Jumat, 05 Oktober 2012

Engkau tampil untuk menyampaikan sesuatu, ataukah menyampaikan sesuatu untuk tampil!?

Hendaknya seseorang memperhatikan hatinya sebelum beramal/berdakwah. Apakah ia memaksudkannya untuk beribadah kepadaNya ataukah untuk mencari perhatian manusia? dan hendaknya ia senantiasa meluruskan niatnya..

Karena orang yang melaksanakan ibadah kepada Allah, ia tampil karena ia ingin melakukan/menyampaikan sesuatu; sedangkan orang yang mencari-cari perhatian melakukan/menyampaikan sesuatu untuk menampilkan dirinya..

Ketahuilah, bahwa Allah Ta’ala berfirman:

الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الأرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ فَلا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ

“Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.”

(Al Baqarah 2: 22)

Sahabat Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma –yang sangat luas dan mendalam ilmunya- menafsirkan ayat di atas dengan mengatakan,

”Yang dimaksud membuat sekutu bagi Allah (dalam ayat di atas, pen) adalah berbuat syirik. Syirik adalah suatu perbuatan dosa yang lebih sulit (sangat samar) untuk dikenali daripada jejak semut yang merayap di atas batu hitam di tengah kegelapan malam.”

[HR. Ahmad (4/403). Dishahihkan oleh Syaikh al Albani dalam Shahiihul Jami’ (3731) dan Shahih at Targhiib wa at Tarhiib (36).]

Pada suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkhutbah di hadapan para shahabat, kemudian beliau bersabda:

أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا هَذَا الشِّرْكَ فَإِنَّهُ أَخْفَى مِنْ دَبِيبِ النَّمْلِ

“Wahai sekalian manusia, takutlah kalian terhadap syirik karena dia lebih halus dari langkah semut.”

Kemudian seseorang bertanya,

“Wahai Rasulallah, bagaimana kami harus menghindarinya, sementara dia lebih halus dari langkah semut?”

Maka beliau menjawab:

قُولُوا

“Bedo’alah dengan membaca,

اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ أَنْ نُشْرِكَ بِكَ شَيْئًا نَعْلَمُهُ وَنَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا نَعْلَمُ

‘ALLAHUMMA INNAA NA’UUDZU BIKA MIN AN NUSYRIKA BIKA SYAY-AN NA’LAMUHU, WA NASTAGHFIRUKA LIMAA LAA NA’LAMUHU

(Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari menyekutukan-Mu dengan sesuatu yang kami mengetahuinya dan kami meminta ampun kepada-Mu terhadap apa yang kami tidak ketahui).’”

(HR. Ahmad, dll; dikatakan “HASAN LIGHAYRIHI” oleh Syaikh al-albaaniy dalam shahiih at-targhiib)

dari Abu Sa’id, dia berkata,

‘Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah keluar bersama kami, sementara kami saling mengingatkan tentang Al Masih Ad Dajjal, maka beliau bersabda:

أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِمَا هُوَ أَخْوَفُ عَلَيْكُمْ عِنْدِي مِنْ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

“Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang sesuatu yang lebih aku khawatirkan terhadap diri kalian daripada Al Masih Ad Dajjal?”

Abu Sa’id berkata, “Kami menjawab, “Tentu.”

Beliau bersabda:

الشِّرْكُ الْخَفِيُّ أَنْ يَقُومَ الرَّجُلُ يُصَلِّي فَيُزَيِّنُ صَلَاتَهُ لِمَا يَرَى مِنْ نَظَرِ رَجُلٍ

“Syirik yang tersembunyi, yaitu seseorang mengerjakan shalat dan membaguskan shalatnya dengan harapan agar ada seseorang yang memperhatikannya.”

(HR. Ibn Maajah; dishahiihkan oleh Syaikh al Albaaniy dalam shahiih ibn maajah)

dari Mahmud bin Labid berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ

“Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan dari kalian adalah syirik kecil.”

Mereka bertanya: Apa itu syirik kecil wahai Rasulullah?

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

الرِّيَاءُ

“Riyaa`.”

(Råsulullåh kemudian melanjutkan:)

إِنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَقُولُ يَوْمَ تُجَازَى الْعِبَادُ بِأَعْمَالِهِمْ

Allah ‘azza wajalla berfirman kepada mereka pada hari kiamat saat orang-orang diberi balasan atas amal-amal mereka:

اذْهَبُوا إِلَى الَّذِينَ كُنْتُمْ تُرَاءُونَ بِأَعْمَالِكُمْ فِي الدُّنْيَا فَانْظُرُوا هَلْ تَجِدُونَ عِنْدَهُمْ جَزَاءً

“Temuilah orang-orang yang dulu kau perlihat-lihatkan didunia lalu lihatlah apakah kalian menemukan balasan disisi mereka?”

(HR. Ahmad; dikatakan oleh al-’iraaqiy: “para perawinya TSIQAH (terpercaya)”, dikatakan oleh al-haytsamiy: “para perawinya para perawi yang shahiih”, dikatakan oleh al-mundziriy dan al-albaaniy: “isnadnya jayyid”)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:

إِذَا جَمَعَ اللَّهُ الْأَوَّلِينَ وَالْآخِرِينَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لِيَوْمٍ لَا رَيْبَ فِيهِ نَادَى مُنَادٍ

“Apabila Allah mengumpulkan orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang terakhir pada hari Kiamat -di hari yang tidak ada keraguan dalamnya-, maka akan ada seorang penyeru yang menyeru,

مَنْ كَانَ أَشْرَكَ فِي عَمَلٍ عَمِلَهُ لِلَّهِ فَلْيَطْلُبْ ثَوَابَهُ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنْ الشِّرْكِ

“Barangsiapa berbuat syirik yang ia kerjakan untuk selain Allah, hendaknya ia meminta balasan kepada selain Allah tersebut, sesungguhnya Allah tidak membutuhkan sekutu.”

(HR. Ibn Maajah; dishahiihkan syaikh al-albaaniy dalam shahiih ibn Maajah)

Semoga bermanfa’at..

Semoga Allah menyelamatkan kita dari riyaa’ dan sum’ah; yang ia adalah SYIRIK ASHGHAR, yang dosanya SANGAT BESAR, lebih besar dari mencuri, dll. Yang amalannya itu DIHAPUSKAN pahalanya oleh Allah, yang amalannya tersebut tidak Allah butuhkan, yang amalannya tersebut diserahkan Allah kepada yang ia tujukan, padahal sesuatu/seseorang yang ia tujukan tersebut sama sekali tidak memiliki surga untuk membalas kebaikan..

http://abuzuhriy.com/engkau-tampil-untuk-menyampaikan-sesuatu-ataukah-menyampaikan-sesuatu-untuk-tampil/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar