Tampilkan postingan dengan label cerita hikmah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cerita hikmah. Tampilkan semua postingan

Minggu, 26 Agustus 2012

Kesabaran Yang Berbuah Manis

Diceritakan ada seorang anak yang menceritakan keluh kesah nya kepada sang ayah.

"Ayah , kenapa aku harus belajar dengan keras untuk mendapatkan nilai yang bagus? sedangkan teman-teman ku hanya dengan menyontek mereka bisa mendapatkan nilai bagus dengan sangat mudah.Ayah kenapa aku harus bekerja membersihkan rumah, sedangkan
teman-temanku tinggal menyuruh pembantu untuk membersihkannya.Ayah, teman-temanku bisa membeli sesuatu yang diinginkannya tanpa harus menabung, tidak seperti aku.Dan aku harus menjaga lisanku untuk tidak menyakiti, sedangkan temanku enak saja berbicara sampai aku sakit hati.Dan aku juga sangat capek, karena aku harus menjaga sikapku untuk menghormati teman-temanku, sedangkan teman-temanku seenaknya saja bersikap kepadaku.Aku capek ayah,aku capek menahan diri.Aku ingin seperti mereka.Mereka terlihat senang.Dan aku ingin bersikap seperti mereka ayah."

Sang anak mulai menangis.
Kemudian sang ayah hanya tersenyum dan mengelus kepala anaknya sambil berkata,

"Anakku,ayo ikut ayah.Ayah akan menunjukan sesuatu kepadamu."

Lalu sang ayah menarik tangan sang anak, kemudian mereka menelusuri sebuah jalan yang sangat jelek.Banyak duri, serangga , lumpur dan ilalang.Lalu sang anak pun mulai mengeluh.

"Ayah, mau kemana kita? aku tidak suka jalan ini.Lihat sepatuku, jadi kotor.Kakiku luka karena tertusuk duri, badanku dikelilingi oleh serangga , berjalan pun susah karena ada banyak ilalang.Aku benci jalan ini ayah."

Sang ayah hanya diam.Dan akhirnya mereka sampai pada sebuah telaga yang sangat indah.Airnya sangat jernih dan segar.Ada banyak kupu-kupu, bunga-bunga yang cantik dan pepohonan yang rindang.

"Waahh ! Tempat apa ini ayah? Aku suka tempat ini."

Sang ayah hanya diam dan duduk dibawah pohon yang rindang beralaskan rerumputan hijau.

"Kemarilah anakku! ayo duduk disamping ayah."

Ujar sang ayah.Lalu anaknya pun ikut duduk disamping ayahnya.

"Anakku, taukah kau mengapa tempat ini begitu sepi? padahal tempat ini begitu indah."

"Tidak tau ayah.Memangnya kenapa?"

"Itu karena orang-orang tidak mau menelusuri jalan yang jelek tadi.Padahal mereka tau ada telaga disini.Tetapi mereka tidak bisa bersabar dalam menelusuri jalan itu."

"Ohh, berarti kita orang yang sabar ya yah."

"Nah, akhirnya kau mengerti.", kata sang ayah.

" Mengerti apa? aku tidak mengerti." , kata sang anak.Kemudian sang ayah berkata,

"Anakku, butuh kesabaran dalam belajar, butuh kesabaran dalam bersikap baik , butuh kesabaran dalam kejujuran dan butuh kesabaran dalam setiap kebaikan agar kita mendapat kebenaran seperti jalan yang tadi.Bukankah kau harus sabar saat duri melukai kakimu.Dan kau harus sabar saat lumpur mengotori sepatumu.Kau harus sabar melewati ilalang dan kau pun harus sabar saat dikelilingi serangga.Dan akhirnya semuanya terbayar kan? Ada telaga yang sangat indah.Seandainya kau tidak sabar, apa yang kau dapat? kau tidak akan mendapat apa-apa anakku.Oleh karena itu bersabarlah."

"Tapi ayah, tidak mudah untuk bersabar." , kata sang anak.

"Aku tau! Oleh karena itu ada ayah yang menggenggam tanganmu agar kau tetap kuat.Begitu pula hidup.Ada ayah dan ibu yang akan terus berada disampingmu agar saat kau jatuh , kami bisa mengangkatmu.Tapi ingatlah anakku, ayah dan ibu tidak selamanya bisa mengangkatmu dikala kau jatuh.Suatu saat nanti kau harus bisa berdiri sendiri.Maka jangan pernah kau gantungkan hidupmu pada orang lain.Jadilah dirimu sendiri.Seorang pemuda yang kuat, yang tetap tabah karena kau tau ada Tuhan disampingmu.Maka kau akan dapati dirimu tetap berjalan, menyusuri kehidupan, saat yang lain memutuskan untuk berhenti dan pulang."

Kamis, 09 Agustus 2012

bahkan jantung kita pun bukan milik kita

Di tengah-tengah sebuah training yang saya ikuti, sang trainer memberikan arahannya.

"Letakkan kedua tangan kalian di dada kalian masing-masing!" seorang trainer memulai instruksinya.
"Letakkan, trus, dan rapat hingga kalian merasakan detak jantung kalian masing-masing!" lanjut beliau.

Aku pun menuruti kata-katanya, kuletakkan kedua tanganku perlahan ke atas dadaku.

Kucari-cari sebentar, dan akhirnya terasalah detak jantungku.

Aku pun menunggu instruksi selanjutnya.

"Letakkan dan rasakan detak jantung Anda..!!" begitu instruksi beliau, "Jika sudah terasa, sekarang katakan kepada jantung Anda, Berhenti..!!"

Aku pun agak bingung dengan instruksi tersebut namun tak urung kulakukan juga.

"Katakan, dan perintahkan kepada jantung Anda untuk berhenti!, katakan pada ia untuk berhenti!!"

"Tidak mungkin!!' teriakku dalam hati, "Tidak mungkin bisa!!"

entah, apakah trainer tersebut mendengar apa yang kami rasakan, ia pun melanjutkan kata-katanya..

"Lihatlah.. rasakanlah..!! bahkan jantung kita pun bukan milik kita...!!",

Seketika itu pula, Degg, diri ini kontan tersadar apa maksud dari semua ini.

Ya Rabb,begitu sering diri ini lupa, bahkan jantung, apa yang ada di dalam diri kita ini sekalipun.. bukan milik kita.

***

Ah, padahal begitu sering kita merasa bahwa kita ada diatas segala-galanya.

Seringkali manusia memandang orang lain lebih rendah, lebih buruk, lebih jelek, ataupun pandangan-pandangan yang semacamnya. Sering kali pula manusia merasa sangat berkuasa, seolah-olah hidup dan mati orang lain berada di tangannya, tanpa sadar bahwa hidupnya sendiri sekalipun, atau bahkan tubuh nya sendiri pun, bukanlah miliknya...

Seorang teman bercerita tentang dirinya.

Ia seorang mahasiswa di Ilmu komputer.

Pernah suatu ketika, ia sedang menyelesaikan sebuah tugas program yang dirasa cukup sulit.

Saking sulitnya seolah-olah tak banyak dari teman sekelasnya yang bisa mengerjakan.
Ketika ia benar-benar selesai mengerjakan program tersebut, entah karena gembira atau apa, ia pun langsung ber pekik, "Saya Pintar..!!"

Kontan teman disebelahnya langsung menepuk teman ini dengan keras. `Pak!!'Teman yang memukul ini pun berkata, "Kamu jangan sombong, apa yang kamu miliki ini tidak ada apa-apanya..!, ini semata-mata dari Allah SWT" Kontan teman yang satu ini pun terdiam, ia beristighfar...

Teman, akankah kita menunggu sebuah pukulan keras dari sang Pencipta untuk menyadarkan kita?

Sungguh, sekali-kali kita tidak akan dibiarkan dengan kesombongan kita..

Titanic, kapal terbesar di era awal abad ke 20. mampu mengangkut 3000 penumpang dari Inggris ke Amerika Serikat.

Memiliki teknologi tercanggih saat itu.

Sebuah contoh kesombongan ummat manusia dari perkataan pemiliknya,

"Jangankan tujuh samudera, bahkan Tuhan pun tidak akan mampu menenggelamkan kapal ini!"

Maka di sebuah malam yang dingin, di pelayaran perdananya, kapal ini menabrak sebuah gunung Es.

Kapal besar ini pun tenggelam membawa ribuan penumpangnya, beserta kesombongan yang dibawanya..

Begitulah ketika sang pencipta ingin menunjukkan kekuasaanNya atas manusia.

Untuk menyadarkan bahwa betapa kecil sebenarnya manusia.
Betapa lemah dan tak berdaya-nya seorang manusia.

Lantas jika begini, sampai kapan kita harus menunggu kehancuran karena kesombongan kita?

Akankah kita menunggu datangnya adzab untuk menyadarkan kita?

Paman saya pernah mengatakan, bahwa kehancuran manusia ada pada saat ia mulai sombong dengan apa yang dimilikinya.

Ketika manusia berada pada titik tersebut, maka Allah akan membalik keadaannya.

Sumber: Milis Airputih (airputih@yahoogroups.com)

Jumat, 27 Juli 2012

Apa Gunanya Membaca Al-Qur’an Jika tidak mengerti Artinya..??

Kadang kadang dalam pemikiran kita tiba tiba muncul sebuah pemikiran bahwa, membaca Al-Quran tidaklah berguna bila tidak mengerti apa artinya, Memang sih membaca Al-quran itu sebaiknya kita juga paham akan artinya dan sekarang kan sudah banyak tuh terjemahan Al-Quran, jadi kita baca Al-qurannya dan baca pula artinya, gampangkan.

Tetapi bila kita belum paham artinya dan tidak ada terjemahannya, janganlah kamu urngkan niatmu untuk membacanya karena membaca Al-Quran itu mendapatkan Pahala dan besar faedahnya,



Simak cerita berikut ini:

__________________________________________________________________
Ada seorang remaja bertanya kepada kakeknya:
“ Kakek, apa gunanya aku membaca Al qur’an, sementara aku tidak mengerti arti dan maksud dari Al qur’an yang kubaca “
Lalu si kakek menjawabnya dengan tenang:
“ Cobalah ambil sebuah keranjang batu ini dan bawa ke sungai, dan bawakan aku dengan sekeranjang air. “
Anak itu mengerjakan seperti yang diperintahkan kakeknya, tapi semua air yang dibawanya habis …sebelum ia sampai di rumah.

Kakeknya berkata :
“ Kamu harus berusaha lebih cepat “
Kakek meminta cucunya kembali ke sungai. Kali ini anak itu berlari lebih cepat, tapi lagi-lagi keranjangnya kosong (tanpa air) sebelum sampai di rumah.

Dia berkata kepada kakeknya
“ tidak mungkin bisa membawa sekeranjang air. Aku ingin menggantinya dengan ember “
“ Aku ingin sekeranjang air, bukan dengan ember “ Jawab kakek
Si anak kembali mencoba, dan berlari lebih cepat lagi. Namun tetap gagal juga. Air tetap habis sebelum ia sampai di rumah. Keranjang itu tetap kosong.
“ Kakek…ini tidak ada gunanya. Sia-sia saja. Air pasti akan habis di jalan sebelum sampai di rumah “
Kakek menjawab:
“ Mengapa kamu berpikir ini tidak ada gunanya? Coba lihat dan perhatikan baik-baik apa yang terjadi dengan keranjang itu “
Anak itu memperhatikan keranjangnya, dan ia baru menyadari bahwa keranjangnya yang tadinya kotor berubah menjadi sebuah keranjang yang BERSIH, luar dan dalam.
“ Cucuku, apa yang terjadi ketika kamu membaca Al Qur’an? Boleh jadi kamu tidak mengerti sama sekali. Tapi ketika kamu membacanya, tanpa kamu sadari kamu akan berubah, luar dan dalam. Itulah pekerjaan Allah dalam mengubah kehidupanmu.
Subhanallah..Tidak ada yang sia-sia ketika kita membaca Al Qur’an
Mari kita lebih sering lagi membacanya. Meski tanpa tahu artinya, namun tetap berusaha untuk memahami artinya yah..karena bagaimanapun juga lebih baik bila kita memahami arti dan kandungannya.

http://diaryislam.wordpress.com/tag/membaca-al-quran/

Minggu, 27 November 2011

Kebahagiaan Sejati Dari Kenikmatan di Balik Musibah

Kisah ini terjadi pada tahun 1950. Seorang pemimpin suatu fraksi di parlemen RI, semua keluarganya tinggal di Bandung. Untuk kelancaran tugas dan menempatkan pada lingkungan sosial yang kondusif bagi pendidikan anak-anaknya, ia memilih tinggal sendiri di rumah dinas Jakarta. Setiap Sabtu sore, ia pulang ke Bandung dan kembali lagi ke Jakarta pada hari Senin berikutnya.


Pada Sabtu sore –sebagaimana biasa– beliau bermaksud pulang ke Bandung dengan menumpang pesawat Dakota. Pesawat andalan anggota DPR Pusat pada era Orde Lama (Orla).Beliau telah membeli tiket pesawat, tetapi setibanya di Bandara Kemayoran, tiba-tiba ditegur oleh mahasiswi yang belum beliau kenal sebelumnya.
Pemudi itu menjelaskan bahwa ia baru saja menyelesaikan ujian akhir di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Jakarta, dia ingin segera pulang ke Bandung karena pada Sabtu malam akan melaksanakan akad nikah, tetapi saat itu ia kehabisan tiket pesawat. Dengan sangat terpaksa ia memohon dengan hormat kepada anggota Legislatif –sebagai orang yang sama-sama berasal dari Bandung– agar berkenan membantunya dengan memberikan tiket beliau itu kepadanya dengan diganti uang – supaya bisa melangsungkan ijab qabul dan pesta pernikahannya sesuai rencana.

Anggota parlemen itu tertegun sejenak. Beliau sadar bahwa hari Sabtu adalah kesempatan sekali seminggu untuk menjenguk dan berbagi (sharing) dengan keluarganya di Bandung, sementara itu beliau bisa merasakan betapa kesulitan yang dihadapi oleh gadis seusia putrinya itu. Seandainya putrinya sendiri mengalami peristiwa serupa, ia juga mengharapkan pertolongan yang sama. Akhirnya, dengan terpaksa, beliau memutuskan untuk menunda kepulangannya ke Bandung dan menyerahkan tiket pesawat kepada gadis tersebut.


Betapa bahagianya si gadis tak dikenal itu. Ia sebentar lagi akan merasakan peristiwa yang paling berkesan dalam kehidupan. Bersanding dengan kekasih, si belahan hati tanpa hambatan berarti. Ia mengatakan kepada sang bapak pejabat tadi, “Terima kasih, semoga Allah Swt membalas budi baik Bapak dengan kebaikan yang banyak. Jazakumullahu Khairan katsiran,” ujarnya. Meski agak sedikit masgul dan kecewa beliau pulang kembali ke rumah dinas di Jakarta.
Beberapa saat kemudian beliau duduk termenung di ruang depan rumah dinas seorang diri. Dalam hati beliau muncul sedikit sesal karena membayangkan kecemasan yang dialami keluarganya di Bandung. Melepaskan perasaan rindu dengan semua anggota keluarganya terhambat. Di saat bayangan kekecewaan berkecamuk dalam perasaannya, beliau tersentak dengan adanya berita yang tidak sengaja didengar dari radio RRI Jakarta yang mengabarkan bahwa pesawat terbang yang akan ditumpanginya tadi mengalami kecelakaan. Semua awak dan penumpangnya tewas seketika. “Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’un.” (Sesungguhnya kita milik Allah Swt dan sesungguhnya kepada-Nya kita kembali).

Entah, perasaan apa yang dirasakan dalam dadanya. Di satu sisi ia bersyukur karena batal pergi. Di sisi lain, ia sedih mengingat nasib gadis yang menggantikan tempat duduknya dalam pesawat naas tersebut. Ia baru percaya akan takdir Allah. Rupanya gadis yang bersikeras hati mengganti tiket beliau sekedar untuk menemukan suratan takdir dari Allah swt. “Astaghfirullah,” (aku mohon ampun kepada Allah), sahutnya berulang-ulang.

Ridho dengan yang Tidak Kita Suka
Jika direnungkan secara lebih cermat, berbagai peristiwa kehidupan ini, sesungguhnya terjadi di luar rencana kita. Kehidupan ini dengan berbagai dinamika dan fluktuasinya merupakan rahasia Tuhan. Karakteristik kehidupan ini terus berputar mentaati kekuatan fitri, laksana roda pedati dan timbul-tenggelam dan muncul-hilang. Ada peristiwa yang semula kita persepsikan sebagai kesedihan, kepahitan, kegetiran, tetapi didalamnya mengandung kebijaksanaan Tuhan (hikmah).
Pepatah bahasa Arab mengatakan: “Ad Dunya mazra’tul ilm” (dunia adalah ladang ilmu pengetahuan) . Romantika kehidupan sesungguhnya menyimpan berbagai pelajaran (madrastul hayah).

Ahli sastra Mesir Ahmad Syauqi Bek mengatakan: “Engkau dilahirkan ibumu dalam keadaan menangis (membayangkan carut marutnya kehidupan), sedangkan orang-orang di sekelilingmu tertawa (karena kedatangan anggota keluarga baru yang diharapkan membantu (mewarisi) tugas-tugas kehidupan..”

Seringkali kita tidak menginginkan sesuatu, namun di baliknya membawa keberuntungan. Menyakitkan memang, sesuatu yang tidak dihendaki terjadi pada diri kita. Tetapi, di antara yang mengantarkan kita ke surga adalah menerima dengan ridho keadaan yang tidak kita sukai. Karena, tiada kebahagiaan sejati melebihi dari kenikmatan di balik musibah. Uang gaji yang kita terima secara rutin dengan jumlah yang sudah kita ketahui, berbeda rasanya dengan uang yang kita peroleh secara tiba-tiba, ndilalah kersane Allah (terjadi karena kekuasaan Allah), sebagai efek dari amal saleh yang kita lakukan dengan keikhlasan.

Dalam pengalaman kehidupan sehari-hari, betapa banyak karunia Tuhan yang dianugerahkan kepada kita dengan bungkus yang tidak menyenangkan, tetapi di cela-celanya mengandung kebijaksanaan, kasih sayang Allah Swt. Blessing in Disguis (kebaikan terselubung) pepatah Bahasa Inggris, ini menunjukkan keterbatasan kita dalam memandang dan merancang masa depan. Kita lemah dalam membaca dan mengungkap misteri atau rahasia kehidupan di dunia ini. Di atas kita ada tangan-tangan ghaib yang bekerja secara canggih dengan perencanaan yang matang.

Oleh karena itu agama membimbing kita dengan salah satu ajarannya, konsep husnudz dzon (positif thingking) terhadap Tuhan pada setiap peristiwa yang terjadi. Allah Swt memiliki segala sifat kesempurnaan, kemuliaan dan jauh dari segala sifat kekurangan. Allah Swt bisa saja menghendaki sesuatu dan tidak menginginkan sesuatu, sesuai dengan keluasan ilmu-Nya.

Yakinlah bahwa Allah Swt itu bersifat rahman dan rahim. Semua surat dalam Al-Quran dimulai dengan ‘bismillahirrahmanir rahim’, sebagai indikasi sifat yang paling menonjol dalam diri-Nya adalah kasih dan sayang. Dia tidak menurunkan bencana kepada individu, suatu umat, secara kebetulan, tanpa berjalan sesuai dengan hukum sebab akibat (kausalitas) dalam sunnatullah (hukum sosial).


وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَى بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ
“Tidaklah Tuhanmu menghancurkan negeri secara semena-mena sedangkan penduduknya adalah orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Hud (11) : 117).
Dengan berbaik sangka kepada Tuhan, kepahitan, bencana, penderitaan, tekanan dan tantangan kehidupan, tidak membuat kita rapuh, stagnasi, berputus asa, kehilangan pegangan. Kegagalan, ketidakmapanan, justru kita persepsikan sebagai modal yang harus kita bayar untuk meraih sukses. Pepatah bahasa arab mengatakan: “Likulli mushibati fawaaidu.” (setiap bencana mengandung banyak manfaat).
Prasangka Baik


Cobalah direnungkan sejenak. Seandainya peristiwa naas pesawat terbang – yang akan membawanya, tidak beliau ketahui lewat berita tadi – apakah beliau akan menyadari kasih sayang Tuhan yang telah menghindarkannya dari malapetaka dan musibah dengan diurungkannya keberangkatannya itu? Kemungkinan besar tidak. Mungkin beliau akan tetap menyesal karena tidak dapat memenuhi kewajiban beliau terhadap keluarga.
Tetapi, setelah mengetahui semua kejadian itu berjalan sesuai dengan rencana suratan takdir-Nya, yang melepaskannya dari kematian, barulah beliau menyadari betapa nikmat, rahmat, keadilan dan kasih sayang Tuhan, yang terkandung di balik musibah. Setelah kejadian itu, ia telah meningkat menjadi manusia yang pandai bersyukur dan selalu memohon ampun atas sikap negative thinking (su’udzan) kepada Allah Swt selama ini.


Ajaran positive thinking kepada Allah swt yang dipahami, dihayati dan diamalkan seseorang, akan memiliki kecerdasan emosional (wujdaniyyah), perasaan (syu’uriyyah), spiritual (ruhiyyah) dalam memandang naik turunnya kehidupan.
Setiap menemukan hambatan, segera ia cari hikmahnya. Ia pandai mengambil pelajaran, yang bisa menambah kekayaan jiwa, memperkuat sandaran vertikal, memperkokoh stamina ruhani, sebagai aset (bekal) untuk meneruskan berbagai usaha menuju kesuksesan yang lebih besar dan selalu melibatkan-Nya.


Ketika orang lain tidak melihat secercah harapan, bagi orang yang melihat kejadian kehidupan dengan kacamata bening selalu terngiang-ngiang di dalam telinga batinnya akan janji Allah Swt. “Ingatlah, pertolongan Allah itu dekat.” (QS. Al Baqarah (2) : 214). “Sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Al Insyirah : 6).
Ayat Allah di atas menjelaskan kesulitan dengan isim ma’rifat (definitif) “al ‘usr”, sedangkan kemudahan memakai isim nakirah (infinitif) “yusr”, ini menunjukkan sesungguhnya setelah kesulitan yang sedikit itu akan ditemukan berbagai kemudahan.


Pesan penting berbaik sangka kepada Allah Swt sejatinya membangkitkan kelemahan jiwa, menyalakan spirit batin, menggerakkan potensi lahir dan batin kemudian dikerahkannya menuju kebangkitan kejiwaan. Dengan berbagai musibah yang melilit bangsa kita (udara, laut dan daratan), selayaknya menyadarkan kita untuk selalu intropeksi diri, dan meyakinkan diri kita sesungguhnya badai itu akan berlalu. Bencana adalah tangga yang mesti dilewati untuk mensucikan (tazkiyah), mendidik (tarbiyah), memandu (ta’lim), dan mendongkrak (tarqiyah) kualitas sikap mental dalam skala kehidupan individu, keluarga, masyarakat dan bangsa.

Wallahualam. .

tulisan dikirim oleh mulyono dilivio untuk milis kafemuslimah.
(Kafemuslimah.com)

Jumat, 22 April 2011

MENIKMATI SHOLAT

Suatu ketika Rosulullah menawarkan sayembara kepada Ali bin Abi Thalib dengan Hadiah SORBAN Beliau jika Ali bin Abi Thalib mampu sholat sunnah 2 rakaat dengan khusyu' tanpa mengingat apapun kecuali bacaan dan do'a sholatnya. Ali bin Abi Tholibpun menerima tawaran itu dan langsung melaksanakannya, setelah selesai sholat, Rosulullah bertanya " Bagaimana ? " , " wah gak bisa ya Rosul, waktu sudah mendekati salam, saya ingat Sorban Rosul yang akan Anda berikan kepada saya ".


Suatu ketika Rosulullah memimpin sholat Jama'ah, lalu beliau mendengar ada tangisan bayi di belakangnya, maka Rosulullah mempercepat sholatnya. Demikian juga ketika beliau sholat sambil menggendong cucunya, anak kecil itu kadang digendong kadang juga diletakkan padahal beliau sedang sholat.


Khusyu' dalam sholat bukan berarti TIDAK INGAT APA-APA kecuali bacaan sholat


Sahabat Sukses Rumah Yatim Indonesia yang senantiasa mentaati Allah SWT, sudah berapa lama kita melaksanakan Sholat ? tapi apa yang selama ini kita rasakan atau apa yang bisa kita nikmati dalam sholat kita ? rasanya biasa-biasa saja, belum ada yang istimewa, kelihatannya masih hambar, kadang-kadang bisa sedikit khusyu' bahkan sekali-sekali bisa menangis ketika berjama'ah orang-orang pada nangis ya kita juga ikutan nangis atau hanyut dengan keindahan suara sang Imam.


Lalu pernahkah kita mengevaluasi sholat kita selama ini, adakah keinginan kita meningkatkan kualitas sholat kita ? ataukah kita biarkan menggelinding begitu saja, asal-asalan, asal sudah sholat dan gugur sudah kewajiban.


Sahabat inilah bagian terpenting bagaimana kita bisa merasakan Orgasme Spiritual.


" Dan hendaklah kalian MEMOHON PERTOLONGAN dengan KESABARAN dan SHALAT. Karena sesungguhnya ia benar-benar berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.(Yaitu) orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan MENEMUI RABB mereka dan bahwa mereka hanya akan kembali kepada-Nya".( Al-Baqoroh : 45-46 )


Dalam ayat diatas Allah kasih 4 POIN YANG SALING TERKAIT untuk dapat menikmati sholat :


Yang pertama : Sholat kita akan terasa nikmat ketika kita MERASA BUTUH PERTOLONGAN ALLAH, mengapa kita butuh pertolongan Allah ? karena kita SELALU PUNYA MASALAH atau BEBAN, oleh karena itu bawalah masalah dalam sholat kita, semakin besar masalah atau beban kita semakin nikmatlah sholat kita, kita akan merintih, menangis, kulit dan badan kita mungkin akan gemetaran bahkan ingin menjerit rasanya. Hanya saja seringkali kita merasa tidak punya masalah yang membutuhkan solusi dari Allah SWT padahal masalah kita itu pasti selalu ada, masalah ekonomi, hubungan suami istri dan keluarga, anak-anak, pendidikan, masyarakat dan Negara, inilah penyebab mengapa kita kurang bisa menikmati sholat kita.


Oleh karena itu jika masalah atau beban kita sudah terlalu ringan, angkatlah beban sebesar-besarnya, buatlah mega proyek yang membuat kita akan tersungkur menagis dan menjerit dihadapan Allah yang Maha Perkasa. Maka ketika itu kita akan merasakan bagaimana ‘ Tangan Allah ‘ membantu mengangkat beban masalah bersama kita, dan rasakanlah kebahagiaan dan kenikmatan yang luar biasa ketika beban atau masalah yang berat itu terselesaikan.


Yang kedua : kita akan menikmati sholat dalam kondisi SABAR, tidak tergesa-gesa dan menghargai sebuah PROSES yang sedang berjalan. Dalam hal ini kita perlu memenej waktu sholat kita agar ‘ MEETING ‘ kita bersama Allah sangat Asyik dan tidak diburu oleh sebuah pekerjaan atau kepentingan lain. Disinilah Allah memberikan kebijakan dengan adanya Sholat Jama' ( mengumpulkan 2 waktu sholat dalam satu waktu ) dan Sholat Qoshor ( meringkas Sholat yang 4 Rakaat menjadi 2 rakaat ), dari sinilah kita bisa memenej waktu sholat kita, ketika kita ada sebuah urusan yang sangat urgen yang bertepatan dengan waktu sholat tiba atau waktu sholat akan berkhir. Dengan memenej waktu sholat ini, maka ‘ Meeting kita Bersama Allah ‘ akan semakin nikmat dan leluasa berkomunikasi mencari solusi.


" Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh, ALLAH SELALU MENYERTAI ORANG-ORANG YANG SABAR "( Al-Baqoroh :153 ).


Yang ketiga : agar kita bisa serius menikmati sholat kita, kita harus YAKIN bahwa kita sedang melakukan MEETING dengan VERY VERY SPECIAL PATNER ( Robb=Tuhan ) yang benar-benar menawarkan berbagai macam mega proyek dan investasi sekaligus konsultasiNYA / pendampinganNYA, apanya yang gak enak ? kalau kita ditawari Mega Proyek terus dibantu investasinya dan dibantu juga konsultasinya 100% gratis dan hasilnya 100% buat kita, gendeng saja men kalau kita gak mau !


Mungkinkah ketika kita sedang meeting dengan orang yang akan memberi Peluang Mega Proyek, kemudian kita bilang " Maaf ya pak, saya Cuma ada waktu 1 menit, gimana kalau to the point aja !". kira-kira gimana jawaban kita kalau kita adalah Pihak yang akan memberi Peluang Mega Proyek tersebut ?, mungkin kira-kira begini jawaban kita " eh dasar sontoloyo, emangnya gue yang butuh sama loe, 1 menit ? emangnya kuis apa ?! ".


Atau seorang Istri yang sudah dandan super cantik di kamar tidur yang indah, rapih dan wangi menunggu sang suami, namun ketika suami datang disambut istri dengan senyuman menuju kamar yang telah disiapkan, tiba-tiba sang suami bilang " maaf ya sayang, aku cuma ada waktu 5 menit ada kerjaan yang harus selesai segera ", apa jawab istri kira-kira " 5 menit ? enakan di loe gak enak di gue dong ".


Yang keempat : adalah SHOLAT itu sendiri harus kita mengerti dan kita pahami ATURAN MAINNYA, tahu bagaimana gerakannya yang benar, tahu jumlah rakaatnya, hafal dan memahami bacaan dan doa-doanya dan tahu juga segala aturan yang mendukungnya. Wah ini dia yang berat dan susah ! siapa bilang ? coba bandingkan berapa sudah lagu Indonesia, daerah dan asing yang sudah kita hafal dengan penuh penghayatan, apakah dengan menghayati lagu-lagu itu beban dan masalah kita bisa selesai begitu saja ?


Sekarang bukan zaman ‘Kolo Bendu' atau ‘Sepur Klutuk' ! kita belajar sholat gak harus nyantri bertahun-tahun, ada VCD Sholat dan Multimedia pembelajaran Sholat juga MP3 bacaan Sholat yang bisa kita mainkan lewat HP kita, tinggal kita serius mengalokasikan waktu untuk belajar Sholat dengan media tersebut, jika masih ada yang belum faham tinggal Tanya saja sama ustadz atau oaring terdekat kita yang lebih tau dan faham.
Yang keempat ini adalah salah satu SYARAT MUTLAK yang harus kita lakukan agar KUALITAS MEETING kita bisa NYAMBUNG dengan BAHASANYA ROBB kita


Sahabat, Ternyata Sholat itu MUDAH dan NIKMAT plus GAK PAKE MODAL, hasilnya LUAR BIASA DAHSYAT, masih gak mau sholat ? atau malas-malasan Sholat ? wah jadi TUHAN saja kita, selesai dah !

http://www.rumah-yatim-indonesia.org/

DIBALIK KEGAGALAN JALAN SUKSES TERBENTANG

Suatu hari keledai milik seorang petani terjatuh ke dalam sumur. Sementara si petani sang pemiliknya memikirkan apa yang harus dilakukannya terhadap keledai tadi. Akhirnya dia memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur itu juga perlu ditimbun karena berbahaya. Jadi tidak berguna menolong si keledai. Ia kemudian mengajak tetangganya untuk membantunya. Mereka membawa skop dan mulai menyekop tanah ke dalam sumur. Si keledai menyadari apa yang terjadi. Dia meronta-ronta namun ia kemudian jadi diam. Setelah beberapa skop tanah dituangkan ke dalam sumur, si petani melihat ke dalam sumur dan tercengang melihatnya. Walaupun punggung si keledai terus ditimpa dengan tanah dan kotoran. Si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan. Ia mengguncang-guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah. Lalu dia menaiki tanah tersebut. Si petani terus menuangkan tanah kotor itu ke atas punggung hewan itu namun si keledai juga terus menggoncang-goncangkan badannya. Dan kemudian melangkah naik akhirnya si keledai bisa meloncat dari sumur dan bisa melarikan diri.

Sahabat Sukses Rumah Yatim Indonesia yang senantiasa berharap hanya kepada Allah SWT, .. kehidupan terus saja menuangkan tanah dan kotoran serta masalah kepada kita. Maka cara untuk keluar dari sumur kesedihan dan masalah itu adalah dengan menjadikan kesediahan dan masalah tersebut menjadi tangga untuk keluar masalah dan kesedihan itu sendiri, jangan pernah benamkan masalah dan kesedihan dalam otak dan hati kita, tapi leparkanlah keluar lalu rakitlah menjadi tangga bersama orang-orang yang pandai merakit. Nah dalam usaha merakit itu jangan pernah menyerah dan berputus asa karena sikap menyerah dan putus asa itu adalah jenis barang dagangan Iblis yang paling laku keras.

Ada sebuah cerita anekdot yang realistis, Iblis ingin mengobral barang perkakas yang dimiliki. Semua perkakasnya dipajang di rak-rak. Ada barang yang bernama dengki, amarah, malas, tidak tau terima kasih, dendam. Ada suatu barang yang sederhana padahal barangnya sudah aus tapi harganya sangat tinggi. Namanya putus asa dan menyerah. Kenapa harganya mahal sekali ? Karena perkakas ini sangat mudah dipakai dan berdaya guna tinggi. Saya bisa dengan sangat mudah masuk ke dalam hati manusia dengan alat ini dibandingkan alat lain. Begitu saya berhasil masuk ke dalam hati manusia, saya dengan sangat mudah melakukan apa saja yang saya inginkan terhadap mereka. Barang ini menjadi sangat aus karena sering sekali saya pakai. Karena kebanyakan manusia tidak tau bahwa putus asa dan menyerah itu adalah dagangan kepunyaanku.

Silvester stallone memasarkan film Rocky ditolak 1855 kali.
Walt Disney ditolak 302 kali ketika mengajukan proposal Disneyland
Merry Curie sebelum menemukan elemen radium, penelitiannya gagal sebanyak 48 kali
Thomas Alfa Edison menciptakan bola lampu melakukan percobaan sampai 9999 kali
Rasulullah ketika melanjutkan kehidupan Islam di dunia. Dengan berbagai cara , beliau ditolak di Thoif , dicemooh, dicaci maki. Bahkan diembargo kebutuhan konsumsinya bertahun-tahun dan Beliau tidak pernah menyerah.
Berkaca dari kehidupan mereka

Kegagalan bukanlah konotasi yang negatif. Kegagalan justru dijadikan sebagai langkah untuk menuju kesuksesan. Seperti cerita si keledai, dia memanajemen masalah yang dijadikan sebagai batu pijakan baginya. Tanah yang seharusnya menguburnya malah dijadikan sebagai penyelamat baginya. Thomas Alfa Edison juga menjadikan kegagalan sebagai pembelajaran. Thomas mengatakan,”Aku tidak gagal. Aku justru menemukan 9999 bahan yang tidak bisa dipakai untuk bahan lampu”.

Mengapa hari ini kita baru saja tanam cabe, besok sudah ingin memanen cabe, mengapa hari ini kita tanam lele besok kita sudah ingin makan lele, mengapa hari ini kita baru berbenah diri mendekati Allah yang Maha Suci besok kita sudah menagih banyak janji untuk segera ditepati.

Kegagalan itu satu hal wajar terjadi, Melihat seseorang memukul batu seratus kali, belum pecah juga. Kemudian dia melakukan pukulan ke 101 hingga batu itu pecah. Percayalah bukan pukulan ke 101 yang membuat batu itu pecah. Tapi sebenarnya 100 pukulan yang pertamalah yang membuat batu itu mudah dipecahkan. 100 kali itu ikhtiyar dan kesungguhan kita yang membuat Allah tersenyum iba lalu Allah melibatkan Dirinya diayunan yang ke 101 kali.

Kalau kita sukses, itu bukan karena kebetulan karena kita sukses pada saat ini. Namun sebenarnya buah dari jumlah kegagalan yang kita dapatkan. Thomas Webson mengatakan, ”Bila kau ingin meningkatkan kesuksesan kamu, maka tingkatkan juga angka kegagalan kamu”. Jadi kalau ingin sukses, banyak-banyak gagal. Mungkin kalimat ini terdengar lucu ? Maksudnya adalah kita harus banyak berusaha karena orang gagal itu berarti dia telah berusaha.

Kita kadang tidak menyadari bahwa menyerah ini termasuk bisikan syaithan. Ingatlah bahwa masalah bukan akhir dari segalanya. Tetaplah istiqomah ! Ingat .. orang hebat itu adalah orang-orang yang memberikan waktu yang lebih lama sedikit dibandingkan yang lain. Ketika orang lain sudah menyerah, dia tetap tekun dalam usahanya.

Allah SWT memberi KUNCI SUKSES dalam FirmanNYA “Maka sesungguhnya di balik kesulitan itu pasti ada kemudahan. Sesungguhnya di balik kesulitan itu pasti ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai ( satu project ) maka angkatlah ( project ) yang lain lagi. Dan kepada Tuhanmulah kamu berharap” ( Al-Insyiroh : 5-8 )

Sahabat, seringkali kita mendapat masalah yang cukup berat, bisikan syetan bertubi-tubi mendatangi kita dalam berbagai bentuk yang membuat kesabaran kita hilang dan Allahpun tidak kita libatkan lalu kita ambil jalan pintas, mendatangi Dukun, Paranormal, Guru Spiritual, Ustadz, Kiyai, Ajengan berharap kesaktian doa atau azimatnya agar masalah kita segera terselesaikan. Boleh saja kita minta didoakan oleh siapapun tapi jangan pernah menggantungkan harapan kepada mereka karena inilah factor yang membuat Tangan Allah tidak akan mau terlibat membantu menyelesaikan masalah kita, Oleh itu gantungkanlah segala harapan hanya kepada Allah SWT, PASTI semua akan selesai.

http://www.rumah-yatim-indonesia.org/

CARI HARTA UNTUK APA ?

Sahabat, tidak ada salahnya kita bekerja keras dengan skill dan profesi kita masing-masing dalam rangka untuk mendapatkan banyak harta, karena hampir semua bentuk ibadah dalam Islam membutuhkan harta.


Mau Haji atau Umroh butuh harta, mau Nikah butuh harta, mau Sholat butuh beli perelngkapan Sholat, mau Zakat, Infaq atau Sedekah butuh harta, mau memuliakan tamu dan tetangga butuh harta, mau berbakti dan membahagiakan orangtua butuh harta, mau puasapun butuh beli konsumsi untuk sahur dan buka puasa. Jadi kita sebagai orang Islam HARAM hukumnya NGANGGUR gak bekerja atau aktifitas apapun dan WAJIB hukumnya menjadi ORANG KAYA.


Wah gak bisa begitu dong, cari kerja sekarang ini kan susah banyak persyaratan dan persaingannya ketat. He he he siapa bilang begitu ? itu hanya pendapat orang putus asa atau orang yang menuhankan Ijazah atau karena hayalan kita bisa bekerja di gedung yang tinggi pake dasi duduk dikursi direksi terus terima gaji n selalu jaga gengsi, keburu mati kalie....


Mau tau caranya dapetin kerja tanpa nglamar kerja tapi dilamar banyak kerjaan ? inilah cara gila dapetin kerja dan kaya raya ala Ngatiman.


Namanya Ngatiman tapi akrab dipanggil dengan Iman, dia adalah seorang Sarjana Pendidikan disalah satu Perguruan Tinggi yang tidak terlalu dikenal, Iman lulus dengan nilai yang cukup memuaskan namun dia sadar bahwa Gelar dan Ijazah yang disandangnya saat ini tidak akan mampu bertarung dengan ketatnya persaingan kotor dunia CPNS atau dunia kerja lainnya. Apalagi Iman hanyalah anak seorang mantan Pemulung yang telah Almarhum.


Tinggal disebuah kampung yang tidak jauh dari sebuah Komplek Perumahan di pinggiran kota dengan seorang ibu yang mendidiknya untuk selalu taat beribadah. Sebagai seorang yang terdidik dan mengerti Agama, Iman tidak tinggal diam membiarkan keluarganya akan jatuh semakin miskin sepeninggal Ayahnya. Iman mulai berfikir aku HARUS BEKERJA dan KAYA.


Iman mulai mengumpulkan semua Ijazah dan sertifikat-sertifikat prestasi yang pernah ia peroleh, ia pandangi satu persatu Ijazah dan Sertifikat itu namun ia tidak yakin kalau Ijazah dan Sertifikat itu akan mengantarnya ke dunia kerja, lama ia merenung, pikirannya menerawang harus melamar kerja dimana, belum juga ditemukan namun tiba-tiba ia teringat dengan kitab kesayangannya yang setiap hari tak pernah ia lupakan yaitu Al-Qur'an. Dibukanya Al-Qur'an untuk mencari solusi atas kegalauan fikiran dan hatinya. Bertemulah ia dengan sebuah ayat :


 "Apabila shalat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung " ( Al-Jumu'ah-10 ).
Sejak membaca ayat itu, setiap kali selesai Sholat Iman berjalan menyusuri jalan-jalan dan komplek-komplek perumahan terdekat sambil memperhatikan suasana disekitarnya dan tak lupa lidah dan hatinya senantiasa berzikir tanpa henti. Namun beberapa hari terlewati, Iman belum juga mendapatkan apa yang dimaksud ayat tersebut, seringkali terlintas bahwa dirinya adalah seorang Sarjana seharusnya layak dan mudah mendapatkan pekerjaan, namun hatinya lebih yakin bahwa didalam Kitab Kesayangannya itu ada solusi buat dirinya. Dibukanya kembali halaman demi halaman bertemulah dengan ayat :


" Langit, bumi, dan segala isinya bertasbih kepada Allah,  tidak ada satupun, kecuali bertasbih dengan memujiNYa, tetapi kalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya, Dia maha penyantun lagi maha pengampun"  (QS. Al-isra:17:44).


Wah, ternyata seluruh isi Alam Semesta ini adalah hidup dan bertasbih memuji Allah SWT, batu, sampah, pepohonan, air, udara, hewan, motor, mobil semuanya hidup dan bertasbih dengan caranya sendiri, barangkali kita mausia saja yang suka lupa bertasbih padahal kita dikaruniai akal, kalau begitu aku akan bersahabat dengan Alam ini, mereka akan ikut serta mendoakanku dan akan mengantar menuju apa yang kumau, demikian bisikan hati iman bergejolak. Lalu iapun bertemu juga dengan ayat :
"Bekerjalah kalian, maka Allah dan RasulNya serta orang-orang mukmin akan melihat amal-amal kalian itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah Yang Mengetahui akan yang gaib dan nyata, lalu diberitakanNya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan" (Q.S. At-Taubah [9]:15)
Wah, mengapa aku harus berlama-lama berdiam diri, tidak segera Take Action ? bukankah apapun yang aku kerjakan Allah melihat, Malaikat mencatat dan juga orang-orang beriman akan memperhatikan dan memberitakan kepada Alam Semesta ini akan apa yang telah aku kerjakan, demikian bisikan hati Iman terus bergejolak. Seketika itu Iman tergerak untuk keluar rumah, Iman tertegun memperhatikan di salah satu sudut rumah, sebuah gerobak sampah peninggalan Almarhum ayahnya, lama ia memandangi gerobak sampah itu, sampai akhirnya Iman dikagetkan dengan sebuah tangan yang menepuk pundaknya. " Iman anakku, kamu itu sarjana, apa ya kamu harus mengikuti jejak ayahmu sebagai pemungut sampah, nak ? ". tegur ibunya,  " eh... ibu, bikin Iman kaget, gak kok bu, Cuma Iman ingin berbuat sesuatu yang bermanfaat untuk Lingkungan dan sesama kita sekaligus Iman ingin membuktikan kebenaran ayat-ayat Allah yang selama ini Iman baca, mulai besok Iman akan berjalan dengan gerobak tua itu, ijinkan Iman berbuat sesuatu untuk Alam dan Sesama ",  " Baiklah nak, kalau memang itu sudah menjadi keyakinanmu ".
Sahabat, apa yang akan dilakukan Ngatiman alias Iman, ternyata setiap pagi sampai menjelang siang iman berjalan menyusuri selokan memunguti sampah-sampah yang masuk diselokan, bahkan dia masuk ke gorong-gorong yang mampet karena timbunan sampah. Pekerjaan ini Iman lakukan setiap hari disepanjang jalan yang ia lalui sampai selokan-selokan yang ada di komplek-komplek perumahan, Iman melakukan ini tanpa perintah siapapun dan tidak minta perhatian atau imbalan kepada siapapun, Iman sangat menikmati apa yang dilakukannya bahkan seolah dia mengerti dan mendengar sampah-sampah itu bertasbih dan mendoakannya.
Hari demi hari hingga satu bulan lebih, Iman melakukan rutinitas itu dengan penuh ketulusan, tapi ternyata ada sepasang mata yang seringkali memperhatikan apa yang dikerjakan oleh Iman, dan...... pada suatu hari Iman dikejutkan oleh seorang pengendara mobil mewah yang berhenti persis disamping gerobaknya.
Keluarlah si orang kaya itu dari mobilnya lalu menjulurkan tangannya dan menyapa Iman, " Assalamu'alaikum, kenalkan saya pak Hadi yang tinggal di Perumahan seberang itu ", " oh ya pak saya Iman, ada yang bisa saya Bantu ? ", " saya ada pekerjaan buat kamu jika berkenan, saya butuh tukag kebun ", " maaf  pak kalo boleh tau, seberapa luas kebunnya ? ", " oh gak luas Cuma kebun yang ada di pekarangan rumah saja ", " maaf, berapa bapak bisa gaji saya sebulan ? ", " ya standar UMR lebih sedikitlah ", " wah maaf pak, kalo segitu saya tidak bisa membayar orang yag akan menggantikan aktifitas saya selama ini, bagaimana kalo kita kerjasama saja, pak ? ", " dibidang apa ? ",  " bidang usaha pengelolaan dan daur ulang sampah, bagaimana ?", " wah bagus itu, aku setuju, besok kita bicara di kantor ya ". Akhir kisah, Imanpun jadi konglomerat muda yang menekuni bisnis sampah.
Sahabat, persoalannya kemudian adalah ketika kita sudah punya pekerjaan dan punya penghasilan, lalu sedikit demi sedikit harta mulai parkir di rekening kita, lalu untuk apa harta yang sudah ada ditangan kita itu ? tentu untuk memberikan nafkah kepada keluarga kita lalu kita akan kita akan ikut asuransi jiwa, kesehatan dan program pensiun, lalu kita akan ikut juga KPR dan KKB, sebagian juga kita investasikan dalam bentuk property atau kita pakai modal usaha lain agar dapat penghasilan tambahan dan segudang keinginan-keinginan lainnya jika masih memungkinkan, begitu bukan ? yach... semua itu tidak ada salahnya, tapi ada satu hal yang jauh lebih penting dari semuanya yaitu bahwa kita semua ini  PASTI akan kembali ke ‘ KAMPUNG AKHIRAT ‘, itulah kampung kita yang sebenarnya.
Nah untuk ‘PULANG KAMPUNG' ke Kampung Akhirat itu kita butuh BEKAL dan KENDARAAN, mungkinkah kita akan ‘Pulang Kampung' nanti akan naik Sepeda Ontel, atau Motor dan Mobil Butut atau bahkan Cuma jalan kaki ? masalahnya perjalanan ke ‘Kampung Akhirat' itu nanti sangat-sangat jauh dan melelahkan harus melewati sebuah padang pasir yang sangat luas dan sangat-sangat panas, tidak ada yang jual air atau es di tengah jalan, juga tidak ada bengkel motor atau sepeda, tidak ada restoran atau pedagang kaki lima dan kitapun tidak lagi pegang ATM yang bisa mengambil uang-uang kita yang kita simpan di Bank selama hidup kita di Dunia.
Tidak inginkah kita, ketika ‘Pulang Kampung' nanti naik Pesawat Pribadi di kawal oleh para Bidadara dan Bidadari ? oh.... Sebuah perjalanan yang sangat indah akan menanti menuju ISTANA SORGA kita yang sudah kita beli dan mulai kita cicil mulai saat ini.
http://www.rumah-yatim-indonesia.org/
 

Rabu, 20 April 2011

HIKMAH BAYI DALAM KANDUNGAN

Ketika di alam rahim. seorang bayi dalam kandungan ibunya, andaikata ia bisa berpikir maka pastinya menganggap bahwa hal terpenting & paling berharga yg ia miliki adalah tali ari-ari/plasenta karena bayi mendapatkan asupan makanan dari situ.

Tangan, kaki, mata, mulut dan organ lainnya...belum terasa manfaatnya ketika masih di alam rahim. Tali ari2 / plasenta adalah segala2nya saat itu karena langsung terasa manfaatnya oleh sang bayi.

Namun ketika jabang bayi terlahir ke alam dunia, maka... tali ari-ari/plasenta itulah yg justru pertama kali dipotong oleh dokter/bidan. Maka barulah sang bayi sadar bahwa..tangan, kaki, mata, mulut, telinga yg tadinya dianggap tdk penting atau tdk berguna ketika di alam rahim, sekarang menjadi sangat berguna dan sangat dibutuhkan di alam dunia.

Kita menganggap bahwa yg paling penting dan utama saat ini adalah uang, rumah, mobil, jabatan, kekuasaan, anak, istri, kecantikan/ketampanan dan perhiasan dunia lainnya.

Padahal..ketika kita mati.... hal-hal yg kita anggap penting itulah justru yg pertama kali di-PUTUS dengan kita. Kita mati tdk bawa duit, anak, istri, pangkat dll, justru yg paling sangat dibutuhkan saat itu adalah IMAN dan AMAL SHOLEH yg selama ini kita abaikan atau kita sepelekan...ngga dianggap penting. Waktu kita habis utk urus dunia saja, padahal dunia PASTI kita tinggalkan. Akhirat PASTI kita hadapi.

Belajarlah dari bayi, spy kita tidak salah menempatkan hal mana yg paling penting utk bekal kita nanti menghadapi alam akhirat.

Jadikan akhirat tujuan kita, maka InsyaAllah kita akan sukses dunia & akhirat. Jika dunia jadi tujuan kita, maka kita hanya dapatkan dunia saja, tdk dapat bagian apa2 di akhirat padahal di akhirat kita hidup abadi.

Jadikan perkerjaan, harta, jabatan, kekuasaan, anak, istri dll yg kita miliki, bukan sebagai TUJUAN tapi jadikan sebagai sarana IBADAH, KHALIFAH/LEADERSHIP dan DA'WAH sehingga urusan dunia kita BERNILAI AKHIRAT.

Bersyukurlah thd apapun yg kita miliki & hadapilah ketentuan Allah yg ditetapkan kpd kita...karena yakinlah bahwa Allah memberikan yg terbaik buat kita karena sesungguhnya Allah lebih memahami diri kita daripada kita sendiri.