Banyak manusia telah salah sangka apa itu maksud dari ketenangan dalam kehidupan, selalu kita mengaitkan ketenangan itu dengan faktor harta / faktor kekayaan, walaupun itu memang penunjang, tetapi itu bukan segalanya. Betapa banyak orang yang tidur dalam rumah yang besar, tidur di kasur yang empuk, tapi dia kurang nyenyak tidurnya. Bahkan ada orang yang tidur di gubuk usang, kadang-kadang dia lebih menikmati istirahatnya dibanding kita.
Ada juga orang yang dihadapannya tersedia berbagai hidangan yang lezat, lauk-pauk yang bagus, tetapi lidahnya tidaklah merasa. Dilain hal, terkadang lebih enak orang yang makan walaupun hanya satu atau dua buah lauk-pauk, tapi dia lebih merasakan sedapnya makanan dan lebih berselera.
Kata Buya Hamka “Lihatlah bagaimana Allah membagi-bagikan nikmat”
Banyak juga diantara kita mengira, bahwa orang yang memiliki rumah besar dan makanan yang banyak itu hidupnya pasti bahagia dan tenang. Tegas dikatakan “Belum Tentu”.
TIADA SEORANGPUN YANG MAMPU MENGHALANGI KETETAPAN ALLAH
Jika Allah hendak memberikan kebahagiaan kepada seseorang, tiada seorangpun yang mampu menghalang-halanginya. Begitu juga sebaliknya, jika Allah hendak menghalang kebahagiaan seseorang, tiada seorangpun yang bisa membantu membuatnya bahagia.
Jika Allah yang sudah mengurusi urusan kita, dan Allah tidak serahkan diri kita kepada kita. Walaupun dengan sekejap mata dunia bisa berbuat apapun terhadap kita, sesungguhnya mereka tidak bisa menyaingi kebesaran Allah.
Jika Allah telah mematikan kita dalam keadaan husnul khotimah, yang disangka kematian itu buruk dan terputus dari kebahagiaan bagi sebagian orang, sesungguhnya kita akan melihat kemenangan disisiNya. Apa yang dianggap orang rugi, Allah akan memberikan keuntungan yang mana jalannya tak bisa disangka-sangka, dan Allah memberikan keajaiban dalam kehidupan.
Kita sering mengeluh jika ditimpa musibah
Kita lihat dunia ini, terkadang kita kehilangan suatu benda saja, seolah-olah telah kehilangan segalanya. Berapa banyak kita telah melewati kesusahan hidup? mari diingat, ketika kita kesusahan, dirasa tidak ada lagi jalan keluarnya, *tapi lihat hari ini teman, Allah telah mengeluarkan kita dalam keadaan yang baik. Ketika kita ditimpa musibah tertentu, seraya berkata “Duh, Habis deh gue kali ini” toh, ternyata hidup kita tetap saja terus berjalan, sekarang kita masih hidup, makan dan menikmati karunia hidup ini. Tanpa disadari Allah telah menyelamatkan kita.
Suatu waktu kita pernah berkata ”Ya Allah tolonglah aku, aku dalam kesulitan ya Allah”, tapi perkataan itu hari ini sudah kita lupakan, dan terkadang kitapun lupa untuk bersyukur atas berbagai kesulitan hidup yang telah Allah keluarkan kita daripadanya.
Jika diceritakan kisah pada QS (Al-imran[3];173)
Ada orang yang mengatakan kepada kaum muslimin, “wahai orang-orang beriman, sesungguhnya orang Quraisy telah mengepung kalian, dan orang quraisy itu akan mengambil suatu tindakan kepada engkau”. Tapi bukanlah ketakutan yang hadir dalam hati mereka, kata Quran “iman mereka bertambah” dan mereka berkata “(Cukuplah Allah menjadi penolong Kami dan Allah adalah Sebaik-baik Pelindung)”. Ini yang perlu kita tiru sahabat, semoga kita selalu diarahkan dalam penguatan hati kepada yang SATU, mencoba belajar tidak mengeluh saat ditimpa masalah. amin…
Masih ingatkah kita akan nikmat yang diberikan Allah selama ini?
Kita selalu bersyukur apabila diberi benda baru, tapi yang sudah ada lama dengan kita lupa disyukuri, akhirnya lupa deh apa yang sudah ada pada diri kita. sebagai contoh : jika kita mengalami patah kaki, dulu mungkin tak pernah teringat tentang nikmat kaki yang selalu dipijakkan, dengan begini bisa membuat kita sadar betapa besarnya nikmat kaki, nikmat tangan, dan nikmat sehat itu. Ng’ salah sih kita mengharapkan yang belum ada, yang penting jangan lupa aja dengan yang telah ada :) .
Memang tidak salah sebagian orang mengatakan “Syukur terkadang lebih tinggi tingkatannya dibanding sabar” banyak orang terpaksa sabar, karna memang itu pilihan satu-satunya disaat kemalangan menimpa kita, tapi belum tentu orang mendapatkan nikmat itu bersyukur.
Mari panjatkan doa “Ya Allah, apa saja yang aku alami daripada nikmat dan karunia-Mu dan siapapun hamba-hambaMu, tidak ada terkecuali melainkan daripada Engkau wahai Tuhan, bagi Engkaulah pujian, bagi Engkaulah kesyukuran”
Coba kita lihat hidup ini secara keseluruhan, Masyaallah… Apa yang telah dikaruniakanNya, sebenarnya lebih dari harapan kita. Kalau kita mau flashback, mari ingat dimana kita dilahirkan, tempat/rumah disaat kita dilahirkan, asal-muasal kita, dibanding dimana tempat kita berada pada hari ini. Sungguh tak terbalas nikmatNya.
“dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya… (QS.Ibrahim[14]:34)”
Dan pesan Nabi Muhammad SAW kepada Abu bakar RA,
”Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) Maka Sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang Dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu Dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu berduka cita, Sesungguhnya Allah beserta kita.” Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir Itulah yang rendah. dan kalimat Allah Itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS.At-taubah [9]:40)”
Jadi, mulai hari ini, perbanyak bersyukur dan bersabarlah kita, janjiNya tiada khianat. La tahzan, Allah bersama kita. Demi Allah, yang jiwaku ada digenggaman-Nya, sungguh ku bersyukur atas nikmatMu :)
http://afrianditasman.wordpress.com/2011/12/09/bersyukur-itu-perlu/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar