“Bulan ini bulannya orang menikah” kata hati nurani saya berontak, bertanya, mungkin berkeluh kesah, mungkin mengadu dan tulisan ini menjadi lemparan kegelisahan saya, ketakutkan saya lebih tepatnya, “Kenapa De?“ karena beberapa minggu ini saya mendapatkan 5 undangan pernikahan dari sahabat saya, keluarga dan kerabat saya, dan dari si jamrud yang dulu pernah menjadi bagian dari sudut hati saya, hehehe bahasanya
Semua undangan bernuansa ceria, merah dengan bunga, pink dengan lekukan hati, dan hampir semua menyertakan gambar photo calon pengantin yang sudah saling berpelukan di photo photo pre-wedding padahal belum resmi menjadi suami istri, iya prewedding menjadi symbol cinta bagi yang mencinta, tak pelak sayapun pernah mempunya mimpi yang sama, punya prewedding ditengah sawah, dengan berpegangan tangan dan jatuh ke tengah sawah, hahaha… lucu, tapi itu dulu, sekarang? gak ah kan belum halal gak boleh dong dan kemudian kemegahan di pelaminan dengan biaya yang bisa dijamin puluhan bahkan ratusan juta rupiah, maka saya membayangkan seperti pesta cinderela saja, megah dan meriah, semua tersenyum, tanpa memikirkan anak anak yang kelaparan di pinggiran kali, siapa peduli yang penting pesta “sirik aja lo De”
Ada yang terus bergejolak dihati saya menyaksikan mereka yang menikah, ada luka dihati saya dan jujur saya kesulitan menjelaskan rasa yang ada dihati saya selama sebulan ini ketika menyaksikan para sahabat sahabat saya ini mendahului saya naek ke pelaminan, dan dari senyum sumringah mereka, nampaknya mereka bahagia, nampaknya semua indah dan dunia berputar putar indah, langit berwarna pink bukan lagi biru, ah saya tidak tahu rasanya, tak terbayangkan dan tak bisa membayangkan, yang saya tahu pernikahan mengobati semua luka karena ada beberapa sahabat saya yang pernah teriak patah hati dan gak mau nikah, toh akhirnya menikah jua dengan senyum sumringah itu iya betul, dan katanya lagi, tidak semua nampak indah seperti yang saya lihat dan bahagia bak cinderela yang dipinang oleh pangeran berkuda
Gejolak hati saya tidak berhenti hingga dipesta cinderela ini, karena yang saya tahu, cinderela hanya bahagia sampai jam 12 malam, setelahnya? sang cinderela akan kembali menjadi upik abu, dengan baju compang comping mengosek dapur, mencuci pakaian, dan menapak bumi menghadapi kehidupan nyata, pesta tadi malam bak mimpi, sirna ditelan waktu lenyap tak bersisa, dan saya jadi teringat beberapa sahabat saya yang gagal pernikahannya, mereka tak menyebut alasan mengapa cerai, hanya mengatakan “ternyata gak seindah warna aslinya De, cinderela kan hanya dongeng dan hidup didunia nyata gak sama dengan dongeng” hehehe…ya iyalah, kan hidup memang hitam putih, siang malam, bahagia dan luka, jadi bukan pernikahan yang salah tapi manusianya tidak siap menghadapi gelombang tsunami yang terjadi setelah itu, ini kata saya loh !!
Kata seorang sahabat saya “nikah itu enak De, tidur ada yang nemenin” apa iya nikah hanya menyelesaikan tuntutan syahwat? dan ada lagi sahabat lain bilang “nikah itu mengubah cinta jadi toleransi De” artinya pernikahan bisa menghilangkan cinta dan berganti menjadi toleransi, berkorban tepatnya, menurunkan ego kalau masih mau terus berpasangan, “cape yah?” pupus sudah cinta seiring dengan sudah terpenuhinya semua keinginan, karena selebihnya adalah perjuangan dan doa, ehmmm.. kesian. Dan ada lagi yang bilang “nikah itu cuma enak setahun pertama De, selebihnya penyesuaian dan penyesuaian itu gak mudah, karena seumur hiudp akan terus menyesuaikan” yang ini saya setuju karena manusia itu dinamis, PEOPLE CHANGE dan kita harus siap menghadapi perubahan ini… HARUS.
Rumit perenungan saya sebulan ini, dan setelah sebulan merenung tetap saya tidak mengerti, tetap terheran heran mengapa semua orang tergesa gesa ingin menikah, dibuat bengong dengan dongeng cinderela, yang pasti saya masih belum siap, iya belum siap menghadapi orang yang tidur disebelah saya lalu berubah menjadi moster yang menakutkan, kaya di kartun, dan dititik ini dan sepanjang napas saya maka saya akan ketakutan, keluar tidak bisa karena terikat dengan perjanjian pernikahan, duh !! seperti dikubur di sumur dan atas nya di semen, pengap dan gak bisa napas
Baiklah, tak perlu gelisah lagi, hanya perlu mengingat janji ALLAH bahwa kalau mau dapat suami yang baik dan lemah lembut yah harus baik dulu diri saya, jadi tugas saya hanya memperbaiki diri, karena perempuan yang baik untuk laki laki yang baik, dan baik tak selalu ganteng loh De !! jadi jangan terus bermimpi dapetin Nicholas Saputra, baiklah. Jikapun saya tak berjodoh dengan bang Nico didunia ini, saya sudah sibuk memperbaiki diri, pasti ada si tampan yang akan menemani saya di syurga nanti, lelaki harum yang selalu perjaka dialah amal soleh saya. Biarlah bang Nico pergi asal amal ibadah saya tak luntuh karena saya gadaikan ketika mencari cinta dunia, nauzubillahimndzalik.
Jadi menikah tak menikah tak mengapa, karena inilah keputusan ALLAH atas kita, dan siapa yang ridho atas takdir ALLAH maka ALLAH akan ridho atasnya, biarlah semua pergi, biarlah semua menikah, tak perlu gelisah apalagi iri, hehehe rugi banget sih iri hati … subhanallah, maka nikmat ALLAH yang mana lagikah yang sanggup saya ingkari, tak menikah saat ini? tak perlu gelisah !!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar