Kamis, 28 April 2011

kutemukan belahan jiwaku

Rahasia jodoh, rejeki dan kematian adalah mutlak milik Allah Swt, tidak ada satu makhluk pun yang dapat mengetahuinya kecuali sang Pemilik diri kita. Hal tersebut telah terpatri erat dalam pikiranku sejak lewat dua tahun lalu. Mendorongku untuk terus berikhtiar dan selalu berkhusnudzon kepada Allah Azza wa Jalla tentang kapan saatnya tiba menemukan belahan jiwaku.


Dalam proses pencarian diusiaku yang ketiga-puluh-tiga, beberapa teman dekat mulai dijajaki, ta'aruf pun dilakukan. Dalam proses ta'aruf, salah seorang sempat melontarkan ide tentang pernikahan dan rencana khitbah. Namun herannya, hati ini kok emoh dan tetap tidak tergerak untuk memberikan jawaban pasti. Hey, what's going on with me? Bukankah aku sedang dikejar usia yang terus merambat menua? Bukankah aku sedang dalam proses pencarian belahan jiwa? Bahkan seorang sahabat sempat berkomentar miring tentang keengganan aku memberikan respon kepada salah satu dari mereka. Si sahabat mengatakan bahwa aku adalah type 'pemilih' yang lebih suka jodoh yang tampan, kaya raya dan baik hati, dan lainnya yang serba super dan wah. Tapi, aku gelengkan kepalaku ke arahnya karena kriteria seorang calon suami bagiku adalah si dia seorang muslim sejati yang mempunyai visi yang sama untuk membangun sebuah keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah. Tapi lucunya, kalau diminta untuk mengejewantahkan ke dalam diri seseorang, jujur saja aku tidak tahu.

Again, jodoh sesungguhnya sebuah rahasia yang mutlak milik Allah Swt. Proses pertemuanku dengan sang suami pun bak cerita dongeng. Jangankan sahabat atau rekan kantor, pun jika kami kembali me-rewind proses pertemuan kami, wuih ... unbelievable! but it happened! Subhanallah...

Suamiku adalah sosok yang biasa dan sangat sederhana, namun justru kesederhanaan dan keterbiasaannya itulah yang memikat hati ini. Dan, alhamdulillaah hampir mendekati kriteria seorang suami yang aku dambakan. Di beberapa malam kebersamaan kami, suami sering menanyakan kepadaku tentang satu hal, "apakah bunda bahagia menikah dengan aku?" aku pun menjawab dengan jeda waktu sedikit lama, "ya, bunda bahagia, ayah". Masya Allah, seandainya suamiku tahu, besarnya rasa bahagia yang ada di dada ini lebih dari yang dia tahu. Besarnya rasa syukur ini memiliki dia cukup menggetarkan segenap hati sampai aku perlu jeda waktu untuk menjawab pertanyaannya. Hanya, aku masih belum mampu mengungkapkan secara verbal. Allah yang Maha Mengetahui segala getaran cinta yang ada di hati bunda, Allah yang Maha Mengetahui segala rasa sayang yang ada di jiwa bunda. Karena, atas nama Allah bunda mencintai ayah.

Pertama kali aku melihat suamiku adalah ketika acara ta'lim kantor kami di luar kota. Kami berdua belum mengenal satu sama lain. Hanya kesederhanaan dan wajah teduhnya sempat mampir di dalam pikiranku. Beberapa hari kemudian, aku terlibat diskusi di forum ta'lim yang difasilitasi oleh kantor kami. Di sinilah aku merasakan kuasa Allah yang sangat besar. Rupanya teman diskusi itu adalah si empunya wajah teduh tersebut. Ini aku ketahui ketika kami janjian bertemu di suatu majelis ta'lim di salah satu masjid di Jakarta. Sempat juga aku kaget ketika menemui wajah yang tidak asing itu. Setelah acara ta'lim selesai, kami sempat mengobrol selama kurang dari satu jam dan kami pun pulang ke rumah masing-masing. Tidak ada yang special pada saat itu, at all.

Namun beberapa hari kemudian, entah kenapa wajah teduh itu mulai hadir di pikiranku kembali. Ternyata hal yang sama pun terjadi di pihak sana. Kami pun sepakat untuk melakukan ostikharah. Subhanallaah, tidak ada kebimbangan sama sekali dalam hati kami berdua untuk menyegerakan hubungan ini ke dalam pernikahan. Satu minggu setelah pertemuan kami di masjid, sang calon suami pun melamarku lewat telepon. Pun tanpa ada keraguan aku menjawab YA, ketika dia mengatakan akan membawa keluarganya untuk meng-khitbah ahad yang akan datang.

Pernikahan kami terlaksana justru bersamaan dengan rencana khitbah itu sendiri. Proses yang terjadi adalah keajaiban buat kami berdua dan semua adalah kuasa Allah yang ditunjukkan kepada kami. Kami rasakan 'tangan' Allah benar-benar turun menolong memudahkan segala urusan. Hari H yang semestinya adalah pertemuan antar dua keluarga dalam acara khitbah, justru dilakukan bersamaan dengan akad nikah. Sujud syukur kami berdua, karena semua acara berjalan begitu lancar, dari mulai dukungan seluruh keluarga, urusan penghulu dan pengurusan surat-surat ke KUA, hanya dilakukan dalam waktu 1 hari 1 malam!!. Maha Suci Allah, hal tersebut semakin menguatkan hati kami, bahwa pernikahan ini adalah rencana terbaik dari Allah Swt dan Dia-lah Pemersatu bagi perjanjian suci kami ini. Dalam isak tangis kebahagiaan kami atas segala kemudahan yang diberikan-Nya, tak pernah putus kami bersyukur akan nikmat-Nya. Insya Allah, pernikahan kami merupakan hijrahnya kami menuju kehidupan yang lebih baik dengan mengharap ridho Allah, karena tanggal pernikahan kami selisih satu hari setelah hari Isra mi'raj.

Akhirnya setelah sekian lama aku mengembara mencari pasangan hidup ternyata jodohku tidak pernah jauh dari pelupuk mata. Suamiku adalah teman satu kantor yang justru tidak pernah aku kenal kecuali dua minggu sebelum pernikahan kami. Inilah rahasia Allah Swt yang tidak pernah dapat kita ketahui kecuali dengan berkhusbudzon kepada-Nya. Percayalah, bahwa Allah Swt adalah sebaik-sebaik Pembuat keputusan. Serahkanlah segala urusan hanya kepada Allah semata. Jika sekarang para akhwat yang sudah di atas usia kepala tiga merasa khawatir karena belum mendapatkan pasangan/jodoh, percayalah selalu akan janji Allah di dalam firman-Nya:

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir". (ar-Ruum:21)

Jangankan manusia, hewan dan buah-buahan pun diciptakan Allah perpasangan. Ber-khusnudzon selalu kepada-Nya bahwa, entah esok, lusa, satu bulan, satu tahun atau bahkan mungkin sepuluh tahun nanti, dengan ijin Allah, jodoh kalian pasti akan datang. Pasangan jiwa yang terbaik yang dijanjikan dan dipersatukan-Nya dalam perjanjian suci yang disebut pernikahan. Wallahu'alam bishshowab. (bunda)
___________________
sumber : eramuslim.com

Jodoh dan Kedewasaan Kita

oleh : Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhani
Jodoh adalah problema serius, terutama bagi para
Muslimah. Kemana pun mereka melangkah,
pertanyaan-pertanyaan “kreatif” tiada henti
membayangi. Kapan aku menikah? Aku rindu seorang
pendamping, namun siapa? Aku iri melihat wanita muda
menggendong bayi, kapan giliranku dipanggil ibu? Aku
jadi ragu, benarkah aku punya jodoh? Atau
jangan-jangan Tuhan berlaku tidak adil?
Jodoh serasa ringan diucap, tapi rumit dalam realita.
Kebanyakan orang ketika berbicara soal jodoh selalu
bertolak dari sebuah gambaran ideal tentang kehidupan
rumah tangga. Otomatis dia lalu berpikir serius
tentang kriteria calon idaman. Nah, di sinilah segala
sedu-sedan pembicaraan soal jodoh itu berawal. Pada
mulanya, kriteria calon hanya menjadi ‘bagian
masalah’, namun kemudian justru menjadi inti
permasalahan itu sendiri.
Di sini orang berlomba mengajukan “standardisasi”
calon: wajah rupawan, berpendidikan tinggi, wawasan
luas, orang tua kaya, profesi mapan, latar belakang
keluarga harmonis, dan tentu saja kualitas keshalihan.
Ketika ditanya, haruskah seideal itu? Jawabnya ringan,
“Apa salahnya? Ikhtiar tidak apa, kan?” Memang, ada
juga jawaban lain, “Saya tidak pernah menuntut. Yang
penting bagi saya calon yang shalih saja.” Sayangnya,
jawaban itu diucapkan ketika gurat-gurat keriput mulai
menghiasi wajah. Dulu ketika masih fresh, sekadar
senyum pun mahal.
Tidak ada satu pun dalih, bahwa peluang jodoh lebih
cepat didapatkan oleh mereka yang memiliki sifat
superior (serba unggul). Memperhitungkan kriteria calon
memang sesuai sunnah, namun kriteria tidak pernah
menjadi penentu sulit atau mudahnya orang menikah.
Pengalaman riil di lapangan kerap kali
menjungkirbalikkan prasangka-prasangka kita selama
ini.
Jodoh, jika direnungkan, sebenarnya lebih bergantung
pada kedewasaan kita. Banyak orang merintih pilu,
menghiba dalam doa, memohon kemurahan Allah, sekaligus
menuntut keadilan-Nya. Namun prestasi terbaik mereka
hanya sebatas menuntut, tidak tampak bukti kesungguhan
untuk menjemput kehidupan rumah tangga.
Mereka bayangkan kehidupan rumah tangga itu indah,
bahkan lebih indah dari film-film picisan ala bintang
India, Sahrukh Khan. Mereka tidak memandang bahwa
kehidupan keluarga adalah arena perjuangan, penuh liku
dan ujian, dibutuhkan napas kesabaran panjang, kadang
kegetiran mampir susul-menyusul. Mereka hanya siap
menjadi raja atau ratu, tidak pernah menyiapkan diri
untuk berletih-letih membina keluarga.
Kehidupan keluarga tidak berbeda dengan kehidupan
individu, hanya dalam soal ujian dan beban jauh lebih
berat. Jika seseorang masih single, lalu dibuai
penyakit malas dan manja, kehidupan keluarga macam apa
yang dia impikan?
Pendidikan, lingkungan, dan media membesarkan generasi
muda kita menjadi manusia-manusia yang rapuh. Mereka
sangat pakar dalam memahami sebuah gambar kehidupan
yang ideal, namun lemah nyali ketika didesak untuk
meraih keidealan itu dengan pengorbanan. Jika harus
ideal, mereka menuntut orang lain yang menyediakannya.
Adapun mereka cukup ongkang-ongkang kaki. Kesulitan
itu pada akhirnya kita ciptakan sendiri, bukan dari
siapa pun.
Bagaimana mungkin Allah akan memberi nikmat jodoh,
jika kita tidak pernah siap untuk itu? “Tidaklah Allah
membebani seseorang melainkan sekadar sesuai
kesanggupannya.” (QS Al Baqarah, 286). Di balik
fenomena “telat nikah” sebenarnya ada bukti-bukti
kasih sayang Allah SWT.
Ketika sifat kedewasaan telah menjadi jiwa, jodoh itu
akan datang tanpa harus dirintihkan. Kala itu hati
seseorang telah bulat utuh, siap menerima realita
kehidupan rumah tangga, manis atau getirnya, dengan
lapang dada.
Jangan pernah lagi bertanya, mana jodohku? Namun
bertanyalah, sudah dewasakah aku
ps: ternyata klo belum dewasa,kita blum boleh menikah yaaa…. ;p

Jumat, 22 April 2011

** Kau pun Enggan Meninggalkannya ( Arti Sebuah Ketulusan ) **

Bismillahirrahmanirrahim..

Hidup kami yang serba ada, bahkan terkesan sangat berlebih, tiba-tiba berbalik seratus enam puluh derajat. Yang tadinya kami bisa makan apapun yang kami mau, kini untuk makan satu hari sekali pun kami belum tentu bisa.

Ini semua karna ada pekerja Bapak yang membawa lari semua aset perusahaan, akibatnya semua harta kami harus diambil untuk membayar gaji karyawan. Hanya tinggal sisa-sianya saja yang mampu membuat kami bertahan, walapun dengan keadaan yang jauh dari sebelumnya.

“ Bunda, apa kita akan terus seperti ini? Gimana dengan kuliahku? “ kataku mulai merajuk.

“ Sabar yaa sayang, Bapakmu sedang merintis usahanya kembali dari awal. Insyaallah, nanti kalau usaha Bapak sudah maju, kamu bisa kuliah lagi,” Bunda menenangkanku.

“ Tapi kapan Bunda, belum tentu tahun depan atau tahun depannya lagi kan,”

“ Kamu mau kan Allah tetap mendampingimu dalam setiap keadaan?” aku mengangguk.

“ Allah selalu bersama orang-orang yang sabar, jadi bagaimana mungkin kamu mau selalu bersama Allah kalau kamunya ndak mau sabar,Nak, “ kata Bunda lagi.

Bunda, kau selalu begitu sabar dan tabah, padahal aku tahu hatimu menjerit ketika aku dan adik-adik bertanya-tanya tentang keadaan kita. Dalam setiap sujudmu, aku sering mendengar kau mendoakan kami dalam derai air mata ketulusan. Bahkan dengan keadaan seperti ini, kau tulus mendampingi Ayah tanpa mengeluh.

Aku segera memeluk Bunda, memohon maaf atas khilaf dan keegoisanku. Tetesa air mataku segera dihapus dengan punggung tangannya. Dia tersenyum begitu manis padaku.

Ternyata tak perlu waktu yang sangat lama, perlahan tapi pasti kehidupan kami semakin meningkat. Ayah berhasil merintis usahanya kembali meskipun tak seperti dulu, ini berkat kegigihan, do’a, dan yang terpenting kami yakin Allah selalu bersama-sama kami.

Namun tiba-tiba saja, aku dikejutkan dengan sebuah SMS dari adikku, bahwa Bunda dibawa ke Rumah Sakit. Bunda terjatuh di kamar mandi, kondisinya tak sadarkan diri. Dengan derai air mata, aku segera menuju Rumah Sakit.

“Ayah, gimana keadaan Bunda?” ku lihat ada perban kecil didahinya.

“ Ndak apa-apa,Nak. Bunda tadi kepleset di kamar mandi, terus kebentur kepala Bunda di dinding Bak Mandi. Untungnya, ada adikmu yang melihat. Sekarang Bunda lagi istirahat jangan diganggu dulu “

Lega rasanya Bunda tidak mengalami luka serius. Aku melihat Ayah dalam keletihannya setelah pulang bekerja, masih sempat memperhatikan Bunda dengan teliti.

Aku lihat kemesraan yang sama dari dulu sampai sekarang, tak ada yang berubah dari mereka. Ayah begitu tulus menyuapi Bunda, bahkan menuntun Bunda ke kamar mandi. Aku jadi berharap, suatu saat aku ingin punya suami setulus Ayah, tapi apakah masih ada ?

“ Nia, ngelamun saja. Tolong bantuin Bunda duduk ,” kata Bunda membuyarkan lamunanku. Aku hanya tersenyum .

“ Bunda, Ayah kok mesra terus yaa sama Bunda? Nia bisa nggak yaa dapetin suami yang tulus, mau berbagi dalam keadaan apapun” tanya ku dengan wajah yang bersemu merah.

“ Ndak mudah untuk mencari suami yang tulus Nia, tapi lebih mudah kalau kamu yang membuat suamimu nanti menjadi orang yang tulus dan mau berbagi,” Bunda tersenyum menyiratkan sebuah arti. Aku mengerutkan dahi, tanda bingung dengan perkataan Bunda.

“ Mulai dengan dirimu sendiri Nia, buatlah dirimu tulus menerima suamimu nanti. Insyaallah dia akan berbalik tulus terhadapmu. Lihatlah Ayahmu,Nak. Bunda mencoba untuk selalu tulus padanya, mau berbagi disetiap keadaan, selalu bersamanya dan mendampinginya, Bunda enggan meninggalkannya dalam keadaan apapun. Kini kamu bisa lihat Ayahmu, dia pun enggan meninggalkan Bunda meskipun Bunda dalam keadaan seperti ini “

Aku terpana, terkejut dengan jawaban Bunda. Tak pernah aku berpikir sedikitpun tentang memulai dari diri sendri, yang aku pikir hanya keinginanku untuk mencari pasangan yang ‘sudah jadi’ dengan apa yang ku harapan.

Wallahua’lam bish Shawab.

http://www.bukanmuslimahbiasa.com/2011/02/kau-pun-enggan-meninggalkannya-arti-sebuah-ketulusan.html

MISKIN TAPI KAYA RAYA

setiap peristiwa yang terjadi atas diri kita, keluarga kita, orang-orang disekitar kita bahkan diseluruh penjuru Dunia ini tidak lain adalah sebuah PENDIDIKAN dari Allah SWT, hanya saja kadang kita tidak menyadarinya, cobalah  sekali kali perhatikan dengan seksama setiap peristiwa yang terjadi pasti didalamnya ada berbagai Pelajaran buat kita, pasti! ,

Sahabat, Jika Oprah Winfrey menyumbang ratusan dan ribuan dolar, tentu kita kagum namun tidak terkejut.

Atau bila Bill Gates juga mendermakan uangnya jutaan dolar, kita juga barangkali menganggap hal hebat yang biasa saja.


Tapi bila seorang TUKANG BECAK yang miskin yang menyumbang dalam kekurangannya, maka dialah GURU yang mengajarkan kita untuk BERSYUKUR DAN SELALU BERBAGI


Namanya BAI FANG LI. Pekerjaannya adalah seorang tukang becak. Tubuhnya tidaklah perkasa. Perawakannya malah tergolong kecil untuk ukuran becaknya Tetapi semangatnya luar biasa untuk bekerja. Mulai jam enam pagi setelah melakukan rutinitas ibadahnya,. dia melanglang dijalanan, di atas becaknya untuk mengantar para pelanggannya. Dan ia akan mengakhiri kerja kerasnya setelah jam delapan malam.


Para pelanggannya sangat menyukai Bai Fang Li, karena ia pribadi yang ramah dan senyum tak pernah lekang dari wajahnya. Dan ia tak pernah mematok berapa orang harus membayar jasanya. Namun karena kebaikan hatinya itu, banyak orang yang menggunakan jasanya membayar lebih. Mungkin karena tidak tega, melihat bagaimana tubuh yang kecil dan ringkih itu dengan nafas yang ngos-ngosan  dan keringat bercucuran berusaha mengayuh becak tuanya.


Bai Fang Li tinggal disebuah gubuk reot yang nyaris sudah mau rubuh, di daerah yang tergolong kumuh, bersama dengan banyak tukang becak, para penjual asongan dan pemulung lainnya. Gubuk itupun bukan miliknya, karena ia menyewanya secara harian. Perlengkapan di gubuk itu sangat sederhana. Hanya ada sebuah tikar tua yang telah robek-robek dipojok-pojoknya, tempat dimana ia biasa merebahkan tubuh penatnya setelah sepanjang hari mengayuh becak.


Gubuk itu hanya merupakan satu ruang kecil dimana ia biasa merebahkan tubuhnya beristirahat, diruang itu juga ia menerima tamu yang butuh bantuannya, diruang itu juga ada sebuah kotak dari kardus yang berisi beberapa baju tua miliknya dan sebuah selimut tipis tua yang telah bertambal-tambal. Ada sebuah piring seng comel yang mungkin diambilnya dari tempat sampah dimana biasa ia makan, ada sebuah tempat minum dari kaleng. Dipojok ruangan tergantung sebuah lampu templok minyak tanah, lampu yang biasa dinyalakan untuk menerangi kegelapan di gubuk tua itu bila malam telah menjelang.


Bai Fang Li tinggal sendirian digubuknya. Dan orang hanya tahu bahwa ia seorang pendatang. Tak ada yang tahu apakah ia mempunyai sanak saudara sedarah. Tapi nampaknya ia tak pernah merasa sendirian, banyak orang yang suka padanya, karena sifatnya yang murah hati dan suka menolong. Tangannya sangat ringan menolong orang yang membutuhkan bantuannya, dan itu dilakukannya dengan sukacita tanpa mengharapkan pujian atau balasan.


Dari penghasilan yang diperolehnya selama seharian mengayuh becaknya, sebenarnya ia mampu untuk mendapatkan makanan dan minuman yang layak untuk dirinya dan membeli pakaian yang cukup bagus untuk menggantikan baju tuanya

yang hanya sepasang dan sepatu bututnya yang sudah tak layak dipakai karena telah robek. Namun dia tidak melakukannya, karena semua uang hasil penghasilannya disumbangkannya kepada sebuah Yayasan sederhana yang biasa mengurusi dan menyantuni sekitar 300 anak-anak yatim piatu miskin di Tianjin. Yayasan yang juga mendidik anak-anak yatim piatu melalui sekolah yang ada.

Hatinya sangat tersentuh ketika suatu ketika ia baru beristirahat setelah mengantar seorang pelanggannya. Ia menyaksikan seorang anak lelaki kurus berusia sekitar 6 tahun yang yang tengah menawarkan jasa untuk mengangkat barang seorang ibu yang baru berbelanja. Tubuh kecil itu nampak sempoyongan mengendong beban berat dipundaknya, namun terus dengan semangat melakukan tugasnya. Dan dengan kegembiraan yang sangat jelas terpancar dimukanya, ia menyambut upah beberapa uang recehan yang diberikan oleh ibu itu, dan dengan wajah menengadah ke langit bocah itu berguman, mungkin ia mengucapkan syukur pada Tuhan untuk rezeki yang diperolehnya hari itu.


Beberapa kali ia perhatikan anak lelaki kecil itu menolong ibu-ibu yang berbelanja, dan menerima upah uang recehan. Kemudian ia lihat anak itu beranjak ketempat sampah, mengais-ngais sampah, dan ketika menemukan sepotong roti kecil yang kotor, ia bersihkan kotoran itu, dan memasukkan roti itu kemulutnya, menikmatinya dengan nikmat seolah itu makanan dari surga.


Hati Bai Fang Li tercekat melihat itu, ia hampiri anak lelaki itu, dan berbagi makanannya dengan anak lelaki itu. Ia heran, mengapa anak itu tak membeli makanan untuk dirinya, padahal uang yang diperolehnya cukup banyak, dan tak akan habis bila hanya untuk sekedar membeli makanan sederhana.

"Uang yang saya dapat untuk makan adik-adik saya...." jawab anak itu.
"Orang tuamu dimana...?" tanya Bai Fang Li.
"Saya tidak tahu...., ayah ibu saya pemulung.... Tapi sejak sebulan lalu setelah mereka pergi memulung, mereka tidak pernah pulang lagi. Saya harus bekerja untuk mencari makan untuk saya dan dua adik saya yang masih kecil..." sahut anak itu.

Bai Fang Li minta anak itu mengantarnya melihat ke dua adik anak lelaki bernama Wang Ming itu. Hati Bai Fang Li semakin merintih melihat kedua adik Wang Fing, dua anak perempuan kurus berumur 5 tahun dan 4 tahun. Kedua anak perempuan itu nampak menyedihkan sekali, kurus, kotor dengan pakaian yang compang camping.


Bai Fang Li tidak menyalahkan kalau tetangga ketiga anak itu tidak terlalu perduli dengan situasi dan keadaan ketiga anak kecil yang tidak berdaya itu, karena memang mereka juga terbelit dalam kemiskinan yang sangat parah, jangankan untuk mengurus orang lain, mengurus diri mereka sendiri dan keluarga mereka saja mereka kesulitan.


Bai Fang Li kemudian membawa ke tiga anak itu ke Yayasan yang biasa menampung anak yatim piatu miskin di Tianjin. Pada pengurus yayasan itu Bai Fang Li mengatakan bahwa ia setiap hari akan mengantarkan semua penghasilannya untuk membantu anak-anak miskin itu agar mereka mendapatkan makanan dan minuman yang layak dan mendapatkan perawatan dan pendidikan yang layak.


Sejak saat itulah Bai Fang Li menghabiskan waktunya dengan mengayuh becaknya mulai jam 6 pagi sampai jam delapan malam dengan penuh semangat untuk mendapatkan uang. dan seluruh uang penghasilannya setelah dipotong sewa gubuknya dan pembeli dua potong kue kismis untuk makan siangnya dan sepotong kecil daging dan sebutir telur untuk makan malamnya, seluruhnya ia sumbangkan ke Yayasan yatim piatu itu. Untuk sahabat-sahabat kecilnya yang kekurangan.


Ia merasa sangat bahagia sekali melakukan semua itu, ditengah kesederhanaan dan keterbatasan dirinya. Merupakan kemewahan luar biasa bila ia beruntung mendapatkan pakaian rombeng yang masih cukup layak untuk dikenakan di tempat pembuangan sampah. Hanya perlu menjahit sedikit yang tergoyak dengan kain yang berbeda warna. Mhmmm... tapi masih cukup bagus... gumannya senang.


Bai Fang Li mengayuh becak tuanya selama 365 hari setahun, tanpa perduli dengan cuaca yang silih berganti, ditengah badai salju turun yang membekukan tubuhnya atau dalam panas matahari yang sangat menyengat membakar tubuh

kurusnya.

"TIDAK APA-APA SAYA MENDERITA, YANG PENTING BIARLAH ANAK-ANAK YANG MISKIN ITU DAPAT MAKANAN YANG LAYAK DAN DAPAT PENDIDIKAN. DAN SAYA BAHAGIA MELAKUKAN SEMUA INI...," katanya jika  orang-orang menanyakan mengapa ia mau berkorban demikian besar untuk orang lain tanpa perduli dengan dirinya sendiri.


Hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun, sehingga hampir 20 tahun Bai Fang Li menggenjot becaknya demi memperoleh uang untuk menambah donasinya pada yayasan yatim piatu di Tianjin itu. Saat berusia 90 tahun, dia mengantarkan tabungan terakhirnya sebesar RMB 500 (sekitar 650 ribu rupiah) yang disimpannya dengan rapih dalam suatu kotak dan menyerahkannnya ke sekolah Yao Hua.


Bai Fang Li berkata "Saya sudah tidak dapat mengayuh becak lagi. Saya tidak dapat menyumbang lagi. Ini mungkin uang terakhir yang dapat saya sumbangkan......" katanya dengan sendu., Semua guru di sekolah itu menangis........


Bai Fang Li wafat pada usia 93 tahun, ia meninggal dalam kemiskinan. Sekalipun begitu, dia telah menyumbangkan disepanjang hidupnya uang sebesar RMB 350.000 (kurs 1300, setara 455 juta rupiah, jika tidak salah) yang dia berikan kepada Yayasan yatim piatu dan sekolah-sekolah di Tianjin untuk menolong kurang lebih 300 anak-anak miskin.


Sahabat, kalau langit memberikan Hujannya, kalau Matahari memberikan Cahayanya, Pepohonan memberikan buah, kayu dan akarnya, Laut memberikan Ikan, mutiara dan tambangnya, Gunung-gunung memberikan batu dan semennya, Sapi memberikan susunya, Lebah memberikan madunya dan ternyata seluruh Alam Semesta ini adalah Memberi dan Berbagi tiada henti, akankan kita berdiam diri tidak memberikan apa-apa ? semiskin apakah kita ? sebokek apakah kantong kita ? setarakah kehidupan kita dengan Bai Fang Li ? kalau Bai Fang Li mampu memberi, ada apa dengan kita ?



Betapa jika setiap orang di Dunia ini memilih sikap seperti Bai Fang Li, maka takkan ada satupun orang Miskin di Dunia ini, tak ada kelaparan, tak ada korupsi, tak ada manipulasi, semua bergembira, tersenyum dan saling peduli, oh.... Indahnya Dunia ini....


http://www.rumah-yatim-indonesia.org/

HAKEKAT IKHLASH

Sahabat Rumah Yatim Indonesia yang senantiasa dalam naungan Karunia dan Rahmat Allah SWT, Ikhlas. Inilah kata yang mudah sekali diucapkan -saya rela kok, saya ikhlas  kok- tetapi tidaklah semudah dalam aplikasi perbuatan kita sehari-hari. Karena ikhlas adalah amalan hati. Karena ikhlas tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Kita hanya dapat melihat dari tanda-tandanya. Itupun tidak pasti. Inilah (mungkin) sebagian makna dari keikhlasa.


       Ketika kebaikan yang kita lakukan ternyata tidak mendapat pujian dari orang  lain, disitulah makna keikhlasan; ketika kebaikan yang kita lakukan ternyata tidak diekspos oleh media massa/elektronik, disitulah makna keikhlasan;  ketika kebaikan yang kita lakukan ternyata mendapat tanggapan yang negatif  oleh orang lain, disitulah makna keikhlasan; ketika kebaikan yang kita  lakukan ternyata tidak dicatat oleh sejarah, disitulah makna keikhlasan;  ketika kebaikan yang kita lakukan ternyata merugikan diri kita sendiri  secara lahiriah, disitulah makna keikhlasan; dan seterusnya.


       Ada ataupun tidak ada orang lain kita tetap melakukan kebaikan; dicatat ataupun tidak dicatat oleh sejarah kita tetap melakukan kebaikan; diekspos ataupun tidak oleh media massa/elektronik kita tetap melakukan kebaikan; mendapat pujian ataupun tidak kita tetap melakukan kebaikan; mendapat tanggapan positif ataupun negatif kita tetap melakukan kebaikan; dan seterusnya.
Sehingga dalam Al Qur'an Surat 38:83 disebutkan salah satu kejujuran dari  iblis/syetan bahwa dia tidak dapat menggoda orang-orang yang ikhlas. 


       Ini cerita tentang Anisa, seorang gadis kecil yang ceria berusia lima tahun. Pada suatu sore, Anisa menemani Ibunya berbelanja di suatu supermarket.
Ketika sedang menunggu giliran membayar, Anisa melihat sebentuk kalung mutiara mungil berwarna putih berkilauan, tergantung dalam sebuah kotak berwarna pink yang sangat cantik. Kalung itu nampak begitu indah, sehingga Anisa sangat ingin memilikinya.
       Tapi... Dia tahu, pasti Ibunya akan berkeberatan. Seperti biasanya, sebelum berangkat ke supermarket dia sudah berjanji, Tidak akan meminta apapun selain yang sudah disetujui untuk dibeli. Dan tadi Ibunya sudah menyetujui untuk membelikannya kaos kaki ber-renda yang cantik.


       Namun karena kalung itu sangat indah, diberanikannya bertanya : "Ibu,bolehkah Anisa memiliki kalung ini ? Ibu boleh kembalikan kaos kaki yang tadi... " Sang Bunda segera mengambil kotak kalung dari tangan Anisa.Dibaliknya tertera harga Rp 15,000. Dilihatnya mata Anisa yang memandangnya dengan penuh harap dan cemas.
Sebenarnya dia bisa saja langsung membelikan kalung itu, namun ia tak mau bersikap tidak konsisten...
       "Oke ... Anisa, kamu boleh memiliki kalung ini. Tapi kembalikan kaos kaki yang kau pilih tadi. Dan karena harga kalung ini lebih mahal dari kaos kaki itu, Ibu akan potong uang tabunganmu untuk minggu depan. Setuju ?"
       Anisa mengangguk lega, dan segera berlari riang mengembalikan kaos kaki ke raknya."Terimakasih..., Ibu"


Anisa sangat menyukai dan menyayangi kalung mutiaranya. Menurutnya, kalung itu membuatnya nampak cantik dan dewasa. Dia merasa secantik Ibunya.Kalung itu tak pernah lepas dari lehernya, bahkan ketika tidur. Kalung itu hanya dilepasnya jika dia mandi atau berenang. Sebab, kata ibunya, jika basah, kalung itu akan rusak, dan membuat lehernya menjadi hijau...
       Setiap malam sebelum tidur, Ayah Anisa akan membacakan cerita pengantar tidur. Pada suatu malam, ketika selesai membacakan sebuah cerita, Ayah bertanya "Anisa..., Anisa sayang ngga sama Ayah ?" "Tentu dong... Ayah pasti tahu kalau Anisa sayang Ayah !"
"Kalau begitu, berikan kepada Ayah kalung mutiaramu..."
"Yah..., jangan dong Ayah ! Ayah boleh ambil "si Ratu" boneka kuda dari nenek... ! Itu kesayanganku juga"
"Ya sudahlah sayang,... ngga apa-apa !". Ayah mencium pipi Anisa sebelum keluar dari kamar Anisa.


       Kira-kira seminggu berikutnya, setelah selesai membacakan cerita, Ayah bertanya lagi, "Anisa..., Anisa sayang nggak sih, sama Ayah ?"
"Ayah, Ayah tahu bukan kalau Anisa sayang sekali pada Ayah ?".
"Kalau begitu, berikan pada Ayah kalung mutiaramu."
"Jangan Ayah... Tapi kalau Ayah mau, Ayah boleh ambil boneka Barbie ini.. "
Kata Anisa seraya menyerahkan boneka Barbie yang selalu menemaninya bermain.


Beberapa malam kemudian, ketika Ayah masuk kekamarnya, Anisa sedang duduk diatas tempat tidurnya. Ketika didekati, Anisa rupanya sedang menangis diam-diam.
Kedua tangannya tergenggam di atas pangkuan. Dari matanya,mengalir bulir-bulir air mata membasahi pipinya...
"Ada apa Anisa, kenapa Anisa ?"
       Tanpa berucap sepatah pun, Anisa membuka tangannya. Di dalamnya melingkar cantik kalung mutiara kesayangannya " Kalau Ayah mau... ambillah kalung Anisa"
       Ayah tersenyum mengerti, diambilnya kalung itu dari tangan mungil Anisa. Kalung itu dimasukkan ke dalam kantong celana. Dan dari kantong yang satunya, dikeluarkan sebentuk kalung mutiara putih... sama cantiknya dengan kalung yang sangat disayangi Anisa...
"Anisa... ini untuk Anisa. Sama bukan ? Memang begitu nampaknya, tapi kalung ini tidak akan membuat lehermu menjadi hijau"
       Ya..., ternyata Ayah memberikan kalung mutiara asli untuk menggantikan kalung mutiara imitasi Anisa.


Demikianlah sikap syang kita terhadap sesama, Apalagi halnya dengan Allah S.W.T.. Terkadang Dia meminta sesuatu dari kita, karena Dia berkenan untuk menggantikannya dengan yang lebih baik. Namun, kadang-kadang kita seperti atau bahkan lebih naif dari Anisa : Menggenggam erat sesuatu yang kita anggap amat berharga, dan oleh karenanya tidak ikhlas bila harus kehilangan...


Untuk itulah perlunya sikap ikhlas, karena kita yakin tidak akan Allah mengambil sesuatu dari kita jika tidak akan menggantinya dengan yang lebih baik. MARI IKHLASKAN YANG TERSISA DITANGAN KITA DENGAN SEDEKAH BERSAMA RUMAH YATIM INDONESIA, klik http://www.rumah-yatim-indonesia.org

KETIKA KERTAS PUTIH ITU SALAH GORES

Dari Abu Hurairah r.a. berkata :Rasulullah SAW bersabda : Tiada

seorang anakpun yang lahir kecuali ia dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka

kedua orang tuanyalah yang menjadikan ia beragama Yahudi, Nasrani dan

Majusi (HR.Muslim)



Sahabat Rumah Yatim Indonesia yang senantiasa dalam naungan Cinta dan Kasih Sayang Allah SWT, diantara 3 kekayaan yang akan kekal sampai Alam Penantian kita kelak adalah Anak yang Shaleh yang senantiasa memberikan Penghargaan dan Do'a kepada kita sebagai orang tua, namun apa yang akan terjadi jika anak-anak yang kita lahirkan itu kesuciannya ternoda oleh tangan kotor dan perilaku kita sebagai orang tua ? , mungkin kisah dibawah ini dapat menjadi renungan untuk kita semua.......

--------------------.



Menjelang istirahat di sebuah kursus pelatiahan, sang Motivator mengajak para peserta untuk melakukan suatu permainan. " Siapakah orang yang paling penting dalam kehidupan Anda ? ", tanyanya., lalu Motivator itu menunjuk salah seorang wanita cantik bernama Nisa.



Nisa diminta maju menuliskan 20 nama orang yang paling berharga dalam kehidupannya. Nisapun kemudian menuliskan 20 nama di papan tulis, ada nama tetangga, teman belajar, saudara, orang tua dan orang-orang tercinta lainnya.



