IMAN QARAMI
Bagaimanakah caranya untuk merealisasikan keinginan-keinginan atau tujuan kita dalam waktu yang sesingkat singkatnya dan dengan usaha yang seminim minimnya?!
Untuk mewujudkan keinginan atau tujuan-tujuan tersebut , anda harus mengusai waktu:
Di dalam diri setiap kita sering berkecamuk kata-kata “aku ingin menjadi……” Ungkapan itu selalu berawal dari sesuatu yg besar kemudian tidak lama setelah itu berangsur-angsur hilang. Maka apa sebab semua cita-cita atau impian kita tidak berubah menjadi sebuah kenyataan yang bisa disentuh?!
Sesungguhnya, agar tujuan itu bisa tercapai, sebaiknya harus dibatasi dari sisi ukuran dan waktu, karena keinginan dan waktu dua hal yang tidak bisa dipisah satu sama lain, tidak mungkin untuk merealisasikan yang satu dengan mengesampingkan yang lain.
Maka seseorang yang membatasi keinginan/cita-cita dalam hidupnya, dialah satu-satunya orang yang mampu mengatur waktunya secara cakap dan profesional, yang mewujudka keinginannya sejauh manfaat yang bisa dia ambil dari tujuannya tersebut. Pada sisi lain orang yang membatasi tujuan/keinginanya haruslah memiliki titik permulaan dan titik penghabisan dengan cara meletakkan rentang waktu tertentu dalam proses perwujudan tujuan-tujuan itu.
Dr. Ibrohim al-Fiqi mengatakan: “Tujuan anda harus memiliki bingkai waktu, karena dengan waktu itu anda dapat merealisasikan tujuan-tujuananda.” Tidaklah terlalu berlebihan dalam hal ini, sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan kepada kita dalam kitab-Nya yang mulia, bahwa Dia telah memberi batasan tujuan untuk kita yaitu “masuk surga”, kemudian memberi batasan waktu yang memungkinkan kita untuk mewujudkan tujuan itu di dalamnya, yaitu: dunia. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ (١٠)
“Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang diantara kamu.” (al-Munafiqun: 10)
Maka apabila tujuan yang sangat besar dalam kehidupan yaitu masuk surga tidak akan terwujud kecuali melalui jangka waktu yang terbatas maka bagaimana dengan tujuan-tujuan yang lainnya?!
Jadi, setiap orang yang meletakkan cita atau tujuan dalam dirinya haruslah membatasinya dengan waktu tertentu. Maka tujuan atau cita-cita yang tak memiliki bingkai waktu tidak lain hanyalah impian-impian kosong. Jika kita menyetui hal itu maka kita harus bisa menjawab pertanyaan yang mengambang di permukaan secara langsung, yaitu:
“Apakah kita memiliki waktu yang cukup untuk mewujudkan tujuan/cita-cita kita?!”
Kita memiliki semua waktu yang kita butuhkan
Sesungguhnya pikiran bahwa manusia telah menginvestasikan seluruh waktu mereka adalah tidak benar sama sekali, sebagaimana keluhan habisnya waktu atau kurangnya waktu merupakan usaha atau sikap yang sia-sia atau tidak produktif serta membuang waktu dan tenaga dengan percuma. Maka setiap orang memiliki 24 jam dalam sehari atau 1.440 menit pas, tidak lebih dan tidak kurang. Terkadang anda berharap untuk memiliki waktu tambahan lebih banyak dari waktu yang ada pada anda. Apa anda kira ini mungkin? Sesungguhnya waktu merupakan hal-hal yang semua manusia sama di hadapannya. Maka waktu yang ada padamu seperti waktu yang ada pada al-Imam Ibnul Jauzi misalnya, yang dia pernah berkata tentang dirinya: “Telah kutulis dengan kedua jariku ini dua ribu jilid buku, dan telah bertaubat melalui tanganku seratus ribu orang, serta telah masuk Islam melalui tanganku dua puluh ribu Yahudi dan Nasrani.”
Waktu yang ada pada anda juga sama dengan yang ada pada al-Imam Ibnu Jarir ath-Thabari yang menetap selama 40 tahun dalam keadaan menulis setiap hari 40 lembar sehingga beliau rahimahullah telah menulis jumlah yang mendekati 584.000 lembar.
Waktu yang ada pada anda juga sama dengan yang ada pada Ibnu al-Haitsam, Ibnu an-Nafis, Newton, Einstein dan lain lain.
Setiap orang memiliki waktu itu sendiri, akan tetapi siapakah yang mau mengeksploitasi/memanfaatkan waktu yang ada padanya?!
Waktu akan hilang atau diluangkan akan tetapi selamanya tidak akan tersimpan
Dari sinilah perhatian Salafu ash-shaleh terhadap waktu amat besar. Al-Imam Ibnu al-Jauzi pernah berwasiat dalam salah satu wasiat dari wasiat-wasiatnya yang sangat berharga yang terhimpun dalam risalahnya yang sangat berkualitas “Risalah ila Waladi (pesan untuk anakku) ”. Dalam sebuah wasiat yang beliau tulis untuk anaknya, Abul Qosim Badruddin, beliau berpesan: “Ketahuilah bahwa hari-hari menghamparkan waktu, dan waktu membentangkan nafas-nafas, dan setiap nafas adalah tempat penyimpanan, maka berhati-hatilah jangan sampai nafas melayang tanpa sesuatu, maka engkau akan melihat pada hari kiamat tempat penyimpanan yang kosong lalu kau menyesal.”
Para Salaf pernah bertutur: “Salah satu dari tanda kemurkaan Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah tersia-siakannya waktu.”
Mereka juga pernah mengatakan: “Waktu adalah pedang, jika engkau tidak memotongnya maka dialah yang memotongmu.”
Ungkapan bervariasi namun maknanya tetap satu yaitu: “Malam dan siang bergerak cepat berbuat terhadapmu, maka berbuatlah terhadap mereka berdua.”
Tujuan haruslah mempunyai batasan waktu, dan waktu berada diantara orang yang meluangkan waktu dan menyia-nyiakannya. Maka yang menjadi pertanyaan adalah: bagaimanakah kita meluangkan waktu untuk mewujudkan tujuan dan meraih cita-ita kita?
Untuk meluangkan menit-menit anda harus membuat perencanaan
Tidak ada cara untuk meluangkan menit-menit tersebut yang paling baik kecuali dengan perencanaan.
Apakah anda mengetahui bahwa setiap menit yang kita pergunakan dalam perencanaan berarti memperkecil waktu yang dibutuhkan rata-rata 1 sampai 4 menit? Apabila anda menghabiskan waktu 10 menit berarti waktu dihemat sekitar 30 sampai 40 menit, apabila engkau menghabiskan waktu 1 jam maka engkau menghemat waktu mendekati 3 sampai 4 jam.
Dan selanjutnya mungkin engkau akan dapat mengontrol 15 menit dari perencanaan dengan efesiensi kerja sehari penuh.
Kebanyakan apa yang dikatakan orang-orang bahwa perencanaan hanya membuang waktu, maka saya katakan kepada anda jika anda yakin bahwasanya anda tidak memiliki waktu untuk membuat perencanaan maka ketahuilah bahwa perencanaan memberimu tambahan waktu dan letakanlah selalu hikmah ini di depan kedua matamu: Apabila engkau menghabiskan menit-menit dengan bijaksana, maka jam-jam dan hari-hari akan bermakna dengan sendirinya .
sumber : qiblati.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar