi dosa tersebut belum sempat kita istighfari di waktu itu. Maka saat ini kita akui dan sesali di hadapan Allah subhaanahu wa ta’aala. Bahkan kita mohonkan ampunan Allah atasnya.

Kesebelas, “Ya Allah, ampunilah aku atas dosa yang mendatang”. Seorang mukmin sadar jika hidupnya bukan hanya terdiri atas masa lalu dan masa kini. Tetapi juga meliputi masa yang akan datang. Demikian pula dengan dosa yang dikerjakan. Ia tidak hanya terjadi di masa lalu dan masa kini semata. Tetapi tentunya sangat mungkin bisa terjadi di masa mendatang. Oleh karenanya dengan penuh kejujuran ia mengharapkan ampunan Allah atas dosa yang mendatang. Dan tentunya ini tidak boleh dilandasi niat buruk berrencana dengan sengaja berbuat dosa di masa mendatang.

Keduabelas, “Ya Allah, ampunilah aku atas dosa yang aku samarkan”. Seorang mukmin sangat khawatir dengan dosa yang ia lakukan sembunyi-sembunyi atau tersamar. Sebab ia teringat hadits sebagai berikut:

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda: “Sungguh saya telah mengetahui bahwa ada suatu kaum dari ummatku yang datang pada hari Kiamat dengan membawa kebaikan sebesar gunung Tihamah yang putih, lantas Allah menjadikan kebaikan itu debu yang beterbangan.” Tsauban berkata; “Wahai Rasulullah, sebutkanlah ciri-ciri mereka kepada kami, dan jelaskanlah tentang mereka kepada kami, supaya kami tidak menjadi seperti mereka sementara kami tidak mengetahuinya.” Beliau bersabda: “Sesungguhnya mereka adalah saudara-saudara kalian dan dari golongan kalian, mereka shalat malam sebagaimana kalian mengerjakannya, tetapi mereka adalah kaum yang melakukan perbuatan-perbuatan yang diharamkan Allah jika mereka berkhulwah (menyendiri).” (HR Ibnu Majah – Shahih)

Ketigabelas, “Ya Allah, ampunilah aku atas dosa yang aku perbuat dengan terang-terangan”. Sedangkan terhadap dosa yang ia kerjakan secara tersamar saja ia sudah sangat khawatir, maka apalagi dosa yang dilakukan secara terbuka. Oleh karenanya ia sangat memohon ampunan Allah subhaanahu wa ta’aala atasnya.

Sungguh luar biasa, ketigabelas poin di atas jelas merupakan dosa dan kesalahan yang sangat sering kita lakukan. Betapa beruntungnya ummat Islam diajarkan oleh Nabi mereka suatu doa yang sungguh diperlukan.

Ya Allah, limpahkanlah sholawat dan salam kepada Nabi-Mu Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Amiin ya rabbal ‘aalamiin.

http://www4.eramuslim.com/suara-langit/ringan-berbobot/doa-yang-sangat-kita-perlukan.htm#.UOYJQVKOiAQ

Doa Memohon Perlindungan Allah Dari Empat Keburukan


Ada sebuah doa yang diajarkan Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam. Di dalamnya terkandung permohonan agar Allah melindungi kita dari empat keburukan. Doanya berbunyi sebagai berikut:



“Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu’, dari nafsu yang tidak pernah kenyang, dan dari doa yang tidak dikabulkan.”(HR Muslim 4899)

Setiap muslim tentunya tidak ingin terlibat dengan keempat macam keburukan yang disebutkan di dalam doa ini. Pertama, ilmu yang tidak bermanfaat. Ilmu yang tidak bermanfaat adalah semua jenis ilmu yang tidak mengantarkan seseorang kepada penambahan iman. Ilmu yang tidak bermanfaat justru merongrong iman seseorang sehingga semakin lama imannya semakin menipis. Sedangkan ilmu bermanfaat ialah ilmu yang membuat seseorang menjadi semakin dekat dengan Allah.
Ilmu bermanfaat akan mengantarkan seseorang untuk menjadi ingat akan kehidupan sejati kelak di akhirat. Contohnya ialah para ulul al-bab (orang-orang yang berakal) yang disebutkan di dalam Al-Qur’an sebagai berikut:



“…Sungguh terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.” (QS Ali Imran ayat 190-192)
Ulul al-bab merupakan orang-orang yang menggunakan akal mereka sehingga setelah melakukan pengamatan terhadap alam sambil mengingat Allah, lalu mereka segera teringat akan kehidupan di akhirat. Sehingga mereka segera berdoa: "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” Inilah gambaran mereka yang cermat dalam memilih ilmu untuk diamalkan. Mereka sibuk dengan ilmu yang bermanfaat. Mereka sangat peduli untuk memastikan bahwa ilmu apapun yang dikejar haruslah mengantarkan mereka menjadi lebih dekat dan tunduk kepada Allah. Ilmu yang bermanfaat ialah ilmu yang segera membangkitkan ingatan akan kehidupan akhirat yang hakiki dan abadi. Mereka sangat waspada dan curiga terhadap berbagai ilmu yang potensial mengancam stabilitas iman. Mereka sangat khawatir terhadap berbagai ilmu yang menimbulkan keraguan akan kebenaran ajaran Allah, Din Al-Islam. Mereka waspada menghadapi ilmu yang membuat mereka lebih cinta kepada dunia dan melalaikan mereka akan akhirat.

Kedua, hati yang tidak khusyu’. Keburukan berikutnya adalah memiliki hati yang tidak khusyu’. Artinya hati yang tidak tunduk kepada Allah. Hati yang liar dan tidak bersandar kepada Allah dalam menggapai ketenteraman. Padahal ciri orang beriman ialah bila mengingat Allah hati mereka menjadi tenteram.


”(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS Ar-Ra’du ayat 28)

Sedemikian pentingnya memiliki hati yang khusyu’ (tunduk) sehingga Allah sendiri memperingatkan kita agar waspada terhadap kekeringan atau kegersangan hati. Hal ini muncul bila orang beriman terlalu lama mengabaikan ayat-ayat Allah. Mereka sengaja membuat jarak dengan ayat-ayat Allah sehingga dengan berjalannya waktu hati menjadi tidak khusyu’ alias menjadi keras. Satu-satunya solusi ialah kembali menghidupkan ingatan dan perhatian terhadap ayat-ayat Allah. Hidupkan makna ayat-ayat tersebut di dalam kehidupan nyata.



“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk(khusyu’) hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS Al-Hadid ayat 16)

Ketiga, nafsu yang tidak pernah kenyang. Ini merupakan keburukan berikutnya. Apalagi kita sedang menjalani zaman paling kelam dalam sejarah Islam. Di zaman ini begitu banyak fitnah yang tersebar, sehingga tawaran untuk menuruti hawa-nafsu bermunculan di sekeliling kita. Hampir dalam semua situasi ada peluang untuk menuruti hawa-nafsu. Maka di zaman seperti ini sangat diperlukan pengendalian diri. Sangat diperlukan kemampuan untuk memuaskan nafsu dengan cara yang sesuai syariat dan proporsional. Islam tidak datang untuk membunuh nafsu. Islam datang untuk mengendalikan hawa-nafsu. Sehingga kebutuhan pemuasan nafsu bukan dimatikan melainkan diarahkan agar sesuai dengan aturan syariat Allah. Dan bila hal ini dilakukan maka bukan saja seseorang terbebas dari dosa bahkan ia dapat memperoleh pahala dari Allah atas pemenuhan hawa-nafsu yang sesuai syariat Allah.



“Sesungguhnya di antara sahabat Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam ada yang berkata:”Ya Rasulullah, orang-orang kaya lebih banyak mendapat pahala, mereka mengerjakan sholat sebagaimana kami mengerjakan sholat, dan mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa. Dan mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka.” Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Bukankah Allah telah menjadikan bagimu sesuatu untuk bersedekah? Sesungguhnya tiap-tiap tasbih adalah sedekah, tiap-tiap tahmid adalah sedekah, tiap-tiap tahlil adalah sedekah, menyuruh seseorang kepada kebaikan adalah sedekah, melarangnya dari kemungkaran adalah sedekah dan bersetubuhnya seorang kamu dengan istrinya adalah sedekah.” Mereka bertanya: ”Ya Rasulullah, apakah jika salah seorang di antara kami menyalurkan syahwatnya, apakah ia mendapat pahala?” Rasulullah menjawab: ”Tidakkah kamu tahu, apabila seseorang menyalurkan syahwatnya pada yang haram, dia berdosa? Demikian pula apabila disalurkannya kepada yang halal, dia mendapat pahala.” (HR Muslim 1674)

Keempat, doa yang tidak dikabulkan. Ini jelas merupakan suatu keburukan. Bayangkan, seorang muslim berdoa kepada Allah namun tidak dikabulkan. Jelas ini merupakan suatu musibah. Padahal Allah sendiri menjamin bahwa jika seseorang memohon sesuatu kepada Allah, pasti Allah akan kabulkan. Tentu ada syaratnya: pertama, memohon hanya kepada Allah, tidak kepada selainNya; kedua, penuhi segenap perintah Allah dan ketiga, beriman dengan sebenarnya kepada Allah SWT.


“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo`a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS Al-Baqarah ayat 186)

www.eramuslim.com

Doa Nabi Daud as Memohon Cinta Allah


Nabi Daud ’alihis-salaam merupakan seorang hamba Allah yang sangat rajin beribadah kepada Allah. Hal ini disebutkan langsung oleh Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam. Nabi Daud ’alihis-salaam sangat rajin mendekatkan diri kepada Allah. Beliau sangat rajin memohon kepada Allah agar dirinya dicintai Allah. Beliau sangat mengutamakan cinta Allah lebih daripada mengutamakan dirinya sendiri, keluarganya sendiri dan air dingin yang bisa menghilangkan dahaga musafir dalam perjalanan terik di tengah padang pasir. Inilah penjelasan Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mengenai doa Nabi Daud tersebut:


Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Di antara doa Nabi Daud ’alihis-salaam ialah: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu cintaMu dan cinta orang-orang yang mencintaiMu dan aku memohon kepadaMu perbuatan yang dapat mengantarku kepada cintaMu.

Ya Allah, jadikanlah cintaMu lebih kucintai daripada diriku dan keluargaku serta air dingin.” Dan bila Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam mengingat Nabi Daud ’alihis-salaam beliau menggelarinya sebaik-baik manusia dalam beribadah kepada Allah.” (HR Tirmidzi 3412)

Setidaknya terdapat empat hal penting di dalam doa ini. Pertama, Nabi Daud ’alihis salaam memohon cinta Allah. Beliau sangat faham bahwa di dunia ini tidak ada cinta yang lebih patut diutamakan dan diharapkan manusia selain daripada cinta yang berasal dari Allah Ar-Rahman Ar-Rahim (Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang). Apalah artinya seseorang hidup di dunia mendapat cinta manusia –bahkan seluruh manusia- bilamana Allah tidak mencintainya. Semua cinta yang datang dari segenap manusia itu menjadi sia-sia sebab tidak mendatangkan cinta Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Sebaliknya, apalah yang perlu dikhawatirkan seseorang bila Allah mencintainya sementara manusia –bahkan seluruh manusia- membencinya. Semua kebencian manusia tersebut tidak bermakna sedikitpun karena dirinya memperoleh cinta Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Sebab itulah Nabi Daud ’alihis-salaam tidak menyebutkan dalam awal doanya harapan akan cinta manusia. Beliau mendahulukan cinta Allah di atas segala-galanya. Beliau sangat menyadari bahwa bila Allah telah mencntai dirinya, maka mudah saja bagi Allah untuk menanamkan cinta ke dalam hati manusia terhadap Nabi Daud ’alihis-salaam. Tetapi bila Allah sudah mebenci dirinya apalah gunanya cinta manusia terhadap dirinya. Sebab cinta manusia terhadap dirinya tidak bisa menjamin datangnya cinta Allah kepada Nabi Daud ’alihis-salaam.



Dari Nabi shollallahu ’alaih wa sallam beliau bersabda: “Bila Allah mencintai seorang hamba, maka Allah berseru kepada Jibril: “Sesungguhnya Allah mencintai Fulan, maka cintailah dia.” Jibrilpun mencintainya. Kemudian Jibril berseru kepada penghuni langit: ”Sesungguhnya Allah mencintai Fulan, maka kalian cintailah dia.” Penghuni langitpun mencintainya. Kemudian ditanamkanlah cinta penghuni bumi kepadanya.” (HR Bukhary 5580)

Kedua, Nabi Daud ’alihis-salaam memohon kepada Allah cinta orang-orang yang mencintai Allah. Sesudah mengharapkan cinta Allah lalu Nabi Daud ’alihis-salaam memohon kepada Allah kasih-sayang dari orang-orang yang mencintai Allah, sebab orang-orang tersebut tentunya adalah orang-orang beriman sejati yang sangat pantas diharapkan cintanya.
Hal ini sangat berkaitan dengan Al-Wala’ dan Al-Bara’ (loyalitas dan berlepas diri). Yang dimaksud dengan Al-Wala’ ialah memelihara loyalitas kepada Allah, RasulNya dan orang-orang beriman. Sedangkan yang dimaksud dengan Al-Bara’ ialah berlepas diri dari kaum kuffar dan munafiqin. Karena loyalitas mu’min hendaknya kepada Allah, RasulNya dan orang-orang beriman, maka Nabi Daud ’alihis-salaam berdoa agar dirinya dipertemukan dan dipersatukan dengan kalangan sesama orang-orang beriman yang mencintai Allah. Dan ia sangat meyakini akan hal ini.


Sesungguhnya Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersada: “Ruh-ruh manusia diciptakan laksana prajurit berbaris, maka mana yang saling kenal di antara satu sama lain akan bersatu. Dan mana yang saling mengingkari di antara satu sama lain akan berpisah.” (HR muslim 4773)

Ketiga, Nabi Daud ’alihis-salaam memohon kepada Allah agar ditunjuki perbuatan-perbuatan yang dapat mendatangkan cinta Allah. Setelah memohon cinta Allah kemudian cinta para pecinta Allah, selanjutnya Nabi Daud ’alihis-salaam memohon kepada Allah agar ditunjuki perbuatan dan amal kebaikan yang mendatangkan cinta Allah. Ia sangat khawatir bila melakukan hal-hal yang bisa mendatangkan murka Allah. Beliau sangat khawatir bila berbuat dengan hanya mengandalkan perasaan bahwa Allah pasti mencintainya bila niat sudah baik padahal kualitas dan pelaksanaan ’amalnya bermasalah. Maka Nabi Daud ’alihis-salaam sangat memperhatikan apa saja perkara yang bisa mendatangkan cinta Allah pada dirnya. Di dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa Allah mencintai Ash-Shobirin (orang-orang yang sabar). Siapakah yang dimaksud dengan Ash-Shobirin? Apa sifat dan perbuatan mereka sehingga menjadi dicintai Allah?


”Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (QS Ali Imran ayat 146)
Keempat, Nabi Daud ’alihis-salaam memohon kepada Allah agar menjadikan cinta Allah sebagai hal yang lebih dia utamakan daripada dirinya sendiri, keluarganya dan air dingin. Kemudian pada bagian akhir doa ini Nabi Daud ’alihis-salaam kembali menegaskan betapa beliau sangat peduli dan mengutamakan cinta Allah. Sehingga beliau sampai memohon kepada Allah agar cinta Allah yang ia dambakan itu jangan sampai kalah penting bagi dirinya daripada cinta dirinya terhadap dirinya sendiri, terhadap keluarganya sendiri dan terhadap air dingin.
Mengapa di dalam doanya Nabi Daud ’alihis-salaam perlu mengkontraskan cinta Allah dengan cinta dirinya sendiri, keluarganya dan air dingin? Sebab kebanyakan orang bilamana harus memilih antara mengorbankan diri dan keluarga dengan mengorbankan prinsip hidup pada umumnya lebih rela mengorbankan prinsip hidupnya. Yang penting jangan sampai diri dan keluarga terkorbankan. Kenapa air dingin? Karena air dingin merupakan representasi kenikmatan dunia yang indah dan menggoda. Pada umumnya orang rela mengorbankan prinsip hidupnya asal jangan mengorbankan kelezatan duniawi yang telah dimilikinya.

Jadi bagian terakhir doa Nabi Daud ’alihis-salaam mengandung pesan pengorbanan. Ia rela mengorbankan segalanya, termasuk dirinya sendiri, keluarganya sendiri maupun kesenangan duniawinya asal jangan sampai ia mengorbankan cinta Allah. Ia amat mendambakan cinta Allah. Nabi Daud ’alihis-salaam sangat faham maksud Allah di dalam Al-Qur’an:


“Katakanlah: "Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” (QS At-Taubah ayat 24)

http://www4.eramuslim.com/suara-langit/ringan-berbobot/doa-nabi-daud-as-memohon-cinta-allah.htm#.UOYCclKOiAQ

Rabu, 02 Januari 2013

BILA SUAMI TERPIKAT WANITA LAIN



Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Pernikahan adalah perjanjian yang kuat. Seorang laki-laki mengambil wanita menjadi istrinya dengan menggunakan nama Allah. Namun perjalanan selanjutnya tidak selalu mulus. Ada banyak aral melintang yang dapat mengolengkan biduk yang berlayar.

Salah satunya adalah munculnya orang ketiga yang tidak saja memancing di air keruh tapi juga mengeruhkan air yang awalnya bening. Bagaimana perasaan seorang wanita kala mengetahui suaminya tertarik wanita lain?

Luna terisak-isak di depan Wita. Ia merasa suaminya sedang jatuh cinta pada wanita lain, entah siapa. Awalnya dari dering telepon yang berujung pada perbincangan bisik-bisik dan lama. Suaminya selalu menghindar bila Luna bertanya soal siapa dan apa.

Setiap usai perbincangan di telepon, suaminya kelihatan begitu ceria dan banyak senyum. Luna curiga dan terus mendesak.

Suaminya malah pindah tempat bertelepon ke wartel dekat rumah. Ketika Luna semakin mendesak, suaminya marah dan menjadi tidak peduli. Luna semakin bingung dan tak tahu berbuat apa. Kenapa suaminya tertarik pada wanita lain?

Wilayah kosong ...

Ketika seorang wanita memasuki wilayah pernikahan, ia akan mengalami perubahan-perubahan dalam hidupnya. Ia tidak hanya menjadi istri, tapi juga akan menjadi ibu. Kelahiran anak pertama, apalagi diikuti dengan kedua, ketiga dan selanjutnya, merupakan peristiwa besar bagi dirinya.

Ia yang mengandung, melahirkan, menyusui dan merawat anak-anak tersebut. Kedekatannya dengan anak-anak bisa membuat perhatiannya teralihkan dari hubungan suami istri.

Ida Poernomo Sigit, S.Psi, seorang konsultan perkawinan dan keluarga, mengatakan kondisi seperti itu dapat menjadi titik tolak menjelaskan pertanyaan di atas. Menurut dia, anak sangat menyita waktu dan perhatian seorang ibu sehingga ia tidak sempat lagi bertanya mengenai perasaan suaminya, pikirannya, dan tidak sempat memperhatikan kebutuhannya. "Bukan karena enggak mau, tapi enggak sempat aja."

Ketika istri memusatkan perhatiannya pada anak, suami tidak bisa menyalahkan istrinya dan ia pun tidak bisa menyalahkan dirinya sendiri. Kenapa? Masyarakat, termasuk suami, beranggapan bahwa anak adalah yang terpenting.

Padahal kebutuhan suami tetap ada. Dan ketika perhatian itu teralihkan, kata Ida, di situ akan ada wilayah kosong yang tidak tergarap. "Di setiap wilayah kosong pasti ada upaya untuk memenuhi kebutuhan". Nah, kalau ada yang lewat nawarin untuk ngisi yang kosong, ia terima. Padahal yang lewat itu nggak ada apa-apanya dibandingkan istri yang dia pilih dengan sadar.

Yang lewat ini mungkin menawarkan seujung kuku, sedangkan istrinya punya setelapak tangan. Tapi, toh, diambil juga. Ya, karena dia punya wilayah yang kosong," tutur psikolog yang sering menjadi pembicara di berbagai seminar keluarga ini.

Jangankan ditawarkan, kata Ida, tidak ada yang menawarkan pun dia melihat sesuatu. "Dia kurang itu, sehingga dia mudah sekali tertarik."

Hal senada diungkapkan Herlini Amran M.A., konselor rubrik Fiqh Wanita di majalah Ummi. Ia mengatakan, kurangnya perhatian, pelayanan dan tanggapan terhadap aspirasi suami dapat membuka peluang bagi suami untuk melirik wanita lain.

Ahmad Heriawan, L.c., seorang ustadz yang sering menjadi konselor masalah perkawinan berpendapat bahwa adanya ketidakpuasan antara suami istri bisa menjadi penyebab. "Bila sudah ada kepuasan, hal-hal semacam itu tentu tidak akan terjadi."

Soal kriteria ...

Teori satu bicara soal ruang kosong atau peluang yang diciptakan istri. Bagaimana kalau tidak ada ruang kosong karena istri tidak memiliki kekurangan dan telah memenuhi tugasnya dengan baik?

Ida Poernomo Sigit menjawab pertanyaan ini dengan teori dua.

Menurut dia, laki-laki itu sedang mempraktekkan karakter manusia. Sebelum menikah seorang laki-laki mempunyai kriteria untuk calon istrinya, misalnya 10. "Sebenarnya istrinya punya 15, tapi dimata suami ia hanya punya tujuh. Pikirnya, ya sudah, tujuh juga enggak apa-apa."

Tapi, tambah Ida, adakalanya dalam perjalanan selanjutnya suami menagih kriteria yang dilihatnya kurang. "Makanya kalau ada yang lewat dan punya satu saja akan dia sambar."

Laki-laki paling tidak tahan dengan sanjungan dan rengekan, juga senang menjadi hero, penolong dan mudah kasihan pada orang lain.

Sementara wanita sangat pandai mencapai maksudnya lewat sanjungan dan rengekan. Ketika wanita tertarik pada seorang laki-laki, ia akan melancarkan serangan-serangan gencar. "Dan memang ada perempuan yang model begitu," jelas psikolog yang tinggal di bilangan Kelapa Gading ini.

Ustadzah Herlini Amran menyampaikan penjelasan serupa. Menurutnya peluang itu bisa datang dari dalam maupun dari luar rumah tangga. "Diluar ada peluang-peluang yang menggoda suami. Ia melihat perempuan dalam berbagai macam bentuk. Laki-laki itu lebih gampang terpancing. Jadi, kasihan kalau sesampai di rumah ternyata ia tidak dilayani," kata ustadzah yang menyelesaikan S2nya di Pakistan.

Hal senada pun diakui Heriawan. Menurut dia, setiap laki-laki memiliki tabiat terobsesi pada wanita. Meski sudah punya istri dan mencintai istrinya, ia bisa saja tertarik dan jatuh cinta pada wanita lain. "Karena itu Allah membolehkan (poligami-red) dengan syarat ia mampu. Dan cinta kepada istri pertama tidak boleh hilang, bahkan boleh jadi lebih besar."

Mitos masyarakat ...

Mitos dan kultur yang berkembang di masyarakat juga berpengaruh terhadap kehidupan perkawinan seseorang. Tak jarang, laki-laki dan wanita sebagai sepasang suami istri kalah dalam menghadapi tuntutan sosial.

Misalnya, masyarakat menganggap wajar jika seorang laki-laki yang kaya dan berduit banyak, menikahi 2 atau 3 wanita tanpa peduli bagaimana cara dia memperlakukan istri-istrinya.

Anggapan anak laki-laki lebih berharga dari anak perempuan pada masyarakat Tapanuli, misalnya, kadang membuat seorang suami menceraikan istrinya atau menikahi wanita lain hanya demi mendapatkan keturunan laki-laki. "Kalau belum kawin dengan orang sekampung, kita belum bergelar. Itu kalau kita ke tanah Minang. Jadi laki-laki didorong kawin lagi," kata Ida mencontohkan.

Pandangan orang terhadap perkawinan pun semakin tidak sakral. Perselingkuhan digambarkan begitu vulgar lewat sinetron dan film. Ini juga mempengaruhi sikap dan kepribadian laki-laki.

Karenanya Heriawan lalu mengingatkan bahayanya obrolan dan senda gurau tentang wanita kedua dalam hidup seorang laki-laki.

"Kalau sekedar membahas sedikit-sedikit, bolehlah. Tapi kalau setiap laki-laki ketemu laki-laki ngobrolnya yang semacam itu, saya khawatir sesuatu yang asalnya syar-i akan cenderung menjadi biasa-biasa saja. Hal yang semula sakral dan suci menjadi sederhana dan menjadi bahan lelucon. Jadi kalau dia lalu melakukan sesuatu (poligami-red) bukan karena kesiapannya, tapi karena obrolan yang mendorong obsesi dan nafsu kelaki-lakiannya."

Krisis laki-Laki ...

Menurut Ida Poernomo Sigit, laki-laki dalam kehidupannya mengalami beberapa fase krisis: saat pra remaja, saat berangkat dewasa dan saat usia 35-40 tahun, ketika seorang laki-laki berada pada puncak kariernya.

Kalau ia berhasil mencapai sesuatu yang membanggakan dan merasa puas, tidak akan terjadi krisis. Bila tidak, ia akan mengalami krisis identitas: saya ini seorang pemenang atau pecundang?

Hal ini lalu akan menimbulkan kegelisahan dalam dirinya, apalagi kemudian angkatan di bawahnya mulai bergerak naik dan mengincar posisinya. "Ini sangat menggelisahkannya. Ditambah keluarga sudah tidak memperhatikan dirinya. Istri capek mengurus anak yang berangkat remaja, penuh persoalan. Istri mulai menurun gairah seksnya, juga lupa merawat cinta kasih.

Kedudukan enggak dapet, harta enggak dapet, perempuan enggak dapet. Tuhan mengatakan jagalah diri kita dari harta, tahta, wanita. Dalam kondisi seperti itu, ada perempuan yang menggoda. Itu akan mengobati krisis dia. Dia mudah sekali tersanjung dan iba hati."

Haruskah Tergoda? ...

Dalam masalah ini kita dapat mendudukkan persoalannya pada tiga hal: menggoda, digoda atau tergoda.

Seorang suami dapat saja terpikat wanita lain dengan menjadikan hal-hal diatas sebagai alasan. Ini merupakan kesimpulan yang diambil Ida Poernomo Sigit dalam perjalanannya berpuluh tahun menghadapi banyak rumah tangga yang oleng karena adanya WIL.

Namun pertanyaannya, bolehkah adanya alasan-alasan di atas menjadi legalitas bagi suami untuk mencari wanita lain?

Menurut Heriawan, ketidakpuasan yang terjadi di dalam rumah tangga memang dapat membuat suami tergoda. Tapi, kata dia, kurangnya iman merupakan penyebab utama.

Suami yang kurang iman tidak akan sanggup mengatasi ketidakpuasannya dengan cara yang bijak. Malah, tambah Heriawan, ia tidak boleh hanya menuntut istrinya untuk selalu penuh perhatian dan selalu tampil menarik di depannya, melainkan ia pun harus memberikan peluang pada istrinya agar dapat melakukan hal itu (membuat dirinya menarik-red).

"Misalnya anak banyak, untuk mengurus itu saja si istri sudah kehabisan waktu. Mana ada waktu untuk mengurus dirinya. Kalau karena itu cinta suami luntur, tidak wajar itu. Tidak adil. Istri sadar untuk tampil menarik di hadapan suaminya.

Suami juga harus memberi dukungan, misalnya keluasan materi. Untuk tampil menarik kan butuh alat kecantikan, butuh senam, jamu, dan lain-lain. Kalau suaminya tidak punya daya dukung tapi menuntut istrinya tampil menarik, itu kan tidak adil. Kalau seperti itu tidak ada alasan baginya bahwa perempuan di luar jadi lebih menarik."

Ida Poernomo Sigit berpendapat sama. Menurutnya, seorang suami adalah imam dalam rumah tangganya. Ia mengambil seorang wanita dari ayahnya lewat ijab qabul yang berarti berjanji meneruskan estafet amanah di hadapan Allah. "Kalau ma'mumnya enggak beres, imamnya dong yang membetulkan, bukan ditinggalkan, sebab ma'mum itu kan tanggungjawab imam."

Seorang suami yang shaleh, menurut Herlini, tidak akan membuang-buang waktu untuk memikirkan wanita lain. Ia akan bekerja sebaik-baiknya untuk menunaikan kewajibannya.

Kalau seorang suami memiliki pemahaman agama yang baik ia pasti bertanggung jawab. Ia akan ingat bahwa dalam buku amalnya kelak akan ada file istri dan anak-anaknya yang harus dibuka satu-satu.

Sedang wanita, sepanjang telah menjalankan tugas-tugasnya sebagai istri, ia tidak akan bertanggung jawab atas kelakuan suaminya. "Kalau secara psikologis sudah memahami hal ini, maka perilakunya akan mengarah kesana. Kalau pemahamannya kocar-kacir, gimana perilakunya?"

Wallahua’lam bish Shawwab ....
Barakallahufikum ....

... SEMUT YANG SELAMAT ...


Segerombolan semut sedang berjalan melintasi hutan untuk mencari makan, juga untuk bekal menghadapi musim dingin. Tanpa terduga, dua di antara semut tersebut jatuh kedalam sebuah lubang. Untung saja mereka tidak terjatuh kedasar lubang yg berair. Semut-semut yg lain mengelilingi lubang. Ketika melihat betapa dalamnya lubang yg lembab dan licin itu,mereka berkata pada kedua semut tersebut bahwa mereka lebih baik mati.

Kedua semut itu tetap mencoba keluar dari lubang itu dengan segala kemampuan yang ada. Semut-semut lainnya tetap mengatakan agar mereka berhenti saja berusaha dan lebih baik mayi. Akhirnya, salah satu dari semut yang ada di lubang itu menyerah dan berpikir semuanya memang mustahil,karena mendengarkan kata-kata semut yg lain. Dia menyerah. Terjatuh dan tenggelam kedalam air,lalu mati. Sedang semut yg satunya tetap berjuang sedapat mungkin untuk bisa naik, walaupun sering tergelincir karena lembab. Dia terus berusaha agar bisa naik kepermukaan.

Sekali lagi kerumunan semut yg lain meneriakan kepadanya agar berhenti berusaha dan mati saja. Tetapi anehnya semut itu semakin bersemangat bahkan berusaha lebih keras dan akhirnya dia pun berhasil. Ketika sampai diatas,ada semut yg bertanya,"Apakah kau tidak mendengar teriakan kami?"

Dengan membaca gerakan bibir semut yg lain,semut yg selamat itu memjelaskan bahwa ia tuli. Akhirnya mereka sadar bahwa saat dibawah tadi mereka dianggap telah memberikan semangat kepada semut tersebut.

Semut itu meyakini dirinya sedang beradadi jalur yg benar dan tetap bergerak lurus. Itulah mengapa dia lantas menganggap cemoohan-cemoohan yg dialamatkan kepada dirinya sebagai sebuah bentuk perhatian mereka agar terus berjuang dan sukses. Terbukti hal itu menimbulkan sesuatu yg luar biasa di dalam dirinya. Sebuah pencapaian.

berapa banyak label-label negatif yg menancap di tubuh kita? berapa banyak orang yg telah mengirimkan label negatif itu ke kita? setiap orang mungkin akan memiliki pendapat dan persepsi tentang siapa diri kita. Apa jadinya jika persepsi-persepsi buruk itu dibiarkan? Dia akan menjadi sebuah fakta dalam kehidupan dan tanpa kita sadari kita telah mengikuti irama persepsi itu.

Telinga memang berfungsi untuk mendengar. Tetapi jangan luputkan pula fungsi otak. Dia bertugas menyaring semua yg tertangkap oleh panca idera kita. Jika otak ini kita mainkan,maka akan terjadi semacam paranoid yg positif. Yaitu berfikir bahwa alam semesta yg mencakupi lingkungan,keadaan dan seluruh manusia yang berinteraksi dengan anda, sedang bersekutu untuk membawa anda menuju kebaikan dan kesuksesan.

Adapun tantangan-tantangan selama proses pencapaian, Tommy lasorda mengatakan, "Perbadaan antara yg mustahil dan yg tidak mustahil terletak pada tekad seseorang."
Tantangan tidak muncul untuk menarik diri kita ke bawah. Tantangan ada untuk mendorong kita ke atas. Menghasilkan yg terbaik,mencapai target. Memang tanatangan itu sulit dan tidak menyenangkan. Tetapi hal itulah yg memberikan arti dan nilai. Nyatanya, orang-orang berhasil telah merasakan, betapa kesuksesan hadir lewat kebiasaan berurusan dangan serangkaian tantangan.
Bukan dengan menghindari tanatangan. Inilah sebuah kehidupan yg berpendirian kuat.

Ringankan hidup dengan fokus pada apa yg harus dikerjakan. Fokus terhadap apa yg harus sedang dijalani. Acuhkan saja segala sesuatu yg dapat menyeret pada kegagalan. Anggaplah mereka sedang memotivasi kita untuk maju,maju,dan maju.

Kita hanya perlu memilih apakah setiap masalah dalam hidup akan dijadikan racun yg akan membunuh perlahan-lahan atau menjadikannya multivitamin yg akan membangkitkan dari keterpurukan.

CINTA SEJATI (TRUE LOVE)


CINTA SEJATI (TRUE LOVE)

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Sahabatku … kita semua pasti sering mendengar yang namanya Cinta. Bertahun-tahun kita hidup, pernahkah kita merenung sejenak untuk memahami apa arti cinta yang sebenarnya?.

Sering kita berusaha untuk mencintai dan dicintai, tetapi terkadang situasi memberikan keadaan yang berbeda dari apa yang kita harapkan. Beberapa orang menemukan cinta sejatinya, dan beberapa orang lainnya hatinya terluka karena cinta. Seorang guru berkata “Salah satu kekuatan yang paling besar di alam semesta ini adalah Cinta”. Bahkan Tuhan menciptakan alam semesta ini karena CintaNya.

Sahabatku, mari kita belajar arti Cinta Sejati dari seseorang yang menghabiskan hidupnya di Jalan Cinta. Semoga Cinta Tuhan selalu menaungi hatimu sahabatku…

with love ..
————————————————

Seorang bijak berkata kepadaku, “Anakku, mari kita bicara tentang cinta. Cinta apa yang kau miliki?” Merasa diri ini memang belum paham apa makna cinta yang sebenarnya, maka aku dengarkan baik-baik setiap hikmah yang menyemburat seperti cahaya.

Anakku, kamu harus membuka hatimu lebar-lebar agar bisa menangkap esensi cinta yang akan aku sampaikan. Simpan pertanyaanmu nanti, karena setiap pertanyaan itu terlahir dari akal. Seperti langit, akal melayang tinggi di atas bumi tempatmu berpijak. Dan kau pun akan jauh dari hati pijakanmu, satu-satunya titik yang mampu menangkap esensi cinta.

Lihat batang bunga mawar itu. Dia punya potensi untuk mempersembahkan bunga merah dan harum yang semerbak. Namun jika batang itu tak pernah ditanam, tak akan pernah mawar itu menghiasi kebunmu. Maka, hanya dengan membuka diri untuk tumbuhnya akar dan daun lah, batang mawar itu akan melahirkan bunga mawar yang harum. Demikian juga dengan hatimu, anakku. Kau harus membukanya, agar potensi cinta yang terkandung di dalamnya bisa merekah, lalu menyinari dunia sekitarmu dengan kedamaian.

Anakku, begitu sering kau bicara cinta. Cinta kepada istri, cinta kepada anak, cinta kepada agama, cinta kepada bangsa, cinta kepada filosofi, cinta kepada rumah, cinta kepada kebenaran, cinta kepada Tuhan… Apakah isi atau esensi dari cintamu itu? Kau bilang itu cinta suci, cinta sejati, cinta yang keluar dari lubuk hati yang paling dalam, cinta sepenuh hati, cinta pertama, … Apakah benar begitu, anakku?

Mungkin di kampung kau punya seekor kuda. Begitu sayangnya kau pada kuda itu. Setiap hari kau beri makan, minum, kau rawat bulunya, kau bersihkan, kau ajak jalan-jalan. Seolah kuda itu telah menjadi bagian dari hidupmu, seperti saudaramu. Kau mencintai kuda itu sepenuh hati.

Namun, suatu ketika datang orang yang ingin membelinya dengan harga yang fantastis. Hatimu goyah, dan kau pun menjualnya. Cintamu tidak sepenuh hati, karena kau rela menjual cinta. Kau mencintai kuda, karena kegagahannya membuatmu bangga dan selalu senang ketika menungganginya.

Namun, ketika datang harta yang lebih memberikan kesenangan, kau berpaling. Kau cinta karena kau mengharapkan sesuatu dari yang kau cintai. Kau cinta kudamu, karena mengharapkan kegagahan. Cintamu berpaling kepada harta, karena kau mengharapkan kekayaan. Ketika keadaan berubah, berubah pula cintamu.

Kau sudah punya istri. Begitu besar cintamu kepadanya. Bahkan kau bilang, dia adalah pasangan sayapmu. Tak mampu kau terbang jika pasangan sayapmu sakit. Cintamu cinta sejati, sehidup semati. Namun, ketika kekasihmu sedang tak enak hati yang keseratus kali, kau enggan menghiburnya, kau biarkan dia dengan nestapanya karena sudah biasa.

Ketika dia sakit yang ke lima puluh kali, perhatianmu pun berkurang, tidak seperti ketika pertama kali kau bersamanya. Ketika dia berbuat salah yang ke sepuluh kali, kau pun menjadi mudah marah dan kesal. Tidak seperti pertama kali kau melihatnya, kau begitu pemaaf.

Dan kelak ketika dia sudah keriput kulitnya, akan kau cari pengganti dengan alasan dia tak mampu mendukung perjuanganmu lagi? Kalau begitu, maka cintamu cinta berpengharapan. Kau mencintainya, karena dia memberi kebahagiaan kepadamu. Kau mencintainya, karena dia mampu mendukungmu. Ketika semua berubah, berubah pula cintamu.

Kau punya sahabat. Begitu sayangnya kau kepadanya. Sejak kecil kau bermain bersamanya, dan hingga dewasa kau dan dia masih saling membantu, melebihi saudara. Kau pun menyatakan bahwa dia sahabat sejatimu. Begitu besar sayangmu kepadanya, tak bisa digantikan oleh harta.

Namun suatu ketika dia mengambil jalan hidup yang berbeda dengan keyakinanmu. Setengah mati kau berusaha menahannya. Namun dia terus melangkah, karena dia yakin itulah jalannya. Akhirnya, bekal keyakinan dan imanmu menyatakan bahwa dia bukan sahabatmu, bukan saudaramu lagi.

Dan perjalanan kalian sampai di situ. Kau mencintainya, karena dia mencintaimu, sejalan denganmu. Kau mendukungnya, mendoakannya, membelanya, mengunjunginya, karena dia seiman denganmu. Namun ketika dia berubah keyakinan, hilang sudah cintamu. Cintamu telah berubah.

Kau memegang teguh agamamu. Begitu besar cintamu kepada jalanmu. Kau beri makan fakir miskin, kau tolong anak yatim, tak pernah kau tinggalkan ibadahmu, dengan harapan kelak kau bisa bertemu Tuhanmu.

Namun, suatu ketika orang lain menghina nabimu, dan kau pun marah dan membakar tanpa ampun. Apakah kau lupa bahwa jalanmu mengajak untuk mengutamakan cinta dan maaf?

Dan jangankan orang lain yang menghina agamamu, saudaramu yang berbeda pemahaman saja engkau kafirkan, engkau jauhi, dan engkau halalkan darahnya. Bukankah Tuhanmu saja tetap cinta kepada makhlukNya yang seperti ini, meskipun mereka bersujud atau menghinaNya? Kau cinta kepada agamamu, tapi kau persepsikan cinta yang diajarkan oleh Tuhanmu dengan caramu sendiri.

Anakku, selama kau begitu kuat terikat kepada sesuatu dan memfokuskan cintamu pada sesuatu itu, selama itu pula kau tidak akan menemukan True Love. Cintamu adalah Selfish Love, cinta yang mengharapkan, cinta karena menguntungkanmu.

Cinta yang akan luntur ketika sesuatu yang kau cintai itu berubah. Dengan cinta seperti ini kau ibaratnya sedang mengaspal jalan. Kau tebarkan pasir di atas sebuah jalan untuk meninggikannya. Lalu kau keraskan dan kau lapisi atasnya dengan aspal.

Pada awalnya tampak bagus, kuat, dan nyaman dilewati. Setiap hari kendaraan lewat di atasnya. Dan musim pun berubah, ketika hujan turun dengan derasnya, dan truk-truk besar melintasinya. Lapisannya mengelupas, dan lama-lama tampak lah lobang di atas jalan itu. Cinta yang bukan True Love, adalah cinta yang seperti ini, yang akan berubah ketika sesuatu yang kau cintai itu berubah. Kau harus memahami hal ini, anakku.

Sekarang lihatlah, bagaimana Tuhanmu memberikan cintaNya. Dia mencintai setiap yang hidup, dengan cinta (rahman) yang sama, tidak membeda-bedakan. Manusia yang menyembahNya dan manusia yang menghinaNya, semua diberiNya kehidupan. KekuasaanNya ada di setiap yang hidup. Dia tidak meninggalkan makhlukNya, hanya karena si makhluk tidak lagi percaya kepadanya.

Jika Dia hanya mencintai mereka yang menyembahNya saja, maka Dia namanya pilih kasih, Dia memberi cinta yang berharap, mencintai karena disembah. Dia tidak begitu, dia tetap mencintai setiap ciptaanNya. Itulah True Love. Cinta yang tak pernah berubah, walau yang dicintai berubah. Itulah cinta kepunyaan Tuhan. Anakku, kau harus menyematkan cinta sejati ini dalam dirimu. Tanam bibitnya, pupuk agar subur, dan tebarkan bunga dan buahnya ke alam di sekitarmu.

Dan kau perlu tahu, anakku. Selama kau memfokuskan cintamu pada yang kau cintai, maka selama itu pula kau tak akan pernah bisa memiliki cinta sejati, True Love. Cinta sejati hanya kau rasakan, ketika kau melihat Dia dalam titik pusat setiap yang kau cintai. Ketika kau mencintai istrimu, bukan kecantikan dan kebaikan istrimu itu yang kau lihat, tapi yang kau lihat

“Ya Allah! Ini ciptaanMu, sungguh cantiknya. Ini kebaikanMu yang kau sematkan dalam dirinya.” Ketika kau lihat saudaramu entah yang sejalan maupun yang berseberangan, kau lihat pancaran CahayaNya dalam diri mereka, yang tersembunyi dalam misteri jiwanya. Kau harus bisa melihat Dia, dalam setiap yang kau cintai, setiap yang kau lihat.

Ketika kau melihat makanan, kau bilang “Ya Allah, ini makanan dariMu. Sungguh luar biasa!” Ketika kau melihat seekor kucing yang buruk rupa, kau melihat kehidupanNya yang mewujud dalam diri kucing itu. Ketika kau mengikuti sebuah ajaran, kau lihat Dia yang berada dibalik ajaran itu, bukan ajaran itu yang berubah jadi berhalamu. Ketika kau melihat keyakinan lain, kau lihat Dia yang menciptakan keyakinan itu, dengan segala rahasia dan maksud yang kau belum mengerti.

Ketika kau bisa melihat Dia, kemanapun wajahmu memandang, saat itulah kau akan memancarkan cinta sejati kepada alam semesta. Cintamu tidak terikat dan terfokus pada yang kau pegang. Cintamu tak tertipu oleh baju filosofi, agama, istri, dan harta benda yang kau cintai. Cintamu langsung melihat titik pusat dari segala filosofi, agama, istri, dan harta benda, dimana Dia berada di titik pusat itu. Cintamu langsung melihat Dia.

Dan hanya Dia yang bisa memandang Dia. Kau harus memahami ini, anakku. Maka, dalam dirimu hanya ada Dia, hanya ada pancaran cahayaNya. Dirimu harus seperti bunga mawar yang merekah. Karena hanya saat mawar merekah lah akan tampak kehindahan di dalamnya, dan tersebar bau wangi ke sekitarnya. Mawar yang tertutup, yang masih kuncup, ibarat cahaya yang masih tertutup oleh lapisan-lapisan jiwa. Apalagi mawar yang masih berupa batang, semakin jauh dari terpancarnya cahaya. Bukalah hatimu, mekarkan mawarmu.

Anakku, hanya jiwa yang telah berserah diri saja lah yang akan memancarkan cahayaNya. Sedangkan jiwa yang masih terlalu erat memegang segala yang dicintainya, akan menutup cahaya itu dengan berhala filosofi, agama, istri, dan harta benda. Lihat kembali, anakku, akan pengakuanmu bahwa kau telah berserah diri.

Lihat baik-baik, teliti dengan seksama, apakah pengakuan itu hanya pengakuan sepihak darimu? Apakah Dia membernarkan pengakuanmu? Ketika kau bilang “Allahu Akbar,” apakah kau benar-benar sudah bisa melihat keakbaran Dia dalam setiap yang kau lihat? Jika kau masih erat mencintai berhala-berhalamu, maka sesungguhnya jalanmu menuju keberserahdirian masih panjang. Jalanmu menuju keber-Islam-an masih di depan.

Kau masih harus membuka kebun bunga mawar yang terkunci rapat dalam hatimu. Dan hanya Dia-lah yang memegang kunci kebun itu. Mintalah kepadaNya untuk membukanya. Lalu, masuklah ke dalam taman mawarmu. Bersihkan rumput-rumput liar di sana, gemburkan tanah, sirami batang mawar, halau jauh-jauh ulat yang memakan daunnya. Kemudian, bersabarlah, bersyukurlah, dan bertawakkallah. InsyaAllah, suatu saat, jika kau melakukan ini semua, mawar itu akan berbunga, lalu merekah menyebarkan bau harum ke penjuru istana.

Semoga Allah membimbingmu, anakku.

*********
True Love (Cinta Sejati)
Oleh: M. R. Bawa Muhaiyaddeen

... HADAPI UJIAN HIDUP DENGAN BOTOL KECAP ...


Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ...Botol kecap bisa jadi inspirasi bagi orang-orang yang mengalami kesulitan hidup. Apa hubungannya botol kecap dengan hidup? Nah cerita berikut adalah inspirasi bagi teman-teman yang merasa hidup penuh ujian dan cobaan.

Seringkali kita merasa Tuhan tidak adil kepada kita, kita merasa telah berbuat hal-hal yang baik dalam hidup dan suka menolong orang lain, namun kok hidup ini selalu ditimpa musibah dan tidak ada tanda-tanda pertolongan dari Tuhan. Mari kita simak cerita inspirasi berikut ini agar kita tahu bagaimana kita harus bersikap menghadapi kesulitan hidup.

Filosofi Botol Kecap (Kisah Inspiratif) ...

Dikisahkan ada seorang pengusaha kaya yang tampak bahagia. Uang bukan masalah baginya. Usahanya maju, dia jarang rugi, hampir semua bisnisnya mendatangkan keuntungan berlipat. Seakan-akan, uang itu mengejar-ngejar dirinya.

Dia pun memiliki istri yang cantik, anak-anak yang sehat dan lucu. Akan tetapi, di balik kesuksesannya itu ada banyak perilaku buruk yang dia lakukan. Pengusaha ini gemar melakukan maksiat.

Karena berkantong tebal, dia dengan mudah bisa bergonta-ganti pasangan alias main perempuan, melakukan kecurangan dalam bisnis, mengonsumsi makanan dan minuman haram, dan beragam kemaksiatan lainnya.

Sampai suatu ketika, dia mengalami sebuah peristiwa yang mengubah hidupnya. Anaknya yang berusia tiga tahun meninggal dunia karena kecelakaan yang disebabkan keteledoran dirinya. Peristiwa itu membawa perubahan dalam dirinya.

Dia bertobat dan bertekad untuk meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang biasa dia lakukan. Dia pun mulai belajar melakukan shalat, pergi ke masjid, melaksanakan puasa Ramadhan, dan sebagainya.

Di tengah upaya perbaikan diri itulah, krisis moneter yang menghantam pada tahun 1998 telah membawa perubahan drastis dalam bisnisnya. Perlahan, tetapi pasti, dia mengalami kebangkrutan. Satu per satu perusahaan miliknya gulung tikar dan berpindah tangan.

Utangnya membengkak sehingga tabungan dan depositonya di bank serta properti dan kendaraannya habis untuk menutupi utang-utangnya itu. Jika sebelumnya kata "gagal" dan "rugi" seakan menjauh darinya, sekarang kedua kata itu seakan lekat dengannya.

Jika sebelumnya gelimang rupiah demikian mudah dia dapatkan, sekarang uang recehan pun seakan enggan mendekat kepadanya. Telah berkali-kali, dia mencoba bangkit, merintis kembali bisnisnya, tetapi berkali-kali pula dia gagal. Tumpukan emosi negatif seakan tumpah ruah di otaknya.

Dalam kesulitan hidup yang mengimpit tersebut, dia mempertanyakan keadilan Tuhan. Saat tenggelam dalam kemaksiatan, begitu mudahnya rezeki didapat, tetapi setelah meninggalkan kemaksiatan, rezeki pun ikut meninggalkan dirinya.

"Apakah ada yang salah? Ke mana doa-doa yang selama ini dia panjatkan? Apakah Tuhan tidak mendengar atau tidak sudi mengabulkan doaku? Bukankah Tuhan itu Maha Pengasih dan Penyayang serta akan mengabulkan doa-doa dari setiap hamba-Nya?"

Begitu keluhnya. Memang, di tengah kesulitan itu, kuantitas ibadah semakin berlipat-lipat. Namun, itu semua seakan belum cukup untuk mengembalikannya pada "kehidupan normal".

Berkali-kali, dia mendatangi ustaz dan kiai untuk meminta doa dan nasihat. Saat diberi doa atau amalan tertentu, dia akan melaksanakannya dengan sungguh-sungguh. Namun, lagi-lagi semuanya berakhir dengan kekecewaan. Dia pun mulai meragukan para kiai dan ustaz tersebut yang katanya hanya pandai berteori. Mana buktinya?

Di ambang keputusasaan, pertolongan Allah pun datang melalui salah seorang kenalannya. Dia adalah seorang dosen agama di sebuah perguruan tinggi ternama. Dosen itu tidak membawakannya uang, menawarkan kerja sama bisnis, atau hal lain yang bersifat materi.

Namun, dia membawa nasihat yang mampu mengubah paradigma berpikir mantan pengusaha kaya ini. Tidak banyak dalil yang dia ungkapkan. Dia hanya memberikan analogi dan perlambang saja. Katanya,

"Seseorang tidak bisa mengisi botol penuh kecap dengan air putih, sebelum kecapnya dibuang terlebih dahulu. Baru setelah itu, kita bisa memasukkan air putih. Itu pun masih ada sisa-sisa kecap yang belum terbuang sehingga air yang kita masukkan masih akan bercampur dan berwarna hitam.

Air itu harus dibuang lagi sehingga botol benar-benar bersih dari kecap. Baru setelah itu, air yang kita masukkan benar-benar bening karena tidak tercampur lagi dengan kecap."

Analoginya, kecap itu adalah harta yang kita miliki dan air putih itu adalah doa dan amal ibadah yang kita lakukan. Antara maksiat dan kebaikan tidak akan mungkin bisa bersatu. Karena itu, ketika seseorang ingin menyucikan dirinya, semua kotoran yang ada dalam diri dan harta harus dibuang dan dibersihkan.

Ada banyak skenario Tuhan untuk 'membersihkan' harta seseorang sehingga harta kotor yang dimilikinya benar-benar terkuras, mungkin dibangkrutkan usahanya, kena tipu, dan sebagainya. Andaipun semuanya sudah terkuras, boleh jadi masih ada kotoran yang masih tersisa dalam diri dan harta. Allah Swt. akan meinbersihkannya dengan penyakit, musibah, atau lainnya, sembari dia menahan rezeki dari orang itu.

Nah, ketika dia sudah benar-benar bersih, Allah Swt. akan membukakan jalan rezeki yang halal kepadanya. Yang jadi masalah, apakah kita sabar atau tidak dalam proses pembersihan itu?"

Nasihat ini mampu menjawab pertanyaannya selama ini tentang keadilan Tuhan, tentang ijabah doa, tentang makna pertobatannya. Allah Ta'ala. mengambil sebagian besar kekaya-annya bukan karena Allah benci, melainkan Allah amat sayang dan cinta kepada hamba-hamba-Nya yang bertobat.

Sebabnya, bagaimana mungkin mengisikan nasi dan sup yang lezat ke dalam mangkuk yang blepotan dengan kotoran. Tentu sangat bijak jika mangkuk itu dibersihkan terlebih dahulu. Begitu pula qada Allah, sebelum menuangkan limpahan rahmat dan ampunan-Nya, dia akan membersihkan orang tersebut dari jelaga kemaksiatan yang masih hinggap dalam diri dan hartanya.

Beberapa tahun berlalu, mantan pengusaha kaya ini sudah berada kembali di jalur kesuksesan bisnisnya. Walau belum sesukses dahulu, tanda-tanda ke arah itu sudah mulai terlihat di hadapannya. Ibaratnya, dia tengah mengisi botol nasibnya dengan air putih keberhasilan setelah dia menumpahkan hitamnya air kemaksiatan.

Rentetan kegagalan dalam bisnis telah membawa perubahan positif dalam diri pengusaha ini walau sebelumnya dia nyaris jatuh pada keputusasaan.

Filosofi botol kecap yang disampaikan temannya telah membuka sudut pandang baru terhadap makna ujian dan makna hidup yang sebenarnya.

Dalam bahasa manajemen, pengusaha ini telah mengalami reinventing atau menemukan kembali tujuan hidupnya.

Wallahu’alam bishshawab, ..
Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ...

#Sumber : Cerita Inspirasi Muslim

Filosofi Telapak Tangan dan Takdir

Lihɑtlɑh telɑpɑk tanganмu

Ada beberapa garis utama yg menentukan nasib...

Ada garis kehidupan

Ada garis rezeki

Ada pula garis jodoh

Sekarang, menggenggamlah... Dimana semua garis tadi ?
semua garis tadi ada di dalam genggamanmu...

Apa artinya ??
Apapun takdir dan keadaanmu kelak, semua itu ada dalam genggamanmu sendiri... itulah rahasia sukses..

Berjuang dan berusaha dengan keras untuk menentukan nasib sendiri..

Tapi,,
coba lihat lagi genggamanmu itu...
Ternyata masih ada garis yang tidak ikut tergenggam ?
Sisa garis itulah yanǥ ada di luar kendalimu...
di sanalah letak kekuatan TUHAN yang tidak akan
mampu kita lakukan...
itulah bagianNya TUHAN

maka, genggam dan lakukan bagianmu dengan kerja keras dan dengan kesungguhan hati...
tapi, jangan lupa... bawalah semua itu pada TUHAN karena tidak semua hal mampu kita lakukan.

Orang yg hebat tidak dihasilkan melalui...

kemudahan
kesenangan
ketenangan
Mereka díbentuk melalui
keSUKARan
TanTanGan dan airmata

Ketika engkau mengalami sesuatu yg sangat berat dan merasa dítinggalkan sendiri dlm hidup ini ...
"Angkatlah Tangan dan Kepalamu ke atas.....
Tataplah masa depanmu.."
Ketahuilah...

> Engkau sdg dipersiapkan TUHAN untuk
menjadi... Orang yg Luar Biasa...

MENDEKATLAH PADA-KU (ALLAH), SEBELUM AKU PAKSA UNTUK MENDEKAT

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... “Siapa tidak mendekat kepada Allah gara-gara halusnya kebaikan yang Dia berikan, maka ia akan diseret (supaya mendekat) dengan rantai cobaan”

[Syaikh Ibnu Atha'illah menulis dalam kitabnya ‘Al-Hikam’]

Seorang Guru Bijak Menasehati :

Anakku, Allah Maha Pengasih dalam segala suasana kepada hamba-Nya. Allah ingin agar hambanya menjadi orang yang shaleh dengan mendekatkan diri kepada-Nya.

Maka diberikanlah rezeki kepada hamba-Nya dengan halus agar dia menyadari hadirnya rezeki dari Allah kemudian si hamba akan mendekat dan bersyukur. Rezeki bisa berbagai macam bentuknya, dapat berupa uang, keluarga (anak istri suami), pangkat, jabatan, karier,dan sebagainya.

Serta diberikan-Nya kesehatan secara gratis, agar si hamba mendekatkan diri dan menyukurinya.

Sayang tak semua bisa sadar akan hal itu. Kadang kesehatan berlangsung lama, rezeki melimpah, tetapi hal tersebut tak sanggup mengetuk hatinya untuk bersyukur dan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Maka jadilah ia orang yang tidak sadar akan kasih sayang Allah.

Sama halnya seperti orang yang bermimpi, ia tidak pernah sadar dirinya tidur. Kadang orang harus dibangunkan agar ia sadar dari mimpinya. Maha suci Allah dengan Al Latif-Nya (maha halus) sehingga kebaikan-kebaikan-Nya mengalir deras dengan sangat halus sehingga tak terasa oleh hamba-Nya.

Betapa tidak, bukankah manusia sering lupa kenikmatan tidur, sampai tidur tersebut harus dibeli berupa obat tidur, dan bukankah manusia sering lupa nikmatnya garam, sampai larangan dokter mencegahnya, atau sampai makan pun harus ditakar dan dibatasi jenisnya.

Tetapi, walau demikian, kasih sayang Allah begitu besar kepada hamba-Nya. Karena itu jika peringatan berupa kenikmatan kesehatan dan rezeki gagal membawa si hamba untuk mendekatkan diri kepada-Nya, maka Allah akan memakai cara lain, yaitu melalui bala’, bencana dan musibah yang bisa berbagai macam bentuknya.

Biasanya dengan cara ini manusia relatif dengan cepat menyadari kesalahannya dan kemudian secara cepat mendekatkan dirinya kepada Allah.

Tidak kah kau lihat anakku, ketika laut memperlihatkan keperkasaannya berupa tsunami, ketika bumi menggeliat dengan gempa 7 skala richter, dan ketika merapi mulai terbatuk-batuk.

Maka seluruh manusia tersentak, bangun dari tidur lelapnya. Kepal-kepal tangan mulai terbuka, menjadi tangan yang memberi dan menerima. Kepala dan wajah mulai tengadah ke atas, dan doa-doa mulai membumbung ke langit.

Kenanglah kalimat ini anakku, siapa yang tidak suka menghadap (mendekat) kepada Allah dengan halusnya pemberian karunia Allah, maka ia akan diseret supaya ingat kepada Allah dengan rantai ujian (bala’)

Siapa yang tidak suka dan tidak sadar dzikir kepada Allah ketika sehat wal’afiat dan murah rezeki, maka akan dipaksa supaya berdzikir / ingat kepada Allah dengan tibanya bala’ bencana dan musibah.

Maka dalam kedua hal itu Allah berkenan akan menuangkan nikmat karunia yang sebesar-besarnya kepada hamba-Nya, yaitu kenikmatan memiliki keinginan untuk mendekatkan diri kepada-Nya.

Nah Anakku, lihatlah, sebagian orang di bawa mendekati Allah dengan mudah, sedangkan sebagian yang lain di bawa mendekat kepada Allah dengan berdarah-darah.

Allah Maha Pengasih dalam segala situasi. Seruan-Nya muncul melalui bisikan yang halus dan lemah lembut maupun lewat sakit dan musibah.

Anakku, semoga engkau termasuk kepada golongan hamba yang bersyukur dan mendekatkan diri kepada-Nya sehingga Allah tak perlu menurunkan ujian bala bencana, sakit ataupun musibah untuk menyadarkanmu. Aamiin Ya Allah …

.... Segala puji bagi Allah, yang dengan nikmat-Nya sempurnalah semua kebaikan ....
www.facebook.com

•♥• Karena Hal Inilah Kau Terpilih *♥♥♥*

Wanita memang identik dengan keindahan. Dari ujung rambut sampai kaki, semua menyimpan pesona. Namun mengapa sekarang ini banyak fenomena, dimana wanita banyak yang belum menemukan jodohnya?. Padahal mereka tidak cacat dalam raga, mereka juga banyak yang memiliki harta. Selain itu, mereka juga pendidikan dan berstatus sosial tinggi.

Ketika akan menikah, seorang laki- laki memanglah pasti memiliki syarat bagi calon pendamping hidupnya. Dan ternyata, hal dunia tidak selalunya menjadi prioritas mereka yang utama, dalam mereka memilih wanita. Untuk menikah, tak hanya melulu soal kecantikan, dan keindahan raga. Akhlak yang baik, ilmu yang mumpuni serta kecerdasan adalah salah satu dari banyak hal lain yang mutlak diperlukan untuk pemenuhan syarat menikah.

Shalihah adalah keharusan

Jika pada kenyataannya, sang suami memilih seorang wanita hanya karena pesona kecantikannya saja, maka bom waktu bagi rumah tangga tersebut pastilah sudah terpasang dan kehancurannya hanyalah masalah waktu.

Begitu pula ketika hanya kepandaian yang menjadi satu- satunya tolak ukur terpilihnya wanita untuk menjadi istri. Kerepotan pastilah datang karena kepandaian itu akan menjadi bumerang bagi sang suami yang akan menemukan istrinya sangat pandai dalam menjadi pembangkang.

Sama halnya ketika harta yang dijadikannya patokan bagi terpilihnya wanita. Kepemilikan harta yang tanpa bimbingan agama sering tidak membawa manfaat, bahkan sebaliknya menjadi bencana.

Atau jika status sosial saja yang menjadi sebab terpilihnya seorang wanita, yang tanpa dibarengi kualitas ilmu agama yang baik. Saksikanlah bahwa sifat angkuh lah yang akan meliputi rumah tangga tersebut.

Maka tak heran jika laki- laki di dunia ini yang berharap kedamaian, ketenangan dan terlayani serta di hargai dalam kehidupan pernikahan mereka, hanya memilih wanita yang sholihah sebagai pendamping hidup mereka. Maka bagi wanita yang ingin dirinya terpilih, tidak ada kata lain bagi mereka kecuali memilih untuk menjadi wanita sholihah.

Dengan kata lain, pemenuhan kriteria sholihah bukan sebuah pilihan yang harus dipilih, melainkan keharusan yang harus dimiliki setiap wanita. Karena jika satu hal ini hilang, maka hilanglah segala keindahan wanita tersebut.

Ketika seorang suami memiliki istri yang shalihah, bahkan yang tanpa memiliki kecantikan, kekayaan, dan status sosialpun, maka dia akan tetap menjumpai keindahan yang mendatangkan kebaikan dalam diri istrinya tersebut. Lebih-lebih bila disertai oleh satu atau lebih sifat yang empat itu, tentu akan lebih bahagialah rumah tangga tersebut.

Wanita sholihah, WANITA PILIHAN

Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam telah memberi tuntunan dalam memilih wanita yang akan dijadikan sebagai istri. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan beberapa sifat seorang wanita salihah,

“Apakah kalian mau saya beritahu tentang simpanan seseorang yang yang paling berharga? Yaitu wanita salihah yang (suaminya) menjadi bahagia bila memandangnya, bila diperintah segera dipenuhi, dan bila suaminya tidak ada dia menjaga kehormatannya.” (HR.Ahmad)

Dari sabda beliau tersebut, maka kita tahu bahwa inilah yang akan menjadikan seorang wanita sebagai pilihan, perhiasan yang paling berharga,

1. Indah Dipandang

Setiap wanita terlahir cantik. Dan kecantikan itu akan sangat membahagiakan jika wanita dapat mengoptimalkan potensi yang dimilikinya itu untuk membuat suami mereka betah memandangnya. Hal ini akan semakin bertambah jika dibarengi dengan sikap dan tutur kata yang manis serta murah senyum.

2. Taat

Suami akan merasa sangat berharga ketika perintah dan kemauan mereka ditaati. Maka disinilah kesempatan bagi para istri yang ingin menjadi perhiasan berharga bagi suaminya,yaitu mentaati segala apa yang suami inginkan, selama perintah tersebut tidak menyelisihi aturan Allah. Tapi bagaimana jika perintah tersebut tidak berkenan di hati sang istri?. Seorang wanita sholihah pastilah mengerti bagaimana menyiasati keadaan tersebut agar sang suami tidak merasa tersinggung, namun keluhan mereka juga tersampaikan. dicarinya waktu yang tepat dan cara yang paling santun untuk meyakinkan suami agar mengurungkan perintahnya, tanpa dibarengi pembangkangan, bantahan,atau bahkan pertengkaran. Karena kedamaian dan ketenangan suami, selalu menjadi hal yang dipentingkan dalam pikiran para istri yang sholihah.

3. Terjaga dan menjaga

Wanita salihah adalah yang selalu mengajak suaminya pada kebaikan agama dan dunianya, dan bukan malah memberatkannya. Termasuk juga membebani pikiran sang suami dengan kekhawatiran akan harta dan kehormatan sang istri, ketika sedang jauh darinya. Seorang wanita sholihah adalah dia yang senantiasa menjaga dan terjaga dalam diri dan harta suaminya, sehingga suami menemukan kepercayaan dalam rumah tangganya, dan merasakan kenyamanan hati bahkan ketika beliau harus jauh dari rumahnya.

Dan untuk kesemua itu, Allah telah memberikan contoh nyata kepada para wanita untuk selalu diteladani, yaitu lewat diri Khadijah binti Khuwailid radhiyallahu ‘anha, Istri pertama Rasulullah SAW. Maka akankah setiap kita mewarisi sifat dan perilaku beliau? jika ya, maka karena hal itulah kita pantas dipilih!


(Syahidah/voa-islam.com)