Ya Allah ambillah kesombonganku dariku
Allah berkata, "Tidak. Bukan Aku yang mengambil, tapi kau yang harus menyerahkannya."
(artinya secara sadar kita harus menjauhkan diri kepada hal-hal yang berbau kesombongan.Anda punya uang, jabatan dan kekuasaan. Anda punya kecerdasan, kepintaran dan kecerdikan. Maka pahamkanlah itu semua pemberian Tuhan. Yang berhak untuk "Sombong" hanyalah Allah semata)
Ya Allah sempurnakanlah kekurangan anakku yang cacat
Allah berkata, "Tidak. Jiwanya telah sempurna, tubuhnya hanyalah sementara."
(Jangan merasa diri tidak sempurna karena penciptaan jiwa telah sampai pada tahap kesempurnaan. Tugas kita adalah mau apa tidak memanfaatkan kesempurnaan kita sebagai manusia mahluk dengan ciptaan terbaik)
Ya Allah beri aku kesabaran
Allah berkata, "Tidak. Kesabaran didapat dari ketabahan dalam menghadapi cobaan; tidak diberikan, kau harus meraihnya sendiri."
(Sabar hanya bisa diraih ketika kita mendapatkan berbagai cobaan hidup dan menjalaninya dengan tabah karena yakin itu semua sudah takdir)
Ya Allah beri aku kebahagiaan
Allah berkata, "Tidak. Kuberi keberkahan, kebahagiaan tergantung kepadamu sendiri untuk menghargai keberkahan itu."
Ya Allah jauhkan aku dari kesusahan
Allah berkata, "Tidak. Penderitaan menjauhkanmu dari jerat duniawi dan mendekatkanmu pada Ku."
Ya Allah beri aku segala hal yang menjadikan hidup ini nikmat
Allah berkata, "Tidak. Aku beri kau kehidupan supaya kau menikmati segala hal."
Ya Allah bantu aku MENCINTAI orang lain, sebesar cintaMu padaku
Allah berkata... "Akhirnya kau mengerti !"
Kadang kala kita berpikir bahwa Allah tidak adil, kita telah susah payah memanjatkan doa, meminta dan berusaha, pagi-siang-malam, tapi tak ada hasilnya. Kita mengharapkan diberi pekerjaan, puluhan-bahkan ratusan lamaran telah kita kirimkan tak ada jawaban sama sekali -- orang lain dengan mudahnya mendapatkan pekerjaan. Kita sudah bekerja keras dalam pekerjaan mengharapkan jabatan, tapi justru orang lain yang mendapatkannya-tanpa susah payah.
Kita mengharapkan diberi pasangan hidup yang baik dan sesuai, berakhir dengan penolakkan dan kegagalan, orang lain dengan mudah berganti pasangan. Kita menginginkan harta yang berkecukupan, namun kebutuhanlah yang terus meningkat.
Coba kita bayangkan diri kita seperti anak kecil yang sedang demam dan pilek, lalu kita melihat tukang es. Kita yang sedang panas badannya merasa haus dan merasa dengan minum es dapat mengobati rasa demam (maklum anak kecil). Lalu kita meminta pada orang tua kita (seperti kita berdoa memohon pada Allah) dan merengek agar dibelikan es. Orangtua kita tentu lebih tahu kalau es dapat memperparah penyakit kita. Tentu dengan segala dalih kita tidak dibelikan es. Orangtua kita tentu ingin kita sembuh dulu baru boleh minum es yang lezat itu. Begitu pula dengan Allah, segala yang kita minta Allah tahu apa yang paling baik bagi kita. Mungkin tidak sekarang, atau tidak di dunia ini Allah mengabulkannya. Karena Allah tahu yang terbaik yang kita tidak tahu. Kita sembuhkan dulu diri kita sendiri dari "pilek" dan "demam".... dan terus berdoa.
Sumber inspirasi http://www.dudung.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar