Kamis, 31 Mei 2012

MENGAPA SULIT KHUSYU DALAM SHALAT ?

>>>>>>Berikut merupakan kumpulan dari tulisan-tulisan KH. Arifin Ilham yang telah dipublikasikan di Facebook Pages beliau, semoga berkenan…>>>>>>>



Pertama, karena memang belum mengenal ALLAH kecuali sebatas Tuhan, belum mengenal Sifat, Af'al dan AsmaNYA, DIA yang menciptakan manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, aku, tubuhku, mataku, telingaku, jantungku, istriku, anak-anakku, semua yang kulihat, semua yang kudengar, semua yang bergerak, semua yang berada di langit dan dibumi, semua dihidupkanNYA " Al Muhyi" dan semua akan dimatikanNYA "Al Mumiitu", semua tunduk dalam kehendak "Al Muriidu" dan kekuasaanNYA "Al Qodiiru", DIAlah yang mengatur semuanya "Ar Robbu", DIAlah yang mengusai sekaligus memiliki semuanya "Al Maaliku" (QS3:26-27). DIa Maha Menatap "Al Bashiiru" tahu persis hati, pikiran dan lintasan pikiran kita dan DIA Maha Mendengar "As Samiiu'" mendengar gesekan daun, langkah semut dan rintihan hati hambaNYA, Lantas sadarkah kita bahwa DIA YANG SEGALA GALANYA yang kita hadapi dalam sholat selama ini?, Bisakah hati dan pikiran kita lari saat sholat sementara DIA MENATAP hati pikiran kita? Kalau begitu kok bisa ma'siyat sementara DIA TERUS MENERUS MEMPERHATIKAN kita?



Kedua, karena belum faham bacaan, makna, hikmah, keutamaan, syarat dan rukun sholat, maka jadilah "sukaaro" sholat mabuk alias sholat tanpa rasa, tanpa pemahaman, tanpa penghayatan, tanpa keyaqinan, kosong, hampa, seakan robot jasad tanpa ruh, "alkusaala" malah terasa beban, buru buru pengen cepat selesanya, kebiasaannya menunda nunda waktunya, gerak sholatnya cepat seperti ayam matok. surah dan bacaan sholatpun komai kamit. Sahabatku, simaklah Kalam ALLAH ini, "...JANGANLAH KALIAN MENEGAKKAN SHOLAT, SEDANGKAN KALIAN DALAM KEADAAN MABUK, SAMPAI KALIAN BENAR BENAR FAHAM APA APA YANG KALIAN BACA DALAM SHOLAT KALIAN" (QS4:43). Lihat orang mabuk berkata berbuat tetapi tidak sadar apa yang dikatakan dan apa yang diperbuat, lihat orang sholat berdiri, bertakbir, baca ayat, ruku', sujud, tahiyyat dan salam, tetapi tidak sadar bahwa ia sedang berdiri, ruku' sujud menghadap PENCINTA LANGIT dan BUMI...tidak sadar bahwa ia sedang berdialog dengan PENCIPTA DIRINYA, YANG MAHA MENENTUKAN SEGALA GALANYA!



Ketiga, karena tidak sadar bahwa sholat itu adalah "Almuhadatsah bainal makhluqi wa Khooliqi" dialog hamba kepada Kholiqnya, "Apabila salah seorang dari kalian sholat, sebenarnya ia sedang berkomukasi dengan ALLAH" (HR Bukhori Muslim). Coba perhatikan dari adzan, panggilan waktu menghadapNYA, yang dipanggilpun yang berSYAHADAT, "Asyhaaduallaa ilaaha illallah wa ashhadu anna Muhammadar Rasulullah", yang tidak beriman tidak dipanggil, karena itulah Rasulullah mengingatkan, "Yang membedakan kita dengan orang kafir adalah sholat, maka siapa dengan SENGAJA MENINGGALKAN SHOLAT maka sungguh ia sudah BERPERANGAI seperti orang kafir". Menutup aurat karena memang menghadapNYA, menghadap qiblat karena memang fokus jasad ruh, hati pikiran kepadaNYA, apalagi berjamaah jadi rapi shof, dan seluruh duniapun satu arah qiblat, lalu bersuci karena memang menghadap MAHA SUCI, lalu berdiri tegap, takbir, membaca ifitah "inn wajjahtu wajhiyalilldzi fathoros samaawati wal ardho" hamba datang menghadapMU duhai PENCIPTA LANGIT dan bumi, tunduk patuh taat padaMU...inilah diantara komunikasi sholat yang belum difahami, lantas bagaimana khusyu' tanpa kesadaran ini?



Keempat, karena sedikit kita yang faham bahwa dalam sholat Ta'kala membaca Alfatihah terjadi dialog hamba dengan RABBnya. Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, "Barang siapa membaca surat al-Fatihah, setiap ayat yang dibaca itu langsung dijawab oleh ALLAH", lalu Rasulullah menyampaikan ketika seorang hamba berkata, ''Segala puji bagi ALLAH, TUHAN seru sekalian alam". ALLAH menjawab, "Hamba-KU telah memuji-KU". Seorang hamba berkata, ''Yang Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang". ALLAH menjawab, "Hamba-KU memuji-KU". Seorang hamba berkata, ''RAJA di Hari Pengadilan". ALLAH menjawab, "Hamba-KU mengagungkan Diri-KU. Hamba-KU berserah diri kepada-KU". Seorang hamba berkata, ''Hanya ENGKAUlah yang kami sembah, dan hanya kepada-MU kami memohon pertolongan". ALLAH menjawab, "Inilah pertengahan antara AKU dan hamba-KU, dan bagi hamba-KU apa yang dia minta AKU berikan". Seorang hamba berkata, ''Tunjukilah kami jalan yang lurus, jalan yang telah ENGKAU anugerahkan kepada mrk, bukan mrk yang kena murka dan bukan mrk yang sesat.'' ALLAH menjawab, "Ini milik hamba-KU, dan bagi hamba-KU apa yang dia minta AKU berikan". (Hadist Qudsi, HR Muslim). Karena itu sahabatku, mulailah bacanya pelan2 dengan kesadaran dan keyaqinan "THUMA'NINAH", sungguh ALLAH menjawab setiap ayat yang kita baca.



Kelima, karena "hubbub dunya" sangat mencintai dunia, "the money is the first and the final of life, no money no happy" sehingga hati pikirannya selalu dipenuhi oleh segala sesuatu yang bersifat duniawi, duit, dolar, makan minum, keluarga, target2 bisnis, masalah2, berkhayal dan sebagainya, dan itulah yang di ingat ingat dalam sholat, sampai apa yang disebut oleh Rasulullah, "hatta yansa kam rok atan laka" sampai ia lupa sudah BERAPA RAKAAT IA SUDAH SHOLAT", maka tidak heran saat sholat yang semestinya hati pikirannya fokus dalam sholat malah ingat dunia. Sahabatku, simaklah Kalam ALLAH surah Al Maa'uun ayat 4 dan 5, "CELAKALAH orang2 yang mengerjakan sholat yang HATI PIKIRANNYA LALAI kepada ALLAH". Lalai hatinya karena dunia "ball tu'tsiruunal hayaatad dunya" (QS 87:16). Karena itu sadarilah hidup kita tidak lama di dunia yang fana ini, sholatlah seakan sholat terakhir hidup, simaklah sabda Rasulullah, "Bila engkau melakukan sholat maka sholatlah kamu, seperti orang yang akan meninggalkan alam fana" (HR Ibnu Majah dan Imam Ahmad).



Keenam, karena makan minum yang haram, baik secara zat "lizaatihi" seperti, anjing, babi, alkohol, narkoba dan sebagainya, atau cara mencarinya dengan cara haram, "linailihi", walaupun halal zatnya seperti makan tempe tahu halal tetapi karena cara mencarinya dengan berdusta, menipu, sumpah palsu, terima sogokan, korupsi dan sebagainya, maka tetap haram, seakan ia makan Tempe tahu tetapi sebenarnya ia makan anjing dan babi, itulah yang disebut "rijsun min amalisy syaithon". Najis karena amalnya, atau "roddudzdzakaat" karena menolak zakat, maka hartanya bercampur dengan hak faqir miskin, kotorlah hartanya. Semuanya menjadi hijab hati dan hijab hubungan kepada ALLAH, walhasil sholatnyapun tidak diterima, ALLAH "SUBBUUHUN" MAHA SUCI hanya menerima yang suci. Ingat komentar Rasul pd orang yang menangis ta'kala berdoa, "hampir saja aku mengira doanya diijabah ALLAH, namun Jibril memberitahuku bahwa orang itu suka menipu, lantas bagaimana ALLAH menjawab si penipu, pakaian dan makanannya dari hasil menzholimi orang lain?" SADARILAH saat sholat kita BERHADAPAN ZAT YANG MAHA SUCI!



Ketujuh, karena sholatnya masih disertai "Al fahsyau" berbuat ma' siyat seperti berdusta, mabuk, buka aurat, berjudi, berzina, dari zina mata melihat yang porno, tangan meraba, pikiran berkhayal sampai zina kemaluan, "adzdzunuubu kaafilatul quluubi" dosa dosa ma'siyat itu menjadi "cover" penutup hati, Alwaqi, guru imam Syafii' berkata, "nurullahi la yuhda lil a'shi", sungguh cahaya NUR HIDAYAH ALLAH tidak akan masuk pada hati yang tertutup gelap karena ma'siyat. Inilah kebanyakan yang terjadi pada "tukang sholat" bukan "Penegak Sholat", STMJ sholat rajin ma'siyat tekun, ritual rutinitas tanpa disertai amal yang berkwalitas, hasilnya lagi lagi kosong, tidak ada "atsar" pengaruh, ini sekaligus menjadi jawaban mengapa ada orang sholat tetapi sulit khusyu'...ya bagaimana khusyu' ma'siyat terus sich!. Imam Ghazali berkata, "Sungguh, sekali dusta sudah cukup membuat sholatnya terhijab kepada RABBnya".



Kedelapan, karena sholatnya disertai "al mungkar", berbuat zholim, menganiaya, menipu, menggunjing, memfitnah, merendahkan orang lain, menghina, memukul apalagi sampai membunuh orang lain. Ini pun menjadi HIJAB BESAR, karena ALLAH hanya menerima ibadah yang membuat hamba itu MENGHINAKAN DIRI dihadapanNYA dan yang MEMBUAT dirinya BERAHKLAK MULIA kepada MAHLUKNYA. Cukup sholat itu akan dianggap dusta kalau tidak memperhatikan yatim piatu dan faqir miskin (QS 107:1-3). "Cuek, masa bodoh, pelit, emangnya gue pikiran"dan sebagainya sudah cukup dianggap pendusta sholat, pendusta agama apalagi sampai berbuat aniaya, dan ini semua bukan akhlak hamba ALLAH yang sholat, orang sholat itu belas kasih, santun, pemaaf, murah senyum, dermawan dan rendah hati.



Kesembilan, karena "Ath thobiah assayyiah" masih punya sifat tabiat buruk seperti sombong, diam diam merendahkan orang lain, dengki, dendam, pemarah, buruk sangka, riya, sum'ah, ujub bangga diri dan sebagainya. Sehingga sholatnya tidak membawa pengaruh apa apa bahkan bisa jadi sholatnya menjadi fitnah karena ia melakukan bukan karena ALLAH, tetapi "Yurounnaas" riya, karena ingin pujian dan perhatian manusia (QS 107:6) atau diam diam saat sholat karena diangkat sbg imam atau pandai ilmu atau bacaannya sangat bagus atau karena rajinnya sholat ia bangga diri, dalam hatinya, "tidak ada orang lebih pantas menjadi imam selain aku", "tidak ada orang sealim aku di musholla ini", "tidak ada suara sebagus bacaanku" dst. Inilah yang disebut ujub, "innama yataqobbALLAH minal mutawadhiin" ALLAH hanya menerima hamba yang benar-benar lurus niatnya disertai penuh kerendahan diri dihadapanNYA, SUBHANALLAH.



Kesepuluh, karena "goirul isti'daadi" tidak mempersiapkan diri secara maksimal menghadap ALLAH, seperti pakaian kurang bersih, kurang rapi padahal ada pakaian bersih dan rapi, mukena yang bau apek atau badan yang masih kotor padahal masih bisa membersihkan, atau tempat ibadah kurang bersih, atau dengan sengaja mengulur ulur waktu sholat, Imam Ghazali berkata, "Siapa dengan sengaja mengulur waktu sholat tanpa alasan yang dibenarkan Syar'i maka sungguh setengah kekhusyuan telah hilang dari sholatnya", berarti orang yang memperhatikan sholat diawal waktu itu sungguh telah meraih setengah kekhusyuan. Kemudian membiarkan diri tidak faham sholat dengan tidak mau meningkatkannya untuk belajar, akhirnya sholat hanya sekedarnya maka hasilnyapun sekedarnya, tidak heran sholatnya tidak berpengaruh dalam kesehariannya. Sahabatku, tentu beda hasilnya mrk yang sungguh2 belajar dan mempersiapkan diri u sholat dengan yang sekedarnya, atau malas sholat, sahabatku.



Kesebelas, karena "hubbul mubaahah wal karoohah" membiasakan bersenang senang dengan yang mubah dan yang makruh, seperti berlama lama nongkrong depan Tv, berlama lama nonton film, berlama lama dengar musik, asyik dengan hobby, seperti berjam jam main FB, catur, mancing, banyak bicara yang tidak perlu, kuat sekali merokoknya bahkan sudah nyandu, makan terlalu kenyang, terlalu banyak bercanda dan tertawa, terlalu lama tidur dan sebagainya, hal hal inilah yang membuat hati lupa dan lalai pada ALLAH, kalau dibiarkan terus hati keras maka semakin sulit merasakan kekhusyuan. Cobalah sahabatku, 3 hari saja tidak menonton TV, sibukkan diri dengan khatam Alqur'an, tidak bicara kecuali yang penting dengan tetap menjaga kesantunan, niscaya akan merasakan SUASANA BERBEDA, lebih nikmat beribadah, karena kekhusyuan itu berangkat dari hati yang lembut, bersih dan terjaga. "Sungguh beruntunglah orang-orang beriman yang selalu menjaga KESUCIAN HATInya dengan ZIKIR dan SHOLAT (QS 87:14-15),



SUBHANALLAH…

Potensi

>>>> Mengali Potensi>>>>


Kecewa atau tidak, semua tergantung Anda, tergantung bagaimana Anda menyikapi kegagalan. Berharap sedikit hanya akan menghambat Anda mengoptimalkan potensi Anda.

Lebih banyak Anda mencoba, akan mendekatkan Anda kepada sukses, meskipun Anda akan mengalami banyak kegagalan.

Namun cuma itulah yang kita diperlukan, karena kita sering tidak tahu mana yang akan berhasil.

Kebahagian yang didapatkan oleh orang yang menghindari kekecewaan adalah kebahagian yang semu, dia bukan bahagia tetapi hanya tidak kecewa saja.

Banyak perusahaan yang dimulai dengan modal besar bangkrut, sebaliknya bisnis dengan modal kecil banyak yang berhasil. Jadi bukan uang yang menentukan keberhasilan Anda!

Ubahlah sudut pandang Anda terhadap kegagalan, maka Anda tidak akan kecewa terhadap kegagalan yang Anda alami, setidaknya kekecewaan Anda akan sedikit atau sementara saja.

Allah SWT mungkin memberikan ujian berupa kegagalan dan kehilangan kepada kita untuk mengajarkan hikmah kepada kita.

Mungkin, kegagalan, masalah, dan lingkungan yang tidak menyenangkan adalah sebagian dari skenario Allah SWT dalam membina diri kita.

Jangan hiraukan opini negatif Anda, bentuklah kebiasaan beraksi agresif dan positif terhadap ancaman, masalah, dan kegagalan. Fokuskan diri Anda pada sasaran akhirnya, terlepas apapun yang terjadi saat ini.

Jika sikap kita benar, pengalaman mengecewakan akan memberikan hikmah yang membuat kita bahagia.

Mari kita sama-sama belajar kepada pengalaman. Bukan saja pengalaman diri kita saja, tetapi kita juga bisa belajar pada pengalaman orang lain. Pengalaman adalah guru yang bijak.

Ketekunan dan kesabaran jika digabungkan menjadi modal yang sangat besar untuk meraih sukses.

Keberhasilan Anda adalah ditentukan oleh Anda sendiri dan takdir Allah SWT. Bukan oleh orang lain.

Ketimbang tersinggung dengan ejekan dan kritikan, akan lebih baik jika kita malah mengambil manfaatnya. Kadang ejekan dari musuh lebih jujur dari pada pujian seorang teman.

Para pemenang mangambil tanggung jawab terhadap hidupnya. Mereka tidak pernah menyalahkan orang lain atau pun lingkungan. Mereka tidak suka mencari-cari alasan terhadap kegagalan mereka.

Dengan hidup di atas garis, kita tidak akan mandeg dengan alasan kondisi atau apa pun yang terjadi pada diri kita. Hidup kita akan lebih hidup. Kita akan bergairah dan memiliki determinasi yang tinggi dalam mencapai cita-cita kita.

Orang yang biasa berdalih tidak akan mengambil pelajaran dari kesalahan dan kegagalan, kerena dia sudah siap untuk berdalih lagi.

Tidak akan ada keberhasilan tanpa tindakan. Tidak akan tindakan tanpa keberanian. Jadi tidak akan keberhasilan tanpa keberanian. Sukses sejalan dengan keberanian.

Jika wawasan Anda akan semakin luas, Anda akan menemukan jalan-jalan baru untuk meraih sukses. Insya Allah dalam waktu yang tidak lama ketakutan pada diri Anda akan hilang.

Jangan takut menambah saingan dengan membina orang lain, rezeki Allah begitu melimpah di bumi ini. Dan Allah telah menetapkan rezeki bagi setiap makhluk-Nya bahkan hewan melata sekalipun.


http://fatihmu.blogspot.com/2009_12_01_archive.html

Ketakutan

>>>> Menghilangkan Ketakutan>>>>


Ketakutan-ketakutan akan membatasi Anda untuk melakukan berbagai hal yang sangat berarti bagi Anda.

Mulailah sekarang juga untuk melangkah, menuju tujuan Anda meskipun selangkah demi selangkah tetapi akan membawa Anda ke tujuan, asal arah yang Anda tempuh benar.

Mimpi memang sangat perlu untuk memelihara gairah hidup dan kemajuan, tetapi mimpi tanpa disertai tindakan hanyalah seperti pepesan kosong belaka.

Aplikasi atau tindakanlah yang membuat orang sukses, tentu saja setelah mimpi yang tinggi dan ilmu yang mencukupi.

Bagaimanapun mimpi yang bernilai tinggi otomatis memerlukan pengorbanan yang tinggi pula dan kerja yang terfokus.

Diam tidak pasti, bertindak tidak pasti, kalau begitu mendingan kita bertindak.

Semakin berkerja keras kita, semakin beruntung kita. Apalagi jika niat kita lurus, tidak ada kerja keras kita yang sia-sia. Allah Mahatahu, sehingga pasti akan tahu apa yang terbaik bagi kita, termasuk mungkin kita harus lebih banyak berusaha.

Sedetik waktu terlewat, tidak akan pernah bisa kembali. Maka jangan sia-siakan waktu yang kita miliki.

Sesungguhnya waktu adalah hidup, dan hidup sendiri adalah menjalani waktu. Sejauh mana Anda menghargai waktu, berarti sejauh itulah Anda menghargai hidup Anda.

Bekerjalah sebaik mungkin, pikirkan berbagai kemungkinan yang terjadi, sehingga jika kemungkinan tersebut datang kita sudah siap. Bisa saja esok akan lebih sulit.

Ketidakpastian selalu menyertai kita, jangan lari, percuma. Yang perlu dilakukan ialah gunakanlah kreatifitas Anda untuk mencari solusi-solusi baru dan tetaplah semangat untuk
mengaplikasikan solusi-solusi tersebut.

Mungkin saja setiap masalah dan tantangan yang kita anggap sulit itu masih ada solusinya, namun belum terpikirkan oleh kita.

Hindarilah membatasi diri Anda, pikiran-pikiran Anda, atau mimpi-mimpi Anda, sebab, apa yang kita lakukan atau apa yang kita buat esok hari tidak pernah terpikirkan hari ini.

Manusia sudah diberi kemampuan untuk berkreasi.

Tidak ada waktu yang lebih baik selain sekarang untuk memulai hidup yang baik. Anda tidak perlu untuk menciptakan ulang kehidupan anda di waktu yang sudah lewat. Mulailah meskipun hanya dengan satu langkah, yang penting anda memulai, jangan ditunda untuk besok.

Jika Anda ingin beruntung, persiapkan diri Anda dengan membina sikap Anda dan membekali diri dengan berbagai keterampilan yang memadai.

Anak bebek akan bertingkah seperti ayam saat menganggap dirinya ayam. Sebaliknya anak bebek bertingkah laku sebagai mana bebek lainnya saat dia sadar kalau dia itu bebek. Fenomena ini juga berlaku pada manusia, dia akan bertingkah sesuai dengan anggapan pada dirinya sendiri.

Sekali kita underestimate terhadap diri sendiri, kita akan rugi, karena potensi kita akan terkungkung oleh batas yang terlalu sempit dibandingkan dengan batas yang sebenarnya.


Cacat atau kekurangan lainnya mem ang akan membatasi kebebasan kita di suatu sisi. Namun kebebasan itu banyak dan bermacam-macam, jika salah satu kebebasan kita terpenjara, kita masih bisa mencari kebebasan yang lainnya.

Jangan menganggap diri kita tidak mampu sebelum mencoba, belajar, dan berlatih.

Kita memiliki keunikan masing-masing yang dapat menjadi keunggulan kita masing-masing.

Jika Anda belum merasa memiliki keunggulan saat ini, mungkin Anda belum memiliki semangat yang tinggi dan motivasi yang kuat dalam rangka menggali potensi Anda. Untuk meraih keunggulan lebih tinggi kita memerlukan bantuan orang lain.

Dalam mengahadapi perubahan dan untuk menjadi manusia unggul ada satu jalan yang tidak boleh tidak harus kita lakukan, yaitu selalu memperbaiki diri terus-menerus.

Allah SWT memerintahkan kita untuk mau berpikir tentang penciptaan-Nya yang begitu menakjubkan, rumit, dan kompleks. Namun semua itu telah Allah SWT tundukan untuk kita. Ini sebagai tanda bahwa manusia memiliki kemampuan (dari Allah) untuk menundukan apa yang ada di langit dan di bumi.

Mengevaluasi apa yang kita lakukan dan semua pencapaian kita. Apapun hasilnya akan menjadi fondasi kuat untuk kehidupan kita dimasa mendatang yang lebih baik.

Lalui kesulitan dan betakwalah, maka kemudahan pun akan datang.

http://fatihmu.blogspot.com/2009_12_01_archive.html

Fokuskan niat anda

Kita tahu bahwa rahasia terbesar orang sukses adalang niat.Jadi mari kita kupas apasih arti niat itu.Niat adalah suatu keinginan melakukan sesuatu.Mengapa niat diperlukan. ?.Sebagai contoh ; orang yang hendak membeli sesuatu misalnya mau beli baju,pasti dia sebelum berangkat ketoko pasti sudah punya niat membeli,tapi setelah sampai disana ternyata di tengah jalan ia melihat sebuah perhiasan yg indah,dan ia pun membeli perhiasan itu,dan ia pun gak jadi beli baju karena uangnya dah habis untuk beli perhiasan. Kira-kira apa penyebab rusaknya niat tadi.Karena tidak kuatnya niat orang tersebut,dan ia tidak fokus,sehingga ia tergoda ditengah jalan.Nah anda jangan seperti itu,usahakan fokuskan niat anda pada suatu keinginan tersebut,jangan sampai semua itu rusak gara-gara anda tergoda dengan sesuatu yg lain.Contoh anda berniat jualan bakso,anda harus fokuskan pada jualan bakso,bagaimana kita bikin ciri khas,cara meledakkan pengunjung,jangan hanya karena anda mengalami sedikit kerugian anda sudah mengeluh,dan mencari usaha lain.Anda belum tamat,anda harus terus lanjutkan,mungkin anda harus buat terobosan baru,kenapa bisa rugi,apa mungkin perlu sedikit perubahan,bisa pelayananya,ato cara menikmati bakso itu,dan dengan cara-cara lain yang menurut anda jitu.Untuk itu segera fokuskan niat anda,dan raih kesuksesan anda.Good luck

http://fatihmu.blogspot.com/2009

Lirik Nasyid Senandung Madani - Langkahku

>>>>> Senandung Madani - Langkahku >>>>>

Langkah demi langkah
Kuayun menggapai maghfiroh
Rasa penyesalan
Mengusik perasaan

Disini dikeheningan
Aku rindukan ampunan
Walaupun seluas membentang
Dosa yang telah pernah kulakukan

Tuhanku janganlah Kau biarkan aku
Tersiksa jiwa tanpa pengampunan Mu
Tuhanku janganlah Kau biarkan aku
Terasa hampa tanpa pengampunan Mu

Walaupun hanya sesaat
Waktu yang Kau beri
Ku ingin akhir hidupku
Jalan yang Engkau Ridhoi

Mutiara Kata

Sungguh beruntung pemuda-pemuda yang menjaga dan menggunakan masa mudanya untuk taat kepada Allah dan tetap berpegang teguh kepada prinsip-prinsip Islam, apalagi ditengah badai fitnah zaman yang luarr biasa, Smoga akan mendapatkan naungan(perlindungan) dari Allah pada hari yang tiada naungan selain naungan-Nya.

Sabtu, 26 Mei 2012

Hati Yang Mati


“Di antara tanda-tanda hati yang mati, ialah tidak ada rasa sedih, apabila telah kehilangan kesempatan untuk melaku­kan taat kepada Allah, tidak juga menyesal atas perbuatan (kelalaian) yang telah dilakukannya. “

Hati yang di dalamnya hidup keimanan akan merasa sedih apabila iman dan taat itu hilang daripadanya. Hati yang beriman itu sangat menyesal apabila melakukan maksiat. Hati sangatlah senang apabila ia telah melaksanakan ketaatan.

Perbuatan manusia yang dikendalikan oleh hati yang beriman pasti selalu menjurus kepada ketaatan dan bergegas meninggalkan kemaksiatan, sehingga hatinya tidak gelisah oleh dosa, dan jiwanya tidak resah oleh maksiat. Kejahatan yang selalu mencari peluang mendobrak benteng hati insan, mampu menghancur-luluhkan benteng itu, apabila pertahanan iman, yang menjaga benteng hati itu lemah.


Sebaliknya, benteng hati itu akan kokoh, walau dengan serbuan dan dobrakan apa pun, apabila iman yang menjadi perisai di dalamnya kokoh kuat bagaikan batu karang di tengah samudera. Seorang hamba mukmin akan terus menerus mencegah masuknya kemaksiatan dan kekotoran di dalam hatinya, membentenginya dengan amal ibadah. Ia harus merasa susah dihinggapi dosa dan gembira apabila melakukan kebaikan. Dalam sebuah Atsar, “Barangsiapa merasa senang menjalankan kebaikan, dan merasa sedih menjalankan kejahatan, maka ia adalah orang beriman.” Sebaliknya, hati yang suka dihinggapi kotoran kemaksiatan, tidak merasa sedih menjalankan perbuatan maksiat dan kotoran jiwa, maka itulah hati yang mati dan buta. Tanda Allah Ta’ala rida terhadap seorang hamba maka hatinya terang benderang menerima kebaikan, dan mampu menghindari maksiat.

Kearifan hati itu dapat dilihat dari perbuatan manusia dalam hidupnya. Hati yang hidup dan arif nampak pada wajah pemiliknya. Cahaya wajah dan perilaku seperti mimik pada raut wajah pemilik, hati yang jauh dari dosa dalam bentuk maksiat, akan tampak dalam pembicaraan. Ucapan seseorang terkias dengan jelas dalam setiap susunan kata-katanya. Hati yang terbuka oleh iman akan menunjukkan bunyi pada kalimat yang diucapkan seseorang. Halus, jujur, ikhlas dan tidak berbelit. Sebaliknya, hati yang hitam tertutup oleh noda akan terbias dari semua kalimat yang diucapkan, takbisa ditutup­-tutup. Itu semua adalah gambaran tentang hati orang beriman. Hati yang beriman adalah hati yang hidup, sedang hati yang jauh dari keimanan adalah hati yang mati. Hati yang hidup oleh keimanan menumbuhkan kebaikan dan ketaatan, hati yang tertutup dari keimanan akan menumbuhkan kejelakan dan kemaksiatan.

Sahabat Ibnu Mas’ud mengatakan, “Orang yang benar-benar beriman, ketika melihat dosa-dosanya, seperti ia sedang duduk di bawah gunung. Ia kuatir kalau-kalau puncak gunung itu jatuh menimpanya. Adapun orang munafik, ia memandang dosa-dosanya seperti menghalau lalat di ujung hidungnya.”

Orang beriman selalu memandang dosa dan kesalahan yang pernah ia perbuat, seperti beban yang sangat berat rasanya, ia kuatir dosa dan kesalahan akan membawa akibat yang sangat jelek, serta menyiksa di hari akhirat. Ia sangat berhati-hati. Kehati-hatian seperti ini adalah cahaya iman yang masih bertahta dalam hatinya.

Adapun orang munafik menganggap dosa dan kesalahan yang pernah diperbuatnya, dengan anggapan bahwa dosa-dosa dan kesalahan tidak mampu meruntuhkan kedudukannya atau merusak dan menganiayanya, oleh karena ia menganggap dosa sangat enteng baginya, tidak berarti apa-apa. Seperti mengusir lalat dari ujung hidungnya saja. Perasaan seperti itu adalah perasaan orang-orang munafik yang tidak mempedulikan kadar Iman dan Islam dalam membentuk pribadi manusia.

Sekali lagi peranan hati yang penuh dengan hiasan iman dalam mem­bentuk manusia Muslim sangat mempengaruhi bagi perkembangan tingkah laku manusia. Apakah ia suka kepada maksiat, atau ketaatan. Dua perbuatan yang saling bertentangan ini memang bertahta dalam diri rnanusia. Hanya iman dan ketaatan saja yang nampu memberi arah kepada manusia untuk memilih perbuatan mana yang diridai Allah dan perbuatan mana yang dimurkai-Nya. Banyak hal yang perlu dipelajari oleh anak Adam tentang hatinya sendiri, sebab suatu saat hati bisa putih dan terang benderang, terbuka dan hidup di saat lain hati bisa hitam pekat tertutup rapat-rapat dan mati.

Waspadalah terhadap hatimu sendiri, agar iman tetap bertahta di dalamnya‘ waspada pula terhadap Pengaruh dari luar dirimu sedang bersemi di hatimu tumbuh berkembang dan selalu dalam ketakutan. Tidak terpengaruh oleh godaan setan yang selalu mencari peluang untuk mengelabui iman yang ada dalam sanubarimu


http://www.komtas-mtakorea.com/2011/03/hati-yang-mati.html

DOA MOHON DIBUKAKAN HATI UNTUK BERTAAT DAN MENJAUHI MAKSIAT

اَللَّهُمَّ اِنِّى أَسْأَلُكَ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ، وَتَرْكَ الْمُنْكَرَاتِ وَحُبَّ الْمَسَاكِيْنِ، وَأَنْ تَغْفِرَلِى وَتَرْحَمَنِى . وَاِذَاأَرَدْتَ بِقَوْمٍ فِتْنَةً فَتَوَفَّنِى غَيْرَمَفْتُوْنٍ وَأَسْأَلُكَ حُبَّكَ وَحُبَّمَنْ يُحِبُّكَ وَحُبَّ عَمَلٍ يُقَرِّبُنِى إِلَىحُبِّكَ

Artinya :

Ya Allah, aku mohon kepada-Mu terbuka hati untuk berbuat kebajikan dan menjauhi kemungkaran menyukai orang-orang mukmin dan mengharapkan kasih sayang-Mu dan keampunan-Mu. Apabila Engkau menimpakan sesuatu ujian kepada satu golongan ummat, maka hindarkanlah aku dari tertimpanya ujian itu. Aku tetap mohon kasih sayang-Mu dan kasih sayang kepada orang-orang yang suka kepada-Mu dan menyukai orang-orang yang mendekatkan diri kepada-Mu

Diambil dari buku “Risalah Doa Mujarab” oleh Hafidz Bahtiar, Penerbit Apollo Surabaya

Keutamaan Menghindari Maksiat



Setiap hari kita tenggelam dalam kenikmatan yang dilimpahkan oleh Ar-Rahman. Nikmat kesehatan, keamanan, ketenangan, rizki berupa makanan, minuman, pakaian, dan tempat tinggal. Belum lagi nikmat iman bagi ahlul iman. Sungguh, dalam setiap tarikan napas, ada nikmat yang tak terhingga. Dari mulai tidur, bangun dari tidur hingga tidur kembali, ada nikmat yang tiada terkira. Maka Maha Benar Allah Subhanahu wa Ta’ala ketika berulang-ulang menegaskan dalam surat Ar-Rahman:

فَبِأَيِّ آلاَءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

“Maka nikmat Rabb kalian yang manakah yang kalian berdua (bangsa jin dan manusia) dustakan?”

Nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang berlimpah ini semestinya dihadapi dengan penuh rasa syukur. Namun sangat disesali, hanya sedikit dari para hamba yang mau bersyukur:

َوَقَلِيْلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُوْرُ

“Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang mau bersyukur.” (Saba’: 13)

Kebanyakan dari mereka mengkufuri nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Atau malah mempergunakan nikmat tersebut untuk bermaksiat dan berbuat dosa kepada Ar-Rahman. Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kepada mereka banyak kebaikan namun mereka membalasnya dengan kejelekan.

Demikianlah keadaan anak manusia, setiap harinya selalu berbuat dosa. Kita pun tak luput dari berbuat dosa, baik karena tergelincir ataupun sengaja memperturutkan hawa nafsu dan bisikan setan yang selalu menggoda. Amat buruklah keadaan kita bila tidak segera bertaubat dari dosa-dosa yang ada dan menutupinya dengan berbuat kebaikan. Karena perbuatan dosa itu memiliki pengaruh yang sangat jelek bagi hati dan tubuh seseorang, di dunianya ini maupun di akhiratnya kelak.

Al-Imam Al-’Allamah Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullahu menyebutkan secara panjang lebar dampak negatif dari dosa. Beberapa di antaranya bisa kita sebutkan di sini sebagai peringatan:

1. Terhalang dari ilmu yang haq. Karena ilmu merupakan cahaya yang dilemparkan ke dalam hati, sementara maksiat akan memadamkan cahaya.
Tatkala Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullahu belajar kepada Al-Imam Malik rahimahullahu, Al-Imam Malik terkagum-kagum dengan kecerdasan dan kesempurnaan pemahaman Asy-Syafi’i. Al-Imam Malik pun berpesan pada muridnya ini, “Aku memandang Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memasukkan cahaya ilmu di hatimu. Maka janganlah engkau padamkan cahaya tersebut dengan kegelapan maksiat.”

Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullahu pernah bersajak:
شَكَوْتُ إِلَى وَكِيْعٍ سُوْءَ حِفْظِي
فَأَرْشَدَنِي إِلَى تَرْكِ الْمَعَاصِي
وَقَالَ اعْلَمْ بِأَنَّ الْعِلْمَ فَضْلٌ
وَ فَضْلُ اللهِ لاَ يُؤْتاَهُ عَاصِ

“Aku mengeluhkan jeleknya hafalanku kepada Waki’

Maka ia memberi bimbingan kepadaku agar meninggalkan maksiat

Ia berkata, “Ketahuilah ilmu itu merupakan keutamaan

dan keutamaan Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak diberikan kepada orang yang berbuat maksiat.” 1

2. Terhalang dari beroleh rizki dan urusannya dipersulit.
Takwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mendatangkan rizki dan memudahkan urusan seorang hamba sebagaimana firman-Nya:

وَ مَنْ يَّتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ

“Siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan bagi orang tersebut jalan keluar (dari permasalahannya) dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (Ath-Thalaq: 2-3)

وَمَنْ يَّتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا

“Siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” (Ath-Thalaq: 4)

Meninggalkan takwa berarti akan mendatangkan kefakiran dan membuat si hamba terbelit urusannya.
3. Hati terasa jauh dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan merasa asing dengan-Nya, sebagaimana jauhnya pelaku maksiat dari orang-orang baik dan dekatnya dia dengan setan.
4. Menggelapkan hati si hamba sebagaimana gelapnya malam. Karena ketaatan adalah cahaya, sedangkan maksiat adalah kegelapan.
Bila kegelapan itu bertambah di dalam hati, akan bertambah pula kebingungan si hamba. Hingga ia jatuh ke dalam bid’ah, kesesatan, dan perkara yang membinasakan tanpa ia sadari. Sebagaimana orang buta yang keluar sendirian di malam yang gelap dengan berjalan kaki.
Bila kegelapan itu semakin pekat akan tampaklah tandanya di mata si hamba. Terus demikian, hingga tampak di wajahnya yang menghitam yang terlihat oleh semua orang.

5. Maksiat akan melemahkan hati dan tubuh, karena kekuatan seorang mukmin itu bersumber dari hatinya. Semakin kuat hatinya semakin kuat tubuhnya. Adapun orang fajir/pendosa, sekalipun badannya tampak kuat, namun sebenarnya ia selemah-lemah manusia.
6. Maksiat akan ‘memperpendek‘ umur dan menghilangkan keberkahannya, sementara perbuatan baik akan menambah umur dan keberkahannya.
Mengapa demikian? Karena kehidupan yang hakiki dari seorang hamba diperoleh bila hatinya hidup. Sementara, orang yang hatinya mati walaupun masih berjalan di muka bumi, hakikatnya ia telah mati. Oleh karenanya Allah Subhanahu wa Ta’ala menyatakan orang kafir adalah mayat dalam keadaan mereka masih berkeliaran di muka bumi:

أَمْوَاتٌ غَيْرُ أَحْيَاءٍ

“Mereka itu adalah orang-orang mati yang tidak hidup.” (An-Nahl: 21)

Dengan demikian, kehidupan yang hakiki adalah kehidupan hati. Sedangkan umur manusia adalah hitungan kehidupannya. Berarti, umurnya tidak lain adalah waktu-waktu kehidupannya yang dijalani karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, menghadap kepada-Nya, mencintai-Nya, mengingat-Nya, dan mencari keridhaan-Nya. Di luar itu, tidaklah terhitung sebagai umurnya.
Bila seorang hamba berpaling dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menyibukkan diri dengan maksiat, berarti hilanglah hari-hari kehidupannya yang hakiki. Di mana suatu hari nanti akan jadi penyesalan baginya:

يَا لَيْتَنِي قَدَّمْتُ لِحَيَاتِي

“Aduhai kiranya dahulu aku mengerjakan amal shalih untuk hidupku ini.” (Al-Fajr: 24)

7. Satu maksiat akan mengundang maksiat lainnya, sehingga terasa berat bagi si hamba untuk meninggalkan kemaksiatan.
Sebagaimana ucapan sebagian salaf:
“Termasuk hukuman perbuatan jelek adalah pelakunya akan jatuh ke dalam kejelekan yang lain. Dan termasuk balasan kebaikan adalah kebaikan yang lain. Seorang hamba bila berbuat satu kebaikan maka kebaikan yang lain akan berkata, ‘Lakukan pula aku.’ Bila si hamba melakukan kebaikan yang kedua tersebut, maka kebaikan ketiga akan berucap yang sama. Demikian seterusnya. Hingga menjadi berlipatgandalah keuntungannya, kian bertambahlah kebaikannya. Demikian pula kejelekan….”

8. Maksiat akan melemahkan hati dan secara perlahan akan melemahkan keinginan seorang hamba untuk bertaubat dari maksiat, hingga pada akhirnya keinginan taubat tersebut hilang sama sekali.
9. Orang yang sering berbuat dosa dan maksiat, hatinya tidak lagi merasakan jeleknya perbuatan dosa. Malah berbuat dosa telah menjadi kebiasaan.
Dia tidak lagi peduli dengan pandangan manusia dan acuh dengan ucapan mereka. Bahkan ia bangga dengan maksiat yang dilakukannya.
Bila sudah seperti ini model seorang hamba, ia tidak akan dimaafkan, sebagaimana berita dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

كُلُّ أُمَّتِي مُعَافًى إِلاَّ الْمُجَاهِرِيْنَ، وَإِنَّ مِنَ الْمُجَاهَرَةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ بِاللَََّيْلِ عَمَلاً ثُمَّ يُصْبِحَ وَقَدْ سَتَرَهُ اللهُ عَلَيْهِ فيَقُوْلُ: يَا فُلاَنُ، عَمِلْتُ الْبَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا. وَقَدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ، وَيُصْبِحُ يَكْشِفُ سِتْرَ اللهِ عَنْهُ

“Setiap umatku akan dimaafkan kesalahan/dosanya kecuali orang-orang yang berbuat dosa dengan terang-terangan. Dan termasuk berbuat dosa dengan terang-terangan adalah seseorang melakukan suatu dosa di waktu malam dan Allah menutup perbuatan jelek yang dilakukannya tersebut2 namun di pagi harinya ia berkata pada orang lain, “Wahai Fulan, tadi malam aku telah melakukan perbuatan ini dan itu.” Padahal ia telah bermalam dalam keadaan Rabbnya menutupi kejelekan yang diperbuatnya. Namun ia berpagi hari menyingkap sendiri tutupan (tabir) Allah yang menutupi dirinya.” (HR. Al-Bukhari no. 6069 dan Muslim no. 7410)

10. Setiap maksiat yang dilakukan di muka bumi ini merupakan warisan dari umat terdahulu yang telah dibinasakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Perbuatan homoseksual adalah warisan kaum Luth.
Mengambil hak sendiri lebih dari yang semestinya dan memberi hak orang lain dengan menguranginya, adalah warisan kaum Syu’aib.
Berlaku sombong di muka bumi dan membuat kerusakan adalah warisan dari kaum Fir’aun.
Sombong dan tinggi hati adalah warisan kaum Hud.

11. Maksiat merupakan sebab dihinakannya seorang hamba oleh Rabbnya.
Bila Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menghinakan seorang hamba maka tak ada seorang pun yang akan memuliakannya.

وَمَنْ يُهِنِ اللهُ فَمَا لَهُ مِنْ مُكْرِمٍ

“Siapa yang dihinakan Allah niscaya tak ada seorang pun yang akan memuliakannya.” (Al-Hajj: 18)

Walaupun mungkin secara zhahir manusia menghormatinya karena kebutuhan mereka terhadapnya atau mereka takut dari kejelekannya, namun di hati manusia ia dianggap sebagai sesuatu yang paling rendah dan hina.

12. Bila seorang hamba terus menerus berbuat dosa, pada akhirnya ia akan meremehkan dosa tersebut dan menganggapnya kecil. Ini merupakan tanda kebinasaan seorang hamba.
Karena bila suatu dosa dianggap kecil maka akan semakin besar di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Al-Imam Al-Bukhari rahimahullahu dalam Shahih-nya (no. 6308) menyebutkan ucapan sahabat yang mulia Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu:

إِنَّ الْمُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوْبَهُ كَأَنَّهُ قَاعِدٌ تَحْتَ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعَ عَلَيْهِ، وَإِنَّ الْفَاجِرَ يَرَى ذُنُوْبَهُ كَذُبَابٍ مَرَّ عَلَى أَنْفِهِ فَقَالَ بِهِ هَكَذَا

“Seorang mukmin memandang dosa-dosanya seakan-akan ia duduk di bawah sebuah gunung yang ditakutkan akan jatuh menimpanya. Sementara seorang fajir/pendosa memandang dosa-dosanya seperti seekor lalat yang lewat di atas hidungnya, ia cukup mengibaskan tangan untuk mengusir lalat tersebut.”

13. Maksiat akan merusak akal. Karena akal memiliki cahaya, sementara maksiat pasti akan memadamkan cahaya akal.
Bila cahayanya telah padam, akal menjadi lemah dan kurang.
Sebagian salaf berkata: “Tidaklah seseorang bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala hingga hilang akalnya.”
Hal ini jelas sekali, karena orang yang hadir akalnya tentunya akan menghalangi dirinya dari berbuat maksiat. Ia sadar sedang berada dalam pengawasan-Nya, di bawah kekuasaan-Nya, ia berada di bumi Allah Subhanahu wa Ta’ala, di bawah langit-Nya dan para malaikat Allah Subhanahu wa Ta’ala menyaksikan perbuatannya.

14. Bila dosa telah menumpuk, hatipun akan tertutup dan mati, hingga ia termasuk orang-orang yang lalai. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوْبِهِمْ مَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ

“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka.” (Al-Muthaffifin: 14)

Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu berkata menafsirkan ayat di atas: “Itu adalah dosa di atas dosa (bertumpuk-tumpuk) hingga mati hatinya.”3

15. Bila si pelaku dosa enggan untuk bertaubat dari dosanya, ia akan terhalang dari mendapatkan doa para malaikat. Karena malaikat hanya mendoakan orang-orang yang beriman, yang suka bertaubat, yang selalu mengikuti Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

الَّذِيْنَ يَحْمِلُوْنَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُوْنَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُوْنَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُوْنَ لِلَّذِيْنَ آمَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِيْنَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيْلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيْمِ. رَبَّنَا وَأَدْخِلْهُمْ جَنَّاتِ عَدْنٍ الَّتِي وَعَدْتَهُمْ وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ. وَقِهِمُ السَّيِّئَاتِ وَمَنْ تَقِ السَّيِّئَاتِ يَوْمَئِذٍ فَقَدْ رَحِمْتَهُ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ

“Malaikat-malaikat yang memikul Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Rabb mereka dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman, seraya berucap, ‘Wahai Rabb kami, rahmat dan ilmu-Mu meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan-Mu dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala. Wahai Rabb kami, masukkanlah mereka ke dalam surga Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang shalih di antara bapak-bapak mereka, istri-istri mereka, dan keturunan mereka semuanya. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha memiliki hikmah. Dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. Orang-orang yang Engkau pelihara dari pembalasan kejahatan pada hari itu maka sungguh telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang besar’.” (Ghafir: 7-9)

Demikian beberapa pengaruh negatif dari perbuatan dosa dan maksiat yang kami ringkaskan dari kitab Ad-Da`u wad Dawa`, karya Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullahu hal. 85-99. Semoga dapat menjadi peringatan.
Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab.

Sumber: http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150207397735210

Read more: http://miripan.blogspot.com/2012/01/inilah-keutamaan-menghindari-maksiat.html#ixzz1vvbtw9XJ

Kamis, 17 Mei 2012

Lirik Nasyid Doaku - Ali

>>>>> Doaku >>>>>

Mohon dengarkan Aku malam ini
Untuk ringankan langkah kaki
Dengarkan.

Doaku semoga aku tak terlambat memberi yang terbaik dari hidupku
Semoga Kau terima semua ibadahku
Masukkanlah diriku untuk kekal di SurgaMu

Mohon pilihkan dari yang kupinta
Pilih yang terbaik untukku
Doaku...

Doaku semoga Aku tak terlambat
Memberi yang terbaik dari hidupku

Semoga Engkau terima semua ibadahku
Masukkanlah diriku untuk kekal di Surga-Mu


>>>>> Untaian Hadist >>>>>

Nabi Muhammad SAW bersabda:"Kewaspadaan dan kehati-hatian itu tidak ada gunanya menghadapi takdir. Doa itu berguna untuk mengantisipasi musibah yang turun maupun yang belum turun. Sesungguhnya musibah itu ketika sedang turun akan dihadapi oleh doa dan keduanya saling berusaha mengalahkan sampai hari kiamat.
"Tak ada yang menolak takdir kecuali doa"Dia menjanjikan akan menolong orang yang berdoa kepadaNya dan janjiNya ini adalah pasti benar"...sun17/05/2012

Rabu, 16 Mei 2012

Lirik Nasyid Syaamil - Syukurku

>>>>>Syukurku - Syaamil >>>>>>

Selama sisa di dalam hidupku
Ingin slalu ada di jalanMu
Meski ku tertatih Hadapi sgala cobaan

Reff : Ya Allah ampuni sgala dosa hamba
Ya Allah ampuni bila aku lupa
Syukurku tak cukup apa yang terucap
Nikmatmu sungguh indah

Karnamu ku terlahir ke dunia
Nikmati sgala yang tlah Kau berikan
Ampunilah bila syukurku Terhapus waktu...

Selasa, 15 Mei 2012

Lirik Nasyid Syaamil - TEGAR

>>>>> Tegar >>>>>>

Mataharipun tlah bersinar dihidupku
Hilang satu persatu kecemasanku trauma hidupku

Reff :

Bila kuingat semua yang pernah terjadi
Biar biarlah saja tak mau aku terbelenggu

Aku bisa tegar karena-Mu
Bisa berpikir hidup ini indah
Meski tertatih terhempas-hempas
Namun kucoba bertahan
Terima kasih tlah membuatku kuat
Sampai detik ini kumampu tersenyum

Kutak mau hidup dimasalalu
Jalan hidupku masih terbentang panjang

Senin, 07 Mei 2012

Lirik Film Cinta di Ujung Sajadah - bestari

>>>>>Cinta di Ujung Sajadah>>>>>

jejak-jejak cinta di ujung sajadah
Membawaku kepada cahaya
Jejak-jejak cinta tanpa dosa
Membawaku padamu


Reff :
Allah,,,,Maafkanlah Hingga di usia seperti ini
Ku masih mengeja arti cinta
Di hamparan sajadah

Cinta di ujung sajadah
Ketika hamba kehilangan arah
Rindukan cinta yang tak kenal salah
Cinta... tanpa hawa dunia...

Cinta di ujung sajadah
Membawa hati mendekat padamu
semata cinta di ujung sajadah
Cinta seluas samudra