>>>> Pengetahuan Jodoh>>>>
Apa yang membuat hubungan kalian awet
Apa yang membuat kalian berpisah
Dan di mata kalian pasangan kalian itu orangnya seperti
apa Jawaban atas pertanyaanku di atas adalah
Yang dicari dalam setiap diri pasangan adalah sebuah
kecocokan, keharmonisan, keserasian
Yang membuat hubungan awet adalah saling pengertian,
komunikasi yang nyambung, keterbukaan, dan toleransi
yang membuat berpisah adalah terlalu sering salah paham (komunikasi kurang baik), egoisme, tidak saling
mengerti, mau menang sendiri
Orang yang special dan bisa diajak tukar pikiran, bisa
memberikan input, bisa berbagi, dan saling mendukung. Ada lagi satu pertanyaan yang aku ajukan, apakah
pasangan kalian (khusus buat yang sudah menikah)
memiliki karakter yang sama, kepribadian yang sama,
kebiasaan yang sama, sifat yang sama, atau justru
berbeda..??? dan jawabannya, yang memiliki hubungan awet justru
mereka yang memiliki karakter yang berbeda, sifat yang
berbeda tetapi ada kesamaan yang membuat mereka
bersatu, bahkan temenku dia dan istrinya punya
sifat, kepribadian, karakter yang sangat berbeda, seperti
yang satunya malas, yang satunya rajin, yang satunya pendiam, yang satunya banyak bicara, yang satunya
rapi yang satunya berantakan, dan katanya justru
karena berbeda itulah makanya saling melengkapi,
sedangkan dengan mantannya dulu yang secara
kepribadian, karakter, sifat yang sama justru banyak
berantemnya, karena sama-sama egois, seperti saat mereka ribut karena suatu persoalan belum jelas siapa
yang salah, kedua tak ada yang mau mengalah, karena
keduanya punya pemikiran yang sama, siapa yang
mengalah itulah yang menjadi pemicu pertengkaran, dan
karena tidak ada yang mau mengalah, akibatnya
hubungan semakin retak dan akhirnya berpisah. Mengingat cerita temenq tadi, aku jadi ingat ama magnet,
kalau kedua kutubnya sama justru saling tolak menolak
namun jika kedua kutubnya berbeda justru saling tarik
menarik dan yang menjadi pengikatnya adalah medan
magnet. Di sinilah letak kemahakuasaan Tuhan dan keadilan
Tuhan, dimana jodoh yang dia berikan justru adalah
orang yang berbeda karakter dari kita tujuannya adalah
untuk saling melengkapi dan untuk saling mengisi
sehingga menjadi lengkap, utuh, sempurna.
Jika orang keras kepala dijodohkan dengan orang keras kepala tentu saja akan banyak sekali pertengkaran
Jika orang lemah dijodohkan dengan orang lemah, jelas
hanya akan menyebabkan kerapuhan
Jika orang pemalu dijodohkan dengan orang pemalu,
jelas keduanya hanya akan makin terisolir dari
lingkungan tempat mereka tinggal. Karena itulah Tuhan menjodohkan yang lemah dengan
kuat, yang pendiam dengan yang banyak bicara, yang
pemalu dengan yang berani, dll. Itulah keadilan dan keseimbangan.
MENIKAH
Menikah bukanlah sebuah solusi untuk mengatasi
kesendirian, karena menikah adalah sebuah awal
kehidupan bersama, dimana seorang lelaki bersatu
dengan seorang wanita dan mengikat janji untuk
sehidup, semati. Seorang lelaki dan seorang wanita jelas
memiliki banyak sekali perbedaan yang jika tidak bisa diselaraskan (bukan dihilangkan) maka bisa menjadi
kerikil-kerikil atau bahkan batu karang yang bisa
menenggelamkan bahtera rumah tangga. Karena itulah
yang namanya kematangan dan kedewasaan sebelum
menikah sangatlah penting. Jangan menikah karena umur, jangan menikah karena
terpaksa, jangan menikah karena omongan orang,
jangan menikah untuk menutupi kesepian, jangan
menikah untuk alasan-alasan yang tidak terlalu kuat.
Tetapi menikahlah karena memang telah matang dan
telah siap untuk menikah. Karena dalam sebuah rumah tangga ada banyak perasaan yang harus dijaga,
perasaan pasangan, mertua, ipar, anak, dll. Berbeda
dengan ketika masih bujang. Mengapa kedewasaan dan kematangan sangat penting
dalam pernikahan adalah karena begitu banyak
persoalan yang jauh lebih kompleks dalam sebuah
pernikahan, antara lain soal pendapatan, soal pendidikan
anak, soal tempat tinggal, dll. Belum lagi soal mental yang
harus siap mengurus keluarga (sebenarnya tidak rumit tetapi juga tidak mudah). Menyatunya dua orang yang
berbeda latar belakang, sifat dan karakter merupakan hal
yang tak kalah kompleksnya. Dan jika hal itu tidak
disikapi dengan baik, maka yang terjadi adalah ketidak
pengertian (salah paham), egoisme yang pada akhirnya
bisa berakhir pada perpisahan (alasannya tak ada kecocokan, dll). Dalam pernikahan porsi kesenangan pribadi harus bisa
dibatasi dalam hal ini kita sudah tidak bebas lagi seperti
dulu, alias kalau kita mau melakukan sesuatu kita harus
meminta pertimbangan pasangan kita, kita harus
menghargai perasaan pasangan kita, kita tidak bisa
hanya memikirkan perasaan kita saja (harus ada toleransi dan saling pengertian). Beda saat masih bujang, apa-apa
bisa kita putuskan sendiri. Karena itulah sebelum memutuskan menikah,
persiapkanlah segala sesuatu secara matang (jasmani dan
rohani). . .
fanspage di facebook
Tidak ada komentar:
Posting Komentar