Kemudian sang motivator meminta mencoret satu nama yang dianggap kurang penting, nisa mencoret nama tetangganya, lalu motivator itu menyilahkan mencoret satu nama lagi yang kurang penting, sekarang Nisa mencoret nama teman belajarnya.



Begitu seterusnya sampai pada akhirnya di papan tulis tersisa 5 nama yaitu Ayahnya, Ibunya, kakeknya, neneknya dan nama suaminya. Suasana kelas mendadak sunyi, semua peserta pelatihan memusatkan perhatian kepada sang Motivator, menebak-nebak  intruksi selanjutnya dari sang motivator itu. Di tengah keheningan sang motivator berkata " coret dua nama lagi ! ", dengan tangan gemetar Nisa dan gelisah diangkatnya spidol kemudian mencoret nama Ayah dan Ibunya.

Seketika itu pun pecah isak tangis di kelas demikian juga Nisa yang mengeluarkan buliran air mata membasahi pipinya seolah mengingat sesuatu yang cukup menyakitkan, kemudian dia coret juga nama kakek neneknya dan hanya tertinggal nama suaminya, lalu dia bergegas kembali ke tempat duduk karena tidak mampu menahan tangis.



Setelah suasana sedikit tenang, sang motivator itu lalu bertanya : " orang yang berharga dalam hidup Anda bukan kedua orang tua Anda ? orang tua yang melahirkan dan membesarkan Anda, kakek nenek yang mengasihi dan menyayangi Anda, sedangkan suami masih bisa dicari lagi apalagi Anda masih cukup muda. Mengapa Anda memilh sosok suami sebagai orang yang paling berharga ? boleh Anda maju lagi menjelaskannya ! ".



Semua mata tertuju kepada Nisa, wanita cantik yang sekarang berada di depan kelas, sambil terisak Nisa bercerita : " semenjak aku kecil sampai aku dewasa tidak pernah aku rasakan ciuman cinta dari papa dan mamaku, yang aku terima dari mama hanyalah cacian dan kata-kata yang menyakitkan, kamu bego, kamu bodoh, tolol dan lain-lain, dan ketika aku masih usia SD sebuah putung rokok papa mendarat di pahaku serta kekerasan fisik lain yang susah aku lupakan sampai sekarang, bersyukur aku punya kakek nenek yang sangat menyayangiku sebagai tumpuhan segala penderitaanku, namun sayang kakek meninggal sejak aku masih kecil sedangkan nenek tinggal cukup jauh dari rumahku ", mendadak suasana kelas semakin gaduh dengan isak tangis demikian juga air mata Nisa yang semakin deras berjatuhan.



Setelah suasana tangis di kelas mereda, sang motivator kembali bertanya : " lalu ada apa dengan suami Anda begitu berharga dalam hidup Anda ? ", Nisa tiba-tiba  tersenyum, : " ketika hidupku diambang jurang kehancuran dan nista, dia hadir memenuhi relung-relung jiwaku yang sudah sekian lama hampa, dia membimbingku dan menunjukkan jalan yang lurus, dia membangkitkan semangat belajarku yang telah punah dan mengantarku meraih gelar sarjana, dia memotivasi aku dan memberikan kepadaku Visi Hidup menuju sukses di masa depan, Aku bersyukur bertemu dengan suami yang sangat perhatian dan selalu memahami problematikan hidupku, sehingga aku tidak lagi mendendam dengan kedua orang tuaku ".



Thank You Allah,

I Love You my husband forever

Mama, Papa, I am Sorry if I must far your life.

for You All, I am not as your thoughts



Sahabat, melahirkan anak atau Generasi yang Shaleh dan Sahalehah tidaklah semudah membalikkan telapak tangan kita, karena betapa gelombang kemaksiatan sangat besar dan akan menghantam setiap kita,  hanya dengan melibatkan Tangan Allah disetiap aktifitas pendidikan dan pembinaan terhadap anak dan generasi kita yang akan mampu mencetak Generasi yang unggul , Shaleh dan Shalehah sebagaimana yang kita semua harapkan



Bersama RYI, kita bantu bangun Generasi yang Shaleh dan Shalehah dari kalangan Yatim dan Dhu'afa, http://www.rumah-yatim-indonesia.org


DO NOT ACCEPT IF SEAL IS BROKEN

Sahabat, seringkali kita salah persepsi ketika menilai fenomena yang sedang terjadi akibat dari membebek dengan pendapat media massa dan pendapat sebagian besar tokoh yang sedang gencar-gencarnya memfonis kalangan tertentu yang dianggap melanggar norma kemasyarakatan dan nasionalisme.

Contoh Penangkapan orang-orang yang diduga 'Pelaku Teror' yang kebetulan para istrinya berjilbab besar dan bercadar, maka serta merta kita ikut-ikutan memfonis minimal mencurigai setiap ada wanita berjilbab besar dan bercadar, " awas ya, waspada ! " itulah kata hati kecil kita.

Padahal tahukah kita apa alasan para wanita itu berjilbab besar dan bercadar ? inilah kisah yang mudah-mudah dapat mengubah persepsi atas sebagaian beser fonis yang tersebar di kebanyakan orang.

Seorang Yahudi bertamu ke rumah salah seorang Ulama. Ketika sang Yahudi dan Ulama ini duduk di ruang tamu tiba-tiba melintas wanita berpakaian serba tertutup.
Si yahudi pun kemudian bertanya kepada Ulama, "Ya Syaikh siapakah orang yang lewat tadi."
"Dia Istriku." Jawab Syaikh.
"Kenapa agama anda sangat berlebihan dalam mengatur pakaian wanita?"
Syaikh terdiam dan tidak menjawab, kemudian berkata, " Kalau tidak keberatan, Maukah anda kuajak berjalan-jalan di pasar."
" oh, Dengan senang hati."

Syaikh dan orang yahudi itupun pergi ke pasar yang tidak jauh dari rumah Syaikh. Tiba di pasar sang Syaikh langsung mengajak orang yahudi ke dekat penjual kue kaki lima.
"Ini ada bermacam-macam kue, semuanya hampir sama enak rasanya, namun ada yang tertutup dengan bungkusan ada yang terbuka, kira-kira kalau anda saya suruh memilih kue yang mana akan anda pilih, yang tertutup atau terbuka?"

Tanpa banyak pikir Yahudi tersebut menjawab, "Tentu saya pilih yang tertutup, karena lebih bersih, serta terjaga dari sentuhan tangan dan lalat yang bisa membawa kotoran dan penyakit."

Mendengar jawaban orang yahudi, Ulama tersebut langsung menyambung. "Begitulah agama kami menjaga wanita kami, mereka hanya milik kami, tidak boleh sembarang dilihat orang apalagi disentuh ?"

Konon mendengar jawaban Sang Ulama orang yahudi akhirnya mengucapkan dua kalimat Syahadat. Alhamdulillah.

Do not Accept if Seal Is Broken ( Jangan terima jika segel penutupnya rusak ) . Jangan dikira ini hanya berlaku untuk botol air mineral dan sejenisnya. Ini berlaku juga bagi manusia lho. Orang mana sih yang mau dapat sisa? Sebejat-bejat apapun seseorang pasti yang dia dambakan adalah yang baik-baik. Sebelang-belangnya hidung lelaki dan berapapun banyaknya wanita ia nodai, jauh di dalam lubuk hatinya yang paling dalam ia pasti menginginkan wanita pendamping hidup yang berhidung mulus alias ndak belang, bermata jeli tapi tak jelalatan dan suci alias........Seal Is Not Broken.

Simak juga kisah dibawah ini, semoga Hidayah senantiasa bersama kita,

Walaupun kami berasal dari kampus yang berbeda, tapi kami cukup akrab karena kami sering bertemu di kegiatan-kegiatan keislaman yang ada di kota ini, Makassar, kota metropolitan yang menjadi tempat kami bertemu, tempat kami merantau untuk menimba ilmu.

Hari ini aku bertemu lagi, ia datang ke kantorku. Aku tidak kaget karena memang ia sering berkunjung ke sini. Ia pasti datang untuk menemui teman-teman yang ada di sini, pikirku. Karena selain aku, masih banyak teman lain yang juga akrab dengan dia. Kadang kalau kami berkumpul, kami menghabiskan banyak waktu untuk bertukar pikiran, apalagi kami sama-sama belajar Islam.

Tapi ternyata tidak, kedatangannya lebih dari itu, dia mau pamit... waduh... mau ke mana? Mau pulkam (pulang kampung). ha... pulkam? Pulkam ke mana? Ke tarakan... aku baru tau kalau ternyata dia berasal dari tarakan. Selama ini aku tidak pernah bertanya dia dari mana. Aku berpikir kalau dia juga berasal dari daerah yang tidak begitu jauh dari kota terbesar pulau Sulawesi ini. Ternyata dia bersal dari pulau seberang, pulau Kalimantan, tepatnya Tarakan Kalimantan Timur. Sudah begitu masih jauh lagi, bukan Tarakan asli katanya, masih butuh menyeberang pulau dengan perahu selama 1 jam.

Subhanallah... Sadaraku, betapa jauhnya engkau datang untuk menuntut ilmu... .aku benar-benar heran dan kagum, dia begitu bersemangat selama ini. Ternyata memang semangat itu dibawa dari pelosok sana yang amat jauh dari tanjung selor.

Tapi bukan hanya itu yang membuat saya kagum, aku terhenyak dengan jawabannya; "tapi saya sangat beruntung kuliah di Makassar ini, meskipun saya sempat tidak lulus di UNHAS, tapi Alhamdulillah saya diterima di STIMIK DIPANEGARA. Dan ini, ..." Sambil meraih bagian depan jilbab lebarnya dan menunjukkannya padaku, dengan mimik yang begitu tegas " Ini sangat mahal harganya Saudaraku..." aku hanya terdiam menelan panasnya bara dalam dadanya yang baru saja disuapkn secara kilat padaku. Aku tak sanggup mengucapkan seperempat kata pun, saking terkesimanya dengan ucapannya yang singkat tapi menggetarkan hati itu.

Kubayangkan betapa beratnya perjuangan untuk mengenakan sehelai kain tersebut. INI BUKAN SEKEDAR SOAL FASHION, TAPI LEBIH DARI ITU, INI ADALAH SIMBOL PERJUANGAN SESEORANG

Semangat yang terpancar dari wajahnya seolah menunjukkan padaku dan pada dunia akan sebuah kesyukuran yang sangat besar atas nikmat yang amat mahal yang diberikan oleh Allah Subhanahu wata'ala padanya, itulah nikmat hidayah yang dia daptkan melalui tangan-tangan aktifis dakwah muslimah yang ada di kampusnya. Dia lalu melanjutkan, " sekiranya saya kuliah di tempat lain, belum tentu akan jadi seperti ini... bahkan kita tidak tau akan seperti apa jadinya ?"

Aku hanya terdiam, lalu pergi berwudhu karena sudah adzan, masuk waktu shalat dzuhur. Lalu aku shalat. Setelah selesai shalat, aku masih sempat melihat senyumnya yang begitu memberi semangat. Lalu aku kembali shalat sunnah.

Tidak lama dia sudah benar-benar pamit, tentu dengan semangat yang tidak menurun, bahkan semakin tampak seperti orang yang akan menempuh sebuah perjalanan indah. Entahlah, mungkin karena akan menemui keluarganya, dengan predikat yang ia dapatkan dari kampusnya. Atau mungkin karena bahagianya kembali dengan membawa predikat seorang "Akhwat" (Sebutan untuk Muslimah yang berusaha mempelajari, mengamalkan dan mendakwahkan Islam serta konsisten di dalamnya). Semoga Allah Menetapkan hatinya pada keimanan. Amin!!!

Jabat tangan beserta cipika-cipiki terakhir kami disertai dengan pesannya, "Saudaraku, do'akan saya istiqamah ya!" Aku juga masih sempat berpesan , "Ittaqillah haitsu makunta bertakwalah kepada Allah di manapun engkau berada".

Ya Allah pertemukanlah kami di tempat yang indah di duniaMu ini, dan satukanlah kami kelak di SorgamuMu. Amin!!!

"Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Al-Ahzab: 59) ......... http://www.rumah-yatim-indonesia.org/

MISTERI REZEKI ALLAH SWT



MISTERI REZEKI ALLAH SWT


Sahabat sukses Rumah Yatim Indonesia yang dimuliakan Allah SWT, tidak satupun diantara kita yang bebas dari berbagai persoalan kehidupan, miskin bermasalah kayapun bermasalah, nganggur bermasalah kerjapun bermasalah, sendiri bermasalah sudah nikahpun bermasalah, gak punya anak bermasalah punya anakpun bermasalah, nah sebaik-baik kita yang bermasalah adalah yang tidak pernah lari dari masalah siap menghadapi dan mensyukuri setiap apapun yang terjadi.

Karena hakekatnya masalah adalah sengaja dibuat oleh Allah sebagai ujian untuk mengetahui siapa diantara kita yang terbaik iman dan amalnya. Ketika Nabi Muhammad SAW mengundang para sahabat untuk menghadiri walimatul ursy ( Pesta Pernikahan ) yang diadakan beliau dengan seorang wanita yang menjadi istrinya. Para sahabat hadir dan begitu mereka menyaksikan tentang rupa makanan yang dijamukan oleh Rasulullah SAW, mereka tak tahan untuk tidak memperbincangkannya.

" Darimana Rasulullah SAW akan mampu memenuhi kebutuhan hidup dari para istri-istrinya ? coba lihat, jamuan walimahnya saja cuma seperti itu ?" Rasulullah SAW diam saja. Beliau bukan tidak tahu apa yang diperbincangkan oleh para sahabat saat itu. Usai menunaikan sholat, Rasulullah SAW menceritakan suatu kisah kepada para sahabat yang hadir. " Aku ingin menceritakan suatu kisah perihal rezeki kepada kalian. Kisah ini diceritakan oleh malaikat Jibril kepadaku. Bolehkah aku meneruskan kisah ini kepada kalian ?"

Rasulullah SAW kemudian memulai kisahnya. " Suatu ketika Nabi sulaiman a.s melakukan sholat ditepi pantai. Usai sholat, beliau melihat ada seekor semut sedang berjalan di atas air sambil membawa daun hijau. Beliau yang mengerti bahasa binatang mendengar si semut memanggil-manggil si katak. Tak berapa lama kemudian, lalu seekor katak muncul. Ada apa gerangan dengan si katak itu sehingga si semut terus-menerus memanggilnya tadi ?

Nabi Sulaiman menyaksikan bahwa begitu si katak muncul, katak itu langsung saja menggendong sang semut masuk ke dalam air menuju dasar laut. Ada apa di dasar laut ? Semut itu menceritakan kepada Nabi Sulaiman a.s bahwa di sana ada berdiam seekor ulat. Sang ulat menggantungkan rezekinya kepada si semut. " Sehari dua kali aku diantar oleh malaikat ke dasar laut untuk memberi makanan kepada ulat itu ". Demikian si semut memberikan penjelasannya kepada Nabi Sulaiman a.s. " Siapakah malaikat itu, hai semut ?" tanya Nabi Sulaiman kepada si semut dengan penuh selidik. " dia adlah si katak sendiri. Malaikat menjelmakan dirinya menjadi katak yang kemudian mengantarkan aku menuju dasar laut ". Setiap selesai menerima kiriman daun hijau dan melahapnya, si ulat tak lupa memanjatkan rasa syukur kepada Allah SWT, " Maha Besar Allah yang mentakdirkan aku hidup di dasar laut ".

Dalam mengakhiri ceritanya itu, Rasulullah SAW memberi pandangannya. " Jika ulat saja yang hidupnya di dasar laut, Allah SWT masih tetap memberinya makanan, maka apakah Allah SWT tega menelantarkan umat Muhammad soal rezeki dan rahmatnya ?"

Sahabat, marilah kita lihat hewan yang sangat lemah, yaitu cacing. Kalau kita perhatikan, binatang ini seolah-olah tidak mempunyai sarana yang layak untuk survive atau bertahan hidup. Ia tidak mempunyai kaki, tangan, tanduk atau bahkan mungkin ia juga tidak mempunyai mata dan telinga. Tetapi ia adalah makhluk hidup juga dan, sama dengan makhluk hidup lainnya, ia mempunyai perut yang apabila tidak diisi maka ia akan mati. Tapi kita lihat , dengan segala keterbatasannya, cacing tidak pernah putus asa dan frustasi untuk menjemput rizki . Tidak pernah kita menyaksikan cacing yang membentur-benturkan tubuhnya ke batu, atau terjun dari gedung lantai 7. emang ada cacing bisa naik lift ? he he he...

Sahabat, sebenarnya kebutuhan perut dan tubuh kita ini sebenarnya tidaklah menuntut yang aneh-aneh, namun kita seringkali membeli barang yang aneh-aneh demi memenuhi berbagai keinginan-keinginan nafsu kita, makan di warung kaki lima sama di restoran sama kenyangnya, baju di mall sama baju di Tanah Abang sama nyamannya, rumah sederhana sama rumah mewah sama fungsinya, ya… ternyata gaya hidup yang membuat kita memaksakan diri dan mempersulit diri kita sendiri, hanya dengan mencontoh gaya hidup Muhammad SAW maka hidup kita akan ringan, mudah dan penuh berkah. “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah senang kepada kalian hingga kalian mengikuti GAYA HIDUP mereka.” ( Al-Baqoroh : 120 ),

karena dengan mengikuti gaya hidup mereka maka kantong kita dan kantong negara kita ini akan terkuras habis sampai ngutang sama mereka, maka barulah mereka tersenyum menjabat tangan kita. Sahabat, dari pada mengikuti gaya hidup mereka mending kita alihkan untuk investasi yang lebih prospektif untuk masa depan kita di Dunia dan Akhirat kelak.

Akhir bulan tiba, mari abadikan yang tersisa dengan sedekah bersama Rumah Yatim Indonesia, klik http://www.rumah-yatim-indonesia.org/

24 JAM BERSAMA ALLAH SWT

Di suatu sore, pak Jamil terlihat sedang menunggu di depan salah satu rukonya yang menjual Material bangunan, tangan kanannya memutar tasbih tanpa henti. Tanpa disadarinya ustadz Jamal sudah berada disampingnya sambil memperhatikan gerakan tangan Pak Jamil yang memutar tasbih tersebut.


Sambil menepuk pundak pak Jamil, ustad Jamal menyapa " assalaamu'alakum ". " eh...bikin kaget saja ustadz, wa'alaikum salam, silahkan duduk, wah habis belanja ya tadz ? ".  Sambut pak Jamil. " ah nggak... jalan-jalan saja sambil zikir melihat dan mendengar ayat-ayat Allah " , " lho zikir kok gak bawa tasbih tadz ? ", " emangnya pak Jamil baca apaan pakai bawa tasbih segala ? ", " he he he.... Saya cari zikir yang paling mudah supaya dagangan saya cepet laku, Cuma dua suku kata :  duit, duit, duit......",  " hah ! dasar otak dagang, duit yang gak punya telinga juga dipanggil-panggil !


Sahabat Sukses Rumah Yatim Indonesia yang selalu ingat Allah SWT, apa yang teringat oleh kita ketika kita baru saja terkena panah cinta dari calon pasangan kita ? mau makan ingat dia, mau mandi ingat dia, mau tidur ingat dia, bahkan sholatpun ingat dia,.Lalu apa yang selalu terbayang oleh kita ketika kita jadi orang kaya baru (OKB) ? mobil mewah, rumah indah, angka digital rekening-rekening kita, orang ketiga yang selalu perhatian sama kita ?!


Yang pasti ketika cinta kita kepada Allah SWT telah retak, maka akan ada banyak nama dalam hati kita yang selalu kita sebut dan selalu kita kenang selain nama Allah, ada nama suami, istri, pacar, ada merk mobil, ada kapling exclusive, ada Rupiah, Dollar, ada juga nama orang special, maka ketika itu nama Allah lambat laun mulai pudar dan jarang kita sebut.


Sahabat itulah cara canggih kerja Setan supaya kita menjauh dan melenyapkan nama Allah SWT dalam hati dan perasaan kita, Sebenarnya Setan bukan menjelma sebagai pocong, gondoruwo, kuntilanak, hantu, Dracula, atau dedemit yang menakutkan sebagaimana rekayasa sutradara film dan sinetron. Tetapi Setan justru menjelma dan bergentayagan dalam bentuk Rupiah, Dollar, wanita sexy, pria perkasa, mobil mewah, rumah indah, mega proyek bisnis dan glamornya kehidupan papan atas.


" Setan telah menguasai mereka, lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan setan. Ketahuilah, bahwa golongan setan itulah GOLONGAN YANG RUGI."
(Al-Mujadilah :19 )


Apa sih untungnya kita tambatkan nama-nama duniawi dalam hati dan perasaan kita ? nama wanita atau pria misalnya apakah dengan selalu teringat dia, membuat kita semakin kaya ? atau hidup kita semakin bahagia jika selalu bersamanya ? bukankah seiring dengan berjalannya waktu, dia akan pasti meninggalkan kita ?!


Bukankah Allah telah mengingatkan, " Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah harta bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan barangsiapa berbuat demikian, maka mereka itulah ORANG-ORANG YANG RUGI." ( Al-Munafiqun : 9 )


Untuk supaya nama Allah SWT selalu terukir dalam hati dan perasaan kita, sebenarnya  tidaklah sesulit apa yang diajarkan oleh para ahli tasawwuf atau ahli Tharikat, harus bersila di masjid memutar tasbih ribuan kali dengan membaca kalimat-kalimat tertentu atau puasa puluhan hari dengan tidak memakan makanan tertentu. Karena Allah SWT tidak pernah mempersulit dengan ritual atau birokrasi yang njelimet agar dapat berkomunikasi denganNYA, tidak , tidak , tidak sama sekali.


Ketika kita mau tidur, kita baca " bismillah, dengan namaMU ya Allah aku hidup dan dengan namu ya Allah aku mati ", maka selama kita tidur nama Allah akan tetap di hati kita. Ketika kita bangun tidur kita ucapkan " Alhamdulillah, Engkau hidupkan aku kembali sesudah kematianku ". Sebagai wujud kesyukuran kita.


Disetiap kita akan melakukan segala bentuk aktifitas, kita cukup memulai dengan Bismillah dan mengakhirinya dengan Alhamdulillah, maka selama kurun waktu kita beraktifitas tadi nama Allah tak akan bergeser dalam hati dan perasaan kita bahkan TanganNYA akan menyertai dan memudahkan pekerjaan kita. Nah disela-sela kita beraktifitas sehari semalam terdapat 5 waktu ketemuan wajib dengan Allah SWT, momen inilah yang semakin memperkokoh exisistensi nama Allah dalam hati dan perasaan kita.


Kita juga diberikan waktu yang cukup leluasa baik pagi, siang, sore atau malam hari untuk mengadakan meeting bersama Allah SWT, untuk membicarakan berbagai persoalan kehidupan agar dapat menemukan berbagai peluang dan jalan keluar. Jadi apanya yang sulit untuk selalu bersama ALLAH SWT.


Maka jika kita sudah demikian halnya, maka Allah SWT menawarkan janjiNYA : " ORANG YANG TIDAK DILALAIKAN OLEH PERDAGANGAN DAN JUAL BELI DARI MENGINGAT ALLAH, melaksanakan shalat, dan menunaikan zakat. Mereka takut kepada hari ketika hati dan penglihatan menjadi guncang (hari Kiamat),  (mereka melakukan itu) agar Allah Memberi balasan kepada mereka dengan yang lebih baik daripada apa yang telah mereka kerjakan, dan agar Dia Menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan ALLAH MEMBERI REZEKI KEPADA SIAPA SAJA YANG DIA KEHENDAKI TANPA BATAS ".( An-Nur : 37-38 ).


Wow ! Rezeki tanpa batas, bagaimana mungkin ? ya sangat, sangat mungkin dan mampu kita lakukan, oleh itu lakukan saja, mulai sekarang, mulai detik ini, jika kita sudah terbiasa melakukannya maka keluarbiasaan akan terjadi dan kita rasakan dalam diri kita. Kita akan mampu melihat Allah SWT  dan peluang yang dibentangkan dihadapan kita disetiap kejadian, disetiap apa yang kita lihat dan kita dengar, dalam duduk, berdiri dan dalam pembaringan kita, PASTI !


Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau Menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka. ( Ali Imron : 190-191 )


Maka ketika kita melihat gadis sexy seronok atau Pria macho yang perkasa melintas didepan kita bukan mata kita yang mendelik tapi hati dan lisan kita spontan akan berucap " subhaanallah, betapa indah dan sempurnanya ciptaanMU, tapi wajahMU sungguh jauh lebih indah ". Ketika hujan turun bukan umpatan " Sialan " yang spontan terucap tapi kesyukuran " Alhamdulillah, Engkau telah gembirakan saudara kami yang sedang bercocok tanam untuk memenuhi lumbung logistic kami ". Ketika melihat kelakuan para penguasa, pengusaha dan pejabat yang semakin dhalim dan serakah, bukan cacian yang meluncur dari mulut kita tapi semahangat Tauhid yang justru makin menggema " Laa ilaaha illallah, tiada system kehidupan yang layak kita jalankan kecuali Sistem Hidup yang Engkau berikan ya Allah ". Ketika kita dihadapkan dengan berbagai kesulitan, tantangan dan hambatan dalam kehidupan kita bukan keluhan yang selalu meluncur dalam setiap kata kita, tetapi semangat pantag menyerah yang menggelegar " Allahu Akbar, ya Allah Engkaulah yang Maha Besar, semua yang terjadi kecil dihadapanMU ".


Sehingga terjadilah lantunan kalimat " Subhaanallah, Alhamdulillah, Laa ilaaha illallah, Allahu Akbar " akan senantiasa mengiringi disetiap hembusan nafas dan denyut jantung dan nadi kita, dalam duduk, berdiri dan dalam pembaringan kita.


Bukan hanya itu, ketenteraman, kedamaian dan kebahagiaan akan senantiasa bersemayam dalam kehidupan kita.


" orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (Ar-Ra'du : 28 )


http://www.rumah-yatim-indonesia.org/

BERCINTA DENGAN ALLAH SWT

Siang itu Ustadz Jamal mampir di Toko milik Pak Jamil, terjadilah diskusi menarik. " ustadz, dulu ketika usaha saya masih terseok-seok , saya sangat rajin sekali ibadah baik ibadah wajib maupun sunnah termasuk sholat malam dan semua ibadah itu saya rasakan sungguh ringan dan nikmat sekali, tetapi setelah usaha saya makin maju ekonomi keluarga membaik, saya rasakan ibadah-ibadah saya semakin hambar dan terus menurun saya tidak mampu lagi bangun sholat malam demikian juga ibadah-ibadah yang lain semakin tertinggal, ada apa dengan diri saya ini ustadz ?". keluh pak Jamil, 


" ya bagus itu sudah bener, mana yang keliru ? itulah bukti cintanya Allah SWT kepada pak Jamil, dulu pak Jamil dikasih kesempatan bercinta dengan Allah hanya dengan waktu dan tenaga (Jiwa)  saja dan Allah membalas cintaNYA dengan memberikan apa yang pak Jamil harapkan , sekarang pak Jamil diberikan kesempatan bercinta lebih mesra lagi kepada Allah dengan Harta dan Jiwa pak Jamil, wah pasti lebih dahsyat lagi cintanya Allah kepada  pak Jamil, saat ini Allah sedang menunggu balasan bukti cinta dari pak Jamil lho, yang jelas pak Jamil kalau lagi punya banyak duit cobalah dititipkan sebagaian ke BANK ALLAH  jangan seluruh ditaruh di BANK CENTURI Cs, inilah awal petaka retaknya hubungan percintaan Allah dengan pak Jamil, nah kalau cinta kita kepada Allah ini sudah mulai retak, bagaimana mungkin kita mampu merasakan dekapan mesranya ketika kita beribadah, bagaimana mungkin akan merasakan kerinduan yang dalam untuk ingin selalu bertemu denganNYA dalam ibadah ? jangan bikin Allah cemburulah pak Jamil.... He he he ...! Jelas Ustadz Jamal.


Sahabat Sukses Rumah Yatim Indonesia yang dicintai Allah SWT, apa yang terfikir oleh kita ketika kita sedang jatuh cinta kepada seseorang ? rindu ingin selalu bertemu, sehari gak ketemu rasanya setahun, sehari  gak baca sms darinya cemburupun meledak, betul ? menyusun kata-kata dan janji-janji indah untuk selalu setia sampai akhir hayat, bener ? ingin memberikan yang terbaik dan yang paling berharga untuknya, ya kan ? tetapi apa yang terjadi ketika cinta telah bersambut dan ternyata seseorang yang kita cintai tadi tidak seindah dan sesempurna yang kita bayangkan ! janji tinggal janji , manisnya kata hanyalah dibibir saja, pertengkaran demi pertengkaran terjadi, ada yang terputus ditengah jalan ada juga yang bertahan namun tertekan tapi ada juga yang menikmati semua itu dengan senyum kebahagiaan. Apa yang membedakan, hayo ?


Sahabat... , cinta memang indah tetapi ketahuilah bahwa segala apa yang kita cintai di dunia ini tidak akan pernah kekal, istri ? suami ? sedalam apapun kita cintai pasti berujung perceraian, cerai karena gak sevisi  atau karena mati, simpanan harta kita di Bank ? security system Bank mana yang tidak bisa dibobol oleh Hacker dan Maling berdasi !. Perusahaan ? musuh bisnis kita yang mana yang tidak menginginkan Perusahaan kita terjungkal !.  Aset ? asset kita yang mana yang bisa aman dari bencana Alam Lapindo, Tsunami, puting beliung, merapi dan gempa bumi !.


Tapi gak perlu takut, kalau semua karja/karya yang kita usahakan di dunia ini dalam rangka ingin membuktikan cinta kita kepada Allah SWT, maka yakinlah bahwa Allah Maha Pelindung yang paling hebat atas segala karya dan kekayaan yang kita usahakan.


" Allah pelindung orang-orang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kegagalan) kepada cahaya (kesuksesan). Dan orang-orang kafir, pelindung-pelindungnya ialah setan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan .Mereka itu adalah penghuni neraka ; mereka kekal di dalamnya.( Al-Baqoroh :257 )


Sahabat..., apa yang membuat hubungan Cinta kita retak bahkan berantakan ? salah satunya adalah karena kita  INGKAR JANJI !,  ketika kita menikah ada janji yang kita sepakati bersama, apa jadinya kalau salah satu atau kedua pasangan tersebut ingkar janji ??! , ketika kita mencintai Harta, sementara Harta itu punya hak untuk didistribusikan bukan untuk disimpan selamanya, maka sebenarnya kita ingkar janji dengan harta yang kita miliki itu, maka bisa jadi ia akan lari dari kita atau dilarikan orang lain!, ketika kita mencintai Tahta/Jabatan, jabatanpun mempunyai hak untuk melayani, ketika hak pelayanan itu tidak kita tunaikan maka jabatan itupun pelan tapi pasti akan mencari orang lain yang layak mendudukinya !.


Lalu bagaimanakah supaya Cinta kita terhadap segala yang kita cintai tidak retak dan berantakan ? mudah saja , cintailah pasangan kita karena Allah SWT bukan karena Cantik atau tampannya bukan juga karena kekayaan atau jabatannya, niscaya Allahlah yang akan memelihara Janji-janji diantara keduanya, Cintailah Harta dan kekayaan kita semata karena untuk memuliakan Islam dan kaum Muslimin niscaya Allahlah yang akan memelihara dan melipatgandakan Harta dan kekayaan kita, cintailah Jabatan karena untuk berjuang dan membela Agama Allah niscaya Allah akan mengokohkan kedudukan kita.


Jadi apa yang membuat hubungan cinta kita kepada Allah SWT tidak begitu mesra lagi ? ibadah hambar dan asal-asalan, panggilan Allah nyaris tak begitu kita dengarkan, SURAT CINTANYA malas kita baca, tidak lain karena kita INGKAR JANJI dengan ikrar / Syahadat yang kita ucapkan LAA ILAAHA ILLALLAH = " tidak ada cinta yang layak bersemayam dalam hati kita kecuali CINTA KEPADA ALLAH ", segala sesuatu yang kita cintai di Dunia ini tidak boleh melebihi cinta kita kepada Allah SWT.


"Dan diantara manusia ada orang-orang yang megabdikan diri kepada tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah Amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka pasti menyesal)." (QS. Al Baqoroh : 165)


sabda Rasulullah saw,"Tiga perkara jika itu ada pada seseorang maka ia akan merasakan manisnya iman; 1.  Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai daripada selain keduanya, 2. Ia mencintai seseorang yang ia tidak cintai kecuali karena Allah, 3. Ia benci untuk kembali kepada kekafiran setelah Allah menyelamatkannya dari kekafiran tersebut sebagaimana ia benci untuk masuk neraka." (HR. Bukhori dan Muslim)

http://www.rumah-yatim-indonesia.org/

MENIKMATI SHOLAT

Suatu ketika Rosulullah menawarkan sayembara kepada Ali bin Abi Thalib dengan Hadiah SORBAN Beliau jika Ali bin Abi Thalib mampu sholat sunnah 2 rakaat dengan khusyu' tanpa mengingat apapun kecuali bacaan dan do'a sholatnya. Ali bin Abi Tholibpun menerima tawaran itu dan langsung melaksanakannya, setelah selesai sholat, Rosulullah bertanya " Bagaimana ? " , " wah gak bisa ya Rosul, waktu sudah mendekati salam, saya ingat Sorban Rosul yang akan Anda berikan kepada saya ".


Suatu ketika Rosulullah memimpin sholat Jama'ah, lalu beliau mendengar ada tangisan bayi di belakangnya, maka Rosulullah mempercepat sholatnya. Demikian juga ketika beliau sholat sambil menggendong cucunya, anak kecil itu kadang digendong kadang juga diletakkan padahal beliau sedang sholat.


Khusyu' dalam sholat bukan berarti TIDAK INGAT APA-APA kecuali bacaan sholat


Sahabat Sukses Rumah Yatim Indonesia yang senantiasa mentaati Allah SWT, sudah berapa lama kita melaksanakan Sholat ? tapi apa yang selama ini kita rasakan atau apa yang bisa kita nikmati dalam sholat kita ? rasanya biasa-biasa saja, belum ada yang istimewa, kelihatannya masih hambar, kadang-kadang bisa sedikit khusyu' bahkan sekali-sekali bisa menangis ketika berjama'ah orang-orang pada nangis ya kita juga ikutan nangis atau hanyut dengan keindahan suara sang Imam.


Lalu pernahkah kita mengevaluasi sholat kita selama ini, adakah keinginan kita meningkatkan kualitas sholat kita ? ataukah kita biarkan menggelinding begitu saja, asal-asalan, asal sudah sholat dan gugur sudah kewajiban.


Sahabat inilah bagian terpenting bagaimana kita bisa merasakan Orgasme Spiritual.


" Dan hendaklah kalian MEMOHON PERTOLONGAN dengan KESABARAN dan SHALAT. Karena sesungguhnya ia benar-benar berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.(Yaitu) orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan MENEMUI RABB mereka dan bahwa mereka hanya akan kembali kepada-Nya".( Al-Baqoroh : 45-46 )


Dalam ayat diatas Allah kasih 4 POIN YANG SALING TERKAIT untuk dapat menikmati sholat :


Yang pertama : Sholat kita akan terasa nikmat ketika kita MERASA BUTUH PERTOLONGAN ALLAH, mengapa kita butuh pertolongan Allah ? karena kita SELALU PUNYA MASALAH atau BEBAN, oleh karena itu bawalah masalah dalam sholat kita, semakin besar masalah atau beban kita semakin nikmatlah sholat kita, kita akan merintih, menangis, kulit dan badan kita mungkin akan gemetaran bahkan ingin menjerit rasanya. Hanya saja seringkali kita merasa tidak punya masalah yang membutuhkan solusi dari Allah SWT padahal masalah kita itu pasti selalu ada, masalah ekonomi, hubungan suami istri dan keluarga, anak-anak, pendidikan, masyarakat dan Negara, inilah penyebab mengapa kita kurang bisa menikmati sholat kita.


Oleh karena itu jika masalah atau beban kita sudah terlalu ringan, angkatlah beban sebesar-besarnya, buatlah mega proyek yang membuat kita akan tersungkur menagis dan menjerit dihadapan Allah yang Maha Perkasa. Maka ketika itu kita akan merasakan bagaimana ‘ Tangan Allah ‘ membantu mengangkat beban masalah bersama kita, dan rasakanlah kebahagiaan dan kenikmatan yang luar biasa ketika beban atau masalah yang berat itu terselesaikan.


Yang kedua : kita akan menikmati sholat dalam kondisi SABAR, tidak tergesa-gesa dan menghargai sebuah PROSES yang sedang berjalan. Dalam hal ini kita perlu memenej waktu sholat kita agar ‘ MEETING ‘ kita bersama Allah sangat Asyik dan tidak diburu oleh sebuah pekerjaan atau kepentingan lain. Disinilah Allah memberikan kebijakan dengan adanya Sholat Jama' ( mengumpulkan 2 waktu sholat dalam satu waktu ) dan Sholat Qoshor ( meringkas Sholat yang 4 Rakaat menjadi 2 rakaat ), dari sinilah kita bisa memenej waktu sholat kita, ketika kita ada sebuah urusan yang sangat urgen yang bertepatan dengan waktu sholat tiba atau waktu sholat akan berkhir. Dengan memenej waktu sholat ini, maka ‘ Meeting kita Bersama Allah ‘ akan semakin nikmat dan leluasa berkomunikasi mencari solusi.


" Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh, ALLAH SELALU MENYERTAI ORANG-ORANG YANG SABAR "( Al-Baqoroh :153 ).


Yang ketiga : agar kita bisa serius menikmati sholat kita, kita harus YAKIN bahwa kita sedang melakukan MEETING dengan VERY VERY SPECIAL PATNER ( Robb=Tuhan ) yang benar-benar menawarkan berbagai macam mega proyek dan investasi sekaligus konsultasiNYA / pendampinganNYA, apanya yang gak enak ? kalau kita ditawari Mega Proyek terus dibantu investasinya dan dibantu juga konsultasinya 100% gratis dan hasilnya 100% buat kita, gendeng saja men kalau kita gak mau !


Mungkinkah ketika kita sedang meeting dengan orang yang akan memberi Peluang Mega Proyek, kemudian kita bilang " Maaf ya pak, saya Cuma ada waktu 1 menit, gimana kalau to the point aja !". kira-kira gimana jawaban kita kalau kita adalah Pihak yang akan memberi Peluang Mega Proyek tersebut ?, mungkin kira-kira begini jawaban kita " eh dasar sontoloyo, emangnya gue yang butuh sama loe, 1 menit ? emangnya kuis apa ?! ".


Atau seorang Istri yang sudah dandan super cantik di kamar tidur yang indah, rapih dan wangi menunggu sang suami, namun ketika suami datang disambut istri dengan senyuman menuju kamar yang telah disiapkan, tiba-tiba sang suami bilang " maaf ya sayang, aku cuma ada waktu 5 menit ada kerjaan yang harus selesai segera ", apa jawab istri kira-kira " 5 menit ? enakan di loe gak enak di gue dong ".


Yang keempat : adalah SHOLAT itu sendiri harus kita mengerti dan kita pahami ATURAN MAINNYA, tahu bagaimana gerakannya yang benar, tahu jumlah rakaatnya, hafal dan memahami bacaan dan doa-doanya dan tahu juga segala aturan yang mendukungnya. Wah ini dia yang berat dan susah ! siapa bilang ? coba bandingkan berapa sudah lagu Indonesia, daerah dan asing yang sudah kita hafal dengan penuh penghayatan, apakah dengan menghayati lagu-lagu itu beban dan masalah kita bisa selesai begitu saja ?


Sekarang bukan zaman ‘Kolo Bendu' atau ‘Sepur Klutuk' ! kita belajar sholat gak harus nyantri bertahun-tahun, ada VCD Sholat dan Multimedia pembelajaran Sholat juga MP3 bacaan Sholat yang bisa kita mainkan lewat HP kita, tinggal kita serius mengalokasikan waktu untuk belajar Sholat dengan media tersebut, jika masih ada yang belum faham tinggal Tanya saja sama ustadz atau oaring terdekat kita yang lebih tau dan faham.
Yang keempat ini adalah salah satu SYARAT MUTLAK yang harus kita lakukan agar KUALITAS MEETING kita bisa NYAMBUNG dengan BAHASANYA ROBB kita


Sahabat, Ternyata Sholat itu MUDAH dan NIKMAT plus GAK PAKE MODAL, hasilnya LUAR BIASA DAHSYAT, masih gak mau sholat ? atau malas-malasan Sholat ? wah jadi TUHAN saja kita, selesai dah !

http://www.rumah-yatim-indonesia.org/

DIBALIK KEGAGALAN JALAN SUKSES TERBENTANG

Suatu hari keledai milik seorang petani terjatuh ke dalam sumur. Sementara si petani sang pemiliknya memikirkan apa yang harus dilakukannya terhadap keledai tadi. Akhirnya dia memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur itu juga perlu ditimbun karena berbahaya. Jadi tidak berguna menolong si keledai. Ia kemudian mengajak tetangganya untuk membantunya. Mereka membawa skop dan mulai menyekop tanah ke dalam sumur. Si keledai menyadari apa yang terjadi. Dia meronta-ronta namun ia kemudian jadi diam. Setelah beberapa skop tanah dituangkan ke dalam sumur, si petani melihat ke dalam sumur dan tercengang melihatnya. Walaupun punggung si keledai terus ditimpa dengan tanah dan kotoran. Si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan. Ia mengguncang-guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah. Lalu dia menaiki tanah tersebut. Si petani terus menuangkan tanah kotor itu ke atas punggung hewan itu namun si keledai juga terus menggoncang-goncangkan badannya. Dan kemudian melangkah naik akhirnya si keledai bisa meloncat dari sumur dan bisa melarikan diri.

Sahabat Sukses Rumah Yatim Indonesia yang senantiasa berharap hanya kepada Allah SWT, .. kehidupan terus saja menuangkan tanah dan kotoran serta masalah kepada kita. Maka cara untuk keluar dari sumur kesedihan dan masalah itu adalah dengan menjadikan kesediahan dan masalah tersebut menjadi tangga untuk keluar masalah dan kesedihan itu sendiri, jangan pernah benamkan masalah dan kesedihan dalam otak dan hati kita, tapi leparkanlah keluar lalu rakitlah menjadi tangga bersama orang-orang yang pandai merakit. Nah dalam usaha merakit itu jangan pernah menyerah dan berputus asa karena sikap menyerah dan putus asa itu adalah jenis barang dagangan Iblis yang paling laku keras.

Ada sebuah cerita anekdot yang realistis, Iblis ingin mengobral barang perkakas yang dimiliki. Semua perkakasnya dipajang di rak-rak. Ada barang yang bernama dengki, amarah, malas, tidak tau terima kasih, dendam. Ada suatu barang yang sederhana padahal barangnya sudah aus tapi harganya sangat tinggi. Namanya putus asa dan menyerah. Kenapa harganya mahal sekali ? Karena perkakas ini sangat mudah dipakai dan berdaya guna tinggi. Saya bisa dengan sangat mudah masuk ke dalam hati manusia dengan alat ini dibandingkan alat lain. Begitu saya berhasil masuk ke dalam hati manusia, saya dengan sangat mudah melakukan apa saja yang saya inginkan terhadap mereka. Barang ini menjadi sangat aus karena sering sekali saya pakai. Karena kebanyakan manusia tidak tau bahwa putus asa dan menyerah itu adalah dagangan kepunyaanku.

Silvester stallone memasarkan film Rocky ditolak 1855 kali.
Walt Disney ditolak 302 kali ketika mengajukan proposal Disneyland
Merry Curie sebelum menemukan elemen radium, penelitiannya gagal sebanyak 48 kali
Thomas Alfa Edison menciptakan bola lampu melakukan percobaan sampai 9999 kali
Rasulullah ketika melanjutkan kehidupan Islam di dunia. Dengan berbagai cara , beliau ditolak di Thoif , dicemooh, dicaci maki. Bahkan diembargo kebutuhan konsumsinya bertahun-tahun dan Beliau tidak pernah menyerah.
Berkaca dari kehidupan mereka

Kegagalan bukanlah konotasi yang negatif. Kegagalan justru dijadikan sebagai langkah untuk menuju kesuksesan. Seperti cerita si keledai, dia memanajemen masalah yang dijadikan sebagai batu pijakan baginya. Tanah yang seharusnya menguburnya malah dijadikan sebagai penyelamat baginya. Thomas Alfa Edison juga menjadikan kegagalan sebagai pembelajaran. Thomas mengatakan,”Aku tidak gagal. Aku justru menemukan 9999 bahan yang tidak bisa dipakai untuk bahan lampu”.

Mengapa hari ini kita baru saja tanam cabe, besok sudah ingin memanen cabe, mengapa hari ini kita tanam lele besok kita sudah ingin makan lele, mengapa hari ini kita baru berbenah diri mendekati Allah yang Maha Suci besok kita sudah menagih banyak janji untuk segera ditepati.

Kegagalan itu satu hal wajar terjadi, Melihat seseorang memukul batu seratus kali, belum pecah juga. Kemudian dia melakukan pukulan ke 101 hingga batu itu pecah. Percayalah bukan pukulan ke 101 yang membuat batu itu pecah. Tapi sebenarnya 100 pukulan yang pertamalah yang membuat batu itu mudah dipecahkan. 100 kali itu ikhtiyar dan kesungguhan kita yang membuat Allah tersenyum iba lalu Allah melibatkan Dirinya diayunan yang ke 101 kali.

Kalau kita sukses, itu bukan karena kebetulan karena kita sukses pada saat ini. Namun sebenarnya buah dari jumlah kegagalan yang kita dapatkan. Thomas Webson mengatakan, ”Bila kau ingin meningkatkan kesuksesan kamu, maka tingkatkan juga angka kegagalan kamu”. Jadi kalau ingin sukses, banyak-banyak gagal. Mungkin kalimat ini terdengar lucu ? Maksudnya adalah kita harus banyak berusaha karena orang gagal itu berarti dia telah berusaha.

Kita kadang tidak menyadari bahwa menyerah ini termasuk bisikan syaithan. Ingatlah bahwa masalah bukan akhir dari segalanya. Tetaplah istiqomah ! Ingat .. orang hebat itu adalah orang-orang yang memberikan waktu yang lebih lama sedikit dibandingkan yang lain. Ketika orang lain sudah menyerah, dia tetap tekun dalam usahanya.

Allah SWT memberi KUNCI SUKSES dalam FirmanNYA “Maka sesungguhnya di balik kesulitan itu pasti ada kemudahan. Sesungguhnya di balik kesulitan itu pasti ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai ( satu project ) maka angkatlah ( project ) yang lain lagi. Dan kepada Tuhanmulah kamu berharap” ( Al-Insyiroh : 5-8 )

Sahabat, seringkali kita mendapat masalah yang cukup berat, bisikan syetan bertubi-tubi mendatangi kita dalam berbagai bentuk yang membuat kesabaran kita hilang dan Allahpun tidak kita libatkan lalu kita ambil jalan pintas, mendatangi Dukun, Paranormal, Guru Spiritual, Ustadz, Kiyai, Ajengan berharap kesaktian doa atau azimatnya agar masalah kita segera terselesaikan. Boleh saja kita minta didoakan oleh siapapun tapi jangan pernah menggantungkan harapan kepada mereka karena inilah factor yang membuat Tangan Allah tidak akan mau terlibat membantu menyelesaikan masalah kita, Oleh itu gantungkanlah segala harapan hanya kepada Allah SWT, PASTI semua akan selesai.

http://www.rumah-yatim-indonesia.org/

CARI HARTA UNTUK APA ?

Sahabat, tidak ada salahnya kita bekerja keras dengan skill dan profesi kita masing-masing dalam rangka untuk mendapatkan banyak harta, karena hampir semua bentuk ibadah dalam Islam membutuhkan harta.


Mau Haji atau Umroh butuh harta, mau Nikah butuh harta, mau Sholat butuh beli perelngkapan Sholat, mau Zakat, Infaq atau Sedekah butuh harta, mau memuliakan tamu dan tetangga butuh harta, mau berbakti dan membahagiakan orangtua butuh harta, mau puasapun butuh beli konsumsi untuk sahur dan buka puasa. Jadi kita sebagai orang Islam HARAM hukumnya NGANGGUR gak bekerja atau aktifitas apapun dan WAJIB hukumnya menjadi ORANG KAYA.


Wah gak bisa begitu dong, cari kerja sekarang ini kan susah banyak persyaratan dan persaingannya ketat. He he he siapa bilang begitu ? itu hanya pendapat orang putus asa atau orang yang menuhankan Ijazah atau karena hayalan kita bisa bekerja di gedung yang tinggi pake dasi duduk dikursi direksi terus terima gaji n selalu jaga gengsi, keburu mati kalie....


