Senin, 23 Mei 2011

Keyakinan akan Jaminan Rezeki dari Allah


Sering kita mendengar nasehat bahwa tugas manusia bukan mencari rezeki, melainkan menjemput rezeki. Istilah “mencari” adalah untuk sesuatu yang sifatnya antara ada dan tiada, sedangkan “menjemput” digunakan untuk sesuatu yang pasti ada. Nasehat tersebut benar adanya, karena rezeki untuk setiap makhluk pasti ada, karena sudah dijamin oleh Allah. Seperti yang Allah firmankan dalam Al Qur’an:

“Dan tidak ada satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di muka bumi melainkan Allah-lah yang menjamin rezekinya, Dia (Allah) mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)”. QS. Hud (11) : 6

Orang tua bukanlah pemberi rezeki, orang tua hanya sebagai jalan rezeki bagi seorang anak. Begitu juga suami bagi seorang istri dan pembeli bagi seorang pedagang. Yang memberi dan menetapkan rezeki adalah Allah. Oleh karenanya, janganlah seorang pedagang bersikap baik kepada calon pembeli dengan niatan agar dagangannya dibeli. Janganlah seseorang kuliah tinggi-tinggi dengan niatan dapat pekerjaan yang bagus dengan gaji yang tinggi. Janganlah seseorang bercita-cita menjadi dokter agar mempunyai uang yang banyak. Niatkanlah kebaikan-kebaikan itu semua agar kita mendapatkan kehidupan dunia yang berkah, yang memberikan manfaat sebanyak-banyaknya bagi orang lain dan dapat mendekatkan diri kita kepada Allah.

Sejak kita berusia 120 hari di dalam rahim ibu, Allah telah menuliskan rezeki kita. Lantas, mengapa seringkali kita merasa sulit memperoleh rezeki seperti yang kita harapkan? Yang pertama, bisa jadi karena kita tidak tahu tempatnya sehingga kita menjemput di tempat yang salah. Atau yang kedua, bisa jadi rezeki itu sudah di depan mata tetapi kita tidak melihatnya dikeranakan terhalang oleh sesuatu, yaitu kotoran dosa-dosa kita. Oleh karena itu, jangan berhenti “bertanya” kepada Allah dan terus-menerus bertaubat, meminta ampunan atas semua dosa-dosa kita. Semoga Allah menunjukkan kepada kita di mana tempat penyimpanan rezeki kita dan menuntun kita untuk menjemput rezeki tersebut sesuai dengan cara-cara yang dikehendakiNya.

Dan tetaplah ingat bahwa rezeki yang sedikit namun mencukupi lebih baik daripada banyak namun melalaikan. Wallahu’alam

mq pagy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar