Beberapa hari yang lalu menjelang waktu sore hari 27/06/2012 saya mengendarai sepeda motor menuju pasar gedhe solo untuk membeli ikan hias. Disepanjang perjalanan saya begitu menikmati pemandangan kota solo dengan perlahan lahan menjalankan motor saya karena sejak beberapa harini saya lewatkan begitu saja karena sedang terburu buru hendak menuju kampus. Sepanjang perjalanan sore itu saya menikmati sejuknya angin berhembus, dedaunan yang hijau melambai lambai yang mungkin hal ini tidak dirasakan sebagian besar para pengguna motor pada waktu sore hari itu. Mereka dengan penuh ketidak sabaran saling mendahului dan berlalu. Perjalanan sore itu membuatku bertafakur sejenak tentang hidup ini, alangkah indahnya bila kita bisa menikmati proses dalam setiap kehidupan ini, pikiran tentang kekhawatiran masa depan membuatku tersadar untuk tidak bisa menikmati anugerah hidup hari inni.
Pikiranku masih membayangkan hikmah apa yang hendak allah sampaikan dalam setiap ujian hidup ini. Hingga sampailah ketika pada malam jum'at kajian asmaul husna oleh masjid daarut tauhid dari radio mh fm menyampaikan ceramah yang sederhana tentang sabar. ustad syarifudin menyampaikan bahwa ""Sabar itu menyatukan tubuh dan pikiran"" Kalimat ini sungguh mengingatkan saya tentang sepanjang perjalanan saya pada sore hati itu. Betapa tidak? Begitu sederhananya konsep sabar, sehingga saya tak habis pikir mengapa seringkali seseorang bingung bagaimana ia bisa bersabar. Saya mencoba merenung dengan sepanjang perjalanan hidup saya, ternyata saya masih belum menjadi orang yang sabar.
Mengapa seseorang tidak sabar?
Sebab tubuh dan pikirannya tidak menyatu. Tubuh di satu tempat, pikiran di tempat lain. Tubuh di kendaraan merasakan macet, pikiran sudah melayang sampai di rumah. Tubuh masih menjadi seorang staf, pikiran sudah melayang menjadi direktur. Tubuh sedang antri di nomor 59, pikiran sudah pergi ke nomor 1. Dan seterusnya.
Seseorang tidak sabar, sebab tubuh dan pikirannya berjalan sendiri-sendiri. Maka cara mudah bersabar adalah menyatukan tubuh dan pikiran. Dimana tubuh berada, disinilah pikiran turut menikmati.
Caranya?
Saya mencoba mentafakuri kembali biasanya saat saat saya tidak sabaran. Misal, saat berada di kemacetan. Sementara tubuh sedang berada di kendaraan, dan perasaan berkecamuk, apakah yang sedang Anda pikirkan? Film apa yang sedang Anda putar?
Aha! Bukankah ia tidak selaras? Mungkin Anda sedang memutar film saat ketika sudah sampai di rumah dan bersantai. Maka ketika Anda ingin bersabar, mengapa tidak pegang remote control Anda, dan ganti channel film yang sedang Anda putar dengan film kondisi di sekitar tempat Anda berada. Ya, di kemacetan ini.
Apa yang Anda lihat? Perhatikan. Apa yang Anda dengar? Dengarkan. Apa yang Anda rasakan? Nikmati.
Sehingga saat Sya sudah dapat memikirkan, sepenuhnya, apa yang sedang Anda alami, kemacetan ini, sekarang, bukankah sebuah rasa tenang seketika hadir dalam hati, tanpa Anda tahu bagaimana caranya?
Ada yang menyebut kondisi seperti ini here and now, awareness, dst. Pada intinya, menyatukan kembali tubuh dan pikiran, untuk menikmati saat ini.
Sabar adalah menikmati proses, tanpa terganggu dengan hasil akhir.
Sebab satu-satunya waktu yang kita miliki adalah saat ini. Yang kemarin sudah lewat. Yang esok belum tentu sempat dialami. Maka sejatinya tugas manusia adalah bersabar, alias menjalani saat ini dengan sungguh-sungguh, tanpa terlalu banyak memikirkan hasil akhir.
Bukan berarti bahwa kita tidak memerlukan target. Tentu saja kita perlu target, impian, visi, dan lain-lain. Dan setelah ia begitu jelas dan nyata dirumuskan, maka eksekusinya di masa kinilah yang akan menentukan apakah ia sekedar mimpi atau aksi.
Caranya?
Mari tandai apa yang muncul dalam pikiran saat sedang tidak sabar menjalankan berbagai tugas yang menjadi tanggung jawab kita.
Apa filmnya? Apa suaranya? Apa rasanya?Sudah? Bagus!
Persis sama dengan proses sebelumnya, segera ganti filmnya, dengan warna dan efek yang lebih menarik dan menggairahkan. Ganti atau tambah dengan soundtrack yang menyemangati diri. Lalu sebarkan perasaan yang telah muncul, ke seluruh tubuh.
Saya teringat sebuah ungkapan yang mengatakan,
“Kecepatan, seringkali mengurangi penghayatan.”
Era serba cepat ajarkan manusia kini untuk memiliki kesabaran yang menipis. Padahal, dalam setiap perjalanan, seringkali terdapat banyak kenikmatan yang mubazir untuk dilewatkan.
Bukankah jika sedang memakan makanan favorit kita tak ingin buru-buru, dan menikmati setiap suapan?
Sebagi bahan tafakur berapa banyak hal yang segera dapat Anda kerjakan dengan penuh kesabaran, segera setelah Anda memutuskan untuk memulai praktiknya, sekarang?
edit from : http://razasangpemimpi.blogspot.com/2012/01/menikmati-kesabaran.html
Tampilkan postingan dengan label Kesabaran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kesabaran. Tampilkan semua postingan
Jumat, 29 Juni 2012
Minggu, 12 Februari 2012
Aku bukan orang sabar
Bismillahirr Rahmanirr Rahim ...
Aku bukan orang sabar
Ketika jiwa letih dengan berbagai hal yang semakin menyibukkan kita, maka berilah jeda kepada diri untuk sejenak mengkaji berbagai kesulitan yang semakin menumpuk dan memberatkan itu. Mungkin disana ada sisi kurang sabar kita dalam menghadapi sesuatu yang justru semakin merunyamkan suasana. Mungkin disana ada kelemahan jiwa kita yang menyeruak dan mengakibatkan kita bertekuk lutut dalam hasil karya diri yang justru merendahkan. Sabar, pelajaran jiwa yang mungkin mudah di ucapkan namun sangat sulit sekali untuk di realisasikan. Namun disanalah justru letak salah satu keabadian. Cerita kebaikan yang akan abadi saat pelakunya sudah tiada, efek kebaikan yang abadi saat pelakunya masih bernafas ataupun telah berkalang tanah. Karena siapa yang dapat membunuh mati kemuliaan jiwa orang- orang yang sabar? Malah yang ada adalah, jiwa liar kita semakin lelah, dan semakin bingung disaat harus ber benturan dengan manusia yang serba sabar. selanjutnya, rasa malu dan kerendahan diri akan menjadi efek samping yang akan pasti menjadi hak milik kita. Hak milik kita, dan bukan dia. Bersabar adalah bukan tentang bangga mengakui bahwa kita bisa bersabar. Namun bersabar adalah tentang melatih jiwa yang angkuh mengakui kelebihan diri untuk bisa bersabar, dan legowo mengakui bahwa kesabaran dalam diri kita adalah hanya karena rahmat Allah. Bersabar adalah alternatif termudah dari sebuah jalan keluar bagi manusia yang tidak mampu menemukan jalan keluar. dan sabar adalah justru satu- satunya pertahanan yang paling kuat, ketika seseorang tidak mampu lagi mengatasi masalahnya. Bersabar adalah saham yang anda tanam di masa depan, atas sebuah nilai kemuliaan dan ketinggian derajat diri anda pribadi. Bersabar adalah bukan tentang mengerti orang lain, namun adalah tentang memuliakan jiwa kita sendiri yang sungguh sedang liar demi mengangkat derajat kita sendiri di hadapan AllahTa'alla. Bersabar adalah bukan hanya tentang menahan amarah, namun di dalamnya terkandung maksud untuk membengkokkan kerasnya gengsi, dan menyadari bahwa diri hanyalah seorang hamba yang harus belajar minta maaf, dan mengajarkan hati dalam luasnya memaafkan.
Maka berbahagialah ketika masih ada dari batin kita yang berteriak protes dan mengatakan bahwa kita belumlah menjadi orang yang sabar. Hal itu berarti bahwa jiwa kebaikan masih hidup dalam diri kita. Dan mungkin sebenarnya kehendak kita sendirilah, suara kebaikan itu mati. Entah karena ketidakmauan kita menindak lanjuti "pemberitahuan" mereka, atau ketidaktahuan kita atas ilmu untuk menyikapi suara " pengumuman" tersebut. Dan maka benarlah bahwa Allah adalah maha membolak- balikkan hati, maka tidak ada yang patut untuk bermohon tentang supaya meneguhkan hati untuk mudah berkarib dengan kebaikan, kecuali hanya kepada Allah. Berbahagialah ketika masih sempat kita bermohon kepadanya, karena kita menyadari akan kesempatan kita yang masih ada untuk memohon. Bayangkan jika kehendak itu baru muncul setelah nafas sudah hampir lepas dari tenggorokan. Apa jadinya pula ketika permohonan itu baru melekat di mulut kita tapi setelah kita berada di alam kubur dan bertemu dengan para malaikat? Maka jangan banyak salahkan diri anda terus menerus karena sabar, yang pertama yang harus diterapkan justru adalah kepada diri sendiri. rasa sesal dan terpuruk tanpa ada kelanjutan untuk bangkit, hanya akan membawa kita semakin terpuruk. Namun juga jangan kasihani diri dengan terlalu, karena hal itu juga akan menjadi poin tambahan yang melembekkan jiwa dan mengikis semangat.
Bersabar adalah sama sekali bukan tentang sifat, tapi adalah tentang sebuah keputusan. Maka buatlah keputuskan anda!.
Pandai bersabar adalah juga bukan bakat, tapi logika sehat yang sangat mengerti tentang akibat. karena sudah berapa banyak kasus ceroboh yang mempersulit diri, dan apakah harus kita lakukan lagi dan lagi karena kita kurang bersabar?
Sabar adalah hak milik pribadi yang beriman, salah satunya adalah tentang keyakinannya akan janji Allah yaitu, “Bersama setiap kesulitan, datang kemudahan”. Hal inilah yang membentuk jiwa ramah mereka untuk melihat kehidupan ini yang seharusnya akan pasti mudah, karena tidak akan ada niatan Allah untuk menyulitkan Kita. Ketika jiwa letih dengan berbagai hal yang semakin menyibukkan kita, maka berilah jeda kepada diri untuk sejenak mengkaji berbagai kesulitan yang semakin memberatkan itu. Mungkin disana ada sisi kurang sabar kita dalam menghadapi sesuatu yang akhirnya semakin merunyamkan suasana. Atau mungkin disana ada kelemahan jiwa kita yang menyeruak dan mengakibatkan kita bertekuk lutut dalam hasil karya diri yang justru merendahkan.
Sabar, pelajaran jiwa yang mungkin mudah di ucapkan namun sangat sulit sekali untuk di realisasikan. Namun disanalah justru letak salah satu keabadian. Cerita kebaikan yang akan abadi saat pelakunya sudah tiada, efek kebaikan yang abadi saat pelakunya masih bernafas ataupun telah berkalang tanah, dan lain sebagainya. Karena, siapakah yang dapat membunuh mati, kemuliaan jiwa orang- orang yang sabar? Malah yang ada adalah, jiwa liar kita semakin lelah, dan semakin bingung disaat harus berbenturan dengan manusia yang serba sabar. Selanjutnya, rasa malu dan kerendahan diri akan menjadi efek samping yang akan pasti menjadi hak milik kita. Menempel sebagai citra kita, dan bukan dia.
Bersabar adalah bukan tentang bangga mengakui bahwa kita bisa bersabar. Namun bersabar adalah tentang melatih jiwa yang angkuh mengakui kelebihan diri untuk bisa bersabar, dan legowo mengakui bahwa kesabaran dalam diri kita adalah hanya karena rahmat Allah. Bersabar adalah alternatif termudah dari sebuah jalan keluar bagi manusia yang tidak mampu menemukan jalan keluar. Dan sabar adalah justru satu- satunya pertahanan yang paling kuat, ketika seseorang tidak mampu lagi mengatasi masalahnya. Bersabar adalah saham yang anda tanam di masa depan, atas sebuah nilai kemuliaan dan ketinggian derajat diri anda pribadi. Bersabar adalah bukan tentang mengerti orang lain, namun adalah tentang memuliakan jiwa kita sendiri yang sungguh sedang liar demi mengangkat derajat kita sendiri di hadapan Allah. Bersabar adalah bukan hanya tentang menahan amarah, namun di dalamnya terkandung maksud untuk membengkokkan kerasnya gengsi, dan menyadari bahwa diri hanyalah seorang hamba yang harus belajar minta maaf, dan mengajarkan hati dalam luasnya memaafkan.
Maka berbahagialah ketika masih ada dari batin kita yang berteriak protes dan mengatakan bahwa kita belumlah menjadi orang yang sabar. Hal itu berarti bahwa jiwa kebaikan masih hidup dalam diri kita. Dan mungkin sebenarnya kehendak kita sendirilah, suara kebaikan itu mati. Entah karena ketidakmauan kita menindak lanjuti "pemberitahuan" mereka, atau ketidaktahuan kita atas ilmu untuk menyikapi suara " pengumuman" tersebut. Dan maka benarlah bahwa Allah adalah maha membolak- balikkan hati, maka tidak ada yang patut untuk bermohon tentang supaya meneguhkan hati untuk mudah berkarib dengan kebaikan, kecuali hanya kepada Allah.
Berbahagialah ketika masih sempat kita bermohon kepadanya, karena kita menyadari akan kesempatan kita yang masih ada untuk memohon. Bayangkan jika kehendak itu baru muncul setelah nafas sudah hampir lepas dari tenggorokan. Apa jadinya pula ketika permohonan itu baru melekat di mulut kita tapi setelah kita berada di alam kubur dan bertemu dengan para malaikat?
Maka jangan banyak salahkan diri anda terus menerus karena sabar, yang pertama yang harus diterapkan justru adalah kepada diri sendiri. rasa sesal dan terpuruk tanpa ada kelanjutan untuk bangkit, hanya akan membawa kita semakin terpuruk. Namun juga jangan kasihani diri dengan terlalu, karena hal itu juga akan menjadi poin tambahan yang melembekkan jiwa dan mengikis semangat.
Bersabar adalah sama sekali bukan tentang sifat, tapi adalah tentang sebuah keputusan. Maka buatlah keputuskan!.
Pandai bersabar adalah juga bukan bakat, tapi perenungan seorang pemilik logika sehat yang sangat mengerti tentang akibat. Karena sudah berapa banyak kasus ceroboh yang mempersulit diri, dan apakah harus kita lakukan lagi dan lagi karena kita kurang bersabar?
Sabar adalah hak milik pribadi yang beriman, salah satunya adalah tentang keyakinannya akan janji Allah yaitu, “Bersama setiap kesulitan, datang kemudahan”. Hal inilah yang kemudian membentuk jiwa ramah dalam diri kita untuk melihat kehidupan ini yang seharusnya akan pasti mudah, karena tidak akan ada niatan dari Allah untuk menyulitkan Kita. Dan sebagai hasil akhir, kedamaian pun akan selalu meliputi jiwa.
Jadi, masihkah kita tidak mau bersabar?
Sabar itu bukan sekadar duduk bersandar dan mengucap kata-kata sabar, tapi sejauh mana kita bertindak dengan ujian yang Allah Ta'alla beri.
Semoga Bermanfaat
Salam Santun Ukhuwah Karena-NYA
Aku bukan orang sabar
Ketika jiwa letih dengan berbagai hal yang semakin menyibukkan kita, maka berilah jeda kepada diri untuk sejenak mengkaji berbagai kesulitan yang semakin menumpuk dan memberatkan itu. Mungkin disana ada sisi kurang sabar kita dalam menghadapi sesuatu yang justru semakin merunyamkan suasana. Mungkin disana ada kelemahan jiwa kita yang menyeruak dan mengakibatkan kita bertekuk lutut dalam hasil karya diri yang justru merendahkan. Sabar, pelajaran jiwa yang mungkin mudah di ucapkan namun sangat sulit sekali untuk di realisasikan. Namun disanalah justru letak salah satu keabadian. Cerita kebaikan yang akan abadi saat pelakunya sudah tiada, efek kebaikan yang abadi saat pelakunya masih bernafas ataupun telah berkalang tanah. Karena siapa yang dapat membunuh mati kemuliaan jiwa orang- orang yang sabar? Malah yang ada adalah, jiwa liar kita semakin lelah, dan semakin bingung disaat harus ber benturan dengan manusia yang serba sabar. selanjutnya, rasa malu dan kerendahan diri akan menjadi efek samping yang akan pasti menjadi hak milik kita. Hak milik kita, dan bukan dia. Bersabar adalah bukan tentang bangga mengakui bahwa kita bisa bersabar. Namun bersabar adalah tentang melatih jiwa yang angkuh mengakui kelebihan diri untuk bisa bersabar, dan legowo mengakui bahwa kesabaran dalam diri kita adalah hanya karena rahmat Allah. Bersabar adalah alternatif termudah dari sebuah jalan keluar bagi manusia yang tidak mampu menemukan jalan keluar. dan sabar adalah justru satu- satunya pertahanan yang paling kuat, ketika seseorang tidak mampu lagi mengatasi masalahnya. Bersabar adalah saham yang anda tanam di masa depan, atas sebuah nilai kemuliaan dan ketinggian derajat diri anda pribadi. Bersabar adalah bukan tentang mengerti orang lain, namun adalah tentang memuliakan jiwa kita sendiri yang sungguh sedang liar demi mengangkat derajat kita sendiri di hadapan AllahTa'alla. Bersabar adalah bukan hanya tentang menahan amarah, namun di dalamnya terkandung maksud untuk membengkokkan kerasnya gengsi, dan menyadari bahwa diri hanyalah seorang hamba yang harus belajar minta maaf, dan mengajarkan hati dalam luasnya memaafkan.
Maka berbahagialah ketika masih ada dari batin kita yang berteriak protes dan mengatakan bahwa kita belumlah menjadi orang yang sabar. Hal itu berarti bahwa jiwa kebaikan masih hidup dalam diri kita. Dan mungkin sebenarnya kehendak kita sendirilah, suara kebaikan itu mati. Entah karena ketidakmauan kita menindak lanjuti "pemberitahuan" mereka, atau ketidaktahuan kita atas ilmu untuk menyikapi suara " pengumuman" tersebut. Dan maka benarlah bahwa Allah adalah maha membolak- balikkan hati, maka tidak ada yang patut untuk bermohon tentang supaya meneguhkan hati untuk mudah berkarib dengan kebaikan, kecuali hanya kepada Allah. Berbahagialah ketika masih sempat kita bermohon kepadanya, karena kita menyadari akan kesempatan kita yang masih ada untuk memohon. Bayangkan jika kehendak itu baru muncul setelah nafas sudah hampir lepas dari tenggorokan. Apa jadinya pula ketika permohonan itu baru melekat di mulut kita tapi setelah kita berada di alam kubur dan bertemu dengan para malaikat? Maka jangan banyak salahkan diri anda terus menerus karena sabar, yang pertama yang harus diterapkan justru adalah kepada diri sendiri. rasa sesal dan terpuruk tanpa ada kelanjutan untuk bangkit, hanya akan membawa kita semakin terpuruk. Namun juga jangan kasihani diri dengan terlalu, karena hal itu juga akan menjadi poin tambahan yang melembekkan jiwa dan mengikis semangat.
Bersabar adalah sama sekali bukan tentang sifat, tapi adalah tentang sebuah keputusan. Maka buatlah keputuskan anda!.
Pandai bersabar adalah juga bukan bakat, tapi logika sehat yang sangat mengerti tentang akibat. karena sudah berapa banyak kasus ceroboh yang mempersulit diri, dan apakah harus kita lakukan lagi dan lagi karena kita kurang bersabar?
Sabar adalah hak milik pribadi yang beriman, salah satunya adalah tentang keyakinannya akan janji Allah yaitu, “Bersama setiap kesulitan, datang kemudahan”. Hal inilah yang membentuk jiwa ramah mereka untuk melihat kehidupan ini yang seharusnya akan pasti mudah, karena tidak akan ada niatan Allah untuk menyulitkan Kita. Ketika jiwa letih dengan berbagai hal yang semakin menyibukkan kita, maka berilah jeda kepada diri untuk sejenak mengkaji berbagai kesulitan yang semakin memberatkan itu. Mungkin disana ada sisi kurang sabar kita dalam menghadapi sesuatu yang akhirnya semakin merunyamkan suasana. Atau mungkin disana ada kelemahan jiwa kita yang menyeruak dan mengakibatkan kita bertekuk lutut dalam hasil karya diri yang justru merendahkan.
Sabar, pelajaran jiwa yang mungkin mudah di ucapkan namun sangat sulit sekali untuk di realisasikan. Namun disanalah justru letak salah satu keabadian. Cerita kebaikan yang akan abadi saat pelakunya sudah tiada, efek kebaikan yang abadi saat pelakunya masih bernafas ataupun telah berkalang tanah, dan lain sebagainya. Karena, siapakah yang dapat membunuh mati, kemuliaan jiwa orang- orang yang sabar? Malah yang ada adalah, jiwa liar kita semakin lelah, dan semakin bingung disaat harus berbenturan dengan manusia yang serba sabar. Selanjutnya, rasa malu dan kerendahan diri akan menjadi efek samping yang akan pasti menjadi hak milik kita. Menempel sebagai citra kita, dan bukan dia.
Bersabar adalah bukan tentang bangga mengakui bahwa kita bisa bersabar. Namun bersabar adalah tentang melatih jiwa yang angkuh mengakui kelebihan diri untuk bisa bersabar, dan legowo mengakui bahwa kesabaran dalam diri kita adalah hanya karena rahmat Allah. Bersabar adalah alternatif termudah dari sebuah jalan keluar bagi manusia yang tidak mampu menemukan jalan keluar. Dan sabar adalah justru satu- satunya pertahanan yang paling kuat, ketika seseorang tidak mampu lagi mengatasi masalahnya. Bersabar adalah saham yang anda tanam di masa depan, atas sebuah nilai kemuliaan dan ketinggian derajat diri anda pribadi. Bersabar adalah bukan tentang mengerti orang lain, namun adalah tentang memuliakan jiwa kita sendiri yang sungguh sedang liar demi mengangkat derajat kita sendiri di hadapan Allah. Bersabar adalah bukan hanya tentang menahan amarah, namun di dalamnya terkandung maksud untuk membengkokkan kerasnya gengsi, dan menyadari bahwa diri hanyalah seorang hamba yang harus belajar minta maaf, dan mengajarkan hati dalam luasnya memaafkan.
Maka berbahagialah ketika masih ada dari batin kita yang berteriak protes dan mengatakan bahwa kita belumlah menjadi orang yang sabar. Hal itu berarti bahwa jiwa kebaikan masih hidup dalam diri kita. Dan mungkin sebenarnya kehendak kita sendirilah, suara kebaikan itu mati. Entah karena ketidakmauan kita menindak lanjuti "pemberitahuan" mereka, atau ketidaktahuan kita atas ilmu untuk menyikapi suara " pengumuman" tersebut. Dan maka benarlah bahwa Allah adalah maha membolak- balikkan hati, maka tidak ada yang patut untuk bermohon tentang supaya meneguhkan hati untuk mudah berkarib dengan kebaikan, kecuali hanya kepada Allah.
Berbahagialah ketika masih sempat kita bermohon kepadanya, karena kita menyadari akan kesempatan kita yang masih ada untuk memohon. Bayangkan jika kehendak itu baru muncul setelah nafas sudah hampir lepas dari tenggorokan. Apa jadinya pula ketika permohonan itu baru melekat di mulut kita tapi setelah kita berada di alam kubur dan bertemu dengan para malaikat?
Maka jangan banyak salahkan diri anda terus menerus karena sabar, yang pertama yang harus diterapkan justru adalah kepada diri sendiri. rasa sesal dan terpuruk tanpa ada kelanjutan untuk bangkit, hanya akan membawa kita semakin terpuruk. Namun juga jangan kasihani diri dengan terlalu, karena hal itu juga akan menjadi poin tambahan yang melembekkan jiwa dan mengikis semangat.
Bersabar adalah sama sekali bukan tentang sifat, tapi adalah tentang sebuah keputusan. Maka buatlah keputuskan!.
Pandai bersabar adalah juga bukan bakat, tapi perenungan seorang pemilik logika sehat yang sangat mengerti tentang akibat. Karena sudah berapa banyak kasus ceroboh yang mempersulit diri, dan apakah harus kita lakukan lagi dan lagi karena kita kurang bersabar?
Sabar adalah hak milik pribadi yang beriman, salah satunya adalah tentang keyakinannya akan janji Allah yaitu, “Bersama setiap kesulitan, datang kemudahan”. Hal inilah yang kemudian membentuk jiwa ramah dalam diri kita untuk melihat kehidupan ini yang seharusnya akan pasti mudah, karena tidak akan ada niatan dari Allah untuk menyulitkan Kita. Dan sebagai hasil akhir, kedamaian pun akan selalu meliputi jiwa.
Jadi, masihkah kita tidak mau bersabar?
Sabar itu bukan sekadar duduk bersandar dan mengucap kata-kata sabar, tapi sejauh mana kita bertindak dengan ujian yang Allah Ta'alla beri.
Semoga Bermanfaat
Salam Santun Ukhuwah Karena-NYA
Minggu, 29 Januari 2012
Tuhan tahu kapan waktu yang tepat untuk kita
>>>> sebuah nasehat tentang kekhawatiran masa depam >>>>
Sebagai manusia, kita memang harus selalu berikhtiar dengan sebaik mungkin demi pencapaian hasil yang maksimal. Disamping berikhtiar, kita pun senantiasa berdoa kepada Allah untuk diberi kelancaran dan kebaikan dalam setiap usaha kita.
Satu pertanyaan penting, “Anda percaya dan yakin ngga, bahwa doa Anda akan dikabulkan oleh Allah?”. Saya yakin Anda juga berdoa kepada Allah untuk minta diberikan yang terbaik, betul? Itu dia masalahnya. Kalau hal ini Anda benar-benar pahami, saya kira tidak akan ada keluhan lagi. Terus berusaha dan belajar untuk meningkatkan kualitas usaha. Karena Anda yakin, DOA SAYA PASTI DIKABULKAN, hanya saja ALLAH TAHU WAKTU TERBAIK UNTUK MENGABULKAN DOA SAYA itu kapan.
Ada sebuah cerita yang mungkin bisa menjadi sebuah analogi yang mirip dengan kehidupan kita.
Apakah saat ini Anda sudah memiliki anak? Kira-kira usianya 7-10 tahun lah (SD). Kalau belum dibayangkan saja.
Katakanlah Anda adalah orang sukses yang sudah memiliki segalanya. Harta melimpah dan bisnis semuanya berjalan dengan baik, sehingga andai Anda membuang 5 M ke jalan pun masih tidak ada artinya, saking kayanya Anda.
Pada suatu pagi, anak Anda (masih SD) yang sangat disayangi datang kepada Anda dengan muka manja dan mengharapkan sesuatu. Dia mengiba meminta uang saku kepada Anda. Tapi uang saku yang diminta ternyata tidak seperti biasanya. Mulai sekarang ia meminta uang saku sebesar 10 juta / hari. Saya yakin buat Anda membuang uang segitu tidak masalah. Tapi pertanyaannya adalah, “Kira-kira, Anda bakal kasih uang itu apa tidak? Atau Anda bakal kasih jika umur anak Anda sudah sepantasnya untuk mendapatkan uang saku 10 juta / hari?”
Saya yakin sesayang apapun Anda pada anak, uang 10 juta / hari tersebut tidak akan Anda berikan. Kenapa? Anda tentu berpikir bahwa anak sekecil itu, belum pantas memiliki uang jajan sebanyak 10 juta (walau Anda mampu memberikannya). Belum waktunya, itu kata Anda. Mungkin kalau sedikit lebih besar, kuliah misalnya, 10 juta tersebut akan Anda berikan padanya.
Nah seperti itulah Allah. Kalau kita sudah berusaha maksimal, berdoa, dsb, belum juga diberi, maka itu artinya belum tepat waktunya bagi kita untuk menerima berkat dan rahmat melimpah (kesuksesan) dari Allah. Selalu ada alasan yang baik di balik itu semua. Sayangnya kita tidak pernah tahu. Namun, jika memang Anda beriman dan yakin semestinya Anda percaya bahwa Allah tahu apa yang terbaik untuk kita.
Ingat rekan-rekan, jangan sekali-kali “meragukan Allah” dengan mengatakan, “Kok doaku ngga terkabul? Kan udah berusaha dan berdoa mati-matian. Ini bener ngga sih” Kalau itu Anda lakukan, bagaimana Dia akan mengabulkannya? Bukankah di Al-Qur’an juga ada ayat yang berbunyi, “…Aku adalah sesuai prasangka hambaKu…”. Jadi kalau jalan yang Anda lakukan sudah benar dan Anda sudah berusaha maksimal ya sudah… pasrahkan saja selebihnya.
Seringkali ketika kita sedang mengusahakan sesuatu, sikap tidak sabar selalu menyelimuti diri. Kita sering terbawa nafsu emosi sehingga ingin cepat mendapatkan segala sesuatunya dengan cepat. Apalagi ketika kita melihat ada orang lain dengan usaha sejenis bisa mendapatkan segala sesuatunya dengan cepat.
Namun setelah mencoba, hasilnya ngga terlihat juga. Kemudian yang terjadi adalah kita terus saja mempertanyakan dan mengeluh sepanjang hari, kenapa ngga ada income. Kalau ini sudah terjadi (terus mengeluh dan mempertanyakan), saya cuma bisa bilang hati-hati dengan hukum daya tarik atau the law of attraction.
Coba dipahami lagi bahwasanya segala sesuatunya membutuhkan proses untuk mencapai sebuah kesuksesan sekalipun kesuksesan tersebut nilainya kecil. Karena sukses adalah sebuah perjalanan yang panjang, tidak secepat membalik telapak tangan.
Cermati sekali lagi, setiap kali kita berdoa pada Allah, tentu kita selalu meminta diberikan yang terbaik bukan. Tidak ada hamba yang berdoa meminta sebuah keburukan. Tahukah Anda, bahwa mungkin karena doa Anda tersebut hingga saat ini Anda belum juga sukses.
Maksudnya apa? Apa kita harus berhenti berusaha dan berdoa? BUKAN! Ketika Anda berdoa meminta yang terbaik pada Tuhan, tentu Dia akan mengabulkannya. Efek sampingnya apa? Ketika apa yang sedang Anda usahakan tidak menjadi suatu kebaikan, maka boleh jadi Anda tidak akan sukses di dalamnya.
Nah, disisi lain sebagai manusia kita tidak pernah tahu mana yang terbaik untuk diri kita. Oleh karena itu kita sebagai manusia wajib berusaha dan terus berdoa. Yakinlah suatu saat Anda akan menemukan jalur kesuksesan Anda.
Bisa juga ketika saat ini Anda tidak kunjung sukses, maka yang sedang terjadi adalah Allah merasa ini belum waktunya untuk Anda. Mungkin saja ketika Anda diberikan kesuksesan saat ini, Anda akan menjadi manusia sombong dan semakin menjauh dari Allah.
Dia ingin Anda lebih siap secara fisik, mental, dan spiritual ketika Anda mencapai suatu kesuksesan. Berpikir positiflah kepada Allah. Dia tahu apa dan kapan saat yang terbaik untuk membagikan berkahnya kepada umatnya dalam bentuk kesuksesan.
Itulah sebabnya mengapa setiap saya mencoba merintis sebuah usaha untuk mencapai impian terbesar saya (passive income), saya selalu mencoba bersabar dan menikmati setiap prosesnya. Bagi saya itu adalah sebuah pelajaran kehidupan yang diberikan Allah. Andaikata saya masih harus berusaha, akan saya lakukan.
Dan Alhamdulillah… paling tidak saat ini saya sudah masuk di zona passive income walau masih terbilang kecil jumlahnya. Selebihnya kalaupun masuknya banyak itu masih dikarenakan kerjaan aktif (active income). Someday… saya percaya akan berada di posisi passive income dengan nominal besar, menyusul rekan-rekan yang sudah lebih dulu menikmati itu semua.
Jadi sekali lagi, bersabarlah. Ingatlah bahwa rahmat, berkah, nikmat, kesuksesan, bila sudah tiba waktunya menjadi milik kita pasti akan datang juga pada kita. Selama kita terus berusaha dan selalu dekat padaNya. Maka dari itu, segera dekatkan diri Anda kepadaNya.
Bukankah sudah menjadi janji Allah SWT, bila kita dekat maka segala bentuk upaya dan usaha yang kita lakukan akan senantiasa mendapat bantuannya. Coba pikir, siapa yang menggerakkan hati manusia untuk membeli produk ataupun berbisnis dengan kita?
http://ariefmaulana.com/berkat-tuhan-datang-tepat-pada-waktunya/
Sebagai manusia, kita memang harus selalu berikhtiar dengan sebaik mungkin demi pencapaian hasil yang maksimal. Disamping berikhtiar, kita pun senantiasa berdoa kepada Allah untuk diberi kelancaran dan kebaikan dalam setiap usaha kita.
Satu pertanyaan penting, “Anda percaya dan yakin ngga, bahwa doa Anda akan dikabulkan oleh Allah?”. Saya yakin Anda juga berdoa kepada Allah untuk minta diberikan yang terbaik, betul? Itu dia masalahnya. Kalau hal ini Anda benar-benar pahami, saya kira tidak akan ada keluhan lagi. Terus berusaha dan belajar untuk meningkatkan kualitas usaha. Karena Anda yakin, DOA SAYA PASTI DIKABULKAN, hanya saja ALLAH TAHU WAKTU TERBAIK UNTUK MENGABULKAN DOA SAYA itu kapan.
Ada sebuah cerita yang mungkin bisa menjadi sebuah analogi yang mirip dengan kehidupan kita.
Apakah saat ini Anda sudah memiliki anak? Kira-kira usianya 7-10 tahun lah (SD). Kalau belum dibayangkan saja.
Katakanlah Anda adalah orang sukses yang sudah memiliki segalanya. Harta melimpah dan bisnis semuanya berjalan dengan baik, sehingga andai Anda membuang 5 M ke jalan pun masih tidak ada artinya, saking kayanya Anda.
Pada suatu pagi, anak Anda (masih SD) yang sangat disayangi datang kepada Anda dengan muka manja dan mengharapkan sesuatu. Dia mengiba meminta uang saku kepada Anda. Tapi uang saku yang diminta ternyata tidak seperti biasanya. Mulai sekarang ia meminta uang saku sebesar 10 juta / hari. Saya yakin buat Anda membuang uang segitu tidak masalah. Tapi pertanyaannya adalah, “Kira-kira, Anda bakal kasih uang itu apa tidak? Atau Anda bakal kasih jika umur anak Anda sudah sepantasnya untuk mendapatkan uang saku 10 juta / hari?”
Saya yakin sesayang apapun Anda pada anak, uang 10 juta / hari tersebut tidak akan Anda berikan. Kenapa? Anda tentu berpikir bahwa anak sekecil itu, belum pantas memiliki uang jajan sebanyak 10 juta (walau Anda mampu memberikannya). Belum waktunya, itu kata Anda. Mungkin kalau sedikit lebih besar, kuliah misalnya, 10 juta tersebut akan Anda berikan padanya.
Nah seperti itulah Allah. Kalau kita sudah berusaha maksimal, berdoa, dsb, belum juga diberi, maka itu artinya belum tepat waktunya bagi kita untuk menerima berkat dan rahmat melimpah (kesuksesan) dari Allah. Selalu ada alasan yang baik di balik itu semua. Sayangnya kita tidak pernah tahu. Namun, jika memang Anda beriman dan yakin semestinya Anda percaya bahwa Allah tahu apa yang terbaik untuk kita.
Ingat rekan-rekan, jangan sekali-kali “meragukan Allah” dengan mengatakan, “Kok doaku ngga terkabul? Kan udah berusaha dan berdoa mati-matian. Ini bener ngga sih” Kalau itu Anda lakukan, bagaimana Dia akan mengabulkannya? Bukankah di Al-Qur’an juga ada ayat yang berbunyi, “…Aku adalah sesuai prasangka hambaKu…”. Jadi kalau jalan yang Anda lakukan sudah benar dan Anda sudah berusaha maksimal ya sudah… pasrahkan saja selebihnya.
Seringkali ketika kita sedang mengusahakan sesuatu, sikap tidak sabar selalu menyelimuti diri. Kita sering terbawa nafsu emosi sehingga ingin cepat mendapatkan segala sesuatunya dengan cepat. Apalagi ketika kita melihat ada orang lain dengan usaha sejenis bisa mendapatkan segala sesuatunya dengan cepat.
Namun setelah mencoba, hasilnya ngga terlihat juga. Kemudian yang terjadi adalah kita terus saja mempertanyakan dan mengeluh sepanjang hari, kenapa ngga ada income. Kalau ini sudah terjadi (terus mengeluh dan mempertanyakan), saya cuma bisa bilang hati-hati dengan hukum daya tarik atau the law of attraction.
Coba dipahami lagi bahwasanya segala sesuatunya membutuhkan proses untuk mencapai sebuah kesuksesan sekalipun kesuksesan tersebut nilainya kecil. Karena sukses adalah sebuah perjalanan yang panjang, tidak secepat membalik telapak tangan.
Cermati sekali lagi, setiap kali kita berdoa pada Allah, tentu kita selalu meminta diberikan yang terbaik bukan. Tidak ada hamba yang berdoa meminta sebuah keburukan. Tahukah Anda, bahwa mungkin karena doa Anda tersebut hingga saat ini Anda belum juga sukses.
Maksudnya apa? Apa kita harus berhenti berusaha dan berdoa? BUKAN! Ketika Anda berdoa meminta yang terbaik pada Tuhan, tentu Dia akan mengabulkannya. Efek sampingnya apa? Ketika apa yang sedang Anda usahakan tidak menjadi suatu kebaikan, maka boleh jadi Anda tidak akan sukses di dalamnya.
Nah, disisi lain sebagai manusia kita tidak pernah tahu mana yang terbaik untuk diri kita. Oleh karena itu kita sebagai manusia wajib berusaha dan terus berdoa. Yakinlah suatu saat Anda akan menemukan jalur kesuksesan Anda.
Bisa juga ketika saat ini Anda tidak kunjung sukses, maka yang sedang terjadi adalah Allah merasa ini belum waktunya untuk Anda. Mungkin saja ketika Anda diberikan kesuksesan saat ini, Anda akan menjadi manusia sombong dan semakin menjauh dari Allah.
Dia ingin Anda lebih siap secara fisik, mental, dan spiritual ketika Anda mencapai suatu kesuksesan. Berpikir positiflah kepada Allah. Dia tahu apa dan kapan saat yang terbaik untuk membagikan berkahnya kepada umatnya dalam bentuk kesuksesan.
Itulah sebabnya mengapa setiap saya mencoba merintis sebuah usaha untuk mencapai impian terbesar saya (passive income), saya selalu mencoba bersabar dan menikmati setiap prosesnya. Bagi saya itu adalah sebuah pelajaran kehidupan yang diberikan Allah. Andaikata saya masih harus berusaha, akan saya lakukan.
Dan Alhamdulillah… paling tidak saat ini saya sudah masuk di zona passive income walau masih terbilang kecil jumlahnya. Selebihnya kalaupun masuknya banyak itu masih dikarenakan kerjaan aktif (active income). Someday… saya percaya akan berada di posisi passive income dengan nominal besar, menyusul rekan-rekan yang sudah lebih dulu menikmati itu semua.
Jadi sekali lagi, bersabarlah. Ingatlah bahwa rahmat, berkah, nikmat, kesuksesan, bila sudah tiba waktunya menjadi milik kita pasti akan datang juga pada kita. Selama kita terus berusaha dan selalu dekat padaNya. Maka dari itu, segera dekatkan diri Anda kepadaNya.
Bukankah sudah menjadi janji Allah SWT, bila kita dekat maka segala bentuk upaya dan usaha yang kita lakukan akan senantiasa mendapat bantuannya. Coba pikir, siapa yang menggerakkan hati manusia untuk membeli produk ataupun berbisnis dengan kita?
http://ariefmaulana.com/berkat-tuhan-datang-tepat-pada-waktunya/
☆╰♥♥●•☆ Orang Yang Bersabar Akan Mendapatkan Yang Terbaik... ☆╰♥♥●•☆
Bismillahirrohmanirrohim.....(✿◠‿◠)
Diriwayatkan dari Abdullah ibn Mas'ud: Jalan keluar dan kelapangan hati itu ada dalam keyakinan dan keridhaan hati. Sedangkan keresahan dan kesedihan itu ada dalam keraguan dan ketidak sukaan.
Dan beliau juga pernah mengatakan: "Orang yang banyak bersabar akan memperoleh yang terbaik."
Seorang yang bijaksana mengatakan: "Orang yang berakal akan menghibur dirinya dari hal-hal yang tidak disukai karena menimpanya. Alasannya: Pertama. ia bisa gembira karena masih ada sesuatu untuknya. Kedua, Karena ia masih dapat mengharapkan jalan keluar dari apa yang menimpanya."
Sebaliknya orang yang bodoh akan ketakutan menghadapi ujian yang menimpanya, karena: Pertama, ia harus banyak merengek bantuan kepada orang lain. Kedua, ketakutannya akan sesuatu lebih besar dari yang akan menimpanya.
Ali ibn Abi Thalib berkata: "Ingatlah, kesabaran sebagai nilai keimanan adalah bagai kepala dalam jasad. Apabila kepala putus maka jasad tak bermakna.
"Demikian pula kepahitan akan kegagalan yang kita rasakan dalam hidup ini, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Rasa pahit yang terasa itu tergantung dari hati dan perasaan tempat kita meletakkan segalanya."
"Jadi, saat kau merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup. Lapangkanlah dadamu, bersabar, menerima semuanya dan luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu. Serahkan sandarkan hatimu pada Sang Pemilik Hati ALLAH SUBHANAHU WA TA'ALA."
"Hatimu adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Qalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya."
"Jadi, janganlah menjadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan." (✿◠‿◠)
"Salah bisa diperbaiki, gagal bisa diulangi, kita boleh gagal tapi jagan sampai menyerah. InsyaAllah ALLAH akan memberikan yang terbaik." Hamamasah!
Ujian itu adalah program latihan dari ALLAH yang ditetapkan oleh makhluk-Nya, dan latihan ALLAH akan membukakan hati, pendengaran dan penglihatan hambanya agar selalu bersabar.
قُلْ يَا عِبَادِ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ ۚ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗ وَأَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةٌ ۗ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
"Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Rabbmu". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.(QsAz-Zumar:10)
fanspage mencintaimu karena allah
Diriwayatkan dari Abdullah ibn Mas'ud: Jalan keluar dan kelapangan hati itu ada dalam keyakinan dan keridhaan hati. Sedangkan keresahan dan kesedihan itu ada dalam keraguan dan ketidak sukaan.
Dan beliau juga pernah mengatakan: "Orang yang banyak bersabar akan memperoleh yang terbaik."
Seorang yang bijaksana mengatakan: "Orang yang berakal akan menghibur dirinya dari hal-hal yang tidak disukai karena menimpanya. Alasannya: Pertama. ia bisa gembira karena masih ada sesuatu untuknya. Kedua, Karena ia masih dapat mengharapkan jalan keluar dari apa yang menimpanya."
Sebaliknya orang yang bodoh akan ketakutan menghadapi ujian yang menimpanya, karena: Pertama, ia harus banyak merengek bantuan kepada orang lain. Kedua, ketakutannya akan sesuatu lebih besar dari yang akan menimpanya.
Ali ibn Abi Thalib berkata: "Ingatlah, kesabaran sebagai nilai keimanan adalah bagai kepala dalam jasad. Apabila kepala putus maka jasad tak bermakna.
"Demikian pula kepahitan akan kegagalan yang kita rasakan dalam hidup ini, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Rasa pahit yang terasa itu tergantung dari hati dan perasaan tempat kita meletakkan segalanya."
"Jadi, saat kau merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup. Lapangkanlah dadamu, bersabar, menerima semuanya dan luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu. Serahkan sandarkan hatimu pada Sang Pemilik Hati ALLAH SUBHANAHU WA TA'ALA."
"Hatimu adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Qalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya."
"Jadi, janganlah menjadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan." (✿◠‿◠)
"Salah bisa diperbaiki, gagal bisa diulangi, kita boleh gagal tapi jagan sampai menyerah. InsyaAllah ALLAH akan memberikan yang terbaik." Hamamasah!
Ujian itu adalah program latihan dari ALLAH yang ditetapkan oleh makhluk-Nya, dan latihan ALLAH akan membukakan hati, pendengaran dan penglihatan hambanya agar selalu bersabar.
قُلْ يَا عِبَادِ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ ۚ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗ وَأَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةٌ ۗ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
"Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Rabbmu". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.(QsAz-Zumar:10)
fanspage mencintaimu karena allah
Rabu, 20 April 2011
Bersabarlah
Bersabarlah,
Disaat apa yang kita impikan begitu dekat
Dan telah Allah letakkan di atas telapak tangan
Sungguh hanya dengan kehendak Allah jua lah
Jari-jari kita dikuatkan untuk kemudian menggenggamnya
Sungguh hanya Dialah yang akan memberi kita
Kemampuan untuk kemudian memeluknya erat
Jika mungkin hari ini
Allah meletakkan semua apa yang kita impikan
Diatas telapak tangan kita
Untuk sekedar menguji keikhlasan
Bersabarlah ….
Bersabarlah….
Hingga akhirnya ia akan menggantinya
Dengan yang terbaik
Dan menguatkan kita
Untuk benar-benar menggenggam dan merengkuhnya
Karena ia memang Allah berikan untuk kita
Bersabarlah ….
Jika waktunya telah tepat
Sungguh apa yang Allah tetapkan untuk kita
Tak akan pernah tertukar
“ Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri…”(QS Al-Hadiid 22-23)
Disaat apa yang kita impikan begitu dekat
Dan telah Allah letakkan di atas telapak tangan
Sungguh hanya dengan kehendak Allah jua lah
Jari-jari kita dikuatkan untuk kemudian menggenggamnya
Sungguh hanya Dialah yang akan memberi kita
Kemampuan untuk kemudian memeluknya erat
Jika mungkin hari ini
Allah meletakkan semua apa yang kita impikan
Diatas telapak tangan kita
Untuk sekedar menguji keikhlasan
Bersabarlah ….
Bersabarlah….
Hingga akhirnya ia akan menggantinya
Dengan yang terbaik
Dan menguatkan kita
Untuk benar-benar menggenggam dan merengkuhnya
Karena ia memang Allah berikan untuk kita
Bersabarlah ….
Jika waktunya telah tepat
Sungguh apa yang Allah tetapkan untuk kita
Tak akan pernah tertukar
“ Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri…”(QS Al-Hadiid 22-23)
Sabtu, 02 April 2011
Hidup Adalah Prosess, Bersabarlah...
Seorang anak muda yang sedang bermain di luar kota. Angkutan umum sudah habis dan ia kesulitan untuk pulang. Maka ia memutuskan untuk menginap di rumah yang ditemuinya. “Pak, bolehkah saya menginap di sini?” tanya anak muda itu kepada pemilik rumah. “Tidak boleh! memang kamu pikir rumah ini hotel?” jawab pemilik rumah itu dengan ketus.
“Memang rumah ini dulu dibangun oleh siapa?” balas anak muda. “Oleh kakek buyut saya!” jawab pemilik rumah itu. “Lalu kakek buyut bapak sekarang dimana?” Anak muda itu tidak mau kalah. “Kakek buyut saya meninggal 40 tahun lalu, kemudian rumah ini ditinggali anaknya – yaitu kakek saya.
Sesudah kakek saya meninggal, bapak dan ibu saya tinggal di sini. Tetapi tiga tahun yang lalu bapak saya meninggal, lalu saya dan istri saya memutuskan untuk pindah ke mari dan menemani Ibu. Mungkin kelak saya akan mewariskan rumah ini pada salah satu anak saya.” Pemilik rumah itu bercerita dengan cepat.
“Lalu kenapa bapak tidak mau menyebut rumah ini sebagai hotel?” Tanya si anak muda, “Penghuni rumah ini selalu berganti, selalu datang dan pergi, seperti sebuah penginapan.”
Begitulah hidup kawan, Siapapun tahu hidup adalah sebuah proses yang singkat. Penghuni bumi selalu berganti, dari generasi ke generasi – dari keturunan ke keturunan. Orang Jawa berfilsafat bahwa “Urip iku gur koyo mampir ngombe.” atau “hidup itu cuma sekedar mampir minum”.
Seperti halnya seseorang yang tengah melakukan perjalanan panjang, ia akan berhenti sejenak untuk minum sebelum melanjutkan langkahnya. Saat ‘berhenti minum’ itu yang kemudian disebut hidup. Nah, mari kita gunakan proses hidup yg kita lalui ini dengan sebaik baiknya... Karna tidak ada yang menjamin bahwa kita bisa hidup lebih lama lagi didunia ini
“Memang rumah ini dulu dibangun oleh siapa?” balas anak muda. “Oleh kakek buyut saya!” jawab pemilik rumah itu. “Lalu kakek buyut bapak sekarang dimana?” Anak muda itu tidak mau kalah. “Kakek buyut saya meninggal 40 tahun lalu, kemudian rumah ini ditinggali anaknya – yaitu kakek saya.
Sesudah kakek saya meninggal, bapak dan ibu saya tinggal di sini. Tetapi tiga tahun yang lalu bapak saya meninggal, lalu saya dan istri saya memutuskan untuk pindah ke mari dan menemani Ibu. Mungkin kelak saya akan mewariskan rumah ini pada salah satu anak saya.” Pemilik rumah itu bercerita dengan cepat.
“Lalu kenapa bapak tidak mau menyebut rumah ini sebagai hotel?” Tanya si anak muda, “Penghuni rumah ini selalu berganti, selalu datang dan pergi, seperti sebuah penginapan.”
Begitulah hidup kawan, Siapapun tahu hidup adalah sebuah proses yang singkat. Penghuni bumi selalu berganti, dari generasi ke generasi – dari keturunan ke keturunan. Orang Jawa berfilsafat bahwa “Urip iku gur koyo mampir ngombe.” atau “hidup itu cuma sekedar mampir minum”.
Seperti halnya seseorang yang tengah melakukan perjalanan panjang, ia akan berhenti sejenak untuk minum sebelum melanjutkan langkahnya. Saat ‘berhenti minum’ itu yang kemudian disebut hidup. Nah, mari kita gunakan proses hidup yg kita lalui ini dengan sebaik baiknya... Karna tidak ada yang menjamin bahwa kita bisa hidup lebih lama lagi didunia ini
Langganan:
Postingan (Atom)