Mau tau caranya dapetin kerja tanpa nglamar kerja tapi dilamar banyak kerjaan ? inilah cara gila dapetin kerja dan kaya raya ala Ngatiman.


Namanya Ngatiman tapi akrab dipanggil dengan Iman, dia adalah seorang Sarjana Pendidikan disalah satu Perguruan Tinggi yang tidak terlalu dikenal, Iman lulus dengan nilai yang cukup memuaskan namun dia sadar bahwa Gelar dan Ijazah yang disandangnya saat ini tidak akan mampu bertarung dengan ketatnya persaingan kotor dunia CPNS atau dunia kerja lainnya. Apalagi Iman hanyalah anak seorang mantan Pemulung yang telah Almarhum.


Tinggal disebuah kampung yang tidak jauh dari sebuah Komplek Perumahan di pinggiran kota dengan seorang ibu yang mendidiknya untuk selalu taat beribadah. Sebagai seorang yang terdidik dan mengerti Agama, Iman tidak tinggal diam membiarkan keluarganya akan jatuh semakin miskin sepeninggal Ayahnya. Iman mulai berfikir aku HARUS BEKERJA dan KAYA.


Iman mulai mengumpulkan semua Ijazah dan sertifikat-sertifikat prestasi yang pernah ia peroleh, ia pandangi satu persatu Ijazah dan Sertifikat itu namun ia tidak yakin kalau Ijazah dan Sertifikat itu akan mengantarnya ke dunia kerja, lama ia merenung, pikirannya menerawang harus melamar kerja dimana, belum juga ditemukan namun tiba-tiba ia teringat dengan kitab kesayangannya yang setiap hari tak pernah ia lupakan yaitu Al-Qur'an. Dibukanya Al-Qur'an untuk mencari solusi atas kegalauan fikiran dan hatinya. Bertemulah ia dengan sebuah ayat :


 "Apabila shalat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung " ( Al-Jumu'ah-10 ).
Sejak membaca ayat itu, setiap kali selesai Sholat Iman berjalan menyusuri jalan-jalan dan komplek-komplek perumahan terdekat sambil memperhatikan suasana disekitarnya dan tak lupa lidah dan hatinya senantiasa berzikir tanpa henti. Namun beberapa hari terlewati, Iman belum juga mendapatkan apa yang dimaksud ayat tersebut, seringkali terlintas bahwa dirinya adalah seorang Sarjana seharusnya layak dan mudah mendapatkan pekerjaan, namun hatinya lebih yakin bahwa didalam Kitab Kesayangannya itu ada solusi buat dirinya. Dibukanya kembali halaman demi halaman bertemulah dengan ayat :


" Langit, bumi, dan segala isinya bertasbih kepada Allah,  tidak ada satupun, kecuali bertasbih dengan memujiNYa, tetapi kalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya, Dia maha penyantun lagi maha pengampun"  (QS. Al-isra:17:44).


Wah, ternyata seluruh isi Alam Semesta ini adalah hidup dan bertasbih memuji Allah SWT, batu, sampah, pepohonan, air, udara, hewan, motor, mobil semuanya hidup dan bertasbih dengan caranya sendiri, barangkali kita mausia saja yang suka lupa bertasbih padahal kita dikaruniai akal, kalau begitu aku akan bersahabat dengan Alam ini, mereka akan ikut serta mendoakanku dan akan mengantar menuju apa yang kumau, demikian bisikan hati iman bergejolak. Lalu iapun bertemu juga dengan ayat :
"Bekerjalah kalian, maka Allah dan RasulNya serta orang-orang mukmin akan melihat amal-amal kalian itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah Yang Mengetahui akan yang gaib dan nyata, lalu diberitakanNya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan" (Q.S. At-Taubah [9]:15)
Wah, mengapa aku harus berlama-lama berdiam diri, tidak segera Take Action ? bukankah apapun yang aku kerjakan Allah melihat, Malaikat mencatat dan juga orang-orang beriman akan memperhatikan dan memberitakan kepada Alam Semesta ini akan apa yang telah aku kerjakan, demikian bisikan hati Iman terus bergejolak. Seketika itu Iman tergerak untuk keluar rumah, Iman tertegun memperhatikan di salah satu sudut rumah, sebuah gerobak sampah peninggalan Almarhum ayahnya, lama ia memandangi gerobak sampah itu, sampai akhirnya Iman dikagetkan dengan sebuah tangan yang menepuk pundaknya. " Iman anakku, kamu itu sarjana, apa ya kamu harus mengikuti jejak ayahmu sebagai pemungut sampah, nak ? ". tegur ibunya,  " eh... ibu, bikin Iman kaget, gak kok bu, Cuma Iman ingin berbuat sesuatu yang bermanfaat untuk Lingkungan dan sesama kita sekaligus Iman ingin membuktikan kebenaran ayat-ayat Allah yang selama ini Iman baca, mulai besok Iman akan berjalan dengan gerobak tua itu, ijinkan Iman berbuat sesuatu untuk Alam dan Sesama ",  " Baiklah nak, kalau memang itu sudah menjadi keyakinanmu ".
Sahabat, apa yang akan dilakukan Ngatiman alias Iman, ternyata setiap pagi sampai menjelang siang iman berjalan menyusuri selokan memunguti sampah-sampah yang masuk diselokan, bahkan dia masuk ke gorong-gorong yang mampet karena timbunan sampah. Pekerjaan ini Iman lakukan setiap hari disepanjang jalan yang ia lalui sampai selokan-selokan yang ada di komplek-komplek perumahan, Iman melakukan ini tanpa perintah siapapun dan tidak minta perhatian atau imbalan kepada siapapun, Iman sangat menikmati apa yang dilakukannya bahkan seolah dia mengerti dan mendengar sampah-sampah itu bertasbih dan mendoakannya.
Hari demi hari hingga satu bulan lebih, Iman melakukan rutinitas itu dengan penuh ketulusan, tapi ternyata ada sepasang mata yang seringkali memperhatikan apa yang dikerjakan oleh Iman, dan...... pada suatu hari Iman dikejutkan oleh seorang pengendara mobil mewah yang berhenti persis disamping gerobaknya.
Keluarlah si orang kaya itu dari mobilnya lalu menjulurkan tangannya dan menyapa Iman, " Assalamu'alaikum, kenalkan saya pak Hadi yang tinggal di Perumahan seberang itu ", " oh ya pak saya Iman, ada yang bisa saya Bantu ? ", " saya ada pekerjaan buat kamu jika berkenan, saya butuh tukag kebun ", " maaf  pak kalo boleh tau, seberapa luas kebunnya ? ", " oh gak luas Cuma kebun yang ada di pekarangan rumah saja ", " maaf, berapa bapak bisa gaji saya sebulan ? ", " ya standar UMR lebih sedikitlah ", " wah maaf pak, kalo segitu saya tidak bisa membayar orang yag akan menggantikan aktifitas saya selama ini, bagaimana kalo kita kerjasama saja, pak ? ", " dibidang apa ? ",  " bidang usaha pengelolaan dan daur ulang sampah, bagaimana ?", " wah bagus itu, aku setuju, besok kita bicara di kantor ya ". Akhir kisah, Imanpun jadi konglomerat muda yang menekuni bisnis sampah.
Sahabat, persoalannya kemudian adalah ketika kita sudah punya pekerjaan dan punya penghasilan, lalu sedikit demi sedikit harta mulai parkir di rekening kita, lalu untuk apa harta yang sudah ada ditangan kita itu ? tentu untuk memberikan nafkah kepada keluarga kita lalu kita akan kita akan ikut asuransi jiwa, kesehatan dan program pensiun, lalu kita akan ikut juga KPR dan KKB, sebagian juga kita investasikan dalam bentuk property atau kita pakai modal usaha lain agar dapat penghasilan tambahan dan segudang keinginan-keinginan lainnya jika masih memungkinkan, begitu bukan ? yach... semua itu tidak ada salahnya, tapi ada satu hal yang jauh lebih penting dari semuanya yaitu bahwa kita semua ini  PASTI akan kembali ke ‘ KAMPUNG AKHIRAT ‘, itulah kampung kita yang sebenarnya.
Nah untuk ‘PULANG KAMPUNG' ke Kampung Akhirat itu kita butuh BEKAL dan KENDARAAN, mungkinkah kita akan ‘Pulang Kampung' nanti akan naik Sepeda Ontel, atau Motor dan Mobil Butut atau bahkan Cuma jalan kaki ? masalahnya perjalanan ke ‘Kampung Akhirat' itu nanti sangat-sangat jauh dan melelahkan harus melewati sebuah padang pasir yang sangat luas dan sangat-sangat panas, tidak ada yang jual air atau es di tengah jalan, juga tidak ada bengkel motor atau sepeda, tidak ada restoran atau pedagang kaki lima dan kitapun tidak lagi pegang ATM yang bisa mengambil uang-uang kita yang kita simpan di Bank selama hidup kita di Dunia.
Tidak inginkah kita, ketika ‘Pulang Kampung' nanti naik Pesawat Pribadi di kawal oleh para Bidadara dan Bidadari ? oh.... Sebuah perjalanan yang sangat indah akan menanti menuju ISTANA SORGA kita yang sudah kita beli dan mulai kita cicil mulai saat ini.
http://www.rumah-yatim-indonesia.org/
 

Rabu, 20 April 2011

Jangan Biarkan Akal Menganggur, Bahaya!

Orang-orang yang banyak menganggur dalam hidup ini, biasanya akan menjadi penebar isu dan desas desus yang tak bermanfaat. Itu karena akal pikiran mereka selalu melayangdayang tak tahu arah dan “Mereka rela berada bersama orang-orang yang tidak pergi berperang” (QS. At-Taubah: 87).
Saat paling berbahaya bagi akal adalah manakala pemiliknya menganggur dan tak berbuat apa-apa. Orang seperti itu, ibarat mobil yang berjalan dengan kecepatan tinggi tanpa sopir, akan mudah oleng ke kanan dan ke kiri.
Bila pada suatu hari Anda mendapatkan diri Anda menganggur tanpa kegiatan, bersiaplah untuk bersedih, gundah, dan cemas! Sebab, dalam keadaan kosong itulah pikiran Anda akan menerawang ke mana-mana; mulai dari mengingat kegelapan masa lalu, menyesali kesialan masa kini, hingga mencemaskan kelamnya masa depan yang belum tentu Anda alami. Dan itu, membuat akal pikiran Anda tak terkendali dan mudah lepas kontrol.
Maka dari itu, saya nasihatkan kepada Anda dan diriku sendiri, bahwa mengerjakan amalan-amalan yang bermanfaat adalah lebih baik daripada terlarut dalam kekosongan yang membinasakan.
Singkatnya, membiarkan diri dalam kekosongan itu sama halnya dengan bunuh diri dan merusak tubuh dengan narkoba.
Waktu kosong itu tak ubahnya dengan siksaan halus ala penjara Cina; meletakkan si narapidana di bawah pipa air yang hanya dapat meneteskan air satu tetes setiap menit selama bertahun-tahun. Dan dalam masa penantian yang panjang itulah, biasanya seorang napi akan menjadi stres dan gila.
Berhenti dari kesibukan itu kelengahan, dan waktu kosong adalah pencuri yang culas. Adapun akal Anda, tak lain merupakan mangsa empuk yang siap dicabik-cabik oleh ganasnya terkaman kedua hal tadi; kelengahan dan si “pencuri”.
Karena itu, bangkitlah sekarang juga! Kerjakan shalat, baca buku, bertasbih, mengkaji, menulis, merapikan meja kerja, merapikan kamar, atau berbuatlah sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain untuk mengusir kekosongan itu!
Ini, karena aku ingin mengingatkan Anda agar tidak berhenti sejenak pun dari melakukan sesuatu yang bermanfaat. Bunuhlah setiap waktu kosong dengan ‘pisau’ kesibukan! Dengan cara itu, dokter-dokter dunia akan berani menjamin bahwa Anda telah mencapai 50% dari kebahagiaan. Lihatlah para petani, nelayan, dan para kuli bangunan! Mereka dengan ceria mendendangkan lagu-lagu seperti burung-burung di alam bebas. Mereka tidak seperti Anda yang tidur di atas ranjang empuk, tetapi selalu gelisah dan menyeka air mata kesedihan. (Sumber: Dr. ‘Aidh al-Qarni, La Tahzan).