Jumat, 10 Agustus 2012

Menemukan Hikmah dibalik Musibah

Seluruh manusia yang hidup di dunia ini tak akan mampu keluar atau menghindari musibah. Bila kita berbicara tentang musibah, yang terfikirkan dalam otak kita adalah sesuatu yang buruk telah terjadi, merugikan orang yang ditimpanya, mengakibatkan kesedihan dan kepedihan hidup. Seluruh manusia tidak suka bila ditimpa musibah. Namun, untuk ummat muslim sesungguhnya setiap apa yang dilaluinya penuh hikmah, apabila ia ditimpa kesenangan ia bersyukur maka baiklah baginya, dan apabila ditimpa musibah ia bersabar maka baiklah baginya. Sesungguhnya selalu terdapat hikmah dibalik setiap musibah.

hikmah dibalik musibah sabar

Sebuah musibah tidak akan berakibat baik bila kita tidak mengetahui dan menemukan hikmah dibalik musibah. Sesungguhnya di balik musibah itu terdapat hikmah dan pelajaran yang banyak bagi mereka yang bersabar dan menyerahkan semuanya kepada Allah yang telah mentakdirkan itu semua untuk hamba-Nya, diantara hikmah yang bisa kita petik antara lain adalah:

Musibah akan mendidik jiwa dan menyucikannya dari dosa dan kemaksiatan

Allah Ta’ala berfirman:

وَمَآأَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُوا عَن كَثِيرٍ ( الشورى: 30)

artinya, “Apa saja musibah yang menimpa kamu maka disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS asy Syura: 30)

Dalam ayat ini terdapat kabar gembira sekaligus ancaman jika kita mengetahui bahwa musibah yang kita alami adalah merupakan hukuman atas dosa-dosa kita. Hikmah dibalik musibahnya adalah agar kita selalu menjaga diri dari perbuatan dosa dan kemaksiatan sehingga terhindarkan dari musibah. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu bahwa Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: ”Tidak ada penyakit, kesedihan dan bahaya yang menimpa seorang mukmin hinggga duri yang menusuknya melain-kan Allah akan mengampuni kesalahan-kesalahannya dengan semua itu.” (HR. Bukhari)

Sebagian ulama salaf berkata, “Kalau bukan karena musibah-musibah yang kita alami di dunia, niscaya kita akan datang di hari kiamat dalam keadaan pailit (sangat sulit).”

Mendapatkan kebahagiaan (pahala) tak terhingga di akhirat.

Itu merupakan balasan dari musibah yang diderita oleh seorang hamba sewaktu di dunia, sebab kegetiran hidup yang dirasakan seorang hamba ketika di dunia akan berubah menjadi kenikmatan di akhirat dan sebaliknya. Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda, ”Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir.”

Musibah Sebagai parameter kesabaran seorang hamba.

hikmah dibalik musibah lainya adalah sebagai ujian kesabaran. Sebagaimana dituturkan, bahwa seandainya tidak ada ujian maka tidak akan tampak keutamaan sabar. Apabila ada kesabaran maka akan muncul segala macam kebaikan yang menyertainya, namun jika tidak ada kesabaran maka akan lenyap pula kebaikan itu.

Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda, “Sungguh menakjubkan kondisi seorang mukmin, sesungguhnya semua urusannya adalah baik baginya. Jika memperoleh kelapangan lalu ia bersyukur maka itu adalah baik baginya. Dan jika ditimpa kesempitan lalu ia bersabar maka itupun baik baginya (juga).”

Musibah Dapat memurnikan tauhid dan menautkan hati kepada Allah.

Agar ingat dan berdoa kepada Allah SWT adalah hikmah dibalik musibah juga. Dalam surat Fushilat ayat 51 Allah berfirman,

وَإِذَآ أَنْعَمْنَا عَلَى اْلإِنسَانِ أَعْرَضَ وَنَئَا بِجَانِبِهِ وَإِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ فَذُو دُعَآءٍ عَرِيضٍ (فصلت:51 )

artinya, “Dan apabila Kami memberikan nikmat kepada manusia, ia berpaling dan menjauhkan diri; tetapi apabila ia ditimpa malapetaka maka ia banyak berdo’a.”

Musibah dapat menyebabkan seorang hamba berdoa dengan sungguh-sungguh, tawakkal dan ikhlas dalam memohon. Dengan kembali kepada Allah (inabah) seorang hamba akan merasakan manisnya iman, yang lebih nikmat dari lenyapnya penyakit yang diderita. Apabila seseorang ditimpa musibah baik berupa kefakiran, penyakit dan lainnya maka hendaknya hanya berdo’a dan memohon pertolongan kepada.

Musibah Dapat mengikis sikap sombong, ujub dan keras kepala.

Jika seorang hamba kondisinya serba baik dan tak pernah ditimpa musibah maka biasanya ia akan bertindak melampaui batas, lupa awal kejadiannya dan lupa tujuan akhir dari kehidupannya. Akan tetapi ketika ia ditimpa sakit, kesakitan bahkan mati, maka ia tak mampu memberi manfaat dan menolak bahaya dari dirinya. Dengan musibah ia akan menyadari kelemahanya dan ketidakberdayaanya tanpa pertolongan Allah. Kesadaran inilah yang akan mendorong manusia untuk membuang sikap sombing, ujub dan keras kepala.

Merupakan indikasi bahwa Allah menghendaki kebaikan.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah secara marfu’ bahwa Rasulullah n bersabda, ”Barang siapa yang dikehen-daki oleh Allah kebaikan maka Allah akan menimpakan musibah kepadanya.” (HR al Bukhari). Seorang mukmin meskipun hidupnya sarat dengan ujian dan musibah namun hati dan jiwanya tetap sehat. Hikmah dibalik musibah bisa jadi Allah menghendaki kebaikan atas diri kita.

Dengan adanya musibah seseorang akan mengetahui betapa besarnya nikmat keselamatan dan ‘afiyah (kesehatan)

Jika seseorang selalu dalam keadaan senang dan sehat maka ia tidak akan mengetahui derita orang yang tertimpa cobaan dan kesusahan, dan ia tidak akan tahu pula besarnya nikmat yang ia peroleh. Maka ketika seorang hamba terkena musibah, diharapkan agar ia bisa betapa mahalnya nikmat yang selama ini ia terima dari Allah.

Segala sesuatu akan bernilai bila kita dapat menemukan hikmah dibalik itu semua. Tak terkecuali juga untuk sesuatu yang buruk, pastilah bila kita mencermati akan ada hikmah dibalik musibah. Semoga artikel pendek ini dapat terus menambah keimana kita dan menghindarkan kita dari dosa-dosa dan kejelekan diri kita sendiri sehingga menghindarkan kita dari musibah dan menghantarkan kita kepada kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Sumber: ebook فوائد المصيبة dengan beberapa tambahan dan pengurangan dari imtaq.